INDIGO

INDIGO

PROLOG

Mata tajam seseorang menelisik sebuah tempat alam terbuka yang tak seharusnya ia berada. Di sini sangat gelap, menyeramkan bahkan di atas tanah yang ia pijak terdapat asap-asap kabut saling bertebaran di sepanjang jalan. Lelaki remaja yang saat ini menempuh usia 17 tahun, menghembuskan napasnya lalu menaikkan nyalinya untuk menyusuri jalan yang rupanya tak hanya kabut saja nang terlihat, namun juga para tengkorak manusia yang berserakan menghalangi langkahnya.

Waktu sedang melangkah untuk menyusuri tempat alam terbuka yang ranum ini, sang lelaki pemilik jiwa tangguh dan pemberani itu menghentikan jalannya saat ia dihadapkan oleh sosok makhluk tak kasat mata yang entah datang darimana. Pemuda yang memiliki rupa wajah tampan bak Korea tersebut, mendongakkan kepalanya secara perlahan untuk menengok muka dari penghalang jalan langkahnya. Kedua mata iris yang mempunyai warna grey autentik itu, menatap tajam makhluk mengerikan yang tentunya merupakan lelembut.

Makhluk tersebut memiliki beberapa ciri-ciri yang jelas menyeramkan. Di jiwanya mengenakan pakaian lusuh yang modelnya compang-camping, wajahnya meleleh seperti cokelat terkena sinar matahari, amat jangkung nyaris sepadan dengan ukuran pohon di hutan. Bau amis dari lelehan muka itu, menyeruak langsung ke indera penciuman hidung sang pemuda tampan. Tetapi beruntunglah, ia masih bisa menahan bau menyengat itu.

Hantu yang belum dikenal asal-usulnya, mulai menggantungkan lonceng emas kecilnya di udara yang dirinya pegang pakai tangan kiri. Ia menggoyang-goyangkan benda tersebut hingga menimbulkan suara dentingan keras yang menggema dan mampu membuat gendang pendengaran dari telinga lelaki itu nyaris ingin meledak, pemuda tampan tersebut bernama Anggara Veincent Kaivandra.

Bibir dari hantu itu, berkomat-kamit layaknya seperti sedang berdoa. Bukan berdoa, tetapi mengeluarkan seluruh mantranya untuk menyerap segala kekuatan energi Indigo yang ada di dalam diri Angga. Merasa nyawanya akan sangat terancam, lelaki itu memilih melangkah mundur buat menghindari sosok tersebut yang sedang menggunakan mantranya. Arwah itu kini amat murka karena manusia berjiwa kuat macam baja, memberikan jangkauan untuknya. Hal itu, ia lekas menggoyang-goyangkan keras lonceng pusakanya dengan menyembul nada yang menggeram.

“Ne teloigne pas de moi! Je veux prendre toute la puissance de ton energie d'aura ecrasante !! (Jangan menjauh dariku! Aku ingin mengambil semua kekuatan aura energi spektakuler milikmu!!)”

Tawa jahat dari sosok hantu yang menggunakan bahasa Prancis, tertawa iblis nan renyah, membuat Angga yang hanya memakai tangan kosong langsung berbalik badan untuk berlari dari sosok hantu tersebut. Lari Angga sungguh maraton dengan sesekali kepalanya menoleh ke belakang untuk memastikan sosok itu tak mengejarnya alias hanya diam disebabkan cuma ingin menguji Angga seberapa kuat mentalnya menghadapi dirinya yang aura negatif.

Insting dan dugaan Angga salah total, dirinya berpikir makhluk gaib itu tak mengejarnya, tetapi rupanya sosok tersebut mengejarnya dengan melayang secepat hembusan angin. Lonceng milik hantu sakral itu tetap berbunyi agar larinya Angga menjadi terganggu.

Yang benar saja, dampak terlalu mengharap supaya makhluk astral itu tidak lagi mengejar-ngejarnya, kaki Angga yang terbungkus sepatu pada akhirnya tersandung oleh gelondongan kayu yang memiliki ukuran sedang.

GEDUBRAK !!!

Malang, memang. Sudah terjatuh dan kini ditambah terkilir pula antara kedua kakinya, tetapi Angga berusaha mengacuhkan rasa sakitnya lalu segera bangkit berdiri. Namun baru saja akan hendak membangunkan diri dari atas tanah, raganya ditarik kencang ke belakang saat hantu itu membentangkan tangan kirinya ke arah manusia pemilik indera keenam tersebut. Telah bak magnet, bukan?

‘Apakah nyawa gue setelah ini akan tamat dengan cara yang mengenaskan?’

Diri Angga sudah merasakan feeling yang amat buruk tentang mengenai nyawanya yang sebentar lagi akan menjadi taruhannya di dalam genggaman tangan pucat pasi dari makhluk astral tersebut. Hantu itu tersenyum kemenangan seraya memasukkan jari telunjuk rapuhnya di ujung atas bolongan senjata loncengnya, Angga mestinya tak mungkin bisa meremehkan benda kecil itu yang di dalamnya terdapat suatu serangan kekuatan nang menimbulkan sebuah malapetaka.

Angga membungkamkan bibirnya dengan menyipitkan matanya dimana dadanya terasa sakit nan bergemuruh, seolah di tempat alam terbuka ini ia kesulitan meraup oksigen, waktu sang arwah memainkan lonceng miliknya dengan cara memutarnya berkali-kali hingga mendatangkan asap kelabu yang mengepung alat pusakanya. Setelah mengumpulkan mantra bahayanya, dirinya menghantamkan lonceng emasnya ke dada bidang Angga hingga pemuda itu terlempar kencang darinya.

BUM !

Raga Angga berakhir menghantam sebuah benda keras yang permukaannya kasar hingga kepalanya mengalami pendarahan nang cukup hebat, alias pecah seketika. Dua lubang hidungnya mengeluar aliran darah segar saat hidung pemuda itu mendarat kuat di tanah non lembab, sementara tulang tangan kanannya patah akibat tertindih oleh tubuhnya yang posisinya sudah terlungkup. Dalam mata Angga yang berubah sayu, ia menatap hantu itu nang tersenyum menyeringai. Namun karena keadaannya telah sangat lemah, pandangannya tatkala menjadi gelap.

...››-----𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔-----››...

Lelaki tampan yang sedang menikmati masa tidurnya, kini bangkit spontan dan mengubahnya menjadi duduk. Napasnya terengah-engah, keringatnya berhasil membasahi tubuhnya, bola matanya mencuat setelah mendapatkan mimpi buruk untuk kesekian kali.

Baru sadar, alarm ponselnya berbunyi nyaring, ia lekas mengulurkan tangan kanannya lemas untuk mematikannya karena ini sungguh mengusik Angga yang sedang membutuhkan penenangan diri.

Pemuda itu mengambil napasnya dalam lalu menghembuskannya keluar usai menariknya, ia mengusap wajah putih bersihnya yang sekarang berantakan akibat menjumpai mimpi mengerikan tentang nyawanya yang dibawa pergi oleh sesosok makhluk gaib asing.

“Sial,” lirih Angga tetap mengusap seluruh wajah tampannya yang kini terlihat lumayan pucat.

Angga sekarang melepaskan kedua tangannya dari muka lalu mengambil alih handphone-nya untuk mengecek jam di pagi hari ini. Matanya terbelalak lagi saat mendapati kini telah menunjukkan pukul 06.00 dengan cepat, dirinya segera beranjak dari kasur King Size miliknya lepau bergegas siap-siap untuk pergi ke sekolah.

...››-----𝕴𝖓𝖉𝖎𝖌𝖔-----››...

Pagi pada pukul 06.37, dua seorang sahabat sejoli saling bertatapan layaknya sedang berseteru sengit akan suatu hal di dalam ruang kelas XI IPA-2 Galaxy Admara, bangunan sekolah megah SMA yang tersohor paling elite di kota Jakarta. Mereka ada Reyhan Ivander Elvano, si pemuda berhati ramah atau bisa dikatakan Friendly, kedua ada si rambut panjang berwarna cokelat agak terang yaitu Jovata Zea Felincia, si gadis berjiwa lelaki atau dikenal dengan sebagai Tomboy.

Tampak, Reyhan dan Jova terus menyembul suara perdebatan jengkelnya dari berasal mulut. Bahkan melihat kejadian konyol ini, sudah seperti seekor kucing-tikus yang tidak pernah bisa bersatu. Di sisi keroyokan tersebut, mereka mempunyai julukan tersendiri dari masa SMP, 'Kunyuk Sutres' khusus Reyhan, serta 'Sableng' teruntuk Jova yang setiap hari membuat ulah keributan.

Sebagian dari teman-temannya kedua remaja ini, seringkali mengalami otak Stres akibat selalu mendengar perang mulut yang pasti tidak lupa terjadi pada setiap harinya. Ya, tapi bagi mereka si tampan Reyhan dan si cantik Jova begitulah unik akan sikap kesehariannya.

“Capek gue, Anjir!” sebal Reyhan lalu menghempaskan pantatnya di kursi daripada harus melanjutkan perdebatan aneh yang tidak bermutu.

Jova mengernyitkan kening lalu berkacak pinggang saat menengok sahabat lelaki rese miliknya, membuka lembaran buku novel dari jenis genre Horor favoritnya. Hal ini membuat gadis bermata iris hazel itu jengah akan keseharian Reyhan.

“Hatiku hancur berkeping-keping setelah aku mengetahui jika kawan terbaikku meninggalkanku selamanya akibat kecelakaan maut yang menimpany-”

Plak !

Begitu kasar dan teganya, Reyhan yang asyik membaca prolog dari buku novelnya secara lisan, mulutnya ditampar oleh Jova dengan nada geramnya. Sepertinya ini akan menjadi suatu pertanda besar di mana mereka akan berargumen kembali.

“Astoge, Sableng! Bener-bener kamu, ya sama aku! Lagi baca buku, juga malah ditabok ini mulut. Mau, tuh tangannya di blender kayak kucing yang lagi viral di video sosmed?! Perih, tau!” omel Reyhan sambil mengusap bibirnya.

“Abisnya kerjaannya baca buku tentang setan mulu! Jadi gatel, deh tanganku buat gampar mulut cerewet kamu.”

Reyhan mendengus lalu beranjak berdiri dari kursi dan menatap nyalang mata sahabat perempuannya yang dari bawah umur 17 tahun memang menjengkelkan hatinya. “Terus mau-mu, apa?! Jangan dipaksa, ya kalau hobi-ku harus sama kayak kamu. Toh, lagian kalau kamu gak suka sama kegemaranku, sono minggir. Gak usah deket-deket, daripada keluar tuh api mulutnya!”

“Aku nasehati jangan keseringan baca buku biar gak kena iritasi mata, sekarang kamu malah berani ngusir cewek kayak aku?! Dasar, Kunyuk Sutres nyebeliiiiin!”

“Argh, eh-eh jangan! Huwaaaaaa, rambut kece gue jangan dijambak-jambak!” teriak Reyhan refleks melepaskan kedua tangan Jova yang masih aktif menarik rambut cokelat style tousled hair sang empu.

“Ah, bodo amat! Biar sekalian aku ubah palamu jadi plontos!”

“Aaaaaaaakh! Jambaknya jangan terlalu kuat bisa, enggak?! Lama-lama aku penggal dua telapak tanganmu!” ancam Reyhan seraya merintih kesakitan.

"Biarin! Sekali-kali dijambak kuat biar otaknya cair, gak beku!” sungut Jova.

“Koma dong- ih! Lepasin, woi!” Reyhan menarik lengannya Jova agar melepas tarikan rambutnya.

Datanglah seorang siswi berpipi chubby di kelas dengan seragam dalam yang dipadukan jas SMA almamater internasional rapinya. Waktu pandangannya menatap beberapa siswa-siswi yang bercanda ria, tiba-tiba kontak matanya terpusat pada satu siswa yang tertatih-tatih akibat rambutnya ditarik kencang oleh siswi Tomboy.

Tidak ingin mengacaukan suasana ruang kelas, gadis cantik berambut panjang terurai dengan warna hitam legamnya lekas berlari untuk melerai mereka berdua yang mana aksi perang dunia sedang berlangsung pagi hari ini.

“Astaghfirullah! Va, kasihan Reyhan! Masa rambutnya, kamu jambak-jambak gitu, sih?! Ayo cepat lepasin!” Gadis itu menarik paksa kedua tangan Jova yang merupakan sahabatnya untuk membebaskan Reyhan dari nasib apes.

“Freya, bantuin aku ...!”

Gadis yang menjadi penengah untuk menolong Reyhan yang akan mau di keroyok habis-habisan oleh Jova, adalah Freya Septiara Anesha si gadis cantik manis nan anggun yang mempunyai hati lembut dengan pemikiran polos akan sikap kesehariannya, perempuan ini yaitu dari tetangga dekatnya Angga yang letaknya berada di komplek Permata.

”Rey, kamu nggak apa-apa?” tanya Freya sang sahabatnya juga.

“Sans, gakpapa, kok. Udah terbiasa dijambak ini anak satu .. minta maaf, deh soal tadi. Habisnya kamu kenapa, sih sewot banget hanya cuman karena aku baca novel Horor? Salah, kah?”

“Kamu, kan emang dari dulu serba salah mulu! Jadi aku, mah gak heran kalau kamu pembawa kesalahan!”

Reyhan bersedekap di dada dan memalingkan wajahnya dari Jova dengan muka pasrah, bertepatan itu ia mendapatkan seorang siswa tampan yang langkah jalannya sedikit lesu tak seperti biasanya. Reyhan nampak bahagia melihat pemuda itu telah datang ke dalam kelas.

“Anggara! Oh my Best Friend!” pekik Reyhan berlari lalu memeluk tubuh Angga erat.

Angga yang tidak suka perilaku ala lebay ini, seketika menepis pelukannya Reyhan sang sahabatnya dari SMP Dewantara seperti Jova dan Freya. Lelaki dengan gaya mencurigakan itu lalu memutuskan melewati sobat lelakinya kemudian melepaskan ransel hitamnya dan duduk senyap di tempat bangkunya.

“Tumben banget, Ga kamu telat masuknya?” tanya Jova sembari menghampiri Angga.

“Yang penting belum bunyi,” tanggap singkat Angga.

Freya menempelkan jari telunjuknya di bibir tipisnya dengan sedikit mencondongkan kepalanya ke dekat wajah Angga. “Ga! Kamu kenapa?! Kok mukamu pucat, gitu?! Kamu lagi sakit, ya?!” khawatir Freya.

Angga menolehkan kepalanya ke gadis cantik yang memiliki tinggi badan 164 sentimeter itu. “Aku oke.”

Jova yang curiga langsung menempelkan telapak tangannya di kening Angga lalu ke pipinya, serta beringsut lagi untuk ke bagian lehernya. “Hmm, gak demam. Kamu kenapa sih, Ga??”

“Kamu gak punya telinga? Apakah aku harus mengucapkan 'aku oke' hingga seribu kali?”

“Kurang percaya- oh! Gue tahu, nih. Pasti semalem lo kecapekan karena ngejar Takeshi yang keluar sama kelayapan dari rumah, kan?!” tebak Reyhan.

“Memangnya yang lo tebak, benar? Sok tahu!” sarkas Angga dengan menatap tajam.

“Ehehehe! Yasudah, mau gue anter ke UKS-”

“Oh aku tahu, Ga! Kamu pasti lagi marahan sama Reyhan, ya?! Wah, kalau itu sih emang udah keterlaluan jika dia bikin sahabatnya sendiri jadi kayak gini.”

Mata Reyhan melotot bak horor. “Weh, Sableng! Aku baru ngomong sama Angga please, jadi gak usah nyamber-nyamber kayak listrik! Satu lagi, kamu jangan nuduh-nuduh aku yang enggak-enggak, dong! Orang aku sama Angga gak ada permasalahan, kok kamu seenak tumit main nuduh aku!”

“EH, KAMU BILANG APA TADI??!! Nyamber-nyamber kayak listrik? HEH, OTAK KUNYUK! DARIPADA KAMU YANG KAYAK KUTU, seperti kutu aja bahagia sejahtera!”

“Apaan, maksudmu?!”

“Iya Kutu, Kutu Buku! Yang setiap hari sering baca buku novel! Monoton, gak ada ganti-gantinya. Sekali-kali Fantasi kek, Teen kek, Roman kek. Ck! Pokoknya masih banyak lagi, lah! Nah kamu, bacanya Horor sama Thriller mulu, bikin jengah orang doang!”

“Lho! Suka-suka aku, lah! Kegemarannya kita itu beda-beda! Gak seperti saudara kandung yang apa-apa sama! Kamu sama aku, apa samanya? Beda jauh, tuh!”

“Kamu ngajak perang lagi sama aku, Nyuk?!!”

“Orang kamu dulu, kok! Ah, kalau bukan sahabat udah aku lempar tas punyaku ke muka super jelek-mu!”

“Kamu bilang mukaku super jelek?! B-bener-bener kamu, ya!!”

Jova yang akan melayangkan pukulannya ke Reyhan, langsung di tahan Freya saat itu juga. Sedangkan Angga hanya diam saja tak melakukan apapun.

“Va! Sudah!! Kamu buat apaan sih nge-hajar Reyhan?! Tuh, dilihatin banyak yang lainnya di sebelah sana!”

Napas gadis tomboy itu naik turun menatap Reyhan yang juga menatapnya dengan tatapan sebal. Jova memalingkan wajahnya seraya menarik lengan halus putih Freya. “Hmph! Ayo Frey, kita keluar aja! Biar ini cowok-cowok di kelas! Sumpek juga liat Kunyuk satu di sini lama-kelamaan!”

“Anjir! Kalau ngomong suka gak di ayak dulu. heran, gue!”

Jova tak menggubris ucapan Reyhan, dirinya menarik tangan Freya paksa keluar kelas dan gadis polos itu hanya beraut wajah kebingungan pada pagi ini.

“Eh! Reyhan, Angga .. aku keluar kelas duluan, ya! Oh iya, Ga kalau badan kamu kurang enak, mending dibuat tiduran aja di kelas atau pergi ke UKS, diantar Reyhan!”

Angga hanya menganggukkan kepalanya pada komando Freya yang telah terlanjur ditarik Jova yang sempatnya gadis cantik manis itu berpamitan pada kedua sahabat lelakinya dan berpesan pada pemuda Indigo tampan ini. Sedangkan Reyhan hanya berdeham lalu duduk di bangku kursinya seberang bangkunya Angga.

“Kalau lo ngerasa gak enak badan atau masuk angin, gue anter lo ke UKS sekarang, gimana? Mumpung belnya masih lama,” tawar Reyhan.

Angga cukup menggelengkan kepalanya. “Beneran nih, Ga? Tapi muka lo pucet gitu, lho. Gue yakin, pasti otak lo terlalu konsentrasi sama tesnya yang minggu lalu. Saking berusahanya, lo sampe seperti ini.”

Angga menghela napasnya dengan panjang. “Gak usah mikirin gue, pikirin aja kesehatan lo.”

Reyhan menghembuskan napasnya pasrah pada sikapnya Angga yang selalu seperti itu dari SMP, entah mengapa dirinya bisa begitu. Entah dari lahir atau karena sesuatu yang merubah sikapnya menjadi tak menyenangkan ini. Reyhan memutuskan memainkan ponselnya sampai bel masuk berbunyi daripada meladeni sahabatnya yang wataknya cukup misterius.

Oh iya, jangan di herankan lagi soal perhatiannya Freya terhadap Angga. Mereka berdua adalah sahabat dari kecil yaitu TK, jadinya sudah jelas keakraban mereka terlihat sampai sekarang meskipun yang mencolok keakrabannya hanya Freya bukanlah Angga. Banyak perempuan diluar sana bahkan di lingkungan sekolahnya, Angga adalah lelaki paling cool dan dingin di mata orang-orang terutamanya sang kaum hawa.

Berat rasanya untuk memberitahu kepada kesemua sahabatnya bahwa dirinya mempertuankan kekuatan supranatural. Itu sudah dari dasarnya, Angga sangat trauma bila peristiwa itu terulang kembali seperti di kesalahan yang sama. Ia lebih memilih tertutup untuk melindungi jati dirinya agar identitas formalnya tidak tersebar.

___INDIGO Prologue Ends___

Terpopuler

Comments

Nur Amalia

Nur Amalia

mampir kak

2023-08-06

1

Marinda Arin

Marinda Arin

mampir dek

2022-12-15

1

Ryueen

Ryueen

mampir kak

2022-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Chapter 1 | Vacation Plans
3 Chapter 2 | Leave
4 Chapter 3 | First Day Visiting the Forest
5 Chapter 4 | Strange Things Start
6 Chapter 5 | Under the Influence
7 Chapter 6 | The Ruler
8 Chapter 7 | Inside Videos
9 Chapter 8 | Blocked
10 Chapter 9 | Calamity Attack
11 Chapter 10 | Demon Star Portal
12 Chapter 11 | Maliciously Evil
13 Chapter 12 | Amulet
14 Chapter 13 | True Self
15 Chapter 14 | Obliterate
16 Chapter 15 | The Dark Past
17 Chapter 16 | Go Home
18 Chapter 17 | Abandoned Villa Building?
19 Chapter 18 | Go to That Place Again
20 Chapter 19 | Bypassing Prohibition
21 Chapter 20 | A Bad Omen Happened
22 Chapter 21 | Figure Sketch Painting
23 Chapter 22 | Misunderstanding
24 Chapter 23 | Cruel Human
25 Character Visuals
26 Chapter 24 | Between Spirit and Soul
27 Chapter 25 | Two Natural Worlds
28 Chapter 26 | Monster Fish in the Lake
29 Chapter 27 | A Teaching of Spells
30 Chapter 28 | Erland Lucifer
31 Chapter 29 | Enmity With Gilles
32 Chapter 30 | Enigrafent Afterlife
33 Character Visuals II
34 Chapter 31 | Reality or Just a Dream?
35 Chapter 32 | Possessed
36 Chapter 33 | Don't Know it
37 Chapter 34 | Suicide
38 Chapter 35 | Lost Forever
39 Chapter 36 | More Careful
40 Chapter 37 | Dreams Ended in Depression
41 Chapter 38 | Between Water And Fire
42 Chapter 39 | Tragedy At 21.00
43 Chapter 40 | Initial Terror
44 Chapter 41 | Giving it Over And Over
45 Chapter 42 | Definitely Severe Weakness
46 Chapter 43 | Investigate
47 Chapter 44 | Every Sign
48 Character Visuals III
49 Chapter 45 | Great Danger Will Happen
50 Chapter 46 | Got Big Trouble
51 Chapter 47 | Ruined Day
52 Chapter 48 | New Spirit Arrival
53 Chapter 49 | Remember Who He Is?
54 Chapter 50 | Meet Unexpectedly
55 Chapter 51 | Totally Real
56 Chapter 52 | Ornaliea Asgremega
57 Chapter 53 | A Missing Word
58 Chapter 54 | Anyone Can See It
59 Chapter 55 | He Came In One's Subconscious
60 Chapter 56 | I Managed to Save You!
61 Chapter 57 | There's Still A Purpose To Live
62 Chapter 58 | Can't Just Accept Fate
63 Chapter 59 | Fragile Heart
64 Chapter 60 | The Impact of Depression
65 Character Visuals IV
66 Chapter 61 | Giving a Motivation
67 Chapter 62 | Embarrassing
68 Chapter 63 | Not Yet Over
69 Chapter 64 | Become the Second Target?!
70 Chapter 65 | The Weakness of the Sixth Sense Man
71 Chapter 66 | Conditions Associated With Living Mysticism
72 Chapter 67 | Alternating Terror?
73 Chapter 68 | Additional Ability
74 Chapter 69 | A Different Aura
75 Chapter 70 | Departure
76 Chapter 71 | Conveyed Hope
77 Chapter 72 | It's Not Easy to Forget
78 Chapter 73 | My Terror Will Always Make You Suffer!
79 Chapter 74 | The Unpredictable Killer
80 Chapter 75 | Changing Destiny
81 Chapter 76 | Trying to Be a Shield to Protect Life
82 Chapter 77 | Grasp Accuracy
83 Chapter 78 | The Same Events Repeatedly
84 Chapter 79 | Their Anxiety
85 Chapter 80 | Disturbed Psychic
86 Chapter 81 | That Mystery Death!
87 Chapter 82 | Almost Revealed
88 Chapter 83 | Terror In Dreams Is Far More Dangerous
89 Chapter 84 | Morning Caution
90 Chapter 85 | Uncovered Already
91 Chapter 86 | Steady Plan
92 Chapter 87 | Problem Solving
93 Chapter 88 | Explanation Before Saying Goodbye
94 Chapter 89 | The Presence of a Stranger Ghost Figure
95 Chapter 90 | About Outdated Paper
96 Chapter 91 | Failed to See
97 Chapter 92 | Stop Looking Away For a While
98 Chapter 93 | Appearing Vision
99 Chapter 94 | Trapped In A Dark Room
100 Chapter 95 | Occult Hint
101 Chapter 96 | The Real Doer
102 Chapter 97 | Give Last Chance
103 Chapter 98 | Apology
104 Chapter 99 | Deadly Accident
105 Chapter 100 | Special Person
106 Chapter 101 | People Who Were in the Past
107 Chapter 102 | Disaster
108 Chapter 103 | Gloomy Life
109 Chapter 104 | Quarrel Because It Has Lulled
110 Chapter 105 | Responsible
111 Chapter 106 | Past Background [Anggara]
112 Chapter 107 | There's Still Care [Freya]
113 Chapter 108 | Drop Sick
114 Chapter 109 | Physical Revenge
115 Chapter 110 | Two Diagnostics
116 Chapter 111 | Deep Emotions
117 Chapter 112 | Prohibited to Meet
118 Chapter 113 | Feel Loose
119 Chapter 114 | Mental Disorder
120 Chapter 115 | Impossible
121 Chapter 116 | Rampant
122 Chapter 117 | Terrible Panic [Jovata]
123 Chapter 118 | Ignored Threats
124 Chapter 119 | Personal Matters
125 Chapter 120 | The Feeling of Having a Sixth Sense Friend
126 Chapter 121 | An Urge to Let Go of the Dark Past
127 Chapter 122 | Way Out?
128 Chapter 123 | Entitled to Prevent From Harm
129 Chapter 124 | Nice Idea
130 Chapter 125 | Regret
131 Character Visual V
132 Chapter 126 | Guarded And Protected
133 Chapter 127 | Removing Hostility
134 Chapter 128 | Low Power Memory
135 Chapter 129 | Don't Regard As Enemies
136 Chapter 130 | Other Feelings
137 Chapter 131 | Expressing Love?
138 Chapter 132 | Asking for Help
139 Chapter 133 | Decision Point
140 Chapter 134 | Pseudonym
141 Chapter 135 | It's Time to be Exposed
142 Chapter 136 | New Student
143 Chapter 137 | Clues or Just Hallucinations
144 Chapter 138 | Prone
145 Chapter 139 | Bunch of Sects
146 Chapter 140 | Star Circle Blood Logo
147 Chapter 141 | A Bad Sign
148 Chapter 142 | Black Shadow
149 Chapter 143 | A Message
150 Chapter 144 | Strange Eve
151 Chapter 145 | Overseas Women Photo Frames
152 Chapter 146 | Event Dimension
153 Chapter 147 | Short Rescue
154 Chapter 148 | Piano Sound in the Attic
155 Chapter 149 | Trapped In Villa Ghosmara
156 Chapter 150 | Ghost Vanishing
157 Chapter 151 | Underground Stairs
158 Chapter 152 | Dragged Into Another World
159 Chapter 153 | Inseparable
160 Chapter 154 | Cannibal
161 Chapter 155 | Wrong Victim
162 Chapter 156 | Awkward Attack
163 Chapter 157 | Demon Beast
164 Chapter 158 | Delivering Into the Immortal Realms
165 Chapter 159 | Wilderness And Haunted
166 Chapter 160 | Complete
167 Chapter 161 | Never Give Up
168 Chapter 162 | Two More Days?
169 Chapter 163 | On the Abyss
170 Chapter 164 | Fact?
171 Chapter 165 | The Mystic
172 Chapter 166 | Golden Snake With One Eye
173 Chapter 167 | Stop This!
174 Chapter 168 | Ultimate
175 Chapter 169 | Deep Wounds
176 Chapter 170 | Whisper of Doom
177 Chapter 171 | I'm Back
178 Chapter 172 | Resentment
179 Chapter 173 | Please Don't Go!
180 Chapter 174 | Anxiety
181 Chapter 175 | Deepest Regret
182 Chapter 176 | Stay Best Four Forever
183 Chapter 177 | Worth the Bad Feeling?
184 Chapter 178 | Viral News
185 Chapter 179 | Feel Guilty
186 Chapter 180 | Giant Creatures
187 Chapter 181 | Mutual Convince
188 Chapter 182 | Not Found
189 Chapter 183 | Must Endure!
190 Chapter 184 | Do it Again
191 Chapter 185 | You..?!
192 Chapter 186 | Ex-lover?
193 Chapter 187 | Unable to Let Go
194 Chapter 188 | Between Human Friend And Ghost Friend
195 Chapter 189 | Unlock Secrets
196 Chapter 190 | Last Love
197 Announcement!
198 Chapter 191 | Visitor
199 Chapter 192 | Afternoon Trap?
200 Chapter 193 | Battered
201 Chapter 194 | Ever Met
202 Chapter 195 | Backfire
203 Chapter 196 | Failed
204 Chapter 197 | I Will Kill You!
205 Chapter 198 | Defining a Lifeline
206 Chapter 199 | Converted
207 Chapter 200 | Positive Thinking
208 END
209 EPILOG
210 Special Announcement!
Episodes

Updated 210 Episodes

1
PROLOG
2
Chapter 1 | Vacation Plans
3
Chapter 2 | Leave
4
Chapter 3 | First Day Visiting the Forest
5
Chapter 4 | Strange Things Start
6
Chapter 5 | Under the Influence
7
Chapter 6 | The Ruler
8
Chapter 7 | Inside Videos
9
Chapter 8 | Blocked
10
Chapter 9 | Calamity Attack
11
Chapter 10 | Demon Star Portal
12
Chapter 11 | Maliciously Evil
13
Chapter 12 | Amulet
14
Chapter 13 | True Self
15
Chapter 14 | Obliterate
16
Chapter 15 | The Dark Past
17
Chapter 16 | Go Home
18
Chapter 17 | Abandoned Villa Building?
19
Chapter 18 | Go to That Place Again
20
Chapter 19 | Bypassing Prohibition
21
Chapter 20 | A Bad Omen Happened
22
Chapter 21 | Figure Sketch Painting
23
Chapter 22 | Misunderstanding
24
Chapter 23 | Cruel Human
25
Character Visuals
26
Chapter 24 | Between Spirit and Soul
27
Chapter 25 | Two Natural Worlds
28
Chapter 26 | Monster Fish in the Lake
29
Chapter 27 | A Teaching of Spells
30
Chapter 28 | Erland Lucifer
31
Chapter 29 | Enmity With Gilles
32
Chapter 30 | Enigrafent Afterlife
33
Character Visuals II
34
Chapter 31 | Reality or Just a Dream?
35
Chapter 32 | Possessed
36
Chapter 33 | Don't Know it
37
Chapter 34 | Suicide
38
Chapter 35 | Lost Forever
39
Chapter 36 | More Careful
40
Chapter 37 | Dreams Ended in Depression
41
Chapter 38 | Between Water And Fire
42
Chapter 39 | Tragedy At 21.00
43
Chapter 40 | Initial Terror
44
Chapter 41 | Giving it Over And Over
45
Chapter 42 | Definitely Severe Weakness
46
Chapter 43 | Investigate
47
Chapter 44 | Every Sign
48
Character Visuals III
49
Chapter 45 | Great Danger Will Happen
50
Chapter 46 | Got Big Trouble
51
Chapter 47 | Ruined Day
52
Chapter 48 | New Spirit Arrival
53
Chapter 49 | Remember Who He Is?
54
Chapter 50 | Meet Unexpectedly
55
Chapter 51 | Totally Real
56
Chapter 52 | Ornaliea Asgremega
57
Chapter 53 | A Missing Word
58
Chapter 54 | Anyone Can See It
59
Chapter 55 | He Came In One's Subconscious
60
Chapter 56 | I Managed to Save You!
61
Chapter 57 | There's Still A Purpose To Live
62
Chapter 58 | Can't Just Accept Fate
63
Chapter 59 | Fragile Heart
64
Chapter 60 | The Impact of Depression
65
Character Visuals IV
66
Chapter 61 | Giving a Motivation
67
Chapter 62 | Embarrassing
68
Chapter 63 | Not Yet Over
69
Chapter 64 | Become the Second Target?!
70
Chapter 65 | The Weakness of the Sixth Sense Man
71
Chapter 66 | Conditions Associated With Living Mysticism
72
Chapter 67 | Alternating Terror?
73
Chapter 68 | Additional Ability
74
Chapter 69 | A Different Aura
75
Chapter 70 | Departure
76
Chapter 71 | Conveyed Hope
77
Chapter 72 | It's Not Easy to Forget
78
Chapter 73 | My Terror Will Always Make You Suffer!
79
Chapter 74 | The Unpredictable Killer
80
Chapter 75 | Changing Destiny
81
Chapter 76 | Trying to Be a Shield to Protect Life
82
Chapter 77 | Grasp Accuracy
83
Chapter 78 | The Same Events Repeatedly
84
Chapter 79 | Their Anxiety
85
Chapter 80 | Disturbed Psychic
86
Chapter 81 | That Mystery Death!
87
Chapter 82 | Almost Revealed
88
Chapter 83 | Terror In Dreams Is Far More Dangerous
89
Chapter 84 | Morning Caution
90
Chapter 85 | Uncovered Already
91
Chapter 86 | Steady Plan
92
Chapter 87 | Problem Solving
93
Chapter 88 | Explanation Before Saying Goodbye
94
Chapter 89 | The Presence of a Stranger Ghost Figure
95
Chapter 90 | About Outdated Paper
96
Chapter 91 | Failed to See
97
Chapter 92 | Stop Looking Away For a While
98
Chapter 93 | Appearing Vision
99
Chapter 94 | Trapped In A Dark Room
100
Chapter 95 | Occult Hint
101
Chapter 96 | The Real Doer
102
Chapter 97 | Give Last Chance
103
Chapter 98 | Apology
104
Chapter 99 | Deadly Accident
105
Chapter 100 | Special Person
106
Chapter 101 | People Who Were in the Past
107
Chapter 102 | Disaster
108
Chapter 103 | Gloomy Life
109
Chapter 104 | Quarrel Because It Has Lulled
110
Chapter 105 | Responsible
111
Chapter 106 | Past Background [Anggara]
112
Chapter 107 | There's Still Care [Freya]
113
Chapter 108 | Drop Sick
114
Chapter 109 | Physical Revenge
115
Chapter 110 | Two Diagnostics
116
Chapter 111 | Deep Emotions
117
Chapter 112 | Prohibited to Meet
118
Chapter 113 | Feel Loose
119
Chapter 114 | Mental Disorder
120
Chapter 115 | Impossible
121
Chapter 116 | Rampant
122
Chapter 117 | Terrible Panic [Jovata]
123
Chapter 118 | Ignored Threats
124
Chapter 119 | Personal Matters
125
Chapter 120 | The Feeling of Having a Sixth Sense Friend
126
Chapter 121 | An Urge to Let Go of the Dark Past
127
Chapter 122 | Way Out?
128
Chapter 123 | Entitled to Prevent From Harm
129
Chapter 124 | Nice Idea
130
Chapter 125 | Regret
131
Character Visual V
132
Chapter 126 | Guarded And Protected
133
Chapter 127 | Removing Hostility
134
Chapter 128 | Low Power Memory
135
Chapter 129 | Don't Regard As Enemies
136
Chapter 130 | Other Feelings
137
Chapter 131 | Expressing Love?
138
Chapter 132 | Asking for Help
139
Chapter 133 | Decision Point
140
Chapter 134 | Pseudonym
141
Chapter 135 | It's Time to be Exposed
142
Chapter 136 | New Student
143
Chapter 137 | Clues or Just Hallucinations
144
Chapter 138 | Prone
145
Chapter 139 | Bunch of Sects
146
Chapter 140 | Star Circle Blood Logo
147
Chapter 141 | A Bad Sign
148
Chapter 142 | Black Shadow
149
Chapter 143 | A Message
150
Chapter 144 | Strange Eve
151
Chapter 145 | Overseas Women Photo Frames
152
Chapter 146 | Event Dimension
153
Chapter 147 | Short Rescue
154
Chapter 148 | Piano Sound in the Attic
155
Chapter 149 | Trapped In Villa Ghosmara
156
Chapter 150 | Ghost Vanishing
157
Chapter 151 | Underground Stairs
158
Chapter 152 | Dragged Into Another World
159
Chapter 153 | Inseparable
160
Chapter 154 | Cannibal
161
Chapter 155 | Wrong Victim
162
Chapter 156 | Awkward Attack
163
Chapter 157 | Demon Beast
164
Chapter 158 | Delivering Into the Immortal Realms
165
Chapter 159 | Wilderness And Haunted
166
Chapter 160 | Complete
167
Chapter 161 | Never Give Up
168
Chapter 162 | Two More Days?
169
Chapter 163 | On the Abyss
170
Chapter 164 | Fact?
171
Chapter 165 | The Mystic
172
Chapter 166 | Golden Snake With One Eye
173
Chapter 167 | Stop This!
174
Chapter 168 | Ultimate
175
Chapter 169 | Deep Wounds
176
Chapter 170 | Whisper of Doom
177
Chapter 171 | I'm Back
178
Chapter 172 | Resentment
179
Chapter 173 | Please Don't Go!
180
Chapter 174 | Anxiety
181
Chapter 175 | Deepest Regret
182
Chapter 176 | Stay Best Four Forever
183
Chapter 177 | Worth the Bad Feeling?
184
Chapter 178 | Viral News
185
Chapter 179 | Feel Guilty
186
Chapter 180 | Giant Creatures
187
Chapter 181 | Mutual Convince
188
Chapter 182 | Not Found
189
Chapter 183 | Must Endure!
190
Chapter 184 | Do it Again
191
Chapter 185 | You..?!
192
Chapter 186 | Ex-lover?
193
Chapter 187 | Unable to Let Go
194
Chapter 188 | Between Human Friend And Ghost Friend
195
Chapter 189 | Unlock Secrets
196
Chapter 190 | Last Love
197
Announcement!
198
Chapter 191 | Visitor
199
Chapter 192 | Afternoon Trap?
200
Chapter 193 | Battered
201
Chapter 194 | Ever Met
202
Chapter 195 | Backfire
203
Chapter 196 | Failed
204
Chapter 197 | I Will Kill You!
205
Chapter 198 | Defining a Lifeline
206
Chapter 199 | Converted
207
Chapter 200 | Positive Thinking
208
END
209
EPILOG
210
Special Announcement!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!