saat akan pergi, Franda datang dengan pakaian seksi, dan langsung mencegat Arthur di lobi.
"kak mau kemana? aku ingin membahas sesuatu dengan mu ini permintaan Tante," kata Franda.
"aduh Tante kurang baju datang," kata asisten Danang lirih.
"kau bisa ke rumah mama, dan bilang aku tak peduli dengan apapun yang dia lakukan, jadi jangan pernah berani menganggu ku, terutama dengan lancang berani ke perusahaan ku tanpa izin," kata Arthur dingin.
"kak, dia itu mama mu, dan kenapa kamu bilang seperti itu? aku hanya minta waktumu Sebentar," kata Franda yang langsung mengambil tangan dari Arthur.
asisten Wisnu dan asisten Danang kaget, Arthur bahkan langsung mendorong Franda dengan keras.
"siapa yang memperbolehkan mu menyentuhku!" teriak Arthur yang langsung mengusap tangannya dengan sapu tangan.
Franda pun terjatuh di depan tiga pria itu, "kak kenapa kamu begitu jahat padaku," kata Franda mencoba memohon.
"cih sudah tak perlu pura-pura, dan untuk kalian semua dengar ini, siapapun yang datang tanpa undangan dan janji temu jangan pernah izinkan masuk, meskipun itu orang tuaku, atau bahkan orang luar, tak di ijinkan masuk," kata Arthur dengan segala penekanan.
Franda tidak mengira jika Arthur akan seperti ini, terlebih mama Farida ingin dia menjadi menantunya.
"security, usir wanita ini!" bentak Arthur sebelum pergi.
tapi Franda mengejar pria itu ingin menahannya, tapi asisten danang menahan wanita itu, yang ingin kembali memegang tangan Arthur.
"jangan mengujiku nona, kamu tau benar jika aku bukan asisten bisa, jadi jaga tingkah mu terhadap tuan besar dan nona muda kami," kata asisten Danang dingin.
Franda pun berhenti, dia tau jika dua asisten dari Arthur memang bukan pria biasa.
mobil mewah itu pun pergi menuju ke sebuah sekolah kejuruan yang cukup terkenal di kota itu.
ternyata beberapa anak mekanik sedang praktek, bahkan mereka sedang memperbaiki beberapa mesin besar.
kepala sekolah menyambut kedatangan mereka, Arthur dan asisten Wisnu turun dan langsung bersalaman dengan kepala sekolah.
sedang asisten Danang pergi untuk menjemput Dewi yang sudah akan pulang dari sekolah.
"selamat datang di sekolah kami tuan, kebetulan ada beberapa kelas yang sedang praktek, mereka sedang memperbaiki bus sekolah," kata kepala sekolah itu.
"itu bagus,"jawab Arthur yang berjalan menuju ruang praktek, tapi sebelum itu Arthur dan asisten Wisnu di berikan dua masker agar tak menghirup cat Pilok.
benar saja, meski sudah memakai dua masker dan kaca mata, mereka tetap bisa mencium bau cat dan juga las listrik.
Wisnu mengenali salah satu postur tubuh dari para murid disana, mereka sedang mengecat body bus.
Arthur pun melihat jika seragam yang tadi pagi dia lihat di pakai murid-murid di sekolah ini, sama dengan gadis yang menolongnya.
"bisa saya bertemu dengan ketua kelas masing-masing," kata Arthur pada kepala sekolah.
"iya pak, permisi," kata kepala sekolah.
pria itu memencet sebuah tombol yang langsung menghentikan aktifitas dari semua murid.
"semua ketua kelas dari masing-masing kelas berkumpul," kata kepala sekolah itu.
benar saja yang di perkirakan oleh asisten Wisnu, gadis itu melepas semua pelindung diri.
dan kini gadis cantik di antara ratusan siswa laki-laki terlihat begitu bersinar.
Arthur sesaat terpukau oleh kecantikan gadis itu, kulit putih dan bersih di tambah rambut panjang hitam terkuncir rapi.
ada delapan orang yang berdiri di sana, dan hanya ada satu gadis disana, "ini adalah empat ketua kelas dari kelas dua belas, dan empat dari kelas sepuluh," kata kepala sekolah itu.
Tyas tersenyum saat melihat asisten Wisnu, begitupun dengan asisten Wisnu, Arthur menyapa semua ketua kelas.
"semua murid terlihat berbakat, dan yang kelas sebelas?" tanya Arthur.
"mereka sedang praktek kerja lapangan, dan kami menyebar mereka ke beberapa tempat yang sudah memiliki perjanjian dengan kami,", jawab kepala sekolah.
para ketua kelas pun di persilahkan untuk kembali bergabung dengan kelasnya.
sedang Arthur menuju ke ruangan milik kepala sekolah untuk membahas kerja sama yang akan di jalin.
"woi Mak, mereka itu siapa?" tanya Andi teman sekelas dari tyas.
"sepertinya beliau itu akan mengambil murid dari sekolah ini saat lulus nanti, kalau gak salah ingat, kemarin pak Teguh membahasnya," jelas Tyas.
"cie ... emak mainnya sama guru killer, beh itu guru tunduknya sama Mak aja nih," saut Sari yang juga teman sebangku Tyas.
"terserah kalian saja, cepat mulai mengerjakan body bus ini,jika tidak bisa ngomel tuh guru es batu," kata Farid yang juga teman Tyas.
"iya sih, bawel banget," jawab ketiganya mulai melanjutkan pekerjaannya.
tak lama ada mobil mewah yang masuk, ternyata itu asisten Danang yang datang dengan Dewi.
bertepatan dengan itu semua siswa sudah selesai, dan kini akan berganti baju.
mereka semua sudah kembali mengunakan baju sekolah abu-abu biasa.
bahkan para wanita juga mengunakan celana seperti para murid pria, dan celananya sudah di tentukan dari sekolah.
terlihat Tyas sedang sibuk memakai dasi sambil tak melihat jalan, tak sengaja dia menabrak tubuh seseorang.
"ah maaf saya sedang tak melihat," kata Tyas kaget karena ternyata itu adalah Arthur bersama Dewi.
"maaf bisakah kamu mengantarkan putriku ke toilet wanita, aku tak mungkin masuk ke toilet siswi," kata Arthur.
"tentu tuan, ayo dek," kata Tyas mengulurkan tangannya.
Dewi pun langsung berjalan pergi dan masuk ke kamar mandi itu, Tyas mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, dan membuat Dewi bingung.
sudah kamu bisa pup dulu, aku tunggu di luar, dan jangan sungkan untuk meminta tolong ya," kata Tyas pada gadis kecil itu.
"permisi aku tinggal ke ruang kepala sekolah, bolehkah titip putriku," kata Arthur.
"tentu," jawab Tyas.
"kamu masih di sana?" tanya Dewi yang takut di tinggalkan.
"iya dek, aku masih disini menunggumu," jawab Tyas yang memilih duduk di lemari setengah badan yang di sediakan di kamar mandi itu.
Dewi pun selesai dan gadis itu begitu mandiri, tapi sayang dia tak sampai saat ingin cuci tangan.
"boleh aku membantu dek?" tanya Tyas.
"tentu, aku tak mungkin tidak mencuci tangan ku," jawab Dewi dingin.
Tyas hanya bisa tersenyum menanggapi gadis kecil itu. dia pun mengendongnya dan Dewi mulai cuci tangan.
setelah itu mereka berdua akan kembali ke ruangan kepala sekolah saat Dewi melihat ke arah kantin.
"mau beli jajan?" tanya Tyas.
gadis itu melihat Tyas, dia tak boleh makan jajan sembarangan, jadi dia pun melewati begitu saja.
Tyas pun mengikuti gadis itu hingga sampai ke ruang kepala sekolah, dan saat akan masuk Dewi meminta Tyas untuk berjongkok.
gadis itu memeluk Tyas, "terima kasih, sudah mau menemani Dewi," kata gadis itu datar kemudian pergi.
Tyas pun di buat bingung, pasalnya gadis kecil itu tak bisa tersenyum, dan dia ingat jika di kantin ada donat titipan dari mbak Zus.
Tyas pun buru-buru membelinya untuk gadis kevil tadi, dan beruntung mereka berempat belum pergi.
"tunggu dek, ini buat mu, di coba ya donatnya itu sangat enak," kata Tyas sambil tersenyum.
Dewi melihat sang papa, "ambil sayang, bukankah kamu suka donat," kata Arthur pada putrinya itu.
"terima kasih kak," jawab Dewi tersenyum malu-malu.
"sama-sama sayang, aku pergi dulu ya, permisi semuanya, semoga hari kalian menyenangkan," kata Tyas yang langsung kembali ke kelasnya.
Arthur dan Dewi saling melihat ke arah gadis itu yang malah langsung dapat jeweran dari seorang guru.
kepal sekolah hanya bisa tersenyum malu melihat tingkah murid dan guru itu.
"dia murid yang berbakat," kata Arthur.
"iya tuan, dan terima kasih sudah percaya dengan sekolah kami, dan kami pasti akan mengirimkan semua murid yang terbaik," jawab kepala sekolah.
mobil itu pun sudah pergi,sedang di kelas Tyas sedang begitu heboh karena Tyas bisa berdebat dengan guru sejarah yang terkenal tegas itu.
Tyas bahkan membuat guru tak berkutik, tapi akhirnya malah mereka mengeluarkan kue ulang tahun.
ya tas menjadi eksekutor untuk drama yang di berikan karena hari ini hari ulang tahun guru yang juga wali kelas meja semua.
"happy birthday Bu Nova!!" teriak semua murid kelas Tyas.
Tyas juga langsung memeluk wali kelasnya itu yang mungkin sedang marah karena dia terus menentangnya.
"dasar kalian ini, bikin ini jantungan, terutama Tyas yang beneran tadi, ibu bahkan sudah mau memukulnya Krena begitu begini, tapi kalian," kata Bu Nova yang begitu terharu.
"maafin Tyas ya Bu..." kata gadis itu.
semua murid pun ikut senang, dan merayakan ulang tahun dengan hangat.
sedang di mobil Dewi dan Arthur malah saling berebut donat, sedang dua asisten mereka hanya mengawasi dari kursi depan saja
mereka memutuskan untuk pulang, dan Arthur akan berkerja dari rumah, meski dia begitu sibuk setidaknya dia tetap bisa mengawasi putri tunggalnya itu.
sedang di rumah utama sudah di lakukan persiapan yang bahkan Arthur saja tak tau.
ya ini ide gila mana Farida, meski sudah melarangnya papa Tjandra tak bisa membuat istrinya itu menyerah.
bagi mama Farida, ini semua dilakukan demi putranya.
ya Arthur sudah menduda setelah kelahiran Dewi, karena istrinya meninggal dunia saat itu.
itulah kenapa Dewi cenderung memiliki sifat-sifat ayahnya,karena tak ada yang memberinya pengertian dan pemahaman tentang kasih sayang.
sedang siang ini Tyas sudah pulang dan mulai berjualan berkeliling dan juga di lampu merah.
Tyas sudah memiliki pelanggan tetap yang setiap hari akan menunggu dagangannya.
bukan tak ingin bersyukur dengan uang di berikan sang ibu, tapi Tyas ingin mengunakan uang itu untuk kuliah atau membuka usaha bengkel impiannya.
karena dia tak ingin teu berada di ruang itu, terlebih dia tak mau di kenal sebagai putri dari seorang mucikari kejam.
Tyas ingin hidup normal dan dia merasa beruntung karena teman-temannya tak mempermasalahkan pekerjaan orang tuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Sumawita
Semoga papa Arthur bucin sama Tyas
2022-01-02
1
wiwik
pa Arthur tahu semuanya tentang Tyas
2022-01-02
1