"Sayang kenapa mukanya ditekuk?" Kila mengamati wajah putrinya yang baru pulang kerja, gadis itu menghempaskan tubuh ke sofa.
"Mama, aku tidak betah di kantor. Ada asisten paman yang suka mengatur-atur." Adu Elvina, dia masih menghormati pamannya. Tapi kalau ada lelaki itu rasanya emosi selalu meledak.
"Bukankah kamu juga suka mengatur?" Kila tersenyum mendengar penjelasan singkat putri semata wayangnya.
"Mama jangan gitu dong, melihat mukanya saja aku ingin muntah." Keluh Elvina.
"Tidak baik seperti itu, nanti kamu jatuh cinta," ucap Kila sambil tertawa.
"Mamaa, tidak akan..! Aku tidak suka lelaki kasar seperti itu, meskipun tampan." Kata terakhir Elvina ucapkan sangat pelan.
"Mama tidak salah dengarkan, kamu memujinya tampan?" Kila menggoda putrinya yang cemberut masam.
"Mama... berhentilah menggodaku." Pekik Elvina, kenapa dia sampai salah bicara di depan mama.
"Siapa nama lelaki itu Sayang, Mama mau ketemu. Siapa tau nanti jadi menantu Mama." Tak habis Kila menggoda putrinya.
"Jangan macam-macam Mama," Elvina memutar bola mata malas, menanggapi ucapan sang bunda. "Namanya Ken Ma. Kenzi sama dengan namakukan Ma artinya bijaksana." Ucap Elvina dengan tersenyum lebar.
"Waah, jangan-jangan jodoh, Sayang..."
"Mama mikirnya kejauhan. Ngarep banget punya menantu tampan... haha.." Elvina tertawa geli, pikiran mama sudah ternoda sinetron yang ingin punya menantu tampan dan kaya.
"Kamu yang bikin Mama jadi ngelantur, udah mandi dulu sana baru istirahat." Ujar Kila
"Iya Ma, peluk dulu." Pinta Elvina dengan manja.
Setelah putrinya masuk kamar, Kila menyunggingkan senyuman. Pada akhirnya gadis manja itu bertemu juga dengan Ken.
...*** ...
"Nana sayang, anak papa sudah dewasa sekarang. Jadi anak yang sholehah ya Sayang. Ini ada kado sweet seventeen untukmu, dari orang yang sama, pemilik beruang kesayanganmu itu." Papa membukakan hadiahnya yang berisi kalung dengan liontin bertuliskan EL.
"Papa, siapa orang itu. Kenapa terus merahasiakannya dariku."
"Kamu tidak perlu tau Sayang, nanti kamu jatuh cinta padanya."
"Papa tega.. bikin Nana mati penasaran."
"Kamu tidak akan mati hanya karena penasaran Sayang."
"Papaaaa...."
Kila yang mendengar suara teriakan Elvina langsung berlari ke kamar putrinya.
"Papaaa..."
"Nana bangun Sayang." Kila mengguncang tubuh Elvina berkali-kali sampai putrinya itu terjaga.
"Astaghfirullah, aku mimpi papa lagi Ma dan pemilik kalung ini."
Elvina menggenggam erat kalung berliontin EL di lehernya. Akhir-akhir ini tidurnya jadi mengerikan karena selalu bermimpi yang sama.
"Banyak berdoa Sayang, sekarang tidur lagi ya masih jam sepuluh malam."
Kamu sudah bertemu dengannya Sayang, tidak perlu mencarinya lagi. Dia selalu mengamatimu saat ini Sayang.
Kila menyelimuti putrinya yang kembali berbaring di tempat tidur. Pasti sangat lelah tidur selalu bermimpi.
"Ma, kenapa mimpi itu jadi semakin sering hadir?" tanya Elvina, dulu dia tidak seperti ini. Dia memang rindu papa, tapi tak sampai bermimpi setiap malam dengan mimpi yang sama.
"Mungkin kamu sudah bertemu pemilik kalung itu." Ujar Kila, Elvina tersenyum geli.
"Mama ngelanturnya jangan jauh-jauh. Nana ini gak pernah kemana-mana selain rumah dan kantor." Ucapnya dengan kekehan kecil. Kila hanya mengendikkan bahu. Kalau dia katakan pasti putrinya akan syok berat.
"Jangan bilang Mama masih pengen punya menantu yang tampan dan tajir?" Selidik Elvina, membuat Kila ikut terkekeh.
"Siapa yang nolak punya menantu tampan dan tajir, Na. Bisa dibanggain sama teman-teman arisan." Elvina memutar bola mata malas. Mamanya ternyata sama saja dengan ibu-ibu rumpi lainnya yang selalu membanggakan apa yang dimiliki. Pamernya tidak jauh-jauh dari tetangga samping rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments