Chapter 4 | Strange Things Start

Hari malam pun tiba, inilah dimana hari malam ini Reyhan beruji nyali untuk ke hutan gelap hanya buat mencari kayu dalam sendirian. Jantung berdegup kencang karena inilah pertama kalinya Reyhan mencari kayu api unggun tanpa satu orang pun yang menemaninya.

Hembusan angin mendatang kembali, suara burung hantu juga terdengar, membuat nyali Reyhan semakin menciut untuk melangkah ke dalam hutan yang nampak gelap gulita. Semilir angin dingin tersebut meniup rambutnya. Reyhan yang mengenakan baju hoodie lengan panjang, mendekap tubuhnya dengan sepasang tangan saking dinginnya. Coba saja jika Reyhan mengenakan lengan pendek, kemungkinan besar Reyhan demam saat itu juga.

“Namanya juga hutan, pasti kalau malem suasananya bakal berasa kayak di film horor yang sering gue tonton. Mana ini angin gak berhenti ngoceh sama gue, lagi. Udah tahu hamba makhluk ciptaan kesayangannya Allah ini gak bisa tahan dingin, masih aja diajak ngobrol!”

Reyhan menghembuskan napasnya. “Semoga aja gue lewat sini, gak ada yang ngusik ketenangan ini. Cuman numpang lewat, gak ganggu. Ya, Mit? Demit?”

Reyhan berbicara tanpa ada lawan sembari tetap melangkah untuk mencari tumpukan kayu yang sempat Anggara lihat sebelum tiba di lapang tempat mendirikan tenda. Namun, sepertinya Reyhan kesulitan buat menemukannya dalam waktu sebentar.

“Kayaknya gue udah tolol banget, dah. Kenapa gue gak nyari kayunya pas tadi sore?! Kalau malem gini, kan mata gue susah nangkep. Mana lupa bawa HP, lagi buat penerang jalan!” gerutunya.

“Huhu, udahlah terima nasib aja ...”

Dengan wajah yang penuh lesu, Reyhan konstan bersikukuh melangkah menyusuri gelapnya hutan untuk mencari tumpukan kayu demi ketiga sahabatnya yang menanti kedatangannya. Hingga 15 menit masih menggunakan masa pencarian, lelaki humoris itu menyipitkan matanya bersama menghentikan kakinya.

“Itu ... nah! Itu kayu-kayunya! Akhirnya setelah sekian lamanya berpetualang buat nyari, ketemu juga!” pekik Reyhan senang lalu membelok arah ke kiri untuk memungut beberapa kayu untuk menjadikan sebuah api unggun setelah ini.

Tetapi baru saja akan membungkukkan badan untuk mengangkat semua kayu itu dengan sekuat tenaga, Reyhan dibuat terperangah pada suara burung pertanda kematian yakni adalah burung Gagak. Pemuda itu lekas menelan ludahnya bersama mata melotot.

“S-suara burung pertanda kematian, kenapa habitatnya bisa tinggal di hutan kayak gini, sih?!” racau Reyhan.

Reyhan sekarang memberanikan diri untuk mengangkat wajah tampannya ke atas pohon lepau melihat posisi keberadaan burung tersebut. Seakan, detak jantungnya Reyhan ingin berhenti saat berhasil mendongakkan kepalanya.

Di atas dahan pohon, pemuda jangkung itu yang seharunya menengok burung Gagak tersebut yang telah bersuara, tetapi sialnya ia malah tak sengaja menatap sesosok perempuan berambut panjang dengan tergerai dalam kondisi kusut nan tak terawat. Rupa wajahnya terlihat jelas hancur, apalagi di matanya ia tak memiliki sklera.

BRUGH !!

Dengan tanpa tubuh yang terpaku di wilayah mencekam ini, Reyhan memundurkan langkah untuk memberi jarak dari wanita asing tersebut usai sosok itu menjatuhkan diri ke tanah. Seketika, napas lelaki itu menjadi tak beraturan, keringat dingin langsung meluncur deras dari kening hingga mengenai pelipis.

Wanita berpakaian gaun lengan hitam panjang itu, kini mulai bangkit berdiri dan menampilkan senyuman yang menyeringai, membuat kedua mata Reyhan tatkala sayu. Muka yang hancur tersebut, berhasil melemahkan tenaga di raganya.

“Ikut bersamaku, yuk ...” lengai ajak wanita algojo dengan menggerakkan kedua kaki pucat pasinya untuk mendekati Reyhan yang tubuhnya telah lemas.

“Jangan. Gue mohon jangan mendekat, gue gak bermaksud untuk berani mengusik kedamaian lo di sini ...”

‘Please, tolong jangan renggut nyawa gue.’

...››-----𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔-----››...

Di dalam tenda hitam, Anggara memang diam. Tetapi pikiran negatifnya telah menjalar kemana-kemana tentang Reyhan yang belum kunjung kembali, rasa perasaan cemas telah bergelut di hatinya sang lelaki Indigo tersebut.

Anggara berkali-kali mengusap-usap kedua telapak tangannya untuk mengurangi rasa kekhawatiran, namun apa yang ia lakukan ini begitu nihil. Sampai akhirnya, Anggara memutuskan keluar dari tendanya. Dirinya sudah tak mempunyai pilihan lain selain diam menunggu sahabatnya yang di sana pasti sedang menghadapi marabahaya.

Freya yang melihat taburan bintang indah yang dihiasi satu buah bulan purnama bersama Jova di luar tenda, melihat sahabat kecil lelakinya yang hendak pergi dari wilayah camping. Hal tersebut, membuat gadis Nirmala cantik ini mengerutkan keningnya dengan kalbu yang bertanya-tanya.

“Anggara? Kamu mau pergi kemana? Udah malem.”

Pemuda tampan pemilik rambut hitam nan iris mata grey autentik itu, memutar setengah tubuhnya ke belakang waktu dipanggil oleh Freya yang duduk dengan sahabat gadis Tomboy-nya di tengah-tengah lapang luas. “Nyusul Reyhan.”

“Kamu mau nyusul Reyhan, toh? Oalah, yasudah. Hati-hati, yaaa! Langsung balik ke sini kalau kalian berdua udah selesai!” teriak Jova dari kejauhan.

“Kamu hati-hati ya, Ga? Kalau perlu bawa senter saja buat penerang jalan yang gelap. Siapa ngerti, kalau di sana ada jurang. Malah bahaya, kan kalau gak bawa?” ungkap Freya dengan penuh perhatian.

Anggara menganggukkan kepala tanpa senyum, lalu melanjutkan langkahnya untuk pergi menyusul Reyhan yang mestinya telah sangat jauh berada. Aura di hutan ini begitu cukup mengerikan, bahkan penuh menggentarkan. Amat tak selamat untuk sahabat Friendly-nya jika menyusurinya secara sendirian.

...››-----𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔-----››...

Anggara berlari sangat kencang tanpa memedulikan seluruh ranting-ranting dan kerikil batu yang ia injak, ia lebih memedulikan keselamatannya Reyhan. Firasat ini semakin buruk, ia tak ingin sahabatnya terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan. Rambut hitamnya lelaki tampan Indigo itu tertiup kuat oleh angin seiring ia menggunakan lari maraton.

Kini sekarang Anggara menghentikan aksi lari cepatnya usai beberapa kilometer ia tempuhi dengan kekuatan tenaga yang maksimum. Ia mengatur napasnya sejenak dengan membungkukkan badannya lalu menegakkannya kembali, bertepatan itu mata dirinya menangkap seseorang yang tergeletak tak berdaya di tanah sebelah arah kiri.

Hal tersebut, membuat Anggara berinisiatif menghampirinya dengan langkah kaki biasa. Setelah berhasil mendekatinya, matanya terbelalak lebar saat mendapati sahabatnya lah yang tergeletak lemah dalam keadaan tubuh terlentang.

“Rey!” Anggara berjongkok lalu menyentuh sepasang bahu lemas milik Reyhan yang mana kedua mata pemuda humoris itu terpejam.

Di sini rasa paniknya Anggara muncul, dimana saat ia menatap wajah sang sahabat yang begitu pucat. Dirinya segera menepuk-nepuk pipinya Reyhan yang kini terasa hangat, untuk berusaha menyadarkannya dari pingsan.

Anggara menekan semua gigi putihnya dengan rahang mengeras, ia tahu ini ulahnya sosok penghuni yang ada di sekitar dalam hutan angker tersebut. Hingga tibalah suara tawa perempuan yang sangat nyaring dan itu sanggup memekakkan pendengaran telinga Anggara.

Pemuda pemilik jiwa pemberani itu, mulai mendongakkan kepalanya singkat dengan raut ekspresi yang menunjukkan kemurkaan. “Pergilah! Jangan pernah lagi lo sentuh raga sahabat gue. Elo sama sekali gak ada hak untuk menyakitinya dengan sesuka hati lo!”

Wanita bermuka hancur yang mana terdapat darah daging amis, terdapat tulang pipi nang menyembul keluar, dan matanya tidak menunjukkan adanya sklera, berjalan mundur karena ia tak bisa menyambangi manusia lelaki ini yang memiliki aura-energi yang kuat serta tidak gampang untuk ditaklukkan oleh siapapun.

“Argh, dasar Manusia Pengacau! Awas saja, kau nanti!”

Anggara menghembuskan napasnya waktu wanita yang merupakan hantu itu, telah pergi dengan menyisakan debu hitam yang bertebaran. Sampai akhirnya ia menundukkan kepalanya saat dirinya dipanggil dengan nada yang lemah.

“Lo sudah sadar?” Hati Anggara sangat lega melihat Reyhan telah kembali siuman, dan sekarang ia mulai membangkitkan tubuh lemah sahabatnya untuk membantunya bangun ke posisi duduk.

Bukannya menanggapi kelegaannya Anggara, Reyhan justru mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan wanita lelembut itu yang sudah menghilang entah kemana, tatapannya juga menggambarkan rasa ketakutan hebat dengan detak jantung yang balik berdebar-debar.

“Tenang, dia sudah pergi. Dan lo sekarang aman darinya yang ingin mengajak lo ke alam gaibnya. Bagaimana? Elo sudah baik-baik saja, apa yang lo rasakan?”

Reyhan menyentuh kepalanya dengan menutup matanya. “Kepala gue begitu pusing ... dia siapa, ya? Auranya juga kuat. Dan, negatif.”

“Sudah, gak usah lo pikirkan tentang kejadian yang telah berlalu.” Anggara sebenarnya tahu, siapa dirinya Reyhan. Ya, seorang pemuda yang memiliki kelebihan yaitu mahir membaca pikiran serta mengerkau suatu kelemahan, yakni menerabas makhluk astral bersifat hitam/negatif.

Reyhan yang masih merasa lemas di sekujur tubuhnya, memutuskan memaksa untuk berdiri. Tapi baru saja akan membangunkan diri, raganya seketika langsung limbung ke tanah.

Grep !

Anggara dengan cepat, menahan badannya Reyhan lalu tangan sahabat humorisnya segera ia tengger di tengkuknya. “Kondisi tubuh lo masih lemah, lo gak bisa pergi dari sini tanpa ada orang yang membantu.”

“Makasih, Bro ...”

Anggara menganggukkan kepala lalu segera memapah Reyhan untuk segera meninggalkan tempat tersebut, namun suara sahabatnya membuat Anggara kembali menghentikan langkah. “Kenapa?”

“Kayu-kayunya gimana, Njir? Masa gak dibawa?!”

Anggara mendengus. “Pentingkan kesehatan lo yang sekarang, soal kayu bisa diambil besok pagi. Lebih baik kita pergi dari tempat ini terlebih dahulu.”

Reyhan menghela napasnya dengan pasrah, telah bersusah payah untuk mencarinya, tapi sekarang ia tinggalkan begitu saja daripada membangkang saran terbaiknya Anggara. Mereka kini mulai bersama meninggalkan wilayah tempat itu, sementara burung Gagak yang sukses menghentikan kegiatan Reyhan telah pergi terbang entah kemana.

Di perjalanan menuju lapang tempat liburan camping, Reyhan kembali membuka suara, “Ga? Soal cewek tadi, apa lo yang usir? Gue cari tapi dia udah gak ada.”

“Gak. Gue manusia biasa, mana mungkin bisa mengusir arwah yang menghuni tempat hutan ini. Sebaiknya sebelum berbicara, pikir dulu. Jangan asal ceplos.”

Reyhan terkekeh. “Barangkali lo seorang cenayang yang bisa memusnahkan hantu, kan? Gue gak nyangka, bisa ketemu sama tuh setan sialan. Mana mukanya burik, lagi kayak HP kebanting dari atas gedung!”

“Hm.”

Kembali mendengar jawaban andalan dari Anggara ini, berjaya membuat Reyhan meneguk salivanya. Percuma saja ia berucap panjang-lebar seperti tadi, dikarenakan pada akhirnya sang sahabat meresponnya dengan sebuah tanggapan yang seolah tak peduli apa yang dirinya katakan.

...››-----𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔-----››...

Freya yang melipatkan kedua tangannya di dada, kepalanya celingak-celinguk untuk memastikan dan berharap kedua sahabat lelakinya segera kembali karena malam semakin larut, pukul 21.00

“Jova? Mereka, kok belum balik-balik, ya? Aku takut kalau Anggara sama Reyhan terjadi sesuatu di sana. Hutan, kan pasti banyak hewan buas,” risau Freya.

“Santai. Pasti mereka baik-baik aja, kok. Jangan terlalu overthinking, oke? Aku yakin, pasti mereka berdua lagi di perjalanan untuk menuju ke sini,” lembut nada Jova seraya mengelus bahu kanan kecilnya sang sahabat lugu.

Freya berusaha tersenyum kepada Jova lalu mengangguk pelan, hingga bersamaan itu gadis Tomboy tersebut mengeluarkan suara pekikan. “Nah, itu dua cowoknya udah balik! Lama banget sih, kalian?! Khawatir, tahu kami!”

“Ye, maaf! Baru juga mau sampe, udah ngomel aja itu mulutmu!” damprat Reyhan dari kejauhan bersama Anggara yang masih senantiasa memapah tubuhnya.

Freya tatkala sedikit terkejut melihat raga Reyhan yang sedang dipapah oleh sahabat kecilnya, dengan lekas gadis cantik berambut hitam legam itu berlari untuk menghampiri kedua pemuda tersebut, begitupun pula si Jova yang ada di belakang Freya.

“Reyhan? Kamu kenapa?! Kok, jalanmu sampe dibantu sama Anggara? Kakimu terluka?!” khawatir Freya.

Anggara memalingkan wajahnya, tak mungkin ia menjawab dengan sejujurnya bahwa Reyhan tadi bertemu sosok hantu wanita tersebut. Ya, ia ingin bermaksud untuk tak membuat kedua gadis itu takut dan berpikir negatif tentang desas-desus hutan ini.

“Reyhan gak enak badan karena banyak kena udara malam,” respon dusta Anggara buat Freya.

“Ye. Dasar cowok lemah, hahaha!” seloroh Jova.

“Sahabat cewek Kampret! Kasih perhatiannya, kek. Situ malah mencaci maki harga diriku yang sebagai cowok,” protes Reyhan dengan menatap sebal Jova.

“Em maaf, ya? Gara-gara aku nantang angin malem, kayunya yang buat bakar-bakar makanan hari ini, gak aku bawa jadinya. Hehehehe,” lanjut Reyhan.

Freya tersenyum manis. “Gak apa-apa kok, Rey. Yang penting kamu sama Anggara sampai ke sini dengan selamat. Tumpukan kayunya bisa dicari besok pagi, kan? Mendingan kamu istirahat saja di dalem tenda, biar besok paginya badanmu agak enakan.”

“Aduhai, perhatian banget! Iya, Sahabat Cantikku yang unyuk-unyuk. Kamu sama Jova juga langsung melipir ke tenda, ya? Udah larut malem, gak bagus cewek-cewek kayak kalian masih di luar.”

“Dih, tumben itu hati pake perhatian segala?” cibir Jova.

“Tumben, matamu! Aku, kan dari dulu suka perhatian sama semua orang yang memperlakukan aku seperti anak emas. Gak kek kamu, The Psychopath Girl !”

Mata Jova auto mencuat tajam dengan kedua telapak saling mengepal kuat. “What the facks?! Coba sekarang kamu ngomong sekali lagi! Aku udah lama, ya gak nabok mukamu pake sepatu termahal-ku!”

“Emang eak?”

“Cukup!” tegas Anggara melerai percekcokan antara sahabat lelaki Friendly dan sahabat gadis Tomboy-nya.

Kini sekarang mereka berempat mulai balik badan untuk kembali ke tendanya masing-masing. Tetapi sebelum itu, Anggara perlu mengantarkan Reyhan terlebih dahulu ke tenda abu-abu disebabkan raga sahabatnya masih lemah dan belum kunjung bugar.

“Ga? Lo, tadi ...” Reyhan menolehkan kepalanya untuk memastikan kedua sahabat perempuannya telah masuk ke dalam tenda. Lalu lelaki itu kembali menatap Anggara yang tengah bisu menunggu ujarannya yang terpotong.

“Lo tadi kenapa pake acara bohong sama mereka? Padahal, kan gue begini karena gak sengaja bertemu sama hantu wanita itu,” tanya Reyhan yang telah berada di dalam tendanya.

“St, mereka berdua gak perlu tahu apa yang sudah terjadi dengan lo. Hanya cara ini agar Freya dan Jova tidak diserang kegelisahan yang hebat, jangan pernah lo beritahu, paham?” ucap Anggara dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir bersama tetap muka datar.

Reyhan menghela napasnya. “Iya-iya, dah! Yasudah sono, cepetan balik ke tenda! Kerasukan setan, kapok lo.” Dirinya kemudian menarik resleting tenda untuk menutupnya.

Anggara menghempaskan napasnya, lalu beranjak berdiri dan segera pergi dari tenda abu-abunya sang sahabat. Bukannya lekas melangkah untuk menuju ke tenda warna hitamnya, pemuda Indigo itu malah justru mengangkat wajah tampannya ke atas langit malam.

CTAAAAARRR !!!

Suara petir yang menggelegar disertakan cahaya kilat dominan ungunya di atas langit, tak sedikitpun membuat Anggara terkejut. Dirinya sekarang harus menajamkan indera mata gaibnya, disebabkan peristiwa invalid telah dimulai.

INDIGO To Be Continued ›››

Terpopuler

Comments

diksiblowing

diksiblowing

mulai ada bau2 horor

2022-06-16

2

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Chapter 1 | Vacation Plans
3 Chapter 2 | Leave
4 Chapter 3 | First Day Visiting the Forest
5 Chapter 4 | Strange Things Start
6 Chapter 5 | Under the Influence
7 Chapter 6 | The Ruler
8 Chapter 7 | Inside Videos
9 Chapter 8 | Blocked
10 Chapter 9 | Calamity Attack
11 Chapter 10 | Demon Star Portal
12 Chapter 11 | Maliciously Evil
13 Chapter 12 | Amulet
14 Chapter 13 | True Self
15 Chapter 14 | Obliterate
16 Chapter 15 | The Dark Past
17 Chapter 16 | Go Home
18 Chapter 17 | Abandoned Villa Building?
19 Chapter 18 | Go to That Place Again
20 Chapter 19 | Bypassing Prohibition
21 Chapter 20 | A Bad Omen Happened
22 Chapter 21 | Figure Sketch Painting
23 Chapter 22 | Misunderstanding
24 Chapter 23 | Cruel Human
25 Character Visuals
26 Chapter 24 | Between Spirit and Soul
27 Chapter 25 | Two Natural Worlds
28 Chapter 26 | Monster Fish in the Lake
29 Chapter 27 | A Teaching of Spells
30 Chapter 28 | Erland Lucifer
31 Chapter 29 | Enmity With Gilles
32 Chapter 30 | Enigrafent Afterlife
33 Character Visuals II
34 Chapter 31 | Reality or Just a Dream?
35 Chapter 32 | Possessed
36 Chapter 33 | Don't Know it
37 Chapter 34 | Suicide
38 Chapter 35 | Lost Forever
39 Chapter 36 | More Careful
40 Chapter 37 | Dreams Ended in Depression
41 Chapter 38 | Between Water And Fire
42 Chapter 39 | Tragedy At 21.00
43 Chapter 40 | Initial Terror
44 Chapter 41 | Giving it Over And Over
45 Chapter 42 | Definitely Severe Weakness
46 Chapter 43 | Investigate
47 Chapter 44 | Every Sign
48 Character Visuals III
49 Chapter 45 | Great Danger Will Happen
50 Chapter 46 | Got Big Trouble
51 Chapter 47 | Ruined Day
52 Chapter 48 | New Spirit Arrival
53 Chapter 49 | Remember Who He Is?
54 Chapter 50 | Meet Unexpectedly
55 Chapter 51 | Totally Real
56 Chapter 52 | Ornaliea Asgremega
57 Chapter 53 | A Missing Word
58 Chapter 54 | Anyone Can See It
59 Chapter 55 | He Came In One's Subconscious
60 Chapter 56 | I Managed to Save You!
61 Chapter 57 | There's Still A Purpose To Live
62 Chapter 58 | Can't Just Accept Fate
63 Chapter 59 | Fragile Heart
64 Chapter 60 | The Impact of Depression
65 Character Visuals IV
66 Chapter 61 | Giving a Motivation
67 Chapter 62 | Embarrassing
68 Chapter 63 | Not Yet Over
69 Chapter 64 | Become the Second Target?!
70 Chapter 65 | The Weakness of the Sixth Sense Man
71 Chapter 66 | Conditions Associated With Living Mysticism
72 Chapter 67 | Alternating Terror?
73 Chapter 68 | Additional Ability
74 Chapter 69 | A Different Aura
75 Chapter 70 | Departure
76 Chapter 71 | Conveyed Hope
77 Chapter 72 | It's Not Easy to Forget
78 Chapter 73 | My Terror Will Always Make You Suffer!
79 Chapter 74 | The Unpredictable Killer
80 Chapter 75 | Changing Destiny
81 Chapter 76 | Trying to Be a Shield to Protect Life
82 Chapter 77 | Grasp Accuracy
83 Chapter 78 | The Same Events Repeatedly
84 Chapter 79 | Their Anxiety
85 Chapter 80 | Disturbed Psychic
86 Chapter 81 | That Mystery Death!
87 Chapter 82 | Almost Revealed
88 Chapter 83 | Terror In Dreams Is Far More Dangerous
89 Chapter 84 | Morning Caution
90 Chapter 85 | Uncovered Already
91 Chapter 86 | Steady Plan
92 Chapter 87 | Problem Solving
93 Chapter 88 | Explanation Before Saying Goodbye
94 Chapter 89 | The Presence of a Stranger Ghost Figure
95 Chapter 90 | About Outdated Paper
96 Chapter 91 | Failed to See
97 Chapter 92 | Stop Looking Away For a While
98 Chapter 93 | Appearing Vision
99 Chapter 94 | Trapped In A Dark Room
100 Chapter 95 | Occult Hint
101 Chapter 96 | The Real Doer
102 Chapter 97 | Give Last Chance
103 Chapter 98 | Apology
104 Chapter 99 | Deadly Accident
105 Chapter 100 | Special Person
106 Chapter 101 | People Who Were in the Past
107 Chapter 102 | Disaster
108 Chapter 103 | Gloomy Life
109 Chapter 104 | Quarrel Because It Has Lulled
110 Chapter 105 | Responsible
111 Chapter 106 | Past Background [Anggara]
112 Chapter 107 | There's Still Care [Freya]
113 Chapter 108 | Drop Sick
114 Chapter 109 | Physical Revenge
115 Chapter 110 | Two Diagnostics
116 Chapter 111 | Deep Emotions
117 Chapter 112 | Prohibited to Meet
118 Chapter 113 | Feel Loose
119 Chapter 114 | Mental Disorder
120 Chapter 115 | Impossible
121 Chapter 116 | Rampant
122 Chapter 117 | Terrible Panic [Jovata]
123 Chapter 118 | Ignored Threats
124 Chapter 119 | Personal Matters
125 Chapter 120 | The Feeling of Having a Sixth Sense Friend
126 Chapter 121 | An Urge to Let Go of the Dark Past
127 Chapter 122 | Way Out?
128 Chapter 123 | Entitled to Prevent From Harm
129 Chapter 124 | Nice Idea
130 Chapter 125 | Regret
131 Character Visual V
132 Chapter 126 | Guarded And Protected
133 Chapter 127 | Removing Hostility
134 Chapter 128 | Low Power Memory
135 Chapter 129 | Don't Regard As Enemies
136 Chapter 130 | Other Feelings
137 Chapter 131 | Expressing Love?
138 Chapter 132 | Asking for Help
139 Chapter 133 | Decision Point
140 Chapter 134 | Pseudonym
141 Chapter 135 | It's Time to be Exposed
142 Chapter 136 | New Student
143 Chapter 137 | Clues or Just Hallucinations
144 Chapter 138 | Prone
145 Chapter 139 | Bunch of Sects
146 Chapter 140 | Star Circle Blood Logo
147 Chapter 141 | A Bad Sign
148 Chapter 142 | Black Shadow
149 Chapter 143 | A Message
150 Chapter 144 | Strange Eve
151 Chapter 145 | Overseas Women Photo Frames
152 Chapter 146 | Event Dimension
153 Chapter 147 | Short Rescue
154 Chapter 148 | Piano Sound in the Attic
155 Chapter 149 | Trapped In Villa Ghosmara
156 Chapter 150 | Ghost Vanishing
157 Chapter 151 | Underground Stairs
158 Chapter 152 | Dragged Into Another World
159 Chapter 153 | Inseparable
160 Chapter 154 | Cannibal
161 Chapter 155 | Wrong Victim
162 Chapter 156 | Awkward Attack
163 Chapter 157 | Demon Beast
164 Chapter 158 | Delivering Into the Immortal Realms
165 Chapter 159 | Wilderness And Haunted
166 Chapter 160 | Complete
167 Chapter 161 | Never Give Up
168 Chapter 162 | Two More Days?
169 Chapter 163 | On the Abyss
170 Chapter 164 | Fact?
171 Chapter 165 | The Mystic
172 Chapter 166 | Golden Snake With One Eye
173 Chapter 167 | Stop This!
174 Chapter 168 | Ultimate
175 Chapter 169 | Deep Wounds
176 Chapter 170 | Whisper of Doom
177 Chapter 171 | I'm Back
178 Chapter 172 | Resentment
179 Chapter 173 | Please Don't Go!
180 Chapter 174 | Anxiety
181 Chapter 175 | Deepest Regret
182 Chapter 176 | Stay Best Four Forever
183 Chapter 177 | Worth the Bad Feeling?
184 Chapter 178 | Viral News
185 Chapter 179 | Feel Guilty
186 Chapter 180 | Giant Creatures
187 Chapter 181 | Mutual Convince
188 Chapter 182 | Not Found
189 Chapter 183 | Must Endure!
190 Chapter 184 | Do it Again
191 Chapter 185 | You..?!
192 Chapter 186 | Ex-lover?
193 Chapter 187 | Unable to Let Go
194 Chapter 188 | Between Human Friend And Ghost Friend
195 Chapter 189 | Unlock Secrets
196 Chapter 190 | Last Love
197 Announcement!
198 Chapter 191 | Visitor
199 Chapter 192 | Afternoon Trap?
200 Chapter 193 | Battered
201 Chapter 194 | Ever Met
202 Chapter 195 | Backfire
203 Chapter 196 | Failed
204 Chapter 197 | I Will Kill You!
205 Chapter 198 | Defining a Lifeline
206 Chapter 199 | Converted
207 Chapter 200 | Positive Thinking
208 END
209 EPILOG
210 Special Announcement!
Episodes

Updated 210 Episodes

1
PROLOG
2
Chapter 1 | Vacation Plans
3
Chapter 2 | Leave
4
Chapter 3 | First Day Visiting the Forest
5
Chapter 4 | Strange Things Start
6
Chapter 5 | Under the Influence
7
Chapter 6 | The Ruler
8
Chapter 7 | Inside Videos
9
Chapter 8 | Blocked
10
Chapter 9 | Calamity Attack
11
Chapter 10 | Demon Star Portal
12
Chapter 11 | Maliciously Evil
13
Chapter 12 | Amulet
14
Chapter 13 | True Self
15
Chapter 14 | Obliterate
16
Chapter 15 | The Dark Past
17
Chapter 16 | Go Home
18
Chapter 17 | Abandoned Villa Building?
19
Chapter 18 | Go to That Place Again
20
Chapter 19 | Bypassing Prohibition
21
Chapter 20 | A Bad Omen Happened
22
Chapter 21 | Figure Sketch Painting
23
Chapter 22 | Misunderstanding
24
Chapter 23 | Cruel Human
25
Character Visuals
26
Chapter 24 | Between Spirit and Soul
27
Chapter 25 | Two Natural Worlds
28
Chapter 26 | Monster Fish in the Lake
29
Chapter 27 | A Teaching of Spells
30
Chapter 28 | Erland Lucifer
31
Chapter 29 | Enmity With Gilles
32
Chapter 30 | Enigrafent Afterlife
33
Character Visuals II
34
Chapter 31 | Reality or Just a Dream?
35
Chapter 32 | Possessed
36
Chapter 33 | Don't Know it
37
Chapter 34 | Suicide
38
Chapter 35 | Lost Forever
39
Chapter 36 | More Careful
40
Chapter 37 | Dreams Ended in Depression
41
Chapter 38 | Between Water And Fire
42
Chapter 39 | Tragedy At 21.00
43
Chapter 40 | Initial Terror
44
Chapter 41 | Giving it Over And Over
45
Chapter 42 | Definitely Severe Weakness
46
Chapter 43 | Investigate
47
Chapter 44 | Every Sign
48
Character Visuals III
49
Chapter 45 | Great Danger Will Happen
50
Chapter 46 | Got Big Trouble
51
Chapter 47 | Ruined Day
52
Chapter 48 | New Spirit Arrival
53
Chapter 49 | Remember Who He Is?
54
Chapter 50 | Meet Unexpectedly
55
Chapter 51 | Totally Real
56
Chapter 52 | Ornaliea Asgremega
57
Chapter 53 | A Missing Word
58
Chapter 54 | Anyone Can See It
59
Chapter 55 | He Came In One's Subconscious
60
Chapter 56 | I Managed to Save You!
61
Chapter 57 | There's Still A Purpose To Live
62
Chapter 58 | Can't Just Accept Fate
63
Chapter 59 | Fragile Heart
64
Chapter 60 | The Impact of Depression
65
Character Visuals IV
66
Chapter 61 | Giving a Motivation
67
Chapter 62 | Embarrassing
68
Chapter 63 | Not Yet Over
69
Chapter 64 | Become the Second Target?!
70
Chapter 65 | The Weakness of the Sixth Sense Man
71
Chapter 66 | Conditions Associated With Living Mysticism
72
Chapter 67 | Alternating Terror?
73
Chapter 68 | Additional Ability
74
Chapter 69 | A Different Aura
75
Chapter 70 | Departure
76
Chapter 71 | Conveyed Hope
77
Chapter 72 | It's Not Easy to Forget
78
Chapter 73 | My Terror Will Always Make You Suffer!
79
Chapter 74 | The Unpredictable Killer
80
Chapter 75 | Changing Destiny
81
Chapter 76 | Trying to Be a Shield to Protect Life
82
Chapter 77 | Grasp Accuracy
83
Chapter 78 | The Same Events Repeatedly
84
Chapter 79 | Their Anxiety
85
Chapter 80 | Disturbed Psychic
86
Chapter 81 | That Mystery Death!
87
Chapter 82 | Almost Revealed
88
Chapter 83 | Terror In Dreams Is Far More Dangerous
89
Chapter 84 | Morning Caution
90
Chapter 85 | Uncovered Already
91
Chapter 86 | Steady Plan
92
Chapter 87 | Problem Solving
93
Chapter 88 | Explanation Before Saying Goodbye
94
Chapter 89 | The Presence of a Stranger Ghost Figure
95
Chapter 90 | About Outdated Paper
96
Chapter 91 | Failed to See
97
Chapter 92 | Stop Looking Away For a While
98
Chapter 93 | Appearing Vision
99
Chapter 94 | Trapped In A Dark Room
100
Chapter 95 | Occult Hint
101
Chapter 96 | The Real Doer
102
Chapter 97 | Give Last Chance
103
Chapter 98 | Apology
104
Chapter 99 | Deadly Accident
105
Chapter 100 | Special Person
106
Chapter 101 | People Who Were in the Past
107
Chapter 102 | Disaster
108
Chapter 103 | Gloomy Life
109
Chapter 104 | Quarrel Because It Has Lulled
110
Chapter 105 | Responsible
111
Chapter 106 | Past Background [Anggara]
112
Chapter 107 | There's Still Care [Freya]
113
Chapter 108 | Drop Sick
114
Chapter 109 | Physical Revenge
115
Chapter 110 | Two Diagnostics
116
Chapter 111 | Deep Emotions
117
Chapter 112 | Prohibited to Meet
118
Chapter 113 | Feel Loose
119
Chapter 114 | Mental Disorder
120
Chapter 115 | Impossible
121
Chapter 116 | Rampant
122
Chapter 117 | Terrible Panic [Jovata]
123
Chapter 118 | Ignored Threats
124
Chapter 119 | Personal Matters
125
Chapter 120 | The Feeling of Having a Sixth Sense Friend
126
Chapter 121 | An Urge to Let Go of the Dark Past
127
Chapter 122 | Way Out?
128
Chapter 123 | Entitled to Prevent From Harm
129
Chapter 124 | Nice Idea
130
Chapter 125 | Regret
131
Character Visual V
132
Chapter 126 | Guarded And Protected
133
Chapter 127 | Removing Hostility
134
Chapter 128 | Low Power Memory
135
Chapter 129 | Don't Regard As Enemies
136
Chapter 130 | Other Feelings
137
Chapter 131 | Expressing Love?
138
Chapter 132 | Asking for Help
139
Chapter 133 | Decision Point
140
Chapter 134 | Pseudonym
141
Chapter 135 | It's Time to be Exposed
142
Chapter 136 | New Student
143
Chapter 137 | Clues or Just Hallucinations
144
Chapter 138 | Prone
145
Chapter 139 | Bunch of Sects
146
Chapter 140 | Star Circle Blood Logo
147
Chapter 141 | A Bad Sign
148
Chapter 142 | Black Shadow
149
Chapter 143 | A Message
150
Chapter 144 | Strange Eve
151
Chapter 145 | Overseas Women Photo Frames
152
Chapter 146 | Event Dimension
153
Chapter 147 | Short Rescue
154
Chapter 148 | Piano Sound in the Attic
155
Chapter 149 | Trapped In Villa Ghosmara
156
Chapter 150 | Ghost Vanishing
157
Chapter 151 | Underground Stairs
158
Chapter 152 | Dragged Into Another World
159
Chapter 153 | Inseparable
160
Chapter 154 | Cannibal
161
Chapter 155 | Wrong Victim
162
Chapter 156 | Awkward Attack
163
Chapter 157 | Demon Beast
164
Chapter 158 | Delivering Into the Immortal Realms
165
Chapter 159 | Wilderness And Haunted
166
Chapter 160 | Complete
167
Chapter 161 | Never Give Up
168
Chapter 162 | Two More Days?
169
Chapter 163 | On the Abyss
170
Chapter 164 | Fact?
171
Chapter 165 | The Mystic
172
Chapter 166 | Golden Snake With One Eye
173
Chapter 167 | Stop This!
174
Chapter 168 | Ultimate
175
Chapter 169 | Deep Wounds
176
Chapter 170 | Whisper of Doom
177
Chapter 171 | I'm Back
178
Chapter 172 | Resentment
179
Chapter 173 | Please Don't Go!
180
Chapter 174 | Anxiety
181
Chapter 175 | Deepest Regret
182
Chapter 176 | Stay Best Four Forever
183
Chapter 177 | Worth the Bad Feeling?
184
Chapter 178 | Viral News
185
Chapter 179 | Feel Guilty
186
Chapter 180 | Giant Creatures
187
Chapter 181 | Mutual Convince
188
Chapter 182 | Not Found
189
Chapter 183 | Must Endure!
190
Chapter 184 | Do it Again
191
Chapter 185 | You..?!
192
Chapter 186 | Ex-lover?
193
Chapter 187 | Unable to Let Go
194
Chapter 188 | Between Human Friend And Ghost Friend
195
Chapter 189 | Unlock Secrets
196
Chapter 190 | Last Love
197
Announcement!
198
Chapter 191 | Visitor
199
Chapter 192 | Afternoon Trap?
200
Chapter 193 | Battered
201
Chapter 194 | Ever Met
202
Chapter 195 | Backfire
203
Chapter 196 | Failed
204
Chapter 197 | I Will Kill You!
205
Chapter 198 | Defining a Lifeline
206
Chapter 199 | Converted
207
Chapter 200 | Positive Thinking
208
END
209
EPILOG
210
Special Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!