Chapter 11 | Maliciously Evil

...(Comment tiap paragraf, ya...) ...

...Harap hati" karena typo bertebaran...

...-HAPPY READING-...

Ruangan lingkup yang bernuansa gelap dan pengap, menghadirkan suasana nang kurang nyaman. Banyak sekali lamat-lamat kotoran yang menempel di setiap sudut dinding, debu pasir juga berserakan di lantai ubin cokelat.

Dengan perlahan, Reyhan membuka kedua matanya walau bisa dirasakan bahwa itu berat. Sekujur tubuhnya memar akibat sebelum ia hilang kesadaran dihajar habis-habisan oleh beberapa makhluk asing nan menyeramkan di suatu tempat yang belum pernah pemuda itu kunjungi.

Netra yang sayu itu, menyapu ke sekitar ruangan kumuh. Tempat yang tak ada penerangan dari cahaya lampu, membuat jiwa dan hati Reyhan menjadi gentar. Keringat dingin pula kembali merembes menuju ke pelipis.

Hingga pada akhirnya napas miliknya tercekat hebat saat tatapannya membentur pada sejumlah banyak tengkorak manusia dewasa yang tersusun rapi atau berjejeran di pelosok tembok.

Bau amis darah segar yang menyeruak ke indera penciumannya, berjaya membuat Reyhan ingin mengeluarkan cairan muntahan dari dalam perutnya. Ia benar-benar tersiksa di ruangan mengerikan ini.

Sampai tiba-tiba, terdengarlah suara langkah kaki yang memasuki ruangan. Bersama hidung kembang-kempis akibat ketakutan terhadap situasi ini, Reyhan menolehkan kepalanya ke arah sumber yang berbunyi hingga sekarang.

“Selamat malam, Kawan. Senang sekali berjumpa denganmu usai melihatmu tidak sadarkan diri akibat dampak dari kerjaannya para anak buahku.”

‘Siapa cowok yang berperawakan kayak drakula itu? Mana sok kenal, lagi! Gue tau kalau dia bukan orang baik-baik, auranya negatif.’

Pemuda yang mengenakan jubah panjang di belakang tengkuk, berjongkok seraya menancapkan raut iblisnya. “Kau pasti diam-diam berusaha membaca pikiranku, ya? Hahahaha! Kenalkan, aku Cameron Hoelderon. Seorang penguasa di dunia alam semesta yang telah kau jelajahi bersama lainnya.”

Cameron yang berujar panjang-lebar itu, dengan sambil melepaskan lakban yang masih senantiasa membekap mulutnya Reyhan. Manusia lelaki tampan itu yang mengamati dari ekspresinya, menghempaskan napas kasar.

“Lo ada urusan apa sama gue? Oh, atau ini cara lo kepada semua orang yang gak sengaja menyinggahi tempat sampah ini?!” bentak Reyhan.

Cameron yang masih ada di samping korban pancingannya, lekas menempelkan sisi jari telunjuknya di bibir dengan gaya angkuh. “St, bukan. Ada satu hal yang aku inginkan darimu.”

“Apaan, Brengsek?!”

Pemuda pemilik jiwa arogan tersebut, bangkit dari jongkok lalu berjalan tiga langkah kemudian memutar tubuhnya ke arah Reyhan yang masih dikungkung di atas kursi aluminium.

“Aku sedang membutuhkan suatu energi yang mempunyai ras paling terkuat dari seseorang. Maka dari itu, aku sengaja menjadikan kau sebagai umpan entitas,” jelas Cameron.

Mata Reyhan melotot tajam. “Tapi kenapa harus gue yang lo jadikan sebagai umpan, hah?! Dasar Manusia gak punya penyimpanan otak, jangan harap gue bisa menuruti apa yang lo mau!”

Cameron menghembuskan napas jengah sembari bersedekap di dada. “Itu terserah kau saja, sih. Mau menolak atau menerimanya, tapi yang jelas ... salah satu dari antara tiga sahabatmu akan aku tumbalkan malam ini nanti.”

“Anggara Veincent Kaivandra. Itu sosok dari sahabatmu, kan?” ulasnya.

DEG

Usai mendengarkannya secara saksama, tidak tahu kenapa tenggorokan Reyhan rasanya kering. Matanya memanas, hatinya membuncah tak karuan. Bagaimana mungkin sahabat Introvert-nya dijadikan mainan tumbal?

“Jangan, lo jangan berbuat macem-macem sama Angga, Goblok! Dia salah apa sama lo, emangnya?! Dia bahkan bukan pendusta atau pelanggar aturan di hutan keramat ini!” murkanya.

Cameron tersenyum smirk. “Dia memang bukan pendusta atau pelanggar aturan, tapi karena sahabatmu mempunyai suatu kelebihan yang telah dianugerahi sejak kecil, membuatku terangsang untuk merebutnya segera dari tubuh.”

‘Mempunyai suatu kelebihan yang telah dianugerahi sejak kecil? Maksudnya dia, Angga anak Indigo? Tapi ... gimana bisa? Ck, gue belum percaya kalau gak lihat buktinya sendiri.’

“Aku sudah tidak punya banyak waktu lagi untuk mendengarkan segala ocehan-mu di sini, ketetapan tetap ketetapan. Dan kini aku akan membuatmu lemah terlebih dahulu sebelum aku beraksi,” cakap lelaki berhati angkuh itu.

“M-maksud lo?!”

“Hahaha, kau akan tahu.” Kemudian Cameron menjentikkan jarinya hingga efek itu mengeluarkan sebuah asap hitam yang hadir dari bawah lantai.

Seakan-akan napas milik Reyhan terputus saat menatap sesosok makhluk menyeramkan yang telah muncul usai keberadaan si asap hitam. Postur tubuh yang jangkung, wajah yang terkoyak hingga menimbulkan luka dalam di sana membuat Reyhan ingin rasanya kabur.

Auranya begitu mengerikan sekaligus negatif, dan Reyhan tak tahu apa yang ingin dilakukan oleh makhluk gaib tersebut. Namun nang jelas, itu adalah bawahannya Cameron yang akan disuruh untuk menyerang manusia lelaki tampan ini.

“Jangan apa-apain gue!” pinta Reyhan dengan penekanan nada, seolah menyuruh Cameron agar makhluk itu tak berbuat sesuatu.

Sepertinya pemuda yang berperawakan tinggi serta mengenakan kostum drakula itu telah mengetahui kelemahan pribadinya Reyhan. Makhluk astral yang mengerkau energi negatif, memang tidak sanggup dirinya hadapi. Sekalipun bersama pendamping.

“Segeralah masuk ke dalam raga lelaki itu, dan patuhi apa yang akan ku suruh lagi untukmu nantinya,” titah Cameron.

Reyhan dengan netra yang masih memanas bersama perasaan campur aduk, menggeleng kepalanya kuat-kuat tanpa sanggup mengeluarkan suaranya yang tercekat itu. Sementara di sisi lainnya, ia berusaha menggerakkan kedua anggota tangannya yang masih terikat tali di belakang sandaran kursi.

Makhluk yang sepuluh kali lipat menakutkan tersebut, membasahi bibir dengan lidahnya di hadapan Reyhan meskipun masih berjarak jauh. Dan, tanpa aba-aba yang diberikan oleh pelopornya, sosok berwujud gaib itu berlari kilat macam halilintar untuk menghampiri manusia sasarannya sekaligus memasuki tubuh lemahnya.

“ARGH, JANGAAAAAAAAAN!!!”

Usai makhluk itu berhasil menembus raga pemuda tampan yang dikomandoi oleh sang pemilik bangunan kastil ini, tubuh Reyhan tersentak dengan mata melotot layaknya mendapatkan reaksi nan sensasi yang menjalar ke seluruh raganya.

Kedua tangannya yang masih terbelenggu, muncul sebuah urat-urat begitupun bagian lehernya di mana saat rahang pipinya mengeras. Gigi putihnya saling menggertak dalam mulut, sementara Cameron yang menonton pemandangan asyik tersebut, hanya memiringkan sunggingan bibir.

Kepala Reyhan yang mendongak ke atas dengan banyaknya peluh keringat, tertunduk cepat ke bawah bersama mata terpejam. Secara waktu yang cukup singkat, lelaki berambut berantakan itu perlahan mengangkat wajahnya.

Terlihat jelas, aura mukanya telah tergantikan menjadi sangat jauh lebih berbeda dibanding sebelumnya. Tatapan mata yang kondisinya menghadap lurus ke depan, ia ukir senyuman sinis.

“Saya akan mematuhi atas perintah apa yang Tuan inginkan. Menumbalkan seorang manusia berkemampuan khusus? Cukup menyenangkan.”

Lelaki yang mengenakan kostum hitam menyesuaikan aura nang dimilikinya itu, tersenyum kemenangan. Akhirnya apa yang ia rencanakan, berjalan dengan sempurna.

...‹‹---𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔---››...

Dalam tubuh terlentang di atas lantai semen berwarna gelap, Angga mengernyitkan kedua matanya waktu kesadarannya yang pulih, ia merasakan kesakitan luar biasa di bagian kepala.

“Sssssh ...”

Selain itu yang ia rasakan, dadanya juga terasa sakit macam ditikam oleh ribuan benda tajam. Hingga kemudian, perlahan-lahan Angga membuka netranya.

Langit-langit dinding yang besar dan luas, suasana nang dingin menusuk berjaya mengingatkan pemuda Indigo itu ke suatu kejadian yang sudah lampau. Tentunya siluet bayangan makhluk pria tersebut yang telah membaringkan raganya ke sini.

Anggara! Kamu baik-baik aja?!

Ia yang dipanggil bersama nada lengking, membuat wajah pemuda tampan itu terangkat sedikit untuk mengarah ke sumber suara dari perempuan tersebut. Angga membuka mulutnya tipis saat menangkap sahabat kecilnya, yakni Freya.

‘Kalian berada di atas sana karena dikurung dengan mereka? Dugaan ini gak mungkin salah.’

Angga menghempaskan napasnya tanpa menjawab atas kecemasan yang dirasakan oleh sahabat kecil cantiknya, hingga ia mendengar suara tepukan-tepukan tangan kecil di daerah sekitar, membuat ia memposisikan awal kepalanya.

Pemuda Indigo itu seketika menekan giginya dengan hati kesal waktu mendapatkan ketibaan sosok lelaki seumurannya yang melangkah angkuh untuk menghampiri tubuhnya.

“Lo siapa-” Ucapan Angga terputus secara langsung saat refleks menggerakkan sebagian tubuh. Apaan, ini? Kenapa sepasang anggota tangan dan kakinya dibelenggu pakai borgol besi yang telah dikunci? Apalagi hal itu membuat dirinya tak bisa bergerak sedikitpun kecuali kepala.

‘Jeratan ini? Mimpi?! Argh, mengapa harus menjadi nyata?!’ raung Angga dalam hati karena peristiwa yang ia alami persis seperti di alam bawah sadarnya.

“Hahahaha, kenapa? Susah untuk bebas? Sungguh memalangkan. Lagi pula, kau tak akan ku persilahkan kabur sebelum semuanya tuntas dengan bijaksana.”

Angga mengalihkan pandangannya ke pemuda bersuara nada Bass itu yang tak lain adalah Cameron. Tatapan mata ia sangat begitu menusuk ke orang yang sudah berkomunikasi dengan logat sombong.

“Apa yang lo mau dari gue?!”

Dasar anak Indigo gak bermutu, untuk apa lo mempertahankan kekuatan lo itu jika nggak digunakan dengan oke? Buang-buang energi aja

Cameron yang mempunyai aura hitam, tersenyum sinis sekilas lalu mengambil jarak jauh dari Angga yang masih telentang di atas lantai. Entah mengapa ia justru menjauh, bahkan seolah-olah siap menikmati sesuatu yang sebentar lagi akan dimulai.

“Suaranya kayak kenal,” laun Freya dan Jova dengan melemparkan pandangan tanpa memasang ekspresi senang.

Sedangkan, Angga memicingkan kedua netra untuk memperhatikan detail pada siluet bayangan yang bagi ia cukup tak asing di penglihatannya. Ruangan ini diadakan kabut, makanya lumayan sulit untuk Angga tinjau.

“Selamat malam, Sobat,” sapa Reyhan dengan senyuman iblisnya setelah keluar dari dalam kabut astral.

“R-reyhan?!”

Kedua gadis tersebut tak akan mungkin memekik karena terkejut kalau bukan sahabatnya yang mengemukakan wujud. Sementara seperti Angga, hanya diam dengan menancapkan wajah dinginnya.

Tak lagi terkesiap pada aura Reyhan yang berganti, disebabkan ia telah tahu bahwa raga sahabatnya sedang dipermainkan oleh makhluk gaib atau sebut saja anteknya dari Cameron.

“Coba hirup udara di ruangan ini, di bawah langit malam bulan purnama. Ada tanda-tanda jika lo akan kehilangan sesuatu dari dalam jiwa lo. Apalagi elo itu manusia paling terpilih bagi angkatan iblis, sangat pantas bila dimiliki seutuhnya.”

Jova mengerutkan kening karena tak paham apa yang dimaksud Reyhan. “Kamu ngomong apaan, sih?! Lihat, deh. Mukamu kayak lagi ngajak Angga musuhan!”

“Lo diem, Cewek! Mending lo di atas sana gak usah ikut campur sama urusan gue dengan bocah gak tahu diuntung ini,” sentaknya bersama menatap nyalang.

Bola mata gadis Tomboy itu mendelik dengan hati terkejut. “D-dia berani berkata kasar sama sahabat ceweknya?! Heh-”

“Va, sudah! Cowok yang ingin kamu ajak berargumen, bukan Reyhan! Dia bukan sahabat kita bertiga!” tegas Freya tiba-tiba, sambil menggenggam salah satu tangan Jova.

Jova menolehkan kepalanya cepat dengan meneguk ludahnya. “Maksud kamu?! Tubuhnya Reyhan lagi dimasukin setan?”

Freya menganggukkan kepala dengan menatap sahabatnya serius lalu menjawab, “Iya. Aku tau dari cara sikap dan omongannya, dia bukan Reyhan Ivander Elvano!”

Jova melongo tak percaya apa yang diungkapkan sahabat lugunya. Peka-peka begitu, tapi kenapa mempunyai rasa cenayang yang pintar memprediksi?

“Sahabat kecilmu itu ternyata juga mempunyai aura yang terbuka, ya? Sangat fantastis,” ujar Cameron, usai melongok ke arah Freya dan kini menatap Angga.

Reyhan merogoh kunci pas untuk membebaskan lelaki Indigo itu dengan wajah datarnya. Setelah semuanya beres, pemuda yang posisinya dipergunakan jahat oleh makhluk mengerikan, menarik paksa tubuh lemah Angga agar berdiri.

“Lo di kastil ini sudah gak ada artinya. Karena, di malam ini juga lo akan menjadi tumbalnya atasan gue! Ngerti?!” calaknya, lalu melempar raga sahabatnya asal ke tembok hingga kepala Angga membentur kuat.

DUAKH !!!

Freya yang mendengar nada tinggi itu, menutup mulutnya dengan kalbu syok sementara kristal air matanya mengumpul di pelupuk, beda dari Jova yang justru tak terima seraya memukul kencang bagian jeruji besi di hadapannya sambil mengumpat bersama ucapan toxic mutiaranya.

Angga di bawah sana, merintih sakit dengan berusaha membangkitkan tubuh usai dilayangkan maksimal oleh Reyhan dengan tenaga dahsyatnya tersebut. Namun, sayangnya...

DUAKH !!!

“Eeeeeergh!” Rintihan panjang Angga mengudara saat Reyhan berjaya menendang dadanya, apalagi sekarang lelaki tampan itu menyentuh area rasa sakitnya dengan mata mengernyit kuat.

“Bangun lo, Bangsat!” Ia menarik kerah jaket bagian belakang milik Angga buat menyuruh bangkit, yang padahal raganya telah terlungkup karena oleh dirinya.

“Lo itu aslinya manusia lemah! Bahkan jika sejujurnya gue berkata, lo sama sekali gak pantes buat menggenggam kekuatan itu sampe akhir waktu!”

“ANGGAAAAAAAA!!!”

Tangisan Freya kini pecah saat sahabat kecilnya yang ia sayangi, kembali terpelanting kencang setelah ditorehkan tendangan kuat dari telapak kakinya Reyhan yang sukses mengenai muka Angga.

Cameron yang anteng mengamati target pilihannya mengusap darah sudut bibir nang robek, memiringkan kepala dengan menyusutkan dahi karena sekuat tenaga Reyhan untuk melemahkan energi Angga, lelaki pemilik Indera keenam itu tetap tangguh dalam keadaan.

“Demi apa, rupanya lo cukup kuat juga ya menerima segala serangannya gue? Bahkan, lo sendiri gak ada niatan untuk membalas kekejaman gue terhadap elo. Kenapa, Bro? Tidak tega? Tidak rela?”

Angga mengatupkan bibirnya dengan menyentuh dada bidangnya yang kini terasa bergemuruh nan sesak. Iris mata abu supernaturalnya itu konstan menatap tajam segi aura negatif milik Reyhan.

‘Gue ingin menyelesaikan masalah ini, tapi apakah gue harus bertarung kepada sosok makhluk itu yang saat ini memperalat tubuh sahabat gue? Bahkan di mimpi itu, dia berhasil merebut Indigo ini yang telah dianugerahi semenjak dini hingga sang empu mati di tangannya.’

Dengan terbatuk, Angga mengambil napas dalam lalu menghembuskannya perlahan dari mulut kemudian berupaya menegakkan badannya, waktu Reyhan telah berada di dekat hadapannya.

Mereka memang saling bersahabat, tapi aura dari tatapan matanya mereka saat ini lebih menunjukkan sebuah kekelaman bagaikan awan kelabu yang didominasi oleh petir menggelegar ke penjuru langit.

Pandangan yang tak menuding rasa perkawanan ini, sudah menandakan bahwa mereka akan berseteru dalam bawah tanah kastil! Seperti apakah adegan sengit itu bakal bermula?

INDIGO–To Be Continued »

Episodes
1 PROLOG
2 Chapter 1 | Vacation Plans
3 Chapter 2 | Leave
4 Chapter 3 | First Day Visiting the Forest
5 Chapter 4 | Strange Things Start
6 Chapter 5 | Under the Influence
7 Chapter 6 | The Ruler
8 Chapter 7 | Inside Videos
9 Chapter 8 | Blocked
10 Chapter 9 | Calamity Attack
11 Chapter 10 | Demon Star Portal
12 Chapter 11 | Maliciously Evil
13 Chapter 12 | Amulet
14 Chapter 13 | True Self
15 Chapter 14 | Obliterate
16 Chapter 15 | The Dark Past
17 Chapter 16 | Go Home
18 Chapter 17 | Abandoned Villa Building?
19 Chapter 18 | Go to That Place Again
20 Chapter 19 | Bypassing Prohibition
21 Chapter 20 | A Bad Omen Happened
22 Chapter 21 | Figure Sketch Painting
23 Chapter 22 | Misunderstanding
24 Chapter 23 | Cruel Human
25 Character Visuals
26 Chapter 24 | Between Spirit and Soul
27 Chapter 25 | Two Natural Worlds
28 Chapter 26 | Monster Fish in the Lake
29 Chapter 27 | A Teaching of Spells
30 Chapter 28 | Erland Lucifer
31 Chapter 29 | Enmity With Gilles
32 Chapter 30 | Enigrafent Afterlife
33 Character Visuals II
34 Chapter 31 | Reality or Just a Dream?
35 Chapter 32 | Possessed
36 Chapter 33 | Don't Know it
37 Chapter 34 | Suicide
38 Chapter 35 | Lost Forever
39 Chapter 36 | More Careful
40 Chapter 37 | Dreams Ended in Depression
41 Chapter 38 | Between Water And Fire
42 Chapter 39 | Tragedy At 21.00
43 Chapter 40 | Initial Terror
44 Chapter 41 | Giving it Over And Over
45 Chapter 42 | Definitely Severe Weakness
46 Chapter 43 | Investigate
47 Chapter 44 | Every Sign
48 Character Visuals III
49 Chapter 45 | Great Danger Will Happen
50 Chapter 46 | Got Big Trouble
51 Chapter 47 | Ruined Day
52 Chapter 48 | New Spirit Arrival
53 Chapter 49 | Remember Who He Is?
54 Chapter 50 | Meet Unexpectedly
55 Chapter 51 | Totally Real
56 Chapter 52 | Ornaliea Asgremega
57 Chapter 53 | A Missing Word
58 Chapter 54 | Anyone Can See It
59 Chapter 55 | He Came In One's Subconscious
60 Chapter 56 | I Managed to Save You!
61 Chapter 57 | There's Still A Purpose To Live
62 Chapter 58 | Can't Just Accept Fate
63 Chapter 59 | Fragile Heart
64 Chapter 60 | The Impact of Depression
65 Character Visuals IV
66 Chapter 61 | Giving a Motivation
67 Chapter 62 | Embarrassing
68 Chapter 63 | Not Yet Over
69 Chapter 64 | Become the Second Target?!
70 Chapter 65 | The Weakness of the Sixth Sense Man
71 Chapter 66 | Conditions Associated With Living Mysticism
72 Chapter 67 | Alternating Terror?
73 Chapter 68 | Additional Ability
74 Chapter 69 | A Different Aura
75 Chapter 70 | Departure
76 Chapter 71 | Conveyed Hope
77 Chapter 72 | It's Not Easy to Forget
78 Chapter 73 | My Terror Will Always Make You Suffer!
79 Chapter 74 | The Unpredictable Killer
80 Chapter 75 | Changing Destiny
81 Chapter 76 | Trying to Be a Shield to Protect Life
82 Chapter 77 | Grasp Accuracy
83 Chapter 78 | The Same Events Repeatedly
84 Chapter 79 | Their Anxiety
85 Chapter 80 | Disturbed Psychic
86 Chapter 81 | That Mystery Death!
87 Chapter 82 | Almost Revealed
88 Chapter 83 | Terror In Dreams Is Far More Dangerous
89 Chapter 84 | Morning Caution
90 Chapter 85 | Uncovered Already
91 Chapter 86 | Steady Plan
92 Chapter 87 | Problem Solving
93 Chapter 88 | Explanation Before Saying Goodbye
94 Chapter 89 | The Presence of a Stranger Ghost Figure
95 Chapter 90 | About Outdated Paper
96 Chapter 91 | Failed to See
97 Chapter 92 | Stop Looking Away For a While
98 Chapter 93 | Appearing Vision
99 Chapter 94 | Trapped In A Dark Room
100 Chapter 95 | Occult Hint
101 Chapter 96 | The Real Doer
102 Chapter 97 | Give Last Chance
103 Chapter 98 | Apology
104 Chapter 99 | Deadly Accident
105 Chapter 100 | Special Person
106 Chapter 101 | People Who Were in the Past
107 Chapter 102 | Disaster
108 Chapter 103 | Gloomy Life
109 Chapter 104 | Quarrel Because It Has Lulled
110 Chapter 105 | Responsible
111 Chapter 106 | Past Background [Anggara]
112 Chapter 107 | There's Still Care [Freya]
113 Chapter 108 | Drop Sick
114 Chapter 109 | Physical Revenge
115 Chapter 110 | Two Diagnostics
116 Chapter 111 | Deep Emotions
117 Chapter 112 | Prohibited to Meet
118 Chapter 113 | Feel Loose
119 Chapter 114 | Mental Disorder
120 Chapter 115 | Impossible
121 Chapter 116 | Rampant
122 Chapter 117 | Terrible Panic [Jovata]
123 Chapter 118 | Ignored Threats
124 Chapter 119 | Personal Matters
125 Chapter 120 | The Feeling of Having a Sixth Sense Friend
126 Chapter 121 | An Urge to Let Go of the Dark Past
127 Chapter 122 | Way Out?
128 Chapter 123 | Entitled to Prevent From Harm
129 Chapter 124 | Nice Idea
130 Chapter 125 | Regret
131 Character Visual V
132 Chapter 126 | Guarded And Protected
133 Chapter 127 | Removing Hostility
134 Chapter 128 | Low Power Memory
135 Chapter 129 | Don't Regard As Enemies
136 Chapter 130 | Other Feelings
137 Chapter 131 | Expressing Love?
138 Chapter 132 | Asking for Help
139 Chapter 133 | Decision Point
140 Chapter 134 | Pseudonym
141 Chapter 135 | It's Time to be Exposed
142 Chapter 136 | New Student
143 Chapter 137 | Clues or Just Hallucinations
144 Chapter 138 | Prone
145 Chapter 139 | Bunch of Sects
146 Chapter 140 | Star Circle Blood Logo
147 Chapter 141 | A Bad Sign
148 Chapter 142 | Black Shadow
149 Chapter 143 | A Message
150 Chapter 144 | Strange Eve
151 Chapter 145 | Overseas Women Photo Frames
152 Chapter 146 | Event Dimension
153 Chapter 147 | Short Rescue
154 Chapter 148 | Piano Sound in the Attic
155 Chapter 149 | Trapped In Villa Ghosmara
156 Chapter 150 | Ghost Vanishing
157 Chapter 151 | Underground Stairs
158 Chapter 152 | Dragged Into Another World
159 Chapter 153 | Inseparable
160 Chapter 154 | Cannibal
161 Chapter 155 | Wrong Victim
162 Chapter 156 | Awkward Attack
163 Chapter 157 | Demon Beast
164 Chapter 158 | Delivering Into the Immortal Realms
165 Chapter 159 | Wilderness And Haunted
166 Chapter 160 | Complete
167 Chapter 161 | Never Give Up
168 Chapter 162 | Two More Days?
169 Chapter 163 | On the Abyss
170 Chapter 164 | Fact?
171 Chapter 165 | The Mystic
172 Chapter 166 | Golden Snake With One Eye
173 Chapter 167 | Stop This!
174 Chapter 168 | Ultimate
175 Chapter 169 | Deep Wounds
176 Chapter 170 | Whisper of Doom
177 Chapter 171 | I'm Back
178 Chapter 172 | Resentment
179 Chapter 173 | Please Don't Go!
180 Chapter 174 | Anxiety
181 Chapter 175 | Deepest Regret
182 Chapter 176 | Stay Best Four Forever
183 Chapter 177 | Worth the Bad Feeling?
184 Chapter 178 | Viral News
185 Chapter 179 | Feel Guilty
186 Chapter 180 | Giant Creatures
187 Chapter 181 | Mutual Convince
188 Chapter 182 | Not Found
189 Chapter 183 | Must Endure!
190 Chapter 184 | Do it Again
191 Chapter 185 | You..?!
192 Chapter 186 | Ex-lover?
193 Chapter 187 | Unable to Let Go
194 Chapter 188 | Between Human Friend And Ghost Friend
195 Chapter 189 | Unlock Secrets
196 Chapter 190 | Last Love
197 Announcement!
198 Chapter 191 | Visitor
199 Chapter 192 | Afternoon Trap?
200 Chapter 193 | Battered
201 Chapter 194 | Ever Met
202 Chapter 195 | Backfire
203 Chapter 196 | Failed
204 Chapter 197 | I Will Kill You!
205 Chapter 198 | Defining a Lifeline
206 Chapter 199 | Converted
207 Chapter 200 | Positive Thinking
208 END
209 EPILOG
210 Special Announcement!
Episodes

Updated 210 Episodes

1
PROLOG
2
Chapter 1 | Vacation Plans
3
Chapter 2 | Leave
4
Chapter 3 | First Day Visiting the Forest
5
Chapter 4 | Strange Things Start
6
Chapter 5 | Under the Influence
7
Chapter 6 | The Ruler
8
Chapter 7 | Inside Videos
9
Chapter 8 | Blocked
10
Chapter 9 | Calamity Attack
11
Chapter 10 | Demon Star Portal
12
Chapter 11 | Maliciously Evil
13
Chapter 12 | Amulet
14
Chapter 13 | True Self
15
Chapter 14 | Obliterate
16
Chapter 15 | The Dark Past
17
Chapter 16 | Go Home
18
Chapter 17 | Abandoned Villa Building?
19
Chapter 18 | Go to That Place Again
20
Chapter 19 | Bypassing Prohibition
21
Chapter 20 | A Bad Omen Happened
22
Chapter 21 | Figure Sketch Painting
23
Chapter 22 | Misunderstanding
24
Chapter 23 | Cruel Human
25
Character Visuals
26
Chapter 24 | Between Spirit and Soul
27
Chapter 25 | Two Natural Worlds
28
Chapter 26 | Monster Fish in the Lake
29
Chapter 27 | A Teaching of Spells
30
Chapter 28 | Erland Lucifer
31
Chapter 29 | Enmity With Gilles
32
Chapter 30 | Enigrafent Afterlife
33
Character Visuals II
34
Chapter 31 | Reality or Just a Dream?
35
Chapter 32 | Possessed
36
Chapter 33 | Don't Know it
37
Chapter 34 | Suicide
38
Chapter 35 | Lost Forever
39
Chapter 36 | More Careful
40
Chapter 37 | Dreams Ended in Depression
41
Chapter 38 | Between Water And Fire
42
Chapter 39 | Tragedy At 21.00
43
Chapter 40 | Initial Terror
44
Chapter 41 | Giving it Over And Over
45
Chapter 42 | Definitely Severe Weakness
46
Chapter 43 | Investigate
47
Chapter 44 | Every Sign
48
Character Visuals III
49
Chapter 45 | Great Danger Will Happen
50
Chapter 46 | Got Big Trouble
51
Chapter 47 | Ruined Day
52
Chapter 48 | New Spirit Arrival
53
Chapter 49 | Remember Who He Is?
54
Chapter 50 | Meet Unexpectedly
55
Chapter 51 | Totally Real
56
Chapter 52 | Ornaliea Asgremega
57
Chapter 53 | A Missing Word
58
Chapter 54 | Anyone Can See It
59
Chapter 55 | He Came In One's Subconscious
60
Chapter 56 | I Managed to Save You!
61
Chapter 57 | There's Still A Purpose To Live
62
Chapter 58 | Can't Just Accept Fate
63
Chapter 59 | Fragile Heart
64
Chapter 60 | The Impact of Depression
65
Character Visuals IV
66
Chapter 61 | Giving a Motivation
67
Chapter 62 | Embarrassing
68
Chapter 63 | Not Yet Over
69
Chapter 64 | Become the Second Target?!
70
Chapter 65 | The Weakness of the Sixth Sense Man
71
Chapter 66 | Conditions Associated With Living Mysticism
72
Chapter 67 | Alternating Terror?
73
Chapter 68 | Additional Ability
74
Chapter 69 | A Different Aura
75
Chapter 70 | Departure
76
Chapter 71 | Conveyed Hope
77
Chapter 72 | It's Not Easy to Forget
78
Chapter 73 | My Terror Will Always Make You Suffer!
79
Chapter 74 | The Unpredictable Killer
80
Chapter 75 | Changing Destiny
81
Chapter 76 | Trying to Be a Shield to Protect Life
82
Chapter 77 | Grasp Accuracy
83
Chapter 78 | The Same Events Repeatedly
84
Chapter 79 | Their Anxiety
85
Chapter 80 | Disturbed Psychic
86
Chapter 81 | That Mystery Death!
87
Chapter 82 | Almost Revealed
88
Chapter 83 | Terror In Dreams Is Far More Dangerous
89
Chapter 84 | Morning Caution
90
Chapter 85 | Uncovered Already
91
Chapter 86 | Steady Plan
92
Chapter 87 | Problem Solving
93
Chapter 88 | Explanation Before Saying Goodbye
94
Chapter 89 | The Presence of a Stranger Ghost Figure
95
Chapter 90 | About Outdated Paper
96
Chapter 91 | Failed to See
97
Chapter 92 | Stop Looking Away For a While
98
Chapter 93 | Appearing Vision
99
Chapter 94 | Trapped In A Dark Room
100
Chapter 95 | Occult Hint
101
Chapter 96 | The Real Doer
102
Chapter 97 | Give Last Chance
103
Chapter 98 | Apology
104
Chapter 99 | Deadly Accident
105
Chapter 100 | Special Person
106
Chapter 101 | People Who Were in the Past
107
Chapter 102 | Disaster
108
Chapter 103 | Gloomy Life
109
Chapter 104 | Quarrel Because It Has Lulled
110
Chapter 105 | Responsible
111
Chapter 106 | Past Background [Anggara]
112
Chapter 107 | There's Still Care [Freya]
113
Chapter 108 | Drop Sick
114
Chapter 109 | Physical Revenge
115
Chapter 110 | Two Diagnostics
116
Chapter 111 | Deep Emotions
117
Chapter 112 | Prohibited to Meet
118
Chapter 113 | Feel Loose
119
Chapter 114 | Mental Disorder
120
Chapter 115 | Impossible
121
Chapter 116 | Rampant
122
Chapter 117 | Terrible Panic [Jovata]
123
Chapter 118 | Ignored Threats
124
Chapter 119 | Personal Matters
125
Chapter 120 | The Feeling of Having a Sixth Sense Friend
126
Chapter 121 | An Urge to Let Go of the Dark Past
127
Chapter 122 | Way Out?
128
Chapter 123 | Entitled to Prevent From Harm
129
Chapter 124 | Nice Idea
130
Chapter 125 | Regret
131
Character Visual V
132
Chapter 126 | Guarded And Protected
133
Chapter 127 | Removing Hostility
134
Chapter 128 | Low Power Memory
135
Chapter 129 | Don't Regard As Enemies
136
Chapter 130 | Other Feelings
137
Chapter 131 | Expressing Love?
138
Chapter 132 | Asking for Help
139
Chapter 133 | Decision Point
140
Chapter 134 | Pseudonym
141
Chapter 135 | It's Time to be Exposed
142
Chapter 136 | New Student
143
Chapter 137 | Clues or Just Hallucinations
144
Chapter 138 | Prone
145
Chapter 139 | Bunch of Sects
146
Chapter 140 | Star Circle Blood Logo
147
Chapter 141 | A Bad Sign
148
Chapter 142 | Black Shadow
149
Chapter 143 | A Message
150
Chapter 144 | Strange Eve
151
Chapter 145 | Overseas Women Photo Frames
152
Chapter 146 | Event Dimension
153
Chapter 147 | Short Rescue
154
Chapter 148 | Piano Sound in the Attic
155
Chapter 149 | Trapped In Villa Ghosmara
156
Chapter 150 | Ghost Vanishing
157
Chapter 151 | Underground Stairs
158
Chapter 152 | Dragged Into Another World
159
Chapter 153 | Inseparable
160
Chapter 154 | Cannibal
161
Chapter 155 | Wrong Victim
162
Chapter 156 | Awkward Attack
163
Chapter 157 | Demon Beast
164
Chapter 158 | Delivering Into the Immortal Realms
165
Chapter 159 | Wilderness And Haunted
166
Chapter 160 | Complete
167
Chapter 161 | Never Give Up
168
Chapter 162 | Two More Days?
169
Chapter 163 | On the Abyss
170
Chapter 164 | Fact?
171
Chapter 165 | The Mystic
172
Chapter 166 | Golden Snake With One Eye
173
Chapter 167 | Stop This!
174
Chapter 168 | Ultimate
175
Chapter 169 | Deep Wounds
176
Chapter 170 | Whisper of Doom
177
Chapter 171 | I'm Back
178
Chapter 172 | Resentment
179
Chapter 173 | Please Don't Go!
180
Chapter 174 | Anxiety
181
Chapter 175 | Deepest Regret
182
Chapter 176 | Stay Best Four Forever
183
Chapter 177 | Worth the Bad Feeling?
184
Chapter 178 | Viral News
185
Chapter 179 | Feel Guilty
186
Chapter 180 | Giant Creatures
187
Chapter 181 | Mutual Convince
188
Chapter 182 | Not Found
189
Chapter 183 | Must Endure!
190
Chapter 184 | Do it Again
191
Chapter 185 | You..?!
192
Chapter 186 | Ex-lover?
193
Chapter 187 | Unable to Let Go
194
Chapter 188 | Between Human Friend And Ghost Friend
195
Chapter 189 | Unlock Secrets
196
Chapter 190 | Last Love
197
Announcement!
198
Chapter 191 | Visitor
199
Chapter 192 | Afternoon Trap?
200
Chapter 193 | Battered
201
Chapter 194 | Ever Met
202
Chapter 195 | Backfire
203
Chapter 196 | Failed
204
Chapter 197 | I Will Kill You!
205
Chapter 198 | Defining a Lifeline
206
Chapter 199 | Converted
207
Chapter 200 | Positive Thinking
208
END
209
EPILOG
210
Special Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!