Di pertengahan jalan untuk mendirikan tenda, suasana hutan tersebut tadinya memang sejuk, tetapi semakin mereka memasukinya, hawa dalam hutan menjadi dingin. Angga sedikit merasa curiga dengan tempat hutan yang ia dan ketiga sahabatnya lewati.
Angga membolak-balik kedua bola matanya ke kanan lalu ke kiri secara berterusan, Angga bisa merasakan aura tempat ini sedikit aneh akan tetapi Angga mencoba untuk mengacuhkannya.
Ketiga sahabat Angga masih baik-baik saja, menikmati suasana dingin dalam hutan ini. Hingga seperti Reyhan, Freya, Jova termasuk Angga mendekap tubuhnya masing-masing karena udara di sini sangatlah dingin.
‘Yang benar saja, feeling gue di hutan ini semakin buruk. Ada sesuatu yang kemungkinan tidak beres,’ batin Angga dengan tetap mendekap raganya.
Reyhan yang sibuk memfokuskan mata ke arah depan, mengerutkan kening dengan mulut terbuka tipis. sesuatu yang kemungkinan tidak beres? Apa maksudnya Angga?
‘Emangnya ada apa sama hutan ini? Masa- ck, ah! Paling juga itu anak parno.’ Lelaki humoris berambut cokelat dengan gaya style terkininya, mengalihkan pemikirannya yang telah sang sahabat batin dan lalu ia langsung mendapatkan pemandangan luas usai kembali berkutat mencari tempat yang sesuai.
“Eh, Guys! Mendirikan tendanya di sebelah sana aja, yok?! Tuh, dari sini keliatan banget kalau tempatnya luas dan berlapang. Ayo!” semangat Reyhan bersama menunjuk arah tersebut yang ia temui pakai penglihatan tajamnya.
Mata Freya berbinar. “Pencarian yang bagus, Rey! Yaudah, yuk. Kita berempat langsung saja ke sana. Aku selak ingin angetin tubuh, nih gara-gara kedinginan.”
“Betul, Cuy! Padahal matahari udah naik ke atas langit, tapi udara di dalem ini hutan kerasa dingin banget kek di puncak gunung, br!” timpal Jova.
Reyhan menganggukkan kepala dengan senyum kecut karena ia termasuk lelaki yang tak mampu tahan dingin, tentu saja dirinya berusaha melindungi tubuhnya dari terpaan semilir angin dari hutan luas tersebut. Dikarenakan jika tidak, ia akan segera jatuh sakit. Ya, mungkin ini adalah kelemahan pribadinya sang Reyhan Ivander Elvano.
Angga yang mengikuti arah tangan Reyhan saat menuding, hanya diam saja tanpa merespons sepatah katapun. Hal itu tentu pula membuat Reyhan penasaran apa yang terjadi dengan sahabatnya, bukan perkara sikap cueknya, namun gelagatnya yang aneh setiap menatap sekitar hutan.
“Ga? Lo kenapa, dah? Cara ngelirik visi hutannya, kok kayak aneh gitu? Persis kek anak cenayang yang ada di film-film, hahaha! Napa? Apa ini ada kaitannya soal tadi pas di depan waralaba-”
“Stop! Jangan mencoba untuk menginterogasi gue. Kalau itu masalah dalam hidup gue, apakah lo harus ikut campur? Dasar Cerewet,” potong Angga.
Reyhan terhenyak dengan mata melotot pada suara sentakan dan tatapan tajam dari Angga yang menghujam ke arah netranya. “S-siapa yang mau interogasi elo, Bang?! Gue, kan cuman nanya lo kenapa. Apalagi soal yang tadi di mobil. Emangnya kagak boleh?”
Angga mendengus lalu iris mata grey autentiknya menatap tajam mata Reyhan yang masih berkontak dengannya. “Hilangkan jiwa penasaran lo, terhadap gue. Elo gak perlu tahu gue kenapa. Dan itu, bukan urusan lo! Ngerti?”
“Ya Allah, Ga! Tapi gue ini sahabat lo. Kalau ada masalah, tolonglah cerita ke sini. Biar gue dan lainnya bisa mencari solusi terbaik untuk elo. Kalau cara lo buat melenyapkan masalah itu dengan cara dipendam, semua pasti bakal sia-sia dan hati lo bakal kurang tenang.”
Angga memalingkan wajahnya dari tatapan Reyhan yang memelas. “Sok bijak.”
Kemudian lelaki tampan yang memiliki karakteristik spektakuler walaupun misterius itu, lantas melangkah cepat untuk meninggalkan Reyhan dan kedua sahabat perempuannya. “Ga, tunggu dulu! Y-yah, malah pergi!”
Jova melongo melihat Angga yang lebih dulu jalan di depan dengan cara mempercepat langkahnya, lalu menoleh ke arah Reyhan yang ada di belakangnya. “Kamu apain Angga sampe dia mutung kayak gitu?”
“Mulut kalau jarang dibelai, ya kayak gitu! Nyeplos seenak bulu ketek! Orang aku gak ngapa-ngapain dia, kok. Angga saja, noh yang tiba-tiba pergi ninggalin gitu aja. Kamu, sih kebanyakan ngoceh sama Freya. Jadinya gak tahu aku sama Angga ada konflik apaan!”
“Napa lagi, sih itu cowok. Ga! Kenapa?!” teriak Jova dari kejauhan, namun tak ada tanggapan respon dari Angga.
Pundak-pundak kecil nan mungilnya Freya, merosot begitu menatap kepergian pemuda berpostur tinggi itu yang semakin menjauh dari jaraknya. Menghampiri pun untuk sekedar bertanya tentang keadaannya, juga pasti tak mendapatkan jawaban yang pasti. Freya sangat hafal setiap Angga ditanya soal kondisi, mesti tentunya ia menanggapinya bahwa dirinya baik-baik saja, seolah tak memiliki beban atau masalah apapun di hidupnya.
...››-----𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔-----››...
Usai mereka mendirikan tenda, kini sekarang Angga agak mengangkat wajah putih bersihnya ke atas langit dengan memejamkan mata untuk mencari ketenangan hati dalam sendiri. Sesekali ia juga menghembuskan napasnya lirih.
Reyhan yang sedang meneguk nikmat minuman air mineral segarnya, melirik ke arah Angga nang tengah duduk sendirian di ambang pintu tenda. Lelaki Friendly tersebut meletakkan botol minumnya lalu beranjak dari duduknya untuk menghampiri sahabatnya.
‘Huh, meskipun lo tadi memperlakukan gue kayak anak tiri, gue gak akan pernah menyerah buat mencoba cairin itu hati lo yang bekunya sama persis bongkahan es di kutub. Gue ini sahabat lo, mana boleh lo giniin gue.’
Di sisi lain, Angga masih mencoba mengingat bayangan tersebut yang masuk ke dalam benak kepalanya. Ia tahu jika itu suatu pertanda yang akan datang, namun dirinya sebagai anak Indigo kurang mampu memprediksi.
“Anggara!” panggil Reyhan dengan menepuk keras bahu milik pemuda itu.
“Ngapain lo ke sini? Balik,” titah Angga seperti sedang mengusir sahabat humorisnya.
Reyhan mendengus kesal lalu duduk di sampingnya Angga. “Sahabat anti sosial, lo! Gue baru aja dateng, malah langsung diusir. Lo lagi ngapain, sih? Pasti lagi mikirin masa depan, yaaaa?”
“Gak.”
“Sialan, emang. Ada gak, sih kata-kata selain itu? Perasaan ini anak kurang pinter memahami isi dalem buku KBBI, dah. Mana setiap dia mengucap, mulut gue berhasil kehilangan kalimat, lagi.” Reyhan bergumam.
Angga menghempaskan napasnya kasar lalu melirik ke Reyhan dengan muka bosannya. “Lain kali, kalau bicara gak usah ngedumel. Percuma, gue denger!”
“Eh! I-iya, Bang! Iya. Please, calm down. Okay?”
Lelaki Introvert itu, beringsut menolehkan kepalanya ke arah Reyhan dengan bersama wajah datar. “Up to you.” Kemudian Angga berpaling dari muka sahabatnya yang kini mengubahkan senyuman lebarnya menjadi tipis.
“Anjing lu, Ga! Sumpah!!” dongkol Reyhan.
Angga tersenyum miris lalu kembali menatap sahabatnya yang menghinanya itu. “Gue anjing? Oke, sana pergi. Bukannya lo sangat takut dengan hewan itu? Buat apa lagi masih di sini?”
“B-bukan gitu, konsepnyaaaaa! Ah, gak tahu lagi gue gimana caranya ngadepin lo secara manusiawi!” sebalnya sampai mengacak-acak rambut.
Mengapa hanya berkomunikasi dengan Angga, Reyhan justru menjadi Stress sendiri? Bahkan kepalanya juga jadi pening karena terlalu berani menghadapi sahabatnya yang memang misterius, tulen. Sementara Angga yang memperhatikan Reyhan, hanya menghela napasnya dengan istilah tak mempedulikannya.
“Kalian!” pekik riang Freya dan Jova yang telah selesai mengeluarkan barang-barang kepentingan di dalam tenda.
“Halo! Udah kelar, nih?! Sini duduk di depanku sama Angga,” balas sapa Reyhan dengan ramah.
Kedua gadis cantik itu menganggukkan kepalanya dengan senyum lebar lalu mulai mendudukkan pantatnya di atas tanah yang tidak lembek. “Kalian habis ngapain?”
“Ngobrol-ngobrol doang, kok. Ya kan, Ga?” jawabnya untuk Freya sembari menoleh ke arah lelaki itu yang diam macam patung.
“Sejak kapan kita ngobrol? Lo saja ngoceh sendiri kayak anak ODGJ.” Responnya Angga yang dingin berjaya lagi membuat Reyhan terkejut setengah mati.
“Maksudnya, Orang dalam gangguan jiwa?! Jahat banget lo, Ga! Gue sehat gini, masa dibilang keterbelakangan mental, sih?!” tak terima Reyhan.
Jova menahan tawa. “Pft! Anak ODGJ gak, tuh?”
Freya terkekeh geli dengan menggelengkan kepala. “Jangan ngatain Reyhan kayak gitu dong, Ga. Dia itu sahabatmu juga, lho. Kasihan, tuh si Reyhan. Mukanya sampe merah padam, hihi.”
Angga menghembuskan napasnya tanpa mau menggubris sang sahabat kecil TK-nya. Pandangan mata dan kepala juga ada di arah berlawanan dari mereka bertiga yang sedang menatap dirinya.
“Kalian bawa makanan apa saja yang bisa buat ganjel perut?” tanya Reyhan kepada kedua sahabat perempuannya dengan merapikan rambut cokelatnya.
“Masing-masing sih, Rey. Aku bawa sosis satu kotak bekal penuh, terus kalau Jova bawa jagung satu bekal penuh juga kayak aku. Tadi aku sempet ngeliat pas Jova ngeluarin barang-barang, hehehe! Kenapa emangnya?”
“Wah, mantap! Kita berempat bisa bakar-bakar jagung dan sosisnya, nih buat nanti malem! Sans, soal kayu-kayunya biar aku yang cari sama kumpulin ke sini. Aku, kan orang yang praktis non ribet, hahahaha!” antusias Reyhan.
Angga yang diam untuk mendengarkan, seketika tersentak kaget pada pernyataan Reyhan. Ia menoleh cepat. “Yakin?”
Reyhan menganggukkan kepalanya dengan menepuk pundak kanan kokohnya Angga sambil tersenyum. “Yap. Lo gak usah ikut nyari, biar gue aja. Itung-itung menguji nyali gue, hehehehe.”
Dalam lambat, Angga meneguk salivanya dengan mata tak terlepas dari tatapannya sang sahabat Friendly. “Gue saja kalau begitu yang mencari. Tadi, gue sempet lihat ada banyak tumpukan kayu di daerah sana.”
“Janganlah. Gue aja, lagian gue pengen melatih mental agar menjadi cowok pemberani kayak lo. Gak ada silapnya, kan gue melakukan itu?”
Angga yang bingung harus menjawab apa, berdeham kecil. “Enggak.”
“Nah! Makanya itu, gue pengen ngelatih keberanian dari mental penakut ini untuk menjadi macho, haha! Entar malem, gue mulai pergi buat nyari semua kayunya.”
Freya maupun Jova, menganggukkan kepalanya dengan tetap tersenyum cantik yang mengembang di wajah sempurnanya tanpa merasakan firasat apapun yang datang di hatinya. Terkecuali, Angga. Pemuda tampan pemilik Indigo ini begitu bimbang dan cemas akan perginya Reyhan saat nanti waktu malam hari.
Memangnya, apa yang akan terjadi pada pemuda Friendly tersebut bila benar-benar menginvestasikan niat antusiasmenya?
INDIGO To Be Continued ›››
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
𝕴𝖓𝖓𝖊𝖗 𝕭𝖑𝖚𝖊 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞
Angga... peluklah sahabat mu🙃
2023-07-06
1
Kak Ya
next 😁
2022-10-26
1
☺︎︎⑅⃝✎ᶠᵘˡˡ 𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 ♫︎
Saling dukung yuk, ,saya bakal Tinggal kan jejak dengan Like semua Novel mu ini :)
Jangan lupa like balik ya :)
2022-06-30
5