Zahra Ameera. Seorang ibu rumah tangga biasa yang hobi bergelut dengan desain interior. Bukan pekerja kantoran, hanya melayani suami dan beberapa kali menerima Job desain untuk mengisi waktu luang.
Hari itu, hari rabu. Zahra sudah membuat janji dengan sahabat baiknya, Dania. Pergi belanja bulanan, juga menyempatkan diri untuk mengobrol di cafe favorit mereka.
Di awali dengan percakapan remeh, hingga akhirnya berujung rasa sakit hati dan kekecewaan. Zahra pergi begitu saja meninggalkan Dania yang tidak membawa kendaraan. Menyusuri kota Malang dengan hati yang resah.
Bayang-bayang foto yang tadi diperlihatkan Dania. Seperti hujan asam, meruntuhkan segala ketegaran, juga rasa kepercayaan.
Tenang Zahra, tenang.
Ini cuma kesalahpahaman. Mungkin itu foto masa lalunya, atau mungkin ....
Jangan pikirkan, Zahra. Semua baik-baik saja. Mas Abram jelas mencintaimu. Dia bahkan gak punya sosmed, gimana mau selingkuh?
Benar ....
Mas Abram gak punya sosmed.
Dia ....
Tidak mungkin selingkuh.
Zahra mencoba menenangkan hatinya yang gundah. Sampai fokus menyetirnya hilang dan akhirnya ....
BRAK.!!!!!
Dia menabrak mobil yang ada di depannya tanpa sadar. Lalu, cepat-cepat menginjak pedal rem untuk menghentikan laju mobil. Menarik tuas rem dan segera keluar dari mobil.
Seorang lelaki bertubuh kekar, keluar dari mobil dengan wajah merah. Zahra yakin jika lelaki itu terlihat marah atas tindakan cerobohnya.
“Pak, aduh ... saya minta maaf!” Nada Zahra terdengar getar. Ia tertunduk, sesekali mengamati bagian belakang mobil yang terlihat penyok.
“Pak, Pak! Liat baik-baik, memang aku terlihat tua?” Cerca lelaki itu dengan nada tinggi.
Mendengar cercaan itu, Zahra bukannya takut. Justru dengan berani menegakkan kepalanya dan menatap lelaki itu.
Cukup ... tampan.
“Maaf, maaf, Mas ... Bang ... Om. Aduh, gimana aku panggilnya?”
“Ini lampu merah! Kita selesaiin di warung sana!” Tunjuk lelaki itu ke seberang jalan yang berjarak sekitar 200 meter.
Zahra segera masuk ke dalam mobil, menunggu lampu merah berubah hijau, dan segera pergi mengikuti lelaki itu. Sesampainya mereka di warung pinggir jalan. Zahra turun dengan membawa tas jinjing juga ponselnya. Lagi-lagi, ia menatap bamber belakang mobil yang penyok cukup parah sambil menghela napas panjang.
“Mbak bisa duduk dulu di sana!” ucap lelaki itu setelah turun dari mobil.
Tak mau berpikir lama dan menebak-nebak, Zahra segera duduk di kursi yang ada di depan warung.
“Mau minum apa?” Tawar lelaki itu.
Zahra menggeleng dengan cepat, “Oh, ngak perlu, makasih.”
Dia mengangguk, lalu memesan secangkir kopi hitam dengan sedikit gula untuk dirinya sendiri. Selesai memesan, dia langsung duduk dan mulai membahas masalah mobil penyok.
“Saya ganti rugi kok. Emm ... Mas, mau saya antar ke bengkel langganan saya? Pengerjaan di sana cukup bagus, atau Mas bisa cari bengkel sendiri.”
Lelaki itu tak menjawab, hanya menghela napas panjang dan melepas kaca mata hitamnya. Netra mata itu terpesona menatap wanita bernama, Zahra Ammera. Seorang wanita cantik dengan mata hitam, hidung mancung dan kulit putihnya.
Beberapa saat, dia larut, dalam pesona seorang Zahra.
“Mas ... hallo!” Zahra melambaikan tangan tepat di wajahnya.
“Iya iya, aku lagi mikir!”
Lima menit berlalu. Zahra mulai gusar, beberapa kali ia melihat ponselnya, juga melihat jalanan yang ramai. Pikiran mulai dihatui perasaan takut, entah itu penculikan, atau bahkan pemerasan. Satu persatu pikirannya penuh dengan hal negatif.
Aplikasi Whatsapp sudah dibuka. Tiga nomer kontak teman-temannya sudah menerima pesan masuk darinya, termasuk Dania yang baru saja ia temui. Jelas tidak mungkin jika ia menghubungi Abram, karena satu minggu ini, suaminya sedang pergi ke luar kota untuk proyek dan tidak mungkin datang dengan cepat. Baginya, ini hanya masalah sepele yang bisa ia selesaikan sendiri.
Cukup mengandalkan share-loc, semoga mereka cepat datang ke sini. Begitu harapan Zahra dalam hati.
Pemilik warung datang mengantarkan secangkir kopi hitam yang dipesan. Lelaki itu langsung membuka tutup kopi, dan mencium uap kopi yang terlihat menggoda.
“Sebenarnya, aku bukan orang sini. Kebetulan ke sini liburan aja, besok juga udah balik. Mobil itu ... juga bukan milikku.”
“Terus gimana, Mas?”
“Aku udah call yang punya mobil. Dia juga udah di jalan.”
Pikiran Zahra mulai kacau. Entah dari mana berawal, dia mulai memikirkan modus penipuan terbaru yang sedang viral belakangan ini. Beruntung, dia sudah mengubungi teman-temannya untuk datang.
Tak sampai setengah jam, Dania dan Intan datang lebih dulu ke lokasi. Wajah Zahra yang tegang, berangsur-angsur kendur.
“Ra, are you oke?” tanya Dania yang langsung turun dari motor begitu saja.
“Aku ngelamun dikit.”
“Ngelamun apa sih, Ra? Mas Abram belum kasih kabar?” Goda Intan.
Dania buru-buru memukul ringan tangan Intan, yang mulutnya asal nyablak di depan umum.
“Jadi gimana, Ra? Parah ngak?” Dania berusah mengalihkan topik.
Zahra menunjuk mobil yang berada di sebelah kanan mereka. Nampak bamper belakang mobil Jazz, penyok cukup parah. Dania dan Intan hanya menepuk jidat, mengeleng kepala sambil menatap Zahra.
Baru sebentar Zahra menjelaskan kondisi korban. Sebuah mobil sedan keluaran BMW, terpakir di belakang mobil Zahra. Seorang wanita mengenakan hoodie hitam, turun dari mobil. Wanita itu langsung menghampiri mobil Jazz yang tadi di tabrak Zahra.
“Siapa pelakunya?”
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
Jangan lupa untuk meninggalkan komentar yang baik dan bijak. Jika suka, jangan lupa like dan masukkan ke daftar Favorit. Jika tidak, Anda bisa meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Sofie Ilyas Ilyas
Suka
2022-07-04
1
👑 ☘s͠ᴀᴍʙᴇʟ͢ ᴍᴀᴛᴀʜ💣
wowww... baru2 bab. nopel ke-3, gak mengecewakan. daebakk👍🏻👍🏻👍🏻
2022-06-11
1
Age Nairie
suka
2022-02-21
0