Galang menghubungi ponsel Lana, ia ingin perkenalan dengan gadis itu diawali dengan makan malam romantis di mansionnya.
"Assalamualaikum, selamat sore Lana!" Sapa Galang hangat.
"Waalaikumuslam Galang!" sahut Lana senang.
"Aku mau mengundangmu makan malam di mansionku, apakah kamu ada waktu malam ini?" Tanya Galang yang ingin mengetahui jadwal Lana.
"Apakah kamu sedang mengajakku ngedate?" Seloroh Lana pada pria tampan yang baru dikenalnya tadi pagi.
"Ya anggap saja seperti itu," jawab Galang dengan tawanya yang renyah.
"Baiklah, aku terima tawaran kencanmu, semoga kamu bukan pria tampan yang membosankan." Timpalnya sekedar basa basi pada Galang.
"Dandanlah yang cantik malam ini, aku akan menjemputmu jam tujuh malam ini.
"Ok, siap Tuan Galang yang terhormat, hamba akan melaksanakan titah anda tuan!" Ucap Lana membuat Galang jadi gemas dengan gadis cantik yang sudah menyihir hatinya ini.
Sambungan telepon itu pun ditutup secara bersamaan setelah mengucapkan kata-kata manis untuk mengakhiri obrolan mereka.
Galang sangat semangat hingga ia sendiri yang mencari buket bunga yang indah untuk Lana sebagai hadiah penyambutan untuk gadis yang telah menawan hatinya.
Dengan tergesa- gesa ia menuruni anak tangga satu persatu dan meminta salah satu pelayan di rumahnya untuk menyiapkan mobilnya. Paman Raditya yang sudah tahu Tuannya ingin mencari sesuatu yang akan ia ingin berikan kepada tetangga baru mereka persis di sebelah mansion tuannya tersebut.
"Apakah paman harus ikut juga tuan untuk mengantar anda?" Tawar paman Raditya kepada tuannya.
"Ehhh?" boleh juga, ayo paman jawabnya lalu memberikan kunci kontak mobil kepada pamannya.
"Apakah anda ingin membeli bunga untuknya? tanya paman untuk memastikan tebakannya benar kepada tuannya.
"Begitulah kira- kira seraya memasang seat belt ketika sudah duduk nyaman di dalam mobil miliknya.
Mobil mewah itu mulai bergerak meninggalkan mansion megah milik peninggalan orangtua Galang.
Sore itu sedikit agak macet untuk mencapai tempat penjualan beraneka ragam kuntum bunga segar yang tersedia di toko bunga tersebut. Ini kali pertama Galang membelikan buket bunga untuk seorang wanita, pengalamannya yang minim untuk menyenangkan hati seorang gadis, tidak menyurutkan niatnya untuk melakukan searching di internet, demi mendapatkan filosofi bunga yang sesuai dengan karakter Lana. Walaupun baru beberapa jam berkenalan dengan gadis itu ia tetap melakukan hal yang terbaik di kencan pertamanya ini.
Di sisi lain, Lana sudah mempersiapkan gaun yang pantas untuk dipakainya malam ini. Sejujurnya Lana tidak terlalu suka dengan pernak-pernik untuk menjadi seorang gadis yang kelihatan elegan saat menemui pangerannya, ia lebih senang dengan gayanya yang sederhana. Celana jins dan baju kasual yang biasa ia gunakan di acara-acara santai. Tapi melihat kepribadian Galang yang merupakan pria tampan, yang memiliki sejuta pesona, membuat ia harus berpikir keras untuk tidak main-main saat tampil di depan pria tampan yang sangat tajir itu, hanya dengan melihat kemegahan istana yang ditempatinya. Kemewahan bukan hal yang awam untuknya, namun kepribadian Lana yang menuntut dirinya tampil apa adanya tanpa sentuhan kemewahan pada dirinya, walaupun dia seorang gadis yang sangat kaya di kota asalnya Denpasar Bali.
🌷🌷🌷🌷
Berkat kepiawaian ibu kostnya, Lana di sulap menjadi seorang ratu Eropa yang sangat feminim. Gaun yang berleher rendah dengan lengan panjang. Gaun indah berwarna hitam dengan paduan warna gold dibagian depan perutnya, agak sedikit membentuk lekuk tubuhnya yang indah dengan bagian bawahnya menjuntai kelantai.
Tepat pukul tujuh malam, Lana sudah dijemput oleh pangerannya. Kecantikan Lana mampu menghipnotis Galang yang sudah berdiri dihadapannya.
"Selamat malam Lana!" Kamu sangat cantik malam ini, aku sangat tersanjung dengan penampilanmu." Ucap Galang sambil tersenyum dengan mengedipkan sebelah matanya ke arah gadisnya yang sedikit tersipu malu.
"Bisa kita langsung ke mansion anda tuan?" Ucap Lana dengan menahan dadanya yang saat ini sedang bergemuruh menghadapi pria dengan wajah seperti dewa yunani ini.
Galang memberikan lengannya untuk digandeng ratunya tersebut. dengan mobil mewahnya, ia membuka pintu mobil itu untuk Lana, walaupun mansion mereka bersebelahan namun cukup lumayan jika harus berjalan kaki karena jarak mansion keduanya yang cukup luas jika dihitung bisa sekitar 700 meter diantara luas mansion keduanya.
Setibanya di mansion keduanya berjalan di taman samping dekat dengan kolam renang dengan hiasan taman bunga disekitar pinggiran kolam. Lampu-lampu taman dengan cahaya redup menambah syahdu dimalam yang bertaburan bintang di saat ini. Galang menarik kursi untuk gadisnya sedangkan kursinya sendiri sudah ditarik oleh paman Raditya.
"Selamat malam nona Lana," ucap paman Raditya kepada Lana yang sudah duduk dengan anggun.
"Selamat malam tuan..?" Sapa Lana yang belum mengetahui nama pelayannya Galang ini.
"Raditya nona muda, itu nama saya." Ucap paman Raditya memperkenalkan dirinya.
Setelah cukup dengan basa-basinya, paman Raditya meninggalkan pasangan ini untuk membuat tuannya lebih leluasa berbincang dengan gadis di kencan pertama mereka ini.
"Sebentar Lana ada yang ingin aku ambilkan." Pamit Galang yang melupakan sesuatu yang ingin ia berikan kepada gadis ini.
"Silahkan."
Tidak lama Galang membawa buket bunga yang sudah di siapkan oleh pelayan tidak jauh dari meja makan mereka.
"Ini untukmu Lana, maaf harusnya aku memberikan ketika menjemputmu tadi." Ucap Galang seraya menyerahkan buket bunga tersebut kepada Lana. Gadis itu menerimanya dengan senang hati.
"No problem Galang, kebiasaan manusia adalah melupakan sesuatu, ketika ia merasa bahwa semuanya sudah sempurna untuk dipersiapkan." Ucap Lana yang memaklumi sifat lupanya Galang.
"Apakah kamu senang dengan bunganya?" tanya Galang lalu menjentikkan jarinya kepada pelayan yang berdiri tidak jauh darinya, untuk mempersiapkan makanan pembuka untuk mereka.
"Sangat indah dan kebetulan aku senang dengan mawar dan tulip, ini sangat mewakili perasaanku malam ini, terimakasih Galang, kamu termasuk deretan pria romantis." Jawab Lana menyenangkan hati Galang yang sudah berusaha membuatnya terpesona malam ini.
"Tapi apakah kamu mengerti filosofi bunga tulip Lana?"
"Tentu saja aku tahu filosofinya karena itu merupakan bunga kesukaanku, kesempurnaan cinta menjadi lambang dari bunga yang berasal dari negara Turki ini, tapi orang-orang mengenal asalnya dari negeri kincir angin yaitu negara Belanda." Jawabnya sambil menyuapkan potongan puding coklat ke dalam mulutnya.
"Kamu sangat keren Lana, kamu juga tahu filosofi setiap bunga, pengetahuanmu lumayan hebat." Puji Galang pada gadis yang ada dihadapannya ini.
Sambil bersenda gurau, pelayan menyiapkan menu utama malam itu yaitu Soupe a l'oignon dibuat dari kuah kaldu sapi yang kaya dan diolah bersama bawang putih, parutan keju, dan juga daging ayam, Soupe a L’oignon adalah makanan sup khas Perancis yang memiliki tekstur kental dan rasa gurih.
Diikuti makanan penutup malam ini adalah crème brulee terbuat dari campuran susu, vanila dan buah-buahan yang dimasak dalam oven. Teksturnya lembut dengan rasa yang manis dan segar.
Setelah menikmati hidangan yang sangat memanjakan lidah mereka, keduanya beralih duduk di depan kolam renang dan melanjutkan obrolan ringan dengan menanyakan keluarga serta kesibukan mereka masing-masing.
"Apakah kamu tinggal hanya sendirian di sini Galang, ke mana orangtuamu?" tanya Lana yang ingin mengetahui keberadaan orang tua Galang yang tidak ditemuinya sejak ia datang ke sini.
"Maafkan saya Lana, mungkin kamu berpikir kita akan makan malam bersama keluargaku dan memperkenalkan dirimu kepada mereka. Aku tidak bisa memperkenalkan dirimu kepada kedua orangtuaku karena keduanya sudah tiada sepuluh tahun yang lalu dalam kecelakaan lalu lintas.
"Deggg!" bagai tersambar petir disiang bolong Lana merasa sangat tidak enak kepada Galang dengan pertanyaan yang baru saja ia ajukan dan ternyata jawabannya sangat menyedihkan bagi Galang yang pastinya lelaki ini sangat menderita hidup sendirian tanpa kedua orangtuanya.
"Maafkan kelancangan atas pertanyaan dariku Galang, aku tidak tahu jika kedua orangtuamu sudah tiada." Ucap Lana tertunduk dengan wajah sedih.
"Tidak apa Lana, justru aku sudah dapat gantinya dari Tuhan, karena mengirim seorang dewi cantik yang saat ini ada dihadapanku." Ucap Galang ingin menghibur gadisnya yang merasa bersalah atas pertanyaannya.
Wajah Lana bersemu merah ketika mendengar pujian Galang yang membuatnya berbunga-bunga malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments