Ingin mempertanyakan tentang diri ini, apa sebenarnya yang sedang terjadi. Semangat hidupnya seakan hilang, dunia terasa gelap tanpa cahaya. Bagai berjalan ditengah kesunyian, tidak ada yang bisa dilihat.
Elvina kehilangan arah dan tujuan, kehilangan harapan untuk terus mengejar impian. Ada banyak hal yang telah hilang dari hidupnya, mungkinkah semua itu masih bisa kembali.
Dia sedang berdiri dalam kehampaan, melintasi jurang kehidupan. Tenggelam dalam ilusi yang membuat semuanya terhenti. Akan ada apa lagi setelah ini, semua tak nampak untuk dilihat, kelam.
Tidak tau apa yang harus dilakukan, semua seakan buntu. Tidak ada tempat untuk mengadu, harus berdiri kuat. Meski sudah tidak memiliki semangat.
Begitu banyak pertanyaan dihidup ini yang belum bisa dia temukan jawabannya. Satu persatu permasalahan berdatangan. Melewati dinding kehidupan.
Gamangnya Elvina yang sedang kehilangan arah dan tujuan. Mencari cara untuk bisa keluar dari segala keterpurukan. Berusaha menemukan jawaban dari kisah kehidupan.
"Nana..." suara mama membuyarkan segala yang ada dipikirannya. Mama sudah ada di sampingnya duduk di sisi ranjang menatap dengan tersenyum.
"Iya Ma," Elvina menyambut senyuman mama dengan hangat.
"Pikiran-pikiran itu masih mengganggumu." Tanya Kila, putrinya ini mengalami depresi setelah kehilangan sang ayah dan gagal menikah.
"Sedikit," Elvina melepaskan senyuman maut agar mama tidak terlalu mengkhawatirkannya.
"Bagaimana pekerjaanmu sekarang?" Kila sangat tau bagaimana putrinya yang berusaha tersenyum. Tidak ingin terlihat seperti orang menderita.
"Masih seperti dulu Ma, anggaplah ini baktiku sama papa." Elvina mengusap pipi sang ibu yang sudah tidak muda lagi. "Mama jangan tinggalin Nana pergi ya," lirihnya pelan.
"Mama tidak akan ninggalin kamu Sayang, kita ke dokter ya?" Bujuk Kila, Elvina menggeleng. Kila sampai menyerah mengajak putrinya ke psikiater. "Papa sangat menyayangimu Na, papa ingin melihatmu bahagia."
"Aku tau, makanya aku sangat merasa kehilangan." Jawab Elvina sendu.
"Semua sudah ketetapan Allah Sayang, ini yang terbaik untuk keluarga kita." Kila memeluk putri semata wayangnya. "Papa pasti sangat bangga padamu. Papa sangat menyayangimu Nak."
"Kamu istirahat ya, jangan lupa baca doa lengkap seperti yang papa ajarkan." Kila mengurai pelukannya.
"Iya Ma, love you." Elvina mengecup kening sang mama. Sebelum wanita paruh baya itu meninggalkan kamarnya.
"Nana Sayang, ini kado ulang tahun yang ke enam belas buatmu dari anaknya teman Papa." Papa menyerahkan kado yang sangat besar. Elvina membukanya, isinya boneka teddy bear besar berwarna coklat dengan pita cream di lehernya.
"Papa, lucu banget. Tapi siapa yang ngasih Pa?"
"Kamu tidak perlu tau Sayang, yang harus kamu tau dia sangat menyayangimu."
"Sayang?"
"Astaghfirullah," Elvina terbangun dari tidurnya. "Mimpi papa lagi, kejadian delapan tahun yang lalu masih sangat jelas."
Elvina memeluk boneka teddy bear yang selalu menemaninya setiap malam selama bertahun-tahun ini.
"Siapa pemilikmu Sayang, kenapa selalu hadir dalam mimpiku. Katakan padanya aku rindu, sangat ingin bertemu. Aku ingin mengenalnya, aku ingin tau siapa dia."
Elvina beranjak ke kamar mandi mengambil air wudhu lalu sholat tahajud. Papa selalu mengatakan kalau terbangun tengah malam, itu artinya Allah sedang rindu. Ambil air wudhu lalu sholatlah, temui pemilik semesta ini.
"Ya Allah, siapa sebenarnya orang itu. Dia selalu hadir dalam mimpiku. Tolong jaga dia Ya Allah, sampaikan rinduku padanya. Sampaikan juga rinduku pada papa Ya Allah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 200 Episodes
Comments
Putri Minwa
jangan lupa mampir di novel Terjebak ya thor
2023-08-06
0