hari ini Tyas bisa tersenyum senang, pasalnya hari ini jualannya habis meski dia harus pulang cukup malam.
tapi saat sampai di depan gang rumahnya, dia di hadang beberapa pria preman di gang itu.
"kalian mu cari mati," kata Tyas.
"tentu tidak nona, silahkan lewat, bisa mati kami di bunuh mami Sasa," kata mereka membiarkan gadis itu lewat begitu saja.
dia pun mulai mengayuh sepeda miliknya dan menyapa sopan semua orang.
"selamat malam Bu..." sapa Tyas.
"malam, baru pulang jualan Tyas," kata ibu-ibu rumpi.
"iya Bu, mari ..." kata Tyas.
gadis bernama Andrea Ayuningtyas itu memang selalu berjualan kue kering yang di ambil dari tetangganya saat sudah pulang sekolah.
"selamat malam mbak Zus, ini aku mau memberikan uang hasil jualan hari ini," kata Tyas dengan senang.
"kuenya habis, wah Alhamdulillah ya," kata mbak Zus dengan senang.
"iya mbak, besok aku ambil lagi ya, sekarang aku pulang dulu, permisi," kata Tyas.
"iya Yas, hati-hati ya," jawab mbak Zus.
Tyas pun segera pulang, tapi di rumahnya tak pernah sepi apalagi saat malam hari.
Tyas langsung pergi ke lantai tiga rumahnya, dan langsung mengunci pintu kamarnya.
mami Sasa hanya melihat putrinya itu, pasalnya mereka memang melakukan pekerjaan plus-plus di rumah itu.
Seno menghampiri istrinya, dan langsung mencium pipi mami Sasa.
"putri mu makin malam pulangnya, dia kelayapan Mulu, kamu tau banyak tamu yang menanyakan dia loh," bisik Seno sambil mencium leher mami Sasa.
wanita itu berbalik, dan langsung mencengkram dagu dari suami barunya itu, "aku menjadikan mu suami bukan untuk berpikir kotor pada putriku, dan jangan pernah berani meminta dia menjadi bagian dari usaha ini, dan aku sudah melindunginya sendiri dengan kemampuanku, dan untuk mu, jika saja kamu berani menyentuhnya sedikit saja, kau mati," kata mami Sasa.
Seno tak mengira wanita mucikari seperti Sasa, begitu melindungi putrinya, bahkan dia tau jika istrinya itu mengirim seseorang untuk menjaga gadis itu.
Tyas memilih mandi dan mulai melihat pekerjaan rumah yang tadi di berikan saat di sekolah.
ya bagaimana pun dia tetap seorang murid kelas sepuluh SMK, dia mengerti rambutnya dan mulai mengerjakan semua tugas.
pukul sepuluh Tyas merasa mengantuk dan mulai tidur, gadis itu kembali lupa makan lagi.
mami Sasa masuk ke kamar putrinya itu dengan pintu rahasia, dia pun mencium kening sang putri yang makin mirip dengan sang ayah.
"Andre lihat putri kita sudah besar, apa kamu benar-benar tak ingin melihatnya, cobalah datang sekali saja, lihat putrimu yang sudah besar," lirih mami Sasa.
setelah itu dia pun pergi, Tyas terbangun dan menangis, dia tak mengira jika maminya yang terlihat begitu tegar ternyata juga bisa sedih.
Tyas pun memilih tidur dengan perasaan yang bahagia, tak lupa Tyas juga melakukan perlindungan diri saat tidur.
Tyas takut pada ayah tirinya yang masih di bilang muda itu, terlebih setiap melihat tubuh Tyas yang memang sedang dalam masa pertumbuhan.
keesokan harinya, Tyas sudah siap dengan seragam SMk miliknya, dan kebetulan hari ini ada tugas praktek jadi dia mengenakan baju keselamatan di bengkel.
Tyas pun turun dan melihat kedalam kulkas, dia pun mengambil roti, telur dan juga tomat.
dia memilih membuat sarapan roti bakar telur yang sederhana, tak lama ayah tirinya Seno juga ke dapur.
pria itu ingin mencium pipi dari Tyas, tapi gadis itu tak sebodoh itu, dia pun menempelkan sepatula panas yang dia gunakan untuk mendesak roti ke wajah ayah tirinya itu.
"kau mau mati, berani menciumku!" teriak Tyas yang langsung pergi membawa roti miliknya.
"anak tiri goblok, anj'*Ng.." marah Seno karena wajahnya yang memerah.
tanpa di duga seseorang mengarahkan wajah pria itu ke kompor yang di nyalakan.
Seno ketakutan, "tolong siapa pun kamu, jangan gila aku ini suami mami Sasa, kamu pasti akan mati," kata seno.
"aku adalah pelindung gadis itu, tidak hanya wajah mu yang ku rusak, tapi juga nyawamu bisa melayang jika berani menganggunya," ancam pria itu.
Seno pun kesakitan, pasalnya wajahnya itu sudah terluka karena panas kompor.
pria itu pun pergi untuk menjaga gadis itu, Tyas sudah menaiki sepeda miliknya menuju sekolahnya.
tapi dalam perjalanannya, Tyas melihat sebuah mobil mewah mogok di pinggir jalan, "ada apa tuan?"
"ini mobilnya mogok, sepertinya ada yang salah," kata pria yang sedang kebingungan itu.
"boleh saya melihatnya, siapa tau bisa bantu," kata Tyas mengikat rambutnya.
asisten Wisnu pun mempersilahkan, Tyas pun langsung bisa menemukan masalahnya.
gadis itu pun terlihat begitu cekatan, asisten Wisnu pun menghampiri Arthur.
"apa bisa di perbaiki," tanya pria itu yang masih sibuk dengan berkas di tangannya.
"maaf pak, bisakah anda menyalakan mobilnya, semoga bisa," kata Tyas.
Arthur melihat ke depan dan terlihat seorang gadis cantik yang memperbaiki mobilnya.
asisten Wisnu mencobanya dan ternyata bisa, terlihat dari jauh ada asisten Danang yang datang dengan mengendong Dewi.
"apa sudah bisa mobilnya, jika tidak kita semua bisa telat," kata asisten Danang
"terima kasih nona, ini ada sedikit untuk mu," kata asisten Wisnu memberikan Uang.
"tidak perlu tuan, sesama manusia kita harus saling tolong menolong, dan maaf aku harus berangkat takut telat," kata Tyas pergi begitu saja.
"eh mbak penjual donat," panggil Dewi.
"eh... benarkah? wah padahal dia masih SMA loh," kata asisten Danang masuk mobil.
"kalian mengenalnya, dan asisten Wisnu cari tau tentang gadis itu," perintah Arthur.
"kue yang papa makan, kemarin beli di mbak tadi," jawab Dewi sambil memainkan kakinya di samping Arthur.
"kamu makin pintar ya sayang papa," kata Arthur memangku Dewi.
mobil mereka pun membelah jalanan kota malam itu, sesampainya di di sekolah Dewi.
gadis itu langsung turun dan bergegas masuk, dan ada guru yang selalu menjemput gadis itu.
Dewi terlihat berjalan dengan santai, bahkan dia seperti orang yang berbeda.
Arthur menyadari tingkah polah anaknya itu, Dewi besar sebelum usianya.
bagaimana pun gadis itu tak tau harus bersikap pada semua teman di kelasnya.
Dewi akan memilih dia dan duduk di mejanya dengan tenang, bahkan gitu di sekolah itu juga bingung karena gadis itu tak pernah mengeluh sedikitpun.
sedang asisten Danang dan asisten Wisnu sudah berangkat ke perusahaan.
dan kebetulan perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor dan perkebunan itu sedang memilih beberapa bibit unggul.
"pagi, apa kita memiliki rapat, jika tidak aku ingin melihat penilaian dari beberapa sekolah yang akan kita bantu, dan lulusan terbaik mereka bisa langsung masuk di perusahaan kita," perintah Arthur.
"kebetulan hari ini kita tak ada rapat bos, hanya makan malam bersama keluarga Emanuel," jawab asisten Wahyu.
"baiklah kalau begitu, aku ingin melihat dua sekolah yang kita datangi," kata Arthur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
X'tine
jalan cerita nya bagus Thor,, aku suka
2022-12-15
0
🌹Devitha anggraini🌹
aku sampai sini aja.. 😂😂😂😂
2022-10-24
0
Mila kamila*🐇*E𝆯⃟🚀hiatus
aku suja gayamu tyas😘
2022-02-16
0