Reyhan yang sibuk membuka-buka browsing internet di ponselnya, tiba-tiba pemuda itu menemukan sebuah gambar foto layaknya suatu lokasi di salah satu kota terdekat dari kota Jakarta. Reyhan memencet gambar foto tersebut yang terpampang jelas hutan khusus berliburan atau perkemahan anak remaja.
Mulut Reyhan yang bungkam kini membuka dan mengatakan 'wow' tanpa bersuara, sedangkan Angga hanya diam membaca buku pelajarannya yaitu Matematika. Ya, selain pemberani dan pendiam pemuda itu sangat rajin belajar. Reyhan sebenarnya juga seperti Angga, rajin belajar tetapi tidak untuk Matematika. Reyhan benci sekali Matematika yang julukannya mematikan kinerja, otak!
‘Widih, mantep nih! Kalau liburan di hutan ini satu, hmm berharap banget njir, sekolah ini ngadain acara refreshing di hutan buat camping bersama-sama.’
Angga melirik Reyhan yang senyum-senyum terlihat semangat menatap indahnya hutan dalam gambar foto dari aplikasi Google tersebut, namun Angga tak memedulikannya dan memutar bola matanya jengah lalu kembali konsentrasi pada materi buku paketnya yang ada di hadapannya.
...››-----𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔-----››...
Di taman Galaxy Admara, nampak dua seseorang gadis tengah duduk di kursi panjang dengan saling bersandaran di sandaran kursi. Angin berhembus tenang ,membuat salah satu gadis itu menguap bertanda jika tengah mengantuk.
“Ya ampun, yang bener aja! Aku ngantuk bener gara-gara di luar. Mana abis ini bel di bunyikan,” keluh protes Jova.
“Aduh, jangan tidur di sini loh, Va. Lagian masih pagi, kok udah ngantuk aja, sih?” tanya Freya dengan memejamkan matanya nyaman.
“Hoaaaaam ... gak tahu juga kenapa, apa harusnya tadi di rumah tadi, aku minum kopi ya, bukan susu? Biar gak ngantuk begini. Sumpah! Tinggal tiga watt, nih.”
“Marah sama Reyhan malah jadi ngantuk!” sambung Jova lagi dengan mendengus sebal.
“Jangan marahin Reyhan lagi, dong. Yaudah gini aja, biar kamu gak ngantuk lagi gimana emm .. kita keliling sekolah? Siapa tahu kantukmu bisa hilang.”
“Hmmm? Boleh, tuh! Yu-”
KRIIIIIIING !!!
Pergi untuk jalan keliling sekolahan pun di gagalkan oleh bunyi bel yang menandakan waktu jam masuk ke kelas masing-masing, seluruh siswa-siswi berhamburan pergi ke kelas dan sebagian ada yang berlari agar sampai ke dalam kelasnya. Ya, nasibnya Jova kali ini akan kemungkinan mengalami kantuk berat di kelas nanti, apalagi sudah jelasnya pelajaran pertama di isi oleh pelajaran Matematika.
Sesampainya di kelas, Freya dan Jova bersamaan duduk di bangkunya masing-masing yang mana letaknya di belakangnya bangku Angga serta Reyhan. Pemuda Friendly itu yang tahu waktu, segera memasukkan handphone-nya di dalam tas bagian paling depan. Bertepatan itu, seorang guru pria berbadan jangkung nan ideal, memasuki ke dalam kelas tanpa membawa buku-buku materi yang biasa pria paruh baya tersebut bawa serta laptopnya. Nama beliau adalah Harry, sang wali kelas XI IPA 2
Dengan wajah ramahnya, pak Harry mengucapkan salam pada seluruh muridnya yang merupakan murid paling prestasi di kelasnya. Dibalas oleh salam para muridnya bersama wajah raut tanpa jengah apalagi malasnya, kecuali Angga beserta salah satu murid yang duduk di pelosok ruang kelas.
“Baik, murid-murid Bapak semuanya. Jadi pagi hari ini Bapak hanya ingin memberikan satu info untuk pada kalian semua.”
Mendengar pak Harry yang akan memberikan sebuah info nang tak mereka tahu, seluruh murid berbisik-bisik pada bangku lainnya terkecuali Angga yang menyimak dan mendengarkan pak Harry dengan sungguh-sungguh.
“Karena kalian semua telah melaksanakan kegiatan tes hingga tuntas dan tidak ada yang ambil susulan, Bapak sebagai guru wali kelas kalian ingin memberikan suatu infomasi membahagiakan. Di SMA Galaxy Admara akan ada libur selama satu bulan ke depan! Kami sebagai guru mengajar serta kepala sekolah, telah berunding pada beberapa minggu silam. Supaya siswa-siswi sekalian bisa melakukan refreshing setelah tes ini. Begitulah, informasi dari Bapak untuk pagi ini.”
Semua murid bersorak-sorak riang usai apa yang pak Harry infokan untuk hari ini. Bahkan ditambah lagi, mereka akan pulang lebih awal daripada biasanya, sedangkan Angga hanya menganggukkan kepala begitupun siswa yang memiliki inisial K.
Pak Harry yang mengenakan blazer cokelat dengan dasi rapinya, tersenyum hangat lalu berpamitan kepada seluruh murid kebanggaannya sebelum melangkah keluar dari ruang kelas setelah mempersilahkan mereka untuk berkemas-kemas.
Sesudah beliau melenggang keluar, Reyhan melebarkan senyuman bahagianya dengan mengemasi semua perlengkapan alat belajarnya seperti siswa-siswi lainnya. Lelaki Friendly itu tentunya mempunyai ide cemerlang untuk mengisi kegiatan cuti sekolahnya besok. Namun sebelumnya, ia harus menuntaskan permasalahannya bersama Jova yang sempat terjadi percekcokan.
“Minta maaf- eh?!”
Freya mengulum senyuman cantiknya waktu melihat kedua sahabatnya mengulurkan tangannya dan mengucapkan permintaan secara kompak, sementara Angga yang telah berdiri dengan menenteng tas ransel hitamnya hanya tetap bungkam serta tak ingin berbicara.
“Eh, malah barengan gini. Anu ... aku minta maaf soal konflik yang tadi, ya? Aku juga sebenernya gak tahu letak kesalahanku dimana. Tapi mendingan minta maaf aja, kan? Rasanya gak enak banget kalau kita diem-dieman kayak gini,” ungkap Reyhan.
Jova agak memanyunkan bibirnya seraya menatap iris mata hazel si Reyhan. “Aku juga minta maaf, ya? Ini karena gara-gara masalah keluarga tadi di rumah. Jadinya emosi kurang stabil, terus kamu yang kena. Kasian ...”
“Hmmm ...” Reyhan sedikit berpikir maksud Jova yang akhirnya paham. “Oke-oke, aku ngerti.”
“Nah! Begitu, dong! Kan, enak kalau dipandang. Kalian berdua ini memang susah kalau marahan dalam jangka waktu yang lama, apalagi kalian sudah terlalu akrab dalam persahabatan kayak aku sama Angga, hehehehe!” bungah Freya.
Ketiga sahabatnya sang gadis Nirmala itu, menganggukkan kepalanya dengan kompak lalu segera melangkah keluar untuk meninggalkan kelas yang sekarang telah sepi. Dan di perjalanan menuju parkiran, Reyhan yang ada dipertengahan para sahabatnya segera merangkulnya mereka bersama senyuman ramah serta hatinya yang begitu tulus.
...››-----𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔-----››...
Tibanya di parkiran roda dua ialah kendaraan motor, Reyhan menghentikan para sahabatnya yang akan menunggang motornya. Angga berdecak kesal dan menatap Reyhan dengan wajah sebalnya.
“Napa?” tanya Angga singkat andalannya.
“Guys, sebelum kita pulang ... gue mau lihatin gambar sesuatu yang bagus untuk kita liburan besok!”
“Maksudmu, besok kita liburan?”
“Yoi, Frey! Nih, dia gambarnya,” kata Reyhan dengan memperlihatkan foto suatu hutan ternama di dalam layar ponsel pemuda tersebut.
“Ngapain kita berempat ke sana? Liburan apa?” tanya Jova dengan menyipitkan matanya.
“Camping! Gimana? Setuju, gak? Lumayan, lho buat kita refreshing otak. Nah, elo? Setuju nggak, Ga? Liat-liat, lo diem aja.”
“Gue ikut kalian. Dan lokasi yang ada di HP lo, gue pernah lihat selintas saat ada acara keluarga dulu di daerah kota Bogor.”
“Kece! Berarti lo tahu lokasi tempatnya?!”
Angga menganggukkan kepalanya dengan mulai mengambil helmnya yang tergantung di atas kaca spion motor Honda Vario hitamnya. Sementara mata Reyhan telah berbinar mendengar penuturannya sang sahabat.
“Mantul, Bro! Gini, dah daripada gak ada sempet waktu, kita rencanain dan tentuin sekarang buat camping besok. Biar gue aja yang menentukan agar sempurna, haha! Jadi, besok kita kumpul di rumah Angga jam enam pagi supaya gak kesiangan ke hutannya. Nah sebelum itu, nanti kita harus mempersiapkan perlengkapan yang dibawa buat besok. Dan yang terakhir, besok kita pergi ke kota Bogor-nya pake mobilnya Angga.”
Angga menatap sinis sahabatnya. “Kenapa gak mobil lo aja yang dipake?”
“Ya lo tahu lah, Ga. Mobil gue, tuh suka gak bisa diajak kerja sama! Kadang kalau lagi mepet gitu suka pake acara mogok segala! Niatnya, sih entah kapan kalau senggang, gue mau servis itu mobil. Kasian bokap nyokap gue cuman ngadepin mobil yang sangat gak berperikebendaan!”
“Halah! Bisa aja kata-katamu!” ucap Jova dengan tertawa.
Angga menghela napasnya untuk menguatkan kesabarannya pada tingkah laku Reyhan ini. Setelah berunding bersama tentang rencana camping yang diselenggarakan hari berikutnya, keempat remaja yang memiliki watak berbeda-beda serta begitu juga unik akan karakteristiknya, memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing tanpa ada beban tugas PR.
...››-----𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔-----››...
Di malam hari, rumah pemuda Indigo tersebut ternampak sepi dikarenakan kedua orangtuanya sedang Dinas di kota Semarang dan baru pulang bulan depan. Tentunya masih begitu lama.
Usai mempersiapkan perlengkapan miliknya untuk liburan esok, Angga di atas kasur tengah berkutat pada laptop hitamnya. Pemuda itu search di Google tentang tempat hutan ternama di kota Bogor, yang akan besok ia dan ketiga sahabatnya pijak. Sedikit ragu untuk ke sana karena yang namanya hutan pasti ada sedikitpun menyimpan mistis di dalamnya. Ya, Angga merasakannya.
Setelah merasa cukup berkutat pada laptopnya, Angga segera mematikan laptopnya dan menutupnya seraya memejamkan matanya sejenak.
“Gue harap, esok nggak akan terjadi apa-apa. Dan semoga apa yang gue lihat sekarang, tidak menjadi kenyataan.”
INDIGO To Be Continued ›››
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 210 Episodes
Comments
𝕴𝖓𝖓𝖊𝖗 𝕭𝖑𝖚𝖊 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞
sabar Angga... punya temen memang harus gitu. atau paling tidak cekak aja sekalian😅
2023-07-06
1
𝕴𝖓𝖓𝖊𝖗 𝕭𝖑𝖚𝖊 𝕾𝖙𝖔𝖗𝖞
sama kayak mobil ayah aku😑
2023-07-06
1
ℑ𝔫𝔡𝔦𝔤𝔬 𝔖𝔱𝔞𝔯𝔰𝔢𝔢𝔡
memangnya indigo memang urusan ma ghaib ya? 🤔
2023-04-27
1