RAHASIA DAN KENANGAN
Galang adalah pria yang sangat tampan dengan tinggi badan 187 cm, memiliki otak jenius, namun sayang, sikap dingin dan sangat arogan membuatnya sulit untuk beradaptasi dengan dunia luar.
Pria tampan yang sudah berusia 27 tahun ini adalah pengusaha muda yang memiliki kerajaan bisnis yang mengusai negara Asia. Memiliki rupa yang mempesona dan harta berlimpah serta kekuasaan, tidak menjadikan dirinya sebagai pria muda yang menghabiskan hidupnya dengan minuman keras dan wanita cantik karena itu bukan hobinya.
Kepergian orangtuanya yang sangat tragis karena kecelakaan mobil yang terjadi sepuluh tahun yang lalu membentuk kepribadiannya menjadi seorang yang sangat tertutup, pelit bicara dan tidak terlalu mempedulikan kehidupan orang lain apalagi untuk tersenyum, sepertinya lelaki ini lupa kapan terakhir ia tersenyum. Wajah murungnya yang kerap kali menghiasi ketampanannya, yang terus mengundang pilu bagi yang mengenalnya. Mungkin hatinya belum ridho atas kepergian orangtuanya sepuluh tahun silam ataukah ia yang masih asyik dengan dunianya yang sepi.
Asisten pribadinya yang merupakan mantan asisten ayahnya, yang sampai saat ini masih setia menemani dirinya, yang sangat kesepian karena duka yang dideritanya.Tidak ingin meninggalkan hatinya yang makin murung tanpa kenal waktu, paman Raditya menjadi satu-satunya teman bicaranya ketika ia membutuhkan orang lain untuk mendengarkan dirinya.
Lana, gadis yang berparas cantik blasteran Indonesia-Belanda yang awalnya periang dengan kekasihnya ketika mereka masih menjalin kasih sejak keduanya kuliah dalam satu kampus yang sama.
Keceriaannya hilang lenyap, ketika kekasihnya hilang tanpa jejak pada saat kapal pesiar yang membawa sang kekasih tenggelam di laut lepas di samudera di salah satu negara perbatasan.
Kini kesehariannya hanya mengurung diri di kamarnya dengan sibuk menulis novel yang menjadi hobinya dari ia masih duduk di bangku SMA. Hanya dengan menulis novel ia bisa menuangkan kesedihan, kerinduan dan cintanya kepada sang kekasih melalui novel online yang terdapat di aplikasi ponsel miliknya.
Lana dan Galang adalah pasangan yang sama-sama memiliki kehidupan yang di atas standar tingkat sosial, yang tidak menuntut mereka harus bermandikan peluh dibawah sinar matahari atau berlari mengejar waktu hanya tidak ingin ketinggalan absen karyawan.
Kehidupan mewah tidak menjamin keduanya bahagia, yang satunya kehilangan kedua orangtuanya, sedangkan yang satunya lagi harus kehilangan kekasihnya.
Hati yang terpenjara, terjebak dalam kenangan dan juga kesakitan yang mereka miliki, mempertemukan keduanya pada pertemuan yang tidak ditentukan oleh keduanya. Adanya permainan takdir membuat mereka yang hanya mengenal melalui dunia halu, tapi tidak mengenal dalam dunia nyata, karena keduanya memiliki nama julukan dan juga tidak ingin memperlihatkan wajah mereka lewat wajah beku yang menghiasi layar profil mereka masing-masing.
Novel pertama Lana yang pertama kali dilirik oleh Galang yang saat itu sedang meng-upload salah satu aplikasi novel. Dan kebetulan novel toon sebagai pilihannya untuk mencari hiburan dikala hatinya kesepian. Pria tampan yang berusia 27 tahun ini memang gemar membaca karya novel-novel legendaris baik karya orang luar maupun karya anak negeri sejak ia duduk di bangku SMA.
🌷🌷🌷
Pagi itu Lana sedang mengupdate episode selanjutnya untuk novel keduanya, tidak lama ada komentar pembaca setianya yang tidak lain adalah Galang dengan nama samaran Sandy. Lana membaca komentar dari pembaca idolanya. dan beralih ke tempat chating secara pribadi dengan idolanya tersebut.
"Hai Thor ceritamu sangat bagus, aku sangat menyukainya." Ucap Sandy kepada Lana penulis novel itu.
"Terimakasih, bagaimana kabarmu pagi ini?" Tanya Lana yang sangat senang seolah mendapatkan surat cinta dari sang kekasih.
"Aku baik-baik saja, aku sangat bersemangat untuk melakukan apapun, setelah membaca episode baru dari novelmu, sepertinya aku punya kekuatan baru darimu." Ujar Galang dengan mengulum senyumnya yang baru saja terbit pagi ini bersama mentari pagi.
"Terimakasih banyak, kalau novelku banyak memberimu inspirasi." Ucap Lana sambil tersenyum membalas pesan dari pembaca idolanya tersebut.
"Hai, apakah kamu masih singel thor?" Tanya Galang kemudian karena sangat penasaran dengan novelis favoritnya ini.
"Jika iya, emang kamu mau apa?" Tantang Lana memancing balasan dari pembaca idolanya tersebut.
"Sepertinya aku jatuh cinta padamu." Ucap Galang tanpa basa-basi.
"Apakah kamu sedang merayuku saat ini?"
"Lebih kepada membujukmu untuk mau menerima cintaku."
"Apakah ini keharusan?"
"Jika kamu bersedia sayang?"
"Kamu terlalu cepat memberiku kata mesra sedangkan kamu belum mengenalku."
"Karena aku baper jadi kamu pantas mendapatkannya kata sayang dari ku." Rayu Galang pada novelis favoritnya itu.
"Kamu akan kecewa jika melihatku, aku bukanlah seorang gadis cantik seperti impian pria tampan pada umumnya seperti dirimu."
"Mengapa kamu yakin sekali jika aku adalah pria tampan, sedangkan aku belum mengatakan ciri fisikku padamu."
"Aku hanya mengikuti instingku saja, jika kamu adalah sosok lelaki tampan, pendiam dan kesepian."
"Apakah kamu memiliki dua profesi? selain menjadi seorang novelis, apakah kamu adalah seorang cenayang?" Gurau Galang menanggapi perkataan Lana.
"Terserah apa katamu, jangan terlalu memberikan keputusan yang buru-buru, karena tidak semua harapan akan berujung ending yang baik."
"Itu resiko yang harus aku terima, aku sama sepertimu memiliki insting yang kuat jika kamu adalah milikku suatu saat nanti."
"Permisi tuan saatnya anda sarapan dan minum obat." ucap asistennya yang menyela obrolan keduanya melalui layar datar tersebut.
"Terimakasih!" Sebentar lagi aku akan memakannya. Lanjutkan pekerjaanmu paman Radit." Ucap Galang ketika asistennya membawa sarapan pagi untuknya.
"Baik tuan muda."
"Maaf lagi ada iklan, aku pamit mau sarapan dulu ya cantik. Jaga kesehatanmu, dan jaga hatimu untukku." Tulis Sandy mengakhiri chatting mereka.
"Good bye, see you tomorrow, thank you!" Tulis Lolita samaran nama dalam novelnya.
"Aku akan selalu merindukanmu Lolita." Ucap Galang lirih kemudian menghampiri sarapan paginya yang sudah disajikan di meja di dalam kamarnya.
"Aku penasaran seperti apa dirimu Sandy?" Ucap Lana yang saat ini sedang berguling-guling di atas kasurnya yang all size itu.
"Haruskah aku mulai membuka hatiku lagi untuk lelaki lain tempati?" Tanya Lana yang kembali termenung usai chatting-nya dengan Sandy nama samaran Galang.
🌷🌷🌷🌷
Pagi itu Galang berangkat ke perusahaannya diantar oleh asistennya. Sepanjang perjalanan ia tidak berhenti tersenyum mengenang hari ini ia telah menembak seorang gadis yang merupakan novelis idolanya. Ia tidak peduli jika gadis itu tidak menyukainya, setidaknya ia sudah menyatakan perasaannya yang selama satu tahun ini, ia simpan dengan rapi dalam benaknya.
"Aku yakin Loli, kamu adalah gadis yang sangat cantik, baik dan cerdas, dan aku berharap kamu tidak memiliki seorang kekasih saat ini. Aku juga curiga pasti kamu juga sangat kesepian seperti diriku ini. Bagiku karyamu yang aku baca adalah sebagian ceritanya adalah perjalanan hidupmu dan juga kisah cintamu. Jika dugaanku benar berarti aku adalah pria yang paling bahagia yang akan memilikimu suatu hari nanti. Aku berharap kamu membalas cintaku Loli sayang." Ucapnya membatin.
------------------------------------------
Meeting hari ini membahas berbagai hal yang menyangkut dengan produk, laporan penghasilan, laporan bahan material yang akan mereka programkan selanjutnya. Galang menyimak apa saja yang disampaikan oleh beberapa divisi dari masing-masing cabang perusahaan miliknya yang ada di beberapa kota besar di Indonesia.
Galang hanya memberikan apresiasinya kepada karyawannya yang telah berusaha sangat keras untuk memajukan perusahaan ini walaupun kedua orangtuanya telah tiada.
"Terimakasih atas kinerja dan integritas kalian selama ini, saya merasa salut dengan kesetiaan kalian untuk tetap berdiri di samping saya, walaupun orang tua saya telah tiada, saya harap ke depannya kita lebih banyak membuat inovasi baru untuk menarik minat para konsumen yang akan melirik produk kita tanpa melihat merk dagang tapi lebih mengutamakan kualitas produk kita.
Untuk itu kita akhiri meeting kita hari ini, kita berikan tepuk tangan yang meriah untuk beberapa karyawan yang sudah memberikan kontribusinya pada perusahaan ini dengan dedikasi yang tinggi. Untuk mereka yang berprestasi akan mendapatkan 2 kali lipat bonus akhir tahun ini, dan bagi yang masih baru belajar, tetap semangat dan optimis, semoga keberhasilan teman kalian menjadi cambuk energi untuk tetap berkarya dengan baik.
Demikian penyampaian dari saya kita akhiri dengan doa bagi yang beragama Islam dengan membacakan hamdalah. Assalamualaikum, selamat siang semuanya terimakasih." ucap Galang dengan mengangguk hormat kepada para supervisor dan manajer cabang perusahaan miliknya yang bergerak dalam bidang kosmetik.
Galang meninggalkan ruang rapat dan kembali ke ruangannya. Ia tidak ikut makan siang dengan para staffnya yang berada di ruang rapat itu, malah ia lebih memilih makan sendiri di ruang kerjanya.
Galang Setiawan, itulah nama yang disematkan ayahnya karena terlalu mengidolakan Iwan fals, penyanyi legendaris yang terkenal dengan lagu-lagu lawas yang berbau politis dan sindiran bagi para kaum elite politik di masa itu.
Nama putra dari penyanyi idolanya itu yang ia berikan untuk putra tercintanya. Banyak doa dan harapan yang dipanjatkan kedua orangtuanya ketika Galang baru hadir ke alam rahim bundanya. Tumbuhlah Galang sebagai anak yang cerdas dan sangat berbakti kepada orangtuanya. Namun sayang di masa usia remajanya ia harus kehilangan orang tuanya di saat ia butuh keduanya untuk tetap membentuk kepribadiannya yang kokoh dalam mengarungi kerasnya hidup.
Flash back
Sepuluh tahun yang lalu, kala itu tuan Setiawan mengajak istri dan putranya pulang kampung mereka di Surabaya, dengan mengendarai mobil yang disetir oleh sopir pribadinya, tuan Setiawan sekeluarga berangkat dengan membawa kerinduan mereka untuk menemui keluarga tercinta.
Saat itu Galang yang baru saja menamatkan pendidikan SMA, turut serta dalam mobil sedan terbaru. Baru saja mobil itu memasuki wilayah Pacitan, tiba-tiba mobil itu tertabrak dengan truk gandeng yang memuat semen. Tabrakan maut itu tidak bisa dikendalikan oleh sopirnya. kedua orangtuanya tewas seketika sedangkan sopir dan Galang sempat di bawa ke rumah sakit di sekitar daerah Pacitan.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit sopir pribadi mereka pun meninggal. Sekarang hanya Galang yang sedang berjuang dengan maut, dokter berusaha untuk memberikan pertolongan dengan sebaik mungkin untuk menyelamatkan nyawanya. Tubuhnya penuh dengan luka lebam dan kaki yang satunya patah yang harus di gips, operasi pada kakinya dilakukan malam itu juga. Sekitar dua minggu, Galang tidak sadarkan diri. Asisten ayahnya yang masih setia menemani Galang di rumah sakit, tetap meminta dokter untuk menyelamatkan nyawa tuan mudanya dengan alat medis yang bisa menunjang kehidupan tuan mudanya.
Setelah hampir satu bulan kemudian, Galang akhirnya siuman, iapun mulai menggerakkan jari tangannya perlahan untuk memberikan reaksinya bahwa ia sudah sadar. Paman Raditya bersorak kegirangan melihat Galang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Iapun memencet tombol panggilan kepada suster dan dokter untuk datang memeriksa lagi keadaan Galang.
Dokter memeriksa semua alat medis yang melekat di tubuh Daffa, dari EKG, tekanan darah, nadi dan fungsi organ pernapasan dll yang ada di tubuh Galang. Setelah di pastikan keadaan pasiennya, dokter tersenyum lega lalu menghampiri paman Raditya untuk memberikan penjelasan.
"Alhamdulillah pak, Galang sudah melewati masa kritisnya." Ucap dokter lalu tersenyum kepada Raditya yang masih termangu mendengar penuturan dokter.
"Dokter apa yang harus kukatakan jika ia menanyakan orangtuanya."
"Ini memang sulit untuk kita menyampaikan berita duka itu pada pasien yang baru selamat dari kematian, tapi bagaimanapun juga ia harus tahu dan belajar menerima kenyataan, insya Allah pertolongan Allah akan menyelamatkan hatinya, jika ia terlalu tergoncang mendengar berita duka ini dari anda, kami akan mendatangkan dokter psikologi untuk membantu anda dalam menyampaikan berita duka ini pada pasien Galang." Ucap dokter Hanan seraya menepuk pundak paman Raditya yang masih termenung lalu meninggalkan kamar inap pasien Galang.
"Paman aku ada di mana, di mana orangtuaku, apakah mereka baik-baik saja?" Tanya Galang ketika melihat asisten ayahnya yang menemaninya saat ini.
"Tuan harus sembuh dulu ya, baru paman akan memberi tahu keberadaan orangtuamu." Ucap paman Adit untuk menenangkan Galang.
"Katakan yang sejujurnya kepadaku paman, aku sudah siap mendengarkan hal yang terburuk sekalipun karena aku bukanlah anak kecil yang ingin paman kelabui," ucap Galang sedikit meringis menahan sakit pada kepalanya.
"Tuan dan nyonya besar tidak dapat bertahan karena langsung meninggal di tempat kejadian perkara, dan jenasah keduanya sudah langsung dibawa ke Surabaya untuk dimakamkan di sana tuan." Ucap paman Raditya dengan suara parau menahan kesedihannya.
"Innalilahi wa innailaihi rojiuun, ya Allah ampunilah dosa kedua orangtuaku dan terimalah amal ibadah mereka disisiMu." Ucap Galang menahan kesedihannya.
Apa yang ditakutkan oleh paman Raditya, ternyata terbalik dari yang ia duga. Ketegaran Galang ketika menerima kenyataan pahit itu membuatnya tidak pesimis menatap hidup. Ia hanya memejamkan matanya kembali, entah lagi memikirkan apa, mungkin ia sedang membujuk hatinya agar tidak larut dalam kesedihan, bagaimanapun juga ia sangat yakin Allah akan menghiburnya yang saat ini teramat sakit karena kehilangan kedua orangtuanya sekaligus, entah dengan cara apa.
"Tuan apakah anda baik-baik saja?" apakah anda ingin makan sesuatu?" Tanya paman Radit ingin memastikan tuan mudanya tidak terpuruk pada keadaan.
"Aku baik-baik saja paman, hatiku memang sedih, tapi kesedihanku tidak akan membangkitkan kembali kedua orangtuaku yang telah tiada, aku harus belajar menerima kenyataan, belajar untuk ridho pada takdir yang ditetapkan oleh Tuhan untukku. Jika aku bersedih, orangtuaku tidak akan menyukai itu, bukankah selama ini ayah mendidikku untuk tidak boleh menjadi laki-laki cengeng." Ucap Galang sangat bijak membuat paman Radit merasa terharu.
"Alhamdulillah ya Allah, Engkau sangat baik pada tuan muda, mengokohkan jiwanya yang ku anggap rapuh setelah kematian kedua orangtuanya." Ucap paman Raditya lalu mengambil makanan yang sudah disiapkan oleh suster untuk Galang.
Dengan telaten paman Radit menyuapkan bubur ayam untuk tuan mudanya ini, iapun juga tegar ketika melihat tuan mudanya berusaha untuk semangat menapaki hidup.
Tiga hari kemudian mereka kembali ke Jakarta dengan menumpangi pesawat setelah menziarahi makam kedua orangtuanya Galang di Surabaya.
Tiga bulan kemudian Galang berangkat ke negeri paman Sam, ia memulai kuliahnya di Amerika serikat di salah satu perguruan tinggi yang terkenal di Amerika hingga ia tamat dalam waktu 2 tahun, dan meneruskan lagi S2 di universitas yang sama hingga ia lulus dan kembali ke tanah air memimpin perusahaan ayahnya yang diwariskan untuknya. Ia memang tidak lagi merasa sedih atas kepergian orangtuanya tapi ia membatasi dirinya dari pergaulan dengan siapapun kecuali dengan pamannya Raditya yaitu asisten ayahnya yang kini menjadi asistennya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
2023-05-30
0
Eny Zusnita
Pacitan thor...mengingatkan sesuatu
2022-02-13
1