Part 8

Mendengar ucapan dari Riki mereka berdua pun langsung terdiam satu sama lainya, seakan-akan Diro dan juga Paijo berfikir sangatlah keras tentang hal sulit yang sedang mereka alami.

"Sampai kapan kalian akan terdiam seperti ini? bukan kah kita ini sahabat baik, kenapa kagak saling memaafkan saja! kalau tau begini jadi nya sebaiknya kita akhiri saja tantangan konyol itu. Tantangan yang hanya merusak persahabatan kita itu" Ucap Riki yang kecewa dengan dua sahabat nya, dan berencana akan mengakhiri tantangan itu.

"Jangan bro!" teriak Diro dan juga paijo dengan kompak, yang tidak mau mengakhiri tantangan nya itu.

"Kalau lo lo pada mau terusin tantangan itu, yaudah sekarang kalian harus saling memaafkan dulu! bagaimana apa kalian bersedia melakukan nya?" pinta Riki kepada dua teman nya.

Mendengar itu Diro dan juga Paijo langsung saling menatap satu sama lainnya, seakan mereka berdua merasa malu untuk memulai terlebih dulu dalam meminta maaf.

"Ayo tunggu apa lagi?" Riki yang terus mendesak agar Diro dan juga Paijo saling meminta maaf, agar tak ada lagi pertengkaran di antara mereka.

Kini terlihat Paijo melangkah dan menghampiri Diro, dengan perasaan sedikit malu akhirnya Paijo meminta maaf terlebih dahulu kepada Diro.

"Bro maafin gue yah!" Paijo yang terlihat menyodorkan tangan nya di hadapan Diro, dan tanpa ragu Diro pun langsung menjabat tangan dari Paijo. Kemudian Diro pun langsung mendekap dan memeluk tubuh Paijo, sebagai tanda Diro mau memaafkan nya.

"Maafin gue juga yah Jo!" Diro yang akhirnya meminta maaf juga kepada Paijo, melihat itu Riki pun akhirnya turut merasa sangat senang bisa melihat kedua teman nya kembali akur lagi.

"Nah gitu dong itu baru yang nama nya teman! untuk menghindari perpecahan diantara kita lagi, bagaimana jika sebaiknya besok kita mulai berpencar dalam mencari janda?" Ucap Riki yang mencoba memberi masukan kepada dua teman nya itu.

"Ide bagus itu Rik! saya sangat setuju dengan elo Rik, Yah masa kita bersama terus sih kaya roda becak! Nanti kalau bersama terus kapan kita bisa dapet janda nya? yang ada kita jadi terus berebut, dan kita nanti nya bisa berantem lagi benar kagak Dir?" tanya Paijo kepada Diro.

"Benar juga bro! yaudah mulai besok kita berpencar saja, tapi ingat jika salah satu dari kita sudah berhasil memacari seorang janda. Kalian harus memperkenalkan nya ke kita-kita, agar kita-kita ini bisa tahu dan bisa menghitung berapa janda yang telah berhasil kita pacari. Bagaimana lo lo pada setuju kan?" Ucap Diro kepada dua teman nya dengan aturan baru dalam tantangan itu.

"Oke!" Jawab Paijo dan juga Riki secara bersamaan, Setelah itu mereka bertiga pun langsung kembali berlari dengan santai nya menuju pulang ke kandang nya masing-masing.

Singkat cerita...

Sesampai nya di rumah Paijo pun langsung, mendapatkan berita yang tidak mengenakan mengenai ayah tercinta nya.

"Den...den panji anu den!" Ucap Bibi yang terputus, karena panik disertai bingung.

"Anu apa Bi? coba ngomong yang benar Bi!" Paijo yang tidak mengerti akan apa yang di ucapkan Bibi kepada nya.

"Bapa den!" Bibi terlihat sangat gugup, sehingga tidak mampu menjelaskan mengenai apa yang telah terjadi terhadap ayah tercinta dari Panji Jornandes alias Paijo.

"Ada apa dengan ayah Bi? coba bicara yang benar jangan gugup!" Paijo yang masih belum mengerti tentang apa yang telah Bibi katakan kepada nya, mengenai ayah nya.

"Bapak masuk rumah sakit den! bapak jantung nya kumat lagi, sehingga ibu membawa bapak pergi kerumah sakit!" Bibi yang akhirnya mampu memberitahukan tentang keadaan yang sedang di alami oleh ayah nya Paijo.

Mendengar berita tentang ayah nya yang kembali masuk kerumah sakit, akibat penyakit jantung nya yang kembali kumat lagi. Paijo begitu sangat panik dan juga khawatir, mengenai keselamatan jiwa ayah tercinta nya itu. Sehingga dia pun begitu sangat kaget setelah mendengar berita tentang sang ayah dari seorang asisten rumah tangga nya itu.

"Apa bi, ayah kembali masuk kerumah sakit? terus ayah di rawat di rumah sakit mana bi?" Paijo yang terlihat sangat panik, karena dirinya begitu sangat menyayangi ayah nya itu.

"Bapak dirawat di rumah sakit yang biasa den!" sang Bibi yang memberitahukan, rumah sakit tempat dari majikan nya dirawat kepada Panji anak satu-satu nya itu.

Dengan masih berbalut pakaian olah raga, dan tanpa harus mandi terlebih dulu, Paijo pun langsung berlari kearah bagasi rumah nya, untuk mengambil atau mengeluarkan motor besar yang berwarna hitam pekat yang bermerek Ninj* 250cc. Untuk dirinya bisa pergi menyusul ayah nya yang sedang di rawat di rumah sakit, dengan perasaan yang campur aduk Paijo pun langsung melaju pergi dengan mengendarai motor besar nya itu. bahkan Paijo mengendarai motor nya itu dengan kecepatan sangat tinggi, tanpa memikirkan keselamatan dirinya sendiri.

Yang ada di pikiran Paijo dirinya bisa dengan cepat melihat keadaan dari ayah tercinta nya saja, karena Paijo tidak bisa kehilangan ayah yang paling sangat di cintai nya itu.

Tak begitu lama akhirnya Paijo telah sampai kerumah sakit dengan keadaan selamat sampai ke tujuan, dan dia pun langsung pergi menghampiri bagian receptionis. Untuk menanyakan ruangan atau kamar tempat sang ayah di rawat.

"Sus pasien atas nama Jornandes di sebelah mana?" tanya Paijo dengan sangat panik nya, yang ingin bisa dengan segera melihat kondisi dari ayah nya itu.

"Maaf bapak siapa nya yah?" tanya seorang suster yang ada di meja receptionis, seakan sang suster enggan dengan cepat memberitahukan ruangan itu kepada Paijo.

"Saya anak nya sus!" Jawab Paijo dengan sangat singkat, karena ingin segera melihat kondisi ayah nya.

"Bapak masuk kedalam terus lurus, habis itu bapak belok kiri! kamar nomer 3 tempat pak Jornandes di rawat!" Sang suster yang dengan sangat detail, memberitahukan kamar tempat ayah nya Paijo di rawat.

Tanpa basa-basi, dan tanpa berterima kasih kepada suster, Paijo dengan sangat cepat langsung pergi sambil berlari menuju kamar yang menjadi tempat sang ayah di rawat.

Ceklek,

Terlihat Paijo langsung menyelonong masuk menghampiri sang ayah yang tengah berbaring, sambil di temani oleh sang ibu.

"Ayah hiks hiks!" Paijo yang langsung menghampiri sang ayah yang sedang terbaring lemas itu, sambil menangis haru melihat kondisi dari sang ayah.

"Hey dasar cengeng ayah nggak apa-apa Panji, kenapa kamu datang-datang langsung menangis saja?" sang ayah meskipun dalam keadaan sakit, namun mencoba untuk kuat di depan sang anak dan juga istrinya itu.

"Aku tahu ayah itu sedang sakit! meskipun ayah mencoba menyembunyikan hal itu, di hadapan panji dan juga ibu. Sudah lah yah jangan mencoba menyembunyikan sakit ayah itu kepada panji!" ucap Paijo dengan tangisan nya itu.

Bersambung...

bantu dukung dong...

Vote like gift komen n rate bintang 5 yah gues😚

Terpopuler

Comments

Alzahrah Alzahrah

Alzahrah Alzahrah

melankolis jga yah Jo

2022-02-19

0

Dedi Dedi

Dedi Dedi

wah panji bisa mewek juga rupa nya

2022-02-13

1

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

Lady Meilina (Ig:lady_meilina)

ninja 250cc🤣

2022-01-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!