5. BERJALANNYA WAKTU

Seiring waktu bergulir, Galang dan Lana makin akrab keduanya memutuskan menjadi sepasang kekasih. Lana yang sibuk menuntaskan pendidikan S2, dalam waktu kurang dari dua tahun, di salah satu universitas negeri yang terkenal di kota Jakarta. Sedangkan Galang makin sibuk mengelola perusahaannya dengan tenaga-tenaga staf yang profesional di bidangnya.

Lambat laun perusahaan miliknya sudah merambah ke pemasaran internasional dengan produk kosmetik mereka yang memiliki salah satu brand ternama di tanah air. Setelah merayakan keberhasilan perusahaannya, Galang mengajak Lana untuk pertama kalinya berlibur ke luar negeri yaitu negara yang paling terkenal romantis yaitu Italia.

Italia sendiri terbagi atas dua bagian besar yaitu bagian utara dan selatan. orang-orang Italia bagian utara terkenal sangat rajin dan pekerja keras mereka juga memiliki aturan berbusana yang sangat baik. beberapa tempat wisata dunia juga terletak di kota ini seperti Verona yang terkenal dengan rumah Juliet, Milan, Florence dan beberapa tempat lainnya. sementara untuk ibu kota Roma terletak agak di bawah posisinya menuju ke area Selatan. sementara untuk bagian selatan terkenal dengan orang-orangnya yang masih memiliki pemikiran secara lebih tradisional dan family oriented. akan tetapi yang menarik perhatiannya Galang adalah daerah pantainya di beberapa area pantai di selatan Italia terkenal sangat indah dengan laut biru dan pasirnya yang putih.

Galang terus mencatat dan mulai menyusun tempat-tempat wisata yang akan dikunjunginya secara teliti sambil memakan roti croissant yang ada di dalam tangannya. Setelah cukup lama ia mempelajari beberapa kota di negara itu melalui internet, kini ia beralih menghubungi sang kekasih Lana untuk makan siang di resto kesukaan mereka. Galang menunggu panggilannya di terima oleh Lana, tidak lama panggilan itu di terima oleh Lana.

"Assalamualaikum Lana, apakah siang ini, kamu sedang sibuk?" Tanya Galang sambil menghadap ke arah dinding kaca ruang kerjanya yang mengarah ke gedung-gedung bertingkat tinggi dekat dengan perusahaannya.

"Waalaikumuslam, tidak ada lagi yang ku kerjakan karena sidang tesis aku sudah selesai jadi paling mengurus pendaftaran wisuda S2." Ucap Lana sambil memainkan ujung rambutnya.

"Baiklah kalau begitu aku akan menjemputmu makan siang, apakah kamu siap sayang?" Tanya Galang serius.

"Untukmu tidak ada kata penolakan sayang, lebih baik cepat menjemputku sebelum aku berubah pikiran." Seloroh Lana menakuti Galang di seberang telepon dengan gelak tawanya.

"Awas kamu ya, nanti kamu akan aku hukum jika sudah bertemu," ucap Galang dengan gertakan cintanya.

Galang keluar buru-buru menuju lift sambil menghubungi asistennya paman Raditya untuk mengurus meeting dengan cabang divisi perusahaan lainnya. Paman Raditya hanya menyanggupi dengan mengiyakan semua permintaan tuannya tersebut.

Sejak bertemu dengan Lana, Galang hampir tidak betah di perusahaannya, jika gadis itu sedang off kuliahnya. Apalagi di tambah waktu gadis itu lebih banyak santai, hanya menunggu sidang wisuda saja yang akan dilaksanakan bulan depan.

🌷🌷🌷🌷

Tibalah Galang di kampus gadis itu untuk mengajaknya ke restoran yang sudah ia booking sebelumnya. Lana yang sudah berdiri menunggunya langsung masuk ke mobil ketika sudah masuk ke area kampus.

"Selamat siang cantik!" Ucap Galang ketika Lana sudah duduk di sampingnya.

Pembawaan keduanya yang kurang menunjukkan kemesraan membuat keduanya sama-sama menjaga batas-batas tertentu untuk tidak terlena dengan hubungan mereka walau kini mereka sudah dinyatakan sebagai sepasang kekasih.

Mobil itu bergerak menuju restoran yang ada dipinggir pantai Ancol, karena Galang ingin menikmati angin pantai dengan deburan ombak yang selalu menghibur mata dan telinganya, hanya dengan memandang laut lepas sudah membuat bebannya seketika akan berkurang, apa lagi ditemani kekasih tercinta Lana.

Setibanya di area pantai Ancol Jakarta Utara, kini keduanya masuk ke restoran yang mengarah ke arah bibir pantai, dari jauh bau aroma laut sudah tercium air yang terkenal asin itu.

"Mengapa kamu memilih daerah pantai Galang? apa lagi siang hari udara pantai sangat menyilaukan mata kita." Ucap Lana sedikit protes karena biasanya mereka mengunjungi restoran itu ketika sore atau malam hari, mengapa tiba-tiba pria tampan ini malah mengajaknya makan siang di daerah pantai.

"Sesekali aku ingin menikmati teriknya matahari agar bisa melihat wajahmu lebih jelas saat ini" goda Galang untuk membuat gadisnya lebih keki merutuki dirinya.

"Nggak lucu!" tahu tadi makan di sini, aku nggak mau diajakmu makan siang di sini," ucap Lana sambil cebikkan bibirnya membuat Galang spontan meremas pahanya.

Lana begitu kaget, sekaget kagetnya mendapat perlakuan Galang, yang membuat jantungnya hampir melompat ke udara.

"Galang!" ko kamu begi...?" belum sempat ia menyelesaikan perkataannya Galang sudah menyerangnya dengan satu kecupan membuat Lana terbelalak.

"Ini hukuman untukmu karena sudah menantangku untuk segera mungkin menjemputmu." Ucap Galang sambil tersenyum kepada sang kekasih.

"Gila kamu, lagian nggak ada izin dariku mengapa langsung menyambar bibirku seperti ini." Ujar Lana yang makin kesal dengan jawaban Galang.

"Mengapa kamu sangat marah Lana? bukankah kita ini adalah pasangan kekasih?" tanya Galang yang mulai meragukan perasaan Lana pada dirinya.

"Kita memang sepasang kekasih, bukan berarti kamu seenaknya menyentuh anggota tubuhku, aku punya hak untuk melarangmu, karena setiap jengkal tubuhku adalah hak pemilik tubuhku ini." Ucap Lana tidak kalah sengitnya dihadapan pria tampan ini.

"Ok aku minta maaf, aku tidak tahu jika kamu memiliki kekasih lain yang berhak atas dirimu." Ucap Galang yang sudah salah paham dengan maksud perkataan Lana padanya.

"Jika dia juga cuma kekasih lantas apa bedanya kalian untukku, bukannya sama-sama sebagai pacar, bukan sebagai suamiku bukan?" Aku adalah milik ayahku, jika kamu menyukaiku lamar aku dan kamu akan berhak menyentuhku, jika aku sudah dihalalkan oleh dirimu melalui pernikahan.

Kehadiranku di sini untuk kuliah bukan untuk menyenangkan hati lelaki sepertimu!" Permisi aku mau pulang, tidak usah mengantarku, aku bisa pulang naik taksi.

"Astaga!" Mengapa jadi seperti ini endingnya." Ucap Galang lalu mengejar Lana yang sudah lari keluar meninggalkan dirinya yang terpaku menatap kepergian gadis itu.

Lana menghubungi taksi online melalui ponselnya, tidak berapa lama taksi itu datang dan Lana buru-buru masuk ke dalam taksi.

"Lana....buka pintunya sayang, Lana maafkan aku, maafkan atas kebodohanku," pinta Galang yang mengetuk kaca jendela taksi tersebut. Ia merasa sangat bersalah atas tindakan spontannya yang mencium bibir gadis yang sangat ia cintai ini.

"Jalan pak!" titah Lana pada taksi online tersebut.

Taksi itu bergerak meninggalkan Galang yang masih berusaha mengejar taksi tersebut. Lana menendang bak sampah yang ada didepannya dengan perasaan kesal. Ia berlari lagi ke dalam restoran membayar menu pesanan makanan yang belum sempat mereka cicipi. Ia menghampiri mobilnya untuk menyusul Lana ke kos gadis itu yang bersebelahan dengan mansionnya.

"Ya Tuhan, apa yang sudah aku lakukan, aku tidak menyangka respon Lana begitu marah besar padaku. Ternyata gadis itu tidak mudah ditaklukkan dengan sentuhan, tapi aku kagum padamu Lana, kamu begitu menjaga dirimu dari Jamaan lelaki yang tidak halal bagimu." Ucap Galang sambil mengendarai mobilnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!