Keesokan harinya...
Paijo, Diro, dan juga Riki menggunakan cara nya masing-masing dalam menjalankan misi nya itu, yah misi untuk bisa menggaet hati seorang Jande demi bisa menjadi koleksi bagi mereka. Agar mereka bisa memenangkan Tantangan itu.
Terlihat Diro berpenampilan begitu sangat rapih sekali, seakan-akan dia begitu sangat siap dalam mencari seorang Jande. Seorang Jande untuk bisa di jadikan koleksi pertama nya dalam memulai Tantangan nya itu. Dengan menggunakan motor besar nya itu, Diro berencana pergi menemui ayah nya di sebuah shorum mobil mewah milik Papi nya itu.
Dengan tujuan, Diro bisa meminta uang untuk modal dalam mencari target buruan itu. Tak butuh waktu lama lagi, Diro pun akhirnya telah sampai di sebuah sorum mobil milik Papi nya itu.
"Pagi Den!" Sapa seorang security yang sedang berjaga di depan pintu loby masuk shorum, yang langsung membukakan pintu saat dirinya melihat anak dari pemilik shorum itu menghampiri nya.
"Pagi!" Jawab Diro dengan singgkat sambil terus berjalan melangkah masuk kedalam shorum untuk menemui Papi nya itu.
Sayup-sayup terdengar di kuping Diro di saat para spg atau seles yang bekerja di shorum milik Papi nya itu, sedang berbisik-bisik memuji ketampanan nya. Sehingga membuat Diro langsung menghentikan langkah nya, dan langsung menghampiri para spg itu.
"Ehemmmm!" Diro yang mengeluarkan deheman nya ke para spg itu, sehingga membuat spg itu langsung panik karena grogi akan kedatangan anak pemilik tempat nya para spg itu bekerja. Sempat terlihat juga di mata Diro, para spg itu langsung tertunduk karena malu-malu meng dan tidak berani sedikit pun menatap wajah Diro yang berada persis di hadapan spg itu.
"Siapa di antara kalian yang sudah menjadi Jande?" Diro sambil melemparkan senyuman kecil? ke arah wajah para spg itu.
Mendengar hal itu Para spg pun menjadi sedikit kaget, bahkan merasa sangat bingung akan pertanyaan itu. Sehingga membuat para spg itu langsung menatap satu sama lain nya dengan heran.
"Ehemmm, maaf pak! kami semua masih Gadis! bahkan kami juga belum pernah menikah. Kalau boleh tau kenapa bapak menanyakan status itu kekita-kita yah?" salah satu dari spg yang memberanikan dirinya menanyakan maksud dan tujuan dari Diro yang bertanya tentang seorang Jande.
"Mau saya jadikan pacar!" Diro dengan singkat sambil tebar pesona kepada gadis-gadis spg itu.
Lagi-lagi para spg itu pun langsung di buat kaget dengan kata-kata yang terlontar keluar dari mulut nya Diro, Karena mereka tidak menyangka ternyata anak dari pemilik shorum tipe nya sama seorang Jande.
"Aduh sih bapak! Kenapa mesti seorang Jande sih? yang masih virgin kan banyak, kenapa nyari nya yang sudah pernah menikah? kalau diminta saya pun bersedia dengan senang hati menjadi pacar nya bapak!" Salah satu dari spg yang menawarkan dirinya, Sementara Diro hanya tersenyum manis Saja, di saat spg itu dengan menggoda nya.
"Maaf untuk saat ini saya belum bisa menerima seorang gadis dulu untuk bisa menjadi pacar saya, lain kali saja yah! karena untuk saat ini prioritas utama saya adalah seorang Jande yang belum ada buntut nya." Diro sambil mencubit manja dagu dari spg itu, sementara seorang spg itu hanya mengerucutkan bibir nya yang menandakan dirinya sedikit kecewa.
"Ihhhh sih bapak!" lirih seorang spg, setelah Diro melangkah pergi meninggalkan nya bersama teman-teman spg nya.
"Aneh!!! kok anak nya bos pemilik shorum yang tampan bahkan masih muda, selera nya sama seorang Jande?" salah satu spg yang seakan di buat bertanya-tanya oleh selera dari bos muda nya itu.
"Tau tuh! masa kita-kita yang masih gadis, dan juga perawan pun hanya di pandang sebelah mata!" keluh seorang spg, yang merasa tak di anggap oleh bos muda anak dari pemilik shorum mobil mewah tempat nya dia bekerja.
Terlihat Diro terus berjalan menjauh dan pergi meninggalkan para spg tersebut, karena tujuan dirinya ke tempat itu hanyalah ingin bisa bertemu dengan Papi nya itu.
Ceklek
Diro yang tanpa terlebih dulu mengetuk pintu dan langsung nylonong masuk kedalam ruangan Papi nya itu, terlihat oleh Diro papi nya itu tengah sibuk berbicara bersama seseorang di seberang sana melalui sambungan telepon.
"Nanti kita lanjutkan lagi obrolan kita yah pak! karena saya mau mengurus orang yang setiap hari kerja nya hanya meminta duit saja" Papi nya Diro yang seakan menyindir Diro di saat Diro tengah ada di depan mata nya, Diro yang mendengar nya itu hanya bisa mengerutkan dahi nya. Dan langsung melangkah menghampiri Papi nya itu, kemudian dia pun langsung duduk di kursi yang ada di meja kerja Papi nya.
"Pi bagi duit dong!" Diro yang langsung to the point, yang mengungkapkan maksud dan tujuan nya kepada Papi nya itu.
Namun terlihat sang Papi hanya terdiam mendengar rengekan Diro yang meminta duit kepada nya, sang Papi hanya sibuk membereskan berkas-berkas yang terlihat berantakan di atas meja kerja nya itu.
"Pi Diro minta duit dong!" Diro yang sampai mengulangi permintaan nya, karena Papi nya masih tidak memberikan respon apa-apa kepada nya.
Haaaaaaa, sang Papi yang menghela nafas beratnya sebelum memulai berbicara.
"Kemaren kamu sudah minta duit, dan sekarang kamu meminta duit lagi! memang nya duit itu mau buat apaan lagi sih Dir? Papi sudah capek tau terus-terusan mendengar kamu meminta duit! kamu ini sudah besar loh, kapan kamu berubah nya sih? kali ini Papi nggak akan memberi mu uang lagi!" sang Papi yang terlihat kecewa dengan kelakuan anak nya, yang setiap hari kerja nya hanya meminta duit darinya.
"Ihhhh Papi! ayo dong Pi kali ini saja, Diro membutuhkan uang itu!"
"Enggak!!! papi enggak akan memberikan uang ke kamu lagi! kamu ini sudah besar Dir, kapan kamu mau membantu Papi dalam mengurus usaha Papi mu ini? kamu ini anak satu-satu nya Papi loh! Jika nanti Papi mu mati, siapa yang akan meneruskan usaha Papi kelak?"
"Yah Diro lah Pi! terus siapa lagi?" Jawab Diro dengan nada ketus karena kecewa dengan sikap dari Papi nya, karena sang Papi tidak memberikan diri nya uang. Sang Papi hanya terus saja memarahi nya, sehingga membuat Diro meracau sendiri di dalam batin nya seakan dirinya tidak terima mendengar sang Papi yang memberikan ocehan-ocehan tak henti-henti nya.
"Ayo dong Pi! Diro mohon sama Papi" Diro yang terus merengek, seakan tidak pernah merasa capek karena dirinya tahu. Papi nya itu lama-lama pasti akan luluh juga, karena sang Papi sejatinya begitu sangat menyayangi nya, sehingga membuat diri nya merasa sangat yakin sekali sang Papi akan memberikan duit yang diminta nya itu. dan di dalam batin nya Diro pun mulai menghitung seolah-olah dia tahu isi hati dari sang Papi.
Satu, dua, tiga! batin Diro yang sudah mulai menghitung, dan benar saja dugaan kuat dari seorang Diro yang sangat mengenal sekali akan sifat sang Papi.
"Baiklah, baik, Papi akan meberikan nya! tapi Papi minta syarat dari kamu"
Yes yes yes, akhirnya Papi luluh juga, batin dari Diro yang begitu sangat senang.
"Syarat apa Pi?" Diro yang sangat penasaran dengan syarat yang di ajukan sang Papi kepada dirinya.
"Mulai besok, kamu harus membantu Papi mu dalam mengelola usah! kalau kamu nggak mau, dengan terpaksa Papi tidak akan memberikan uang itu! bagaimana kamu mau membantu Papi mu ini?"
Karena Diro sangat membutuhkan uang itu, mau tidak mau Diro pun langsung setuju dengan syarat yang di berikan Papi nya itu. Tentu nya syarat yang begitu sangat mudah untuk dengan cepat bisa langsung di setujui oleh Diro. Mengingat usaha Papi nya itu usaha untuk dirinya juga di masa depan nanti.
Bersambung...
bantu dukung dong dengan cara...
Like vote komen favorite gift n rate bintang 5 makasih yang sudah mau dukung karya receh saya😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Alzahrah Alzahrah
lanjut
2022-02-19
0
Putriyani Mursalim
maunya jande ngak mau gadis.🤣🤣🤣🤣
2022-01-28
1
Ufuk Timur
yang dicari janda tanpa buntut
2022-01-20
1