"Menurut ayah ibu gimana?" tanya Tasya kepada orang tuanya
"Ayah sebenarnya tidak memaksamu. Ayah sih kamu mau menikah dengan siapapun pilihan kamu tak masalah. Tapi ayah melihat Reza anaknya baik dan bertanggung jawab jadi point plus buatnya. Terlebih dia anak Om Danu" lanjut ayah
"Ibu juga sama Sya, kalau tidak melihat kejadian kemarin itu. Ya, ibu pun gak mau kamu nikah sama Reza. Tapi dari sikapnya kemarin saja ibu sudah merasa srek sama Reza" tambah ibu
"Bu, kalau Tasya setuju memang bakal langsung di nikahkan?" tanya Tasya
"Ayah ibu juga dulu gak ada proses pacaran Sya. Malah kata ibu lebih berasa pacaran setelah nikah. Gregetnya dapat Sya" kenang ibu seraya tersenyum malu
"Jadi ibu Ayah gimana? Tasya nurut saja sama ayah ibu kalau menurut ayah ibu baik buat Tasya" jawab Tasya pasrah
"Serius kamu Neng?" tanya Ibu sumringah
"Iya bu. Tapi kalau sudah nikah gak mau tidur bareng dulu bu sama A Reza. Tasya mau kaya pacaran saja. Pisah kamar. Lagian Tasya kan masih kuliah bu. Bagaimana?" tawar Tasya
"Ya sudah. Nanti habis ini ayah telepon Om Danu. Dia pasti senang. Makasih ya nak." ayah pun segera mencuci tangan dan bergegas mengambil ponsel miliknya.
"Sya, insyaallah Reza yang terbaik buat kamu ya" ibu tersenyum sambil membereskan piring.
"Biar Tasya saja bu yang cuci piring" kata Tasya
"Ya sudah, ibu mau nyamperin ayah. Penasaran" ibu berlalu meninggalkan Tasya
***
Di Kota Lain
*Nada Panggilan Ponsel Pak Danu
Pak Danu meraih ponselnya. Di lihat nama Pak Taufik dia pun bersemangat.
"Assalamualaikum calon besan. Apakabar?" Pak Danu memulai percakapan dengan sumringah
"Waalaikumsalam. Alhamdulillah sehat. Bagaimana disana? Sehat semua?" tanya ayah Tasya
"Alhamdulillah sehat. Cuma si Reza lagi meriang. Mungkin dia kecapean. Anak muda sekarang loyo-loyo pak" ujar pak Danu
"Oalaahh.. Lekas sembuh ya calon mantuku. Biar kita bisa segera bertemu" ujar ayah Tasya
"Wah, sudah ada angin segar nih. Kapan nih kita bertemu?" tanya Pak Danu
"Sesegera mungkin Pak. Bukankah hal baik tidak boleh di tunda-tunda" ayah Tasya bersemangat.
"Baiklah. Nanti setelah si Reza membaik, insya allah saya segera kesana. Sudah tidak sabar melihat calon mantuku. Haha" pak Danu sangat bahagia.
"Baiklah kalau begitu. Lanjut istirahat besan. Assalamualaikum" ucap ayah Tasya mengakhiri teleponnya.
Pak Danu tersenyum senang. Sementara di ruangan lain anaknya sedang terpuruk patah hati di tambah meriang yang masih belum mereda.
'selamat ya Cit atas pernikahannnya. Semoga sakinah mawadah warohmah. Terima kasih buat semua kenangan indah' Reza mengirimkan pesan kepada Citra sebagai tanda berakhirnya hubungan mereka.
Reza semalaman berpikir, kalaupun Citra yang di tinggal nikah seperti dirinya, mungkin dia akan lebih sakit hati dari pada Reza. Reza pun merasa bersyukur. Karena bukan dia yang menyakiti Citra.
"Za.. Rezaa.. " teriak Pak Danu membuka kamar Reza
"Apa sih Pa? Pakai teriak-teriak segala" ucap Reza
"Cepat sembuh kamu Za. Biar kita ketemu calon istrimu. Aduh Papa sudah tidak sabar ingin menikahkanmu Za" ujar Pak Danu bahagia
"Hah? Calon istri? Jadi Tasya mau Pak?" tanya Reza yang ikut antusias dan lupa akan sakit hatinya.
"Iya Za.. Makanya kamu cepat sembuh. Kita kesana. Eh tapi.. Kamu punya simpanan kan?" tanya Pak Danu
"Simpanan apa Pa?" tanya Reza
"Ya tabungan maksud Papa. Untuk mas kawin dan sebagainya" tanyanya lagi
"Ada sih Pa. Tapi Reza gak tahu cukup atau tidak" ucapnya
"Syukur sih kalau ada. Biar kalau kurang Papa yang tambahin. Sudah sana istirahat. Mimpiin calon istrimu biar kamu cepat sembuh." ucap pak Danu seraya tertawa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 266 Episodes
Comments
Maura
tambah visual tambah asik deh👍
2022-05-28
0
wie
kocak banget dah bapaknya reza 😂
2022-03-12
1
Felisha Almaira
girang banget pah......🤭🤭🤭🤭🤭Kya papa Danu yg mau nikah🤣🤣🤣🤣
2021-11-18
0