You'Re My Antidote

You'Re My Antidote

Raja Adhitama Shandika

"Raja anak hebatnya papi." Raja menatap papinya yang sudah tak berdaya. "Papi minta maaf karena tidak bisa menemanimu tumbuh, nak." ucap papi disisa kesadarannya. Raja bisa melihat mata papi yang berkaca dengan seluruh penyesalan.

Darah yang bersimbah dimana-mana membuatnya takut dan hanya mampu meringkuk memeluk tubuhnya sendiri alih-alih bergerak mencari pertolongan.

"Maafin papi juga karena sudah membuatmu kehilangan mami... Tapi, kamu pasti akan lebih bahagia dengan pengasuhan Opa dan Oma.... Oma bisa memberikan kasih sayang yang tidak pernah kamu dapatkan dari mami, nak... Maafkan papi karena kamu harus terlahir dari seorang ibu yang buruk." papi beberapa kali berhenti saat berbicara, terlihat kesusahan menarik napas.

"Papi menyayangimu selalu." adalah kalimat terakhir yang keluar dari mulut papi. Dan kalimat itu selalu terngiang-ngiang di ingatan Raja.

Raja kecil hanya mampu menggigil ketakutan ditengah malam yang gelap dan petir menyambar. Ditemani kedua orang tuanya yang sudah tak bernyawa. Meninggalkannya seorang diri dalam ketakutan.

Ditengah ketakutan yang semakin menjeratnya. Suara yang sangat familiar ditelinganya memanggil dikejauhan. Menyeretnya untuk kembali.

"Raja.."

Suara itu kembali terdengar diiringi ketukan pintu yang membuatnya semakin gelisah.

"Sudah siang, nak. Bangun."

Raja membuka matanya terengah. Keringat dingin membasai dahi hingga ke leher. Badannya terasa dingin seolah jantung tak memompa darahnya dengan benar untuk mengaliri seluruh otot dalam tubuhnya. Mencoba duduk untuk menormalkan debar jantungnya setelah kembali melihat hal mengerikan yang sangat ingin ia lupakan.

Kata bangun bagai mantra yang menyelamatkannya dari mimpi yang lagi-lagi menghantuinya. Malamnya seolah tak pernah lepas dari mimpi itu. Seolah ia tak berhak bahagia setelah kejadian itu.

Tak seorang pun mengetahui keadaannya. Tak seorangpun tahu bahwa hingga detik ini ia masih tidak baik-baik saja.

Termasuk wanita paruh baya didepan pintu kamar yang menyelamatkannya dari mimpi buruknya.

Wanita yang ia panggil mama meskipun statusnya adalah seorang Oma. Wanita yang ia panggil mama hanya karena ia ingin hidup normal seperti teman-temannya yang masih memiliki orang tua. Hanya karena ia tak ingin merasa menjadi yatim piatu dan merasa sendiri.

"Raja bangun, sebelum papa yang membangunkan mu!"

Raja menarik sudut bibirnya tipis ketika mamanya itu mulai berseru kesal karena mengiranya masih terlelap.

Dengan kaki telanjang, Raja turun dari tempat tidur untuk membuka pintu. Pintu yang selalu ia kunci untuk menyimpan rahasia kelamnya.

"Raja sudah bangun, mah." ucapnya begitu wajah wanita berusia 75 tahun yang masih terlihat cantik itu menyambutnya didepan pintu.

"Mama itu sudah tua Raja.. Kamu juga sudah 28 tahun. Kamu harus bisa bangun pagi sendiri tanpa harus mama bangunkan." omelan itu sudah setiap pagi Raja dengar. Dan kata selanjutnya pun sudah Raja hafal diluar kepala.

"Mama akan berumur panjang hingga bisa membangunkan Raja setiap pagi." ucap Raja sebagai jawaban atas apa yang akan mamanya itu ucapkan seperti biasa. Yang akan selalu berkata bagaimana jika wanita itu meninggal. Siapa yang akan mengurus ia dan sebagainya.

Ia mengaduh ketika sang mama menjewer telinganya . "Kamu itu selalu saja berkata seperti itu. Padahal uban mama sudah semakin banyak!"

"Mama tetap cantik dengan uban-uban itu." Raja membungkuk untuk merangkul Lintang-mamanya-yang memiliki tinggi hanya sebatas bahunya. Menyandarkan kepala di bahu yang tak lagi muda itu.

Raja selalu bersikap normal didepan semua orang. Seoalah-olah dirinya baik-baik saja dan lupa akan masa lalunya. Meski sikap dingin dan jarang tersenyum kini melekat sebagai ciri khasnya.

***

Raja Adhitama Shandika. Pria mapan yang belum lama ini merayakan ulang tahunnya yang ke 28. Cucu pertama dari Rasya Jovan Shandika yang kini diakui sebagai putra bungsu dalam keluarga.

Raja lahir dan tumbuh di luar negeri hingga usia 10 tahun. Ayah kandungnya, Rafa Shandika adalah seorang pengacara ternama pada masanya. Begitu juga sang ibu, Ratu Angeline yang berstatus sebagai seorang model papan atas hingga kehadirannya menjadi alasan untuk ibunya berhenti dari dunia modeling.

Raja tidak tumbuh dalam keluarga hangat dan bahagia seperti yang orang-orang bayangkan. Hidupnya penuh luka. Ia tumbuh dengan teriakan pertengkaran orang tua.

Sampai usianya 10 tahun dan ia tinggal dengan opa dan oma yang kini menjadi papa dan mamanya.

Kini ia sudah rapi dengan stelan kerja dan duduk dimeja makan untuk menikmati sarapan dengan kedua orang tuanya. Karena semua anak dari Rasya dan Lintang sudah berkeluarga dan memiliki rumah masing-masing.

"Bagaimana pekerjaanmu, Raja?"

Papanya belum lama ini pensiun dari jabatannya sebagai CEO stasiun televisi swasta milik keluarga mereka yang konon didirikan oleh kakek buyutnya. Rasya kini hanya menyandang status sebagai dewan komisaris yang bekerja dari rumah.

Kini posisi CEO atau direktur utama digantikan oleh putra kedua papa yang bernama Rafi. Orang yang tetap Raja panggil om meski ia memanggil Rasya dengan sebutan papa.

Dan Raja sendiri menjabat sebagai salah satu direktur di perusahaan yang tengah berkembang pesat dan merambah ke jasa keuangan itu.

"Lancar pah." jawabnya singkat seperti biasa.

Raja bukan anak rumahan yang penurut. Ia termasuk nakal diusia remajanya. Biang onar dan sering terlibat tawuran bahkan balap liar yang sering kali membuat kedua orang tuanya datang ke kantor polisi untuk menjemputnya pulang karena masih dibawah umur.

Semasa kuliah pun ia masih nakal. Hanya sudah lebih pintar dan tak pernah lagi terciduk polisi meski tawuran yang ia pimpin memakan korban jiwa.

Kenakalannya ketika remaja masih berlanjut sampai sekarang. Club malam, minuman beralkohol dan tidur dengan wanita bukan hal baru untuk Raja.

Orang tuanya saja yang tidak tahu karena tertutupi dengan prestasinya di perusahaan yang cukup gemilang. Juga sikap baiknya ketika didalam rumah.

Lagi pula Raja tidak ingin lagi melihat mamanya menangis. Sudah cukup ia membuat wanita itu menangisinya setiap kali ia pulang dengan wajah babak belur penuh lebam dan darah semasa remaja.

Meski Lintang bukan oma kandungnya karena wanita itu hanya ibu sambung papinya. Tapi Lintang menyayanginya dengan tulus.

Wanita yang rela begadang untuk menjaganya ketika demam. Wanita yang selalu tertidur di sofa ruang tamu ketika ia pulang terlambat.

Membuatnya tak salah memanggil omanya itu dengan mama. Karena mama selayaknya ibu kandung yang selalu menyayangi dan mengkhawatirkan anak kandungnya sendiri.

"Pekerjaanmu lancar. Usiamu juga sudah matang.. Mamamu selalu khawatir tentang siapa yang akan menemanimu ketika kami tiada. Jadi, kapan kau akan membawa wanita untuk dikenalkan sebagai calon istri?"

Raja menghela napas. Lagi-lagi masalah itu. Hal yang sudah setiap hari ia dengar dari mamanya. Hal yang sampai kapan pun tidak pernah siap ia lakukan karena ia tidak percaya dengan sebuah komitmen.

"Mama masih cantik. Masih muda dan sehat. Mama tidak usah mengkhawatirkan hal yang belum pasti." Raja tetap mengunyah roti isi miliknya. "Lagi pula Raja belum ada calon dan belum ingin menikah."

Raja melihat kedua orang tuanya yang saling melirik dan menghela napas bersamaan.

"Bagaimana dengan Rani. Dia anak yang baik, cantik dan ceria. Cocok untuk kamu yang jarang tersenyum."

*

*

*

Selamat datang di cerita baru. Semoga kalian suka.

Jangan lupa pencet love dan jempolnya. Saranghae ❤

Ooh ada salam dari Raja yang udah siap ngantor

Kalau ini versi nakalnya

Ini yang ngajakin nakal nih

Ini yang lagi galau disuruh nikah

Happy Reading ❤

Terpopuler

Comments

Rini Ernawati

Rini Ernawati

awal yg menarik...tp gk bgt dgn visual nya hehee...maaf ya kak aku ngehalu sndri soal nya gk suka dgn oppa oppa....

2022-06-03

1

Siti juleha

Siti juleha

aku baru nyimak

2022-05-29

1

sry rahayu

sry rahayu

bagus ceritanya ..

2022-04-11

1

lihat semua
Episodes
1 Raja Adhitama Shandika
2 Rani Ayudia Damayanti
3 Gadis Baik
4 Pilihan Sulit
5 Satu Hari Saja
6 Ketika Kekuasaan Bertindak
7 Rumah Sakit
8 Babak Baru Dimulai
9 Hari Lamaran
10 Idola Masa Kecil
11 Kantor
12 Merasa Kecil
13 Tak Kenal Diri
14 Tempat Tujuanku
15 Masakan Pertama
16 Bunda Adit
17 Berhenti Berdetak
18 Akad
19 Balon Lepas
20 Gunjingan
21 Usai Akad
22 Pesta
23 Rumah Kita
24 House tour
25 Tanggung jawab
26 Tongseng
27 Konferensi
28 Salah Mata dan Telinganya
29 Gundah
30 Menyesal
31 Bisikan Maaf
32 Niat Baik
33 Bukan Mimpi
34 Pergi
35 Menarik
36 Cemburu
37 Gelang Itu
38 Setitik Cahaya
39 Rahasia
40 Aku Milikmu
41 Bolehkah?
42 Pulang
43 Mengagumkan
44 Tertawa
45 Gangguan
46 Haikal
47 Haikal 2
48 Tak Suka
49 Manja
50 Menjaga Milikku
51 Penawar
52 Kencan Pertama
53 Usaha
54 Honeymoon
55 Honeymoon 2
56 Honeymoon 3
57 Pulang
58 Rumah Sakit
59 Mengungkap
60 Mengakui
61 Takan Salah Alamat
62 Cerita Kelam
63 Cerita Kelam 2
64 Cerita Kelam 3
65 Membebaskan Diri
66 Adit
67 Mengenang
68 Jomlo
69 Tomyam
70 Makam
71 Semakin Nyata
72 Mimpi Panjang
73 Akhirnya
74 Kembali
75 Akhir Pekan
76 Bubur Ayam
77 Sepertinya....
78 Hasil
79 Pemeriksaan
80 Gamang
81 Resign
82 Suasana Kantor
83 Mood Swing
84 Ngidam
85 Luar Biasa
86 Perkara Hadiah
87 Rasa Khawatir Raja
88 Pesta Ulang Tahun
89 Kualat
90 Perkara Nasi Goreng
91 Manjanya Ngidam
92 Mawar
93 Dibalik Sebuah Kejutan
94 Kejutan Kedua
95 Kabar Kehamilan Lain
96 Bujukan Menyayat
97 Kritis
98 Simpati
99 Insecure
100 Makan Malam
101 Raisa
102 Praduga
103 Seorang Ibu
104 Fakta Mengejutkan Lainnya
105 Syarat Dari Rere
106 Luka Seorang Renata
107 Syarat Lain Rere
108 Hasil Tes
109 Kontraksi
110 Rumah Sakit
111 Akhirnya...
112 Pengasuh
113 Rasen & Raisa
114 Mengasuh
115 Hari Pertemuan
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Raja Adhitama Shandika
2
Rani Ayudia Damayanti
3
Gadis Baik
4
Pilihan Sulit
5
Satu Hari Saja
6
Ketika Kekuasaan Bertindak
7
Rumah Sakit
8
Babak Baru Dimulai
9
Hari Lamaran
10
Idola Masa Kecil
11
Kantor
12
Merasa Kecil
13
Tak Kenal Diri
14
Tempat Tujuanku
15
Masakan Pertama
16
Bunda Adit
17
Berhenti Berdetak
18
Akad
19
Balon Lepas
20
Gunjingan
21
Usai Akad
22
Pesta
23
Rumah Kita
24
House tour
25
Tanggung jawab
26
Tongseng
27
Konferensi
28
Salah Mata dan Telinganya
29
Gundah
30
Menyesal
31
Bisikan Maaf
32
Niat Baik
33
Bukan Mimpi
34
Pergi
35
Menarik
36
Cemburu
37
Gelang Itu
38
Setitik Cahaya
39
Rahasia
40
Aku Milikmu
41
Bolehkah?
42
Pulang
43
Mengagumkan
44
Tertawa
45
Gangguan
46
Haikal
47
Haikal 2
48
Tak Suka
49
Manja
50
Menjaga Milikku
51
Penawar
52
Kencan Pertama
53
Usaha
54
Honeymoon
55
Honeymoon 2
56
Honeymoon 3
57
Pulang
58
Rumah Sakit
59
Mengungkap
60
Mengakui
61
Takan Salah Alamat
62
Cerita Kelam
63
Cerita Kelam 2
64
Cerita Kelam 3
65
Membebaskan Diri
66
Adit
67
Mengenang
68
Jomlo
69
Tomyam
70
Makam
71
Semakin Nyata
72
Mimpi Panjang
73
Akhirnya
74
Kembali
75
Akhir Pekan
76
Bubur Ayam
77
Sepertinya....
78
Hasil
79
Pemeriksaan
80
Gamang
81
Resign
82
Suasana Kantor
83
Mood Swing
84
Ngidam
85
Luar Biasa
86
Perkara Hadiah
87
Rasa Khawatir Raja
88
Pesta Ulang Tahun
89
Kualat
90
Perkara Nasi Goreng
91
Manjanya Ngidam
92
Mawar
93
Dibalik Sebuah Kejutan
94
Kejutan Kedua
95
Kabar Kehamilan Lain
96
Bujukan Menyayat
97
Kritis
98
Simpati
99
Insecure
100
Makan Malam
101
Raisa
102
Praduga
103
Seorang Ibu
104
Fakta Mengejutkan Lainnya
105
Syarat Dari Rere
106
Luka Seorang Renata
107
Syarat Lain Rere
108
Hasil Tes
109
Kontraksi
110
Rumah Sakit
111
Akhirnya...
112
Pengasuh
113
Rasen & Raisa
114
Mengasuh
115
Hari Pertemuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!