~ Empat hari kemudian ~
"Aku kembali." ucap Fitri yang sudah berada di bandara.
"Cepat masuk!!" seru Handika yang sudah menjemput Fitri bersama Santi.
"Mbak Santi, seneng banget deh Mbak Santi mau ikut menjemput Fitri!!" seru Fitri kepada Santi.
"Kan sudah dibilang, Sekarang nama kamu itu Nisa bukan Fitri, kok lupa sih." Jawab Santi yang membuat Fitri tersenyum.
"Lupa Mbak." Jawab Fitri yang kemudian masuk ke dalam mobil.
Di salah satu rumah berlantai 2 Fitri akan tinggal di sana, dia akan tinggal sendirian dengan beberapa pembantu.
"Kenapa Mbak Santi enggak mau tinggal sama aku?" tanya Fitri kepada Santi.
"Kamu tahu kan Fitri, Mbak itu harus belajar menjadi seorang wanita mandiri. Kalau Mbak tinggal sama kamu mbak bakal nebeng terus dong." jawab Santi.
"Tuh kan...,mas. segera nikahi Mbak Santi, masa di php terus!!" seru Fitri kepada Handika yang membuat pria itu sedikit mencibir tidak karuan.
"Mulutmu itu loh mas, kalau nggak bisa diam bakal aku lem sama lem besi!!" seru Fitri membuat Handika melotot.
"Dasar wanita tidak tahu diri, udah dijemput malah ngatain aku terus!" seru Handika yang membuat Fitri tersenyum.
Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di sebuah rumah yang sudah dipersiapkan oleh Pak Salim.
"Mbak Santi, apa Mbak enggak mau turun dulu!!" seru Fitri.
"Nggak bisa, Fitri. besok aja Mbak main ke sini, nginep di sini. sekarang Mbak harus menyelesaikan semua tugas-tugas yang di kasih sama mas mu ini." jawab Santi.
"Mas Itu kejam banget deh, Masa Mbak Santi disuruh kerja terus." cibir Fitri kepada Handika.
"Udah, nggak usah banyak bicara dasar wanita bawel!!" seru Handika yang kemudian meninggalkan Fitri. Fitri menatap sebuah rumah sederhana berlantai dua, wanita itu tersenyum.
Inilah hasil kerja keras nya dan penghasilan pertama dia bekerja di luar negeri. sesaat kemudian Fitri mengambil ponselnya dan memberikan kabar kepada Pak Salim kalau dia sudah berada di rumah yang dibelikan oleh pria tua itu.
"Lebih baik aku segera tidur, besok istirahat lusa sudah mulai bekerja." ucap Fitri yang kemudian memasuki rumahnya. di sana sudah ada 2 pembantu yang akan mempersiapkan semua yang Fitri perlukan.
"Selamat malam, Mbak Fitri!" seru salah satu pembantu yang ada di rumah itu.
"Sudah dibilang kan namanya tuh Mbak Nisa, mbak Anisa!!" seru pembantu yang lain.
"Sudah, nggak usah bertengkar. Oh ya nama ibu ini siapa dan Ibu yang satu Siapa?" tanya Fitri kepada ada dua wanita tua yang bekerja untuknya.
"Nama ibu Mbok Jum dan ini Mbok Salamah." jawab mbok Jum.
"Udah Ya mbok, aku tidur dulu karena besok pagi aku ingin bersantai ria karena lusa aku harus segera bekerja." ucap Fitri yang kemudian masuk kedalam kamarnya.
Mbok Jum dan Mbok Salamah benar-benar begitu senang karena ternyata wanita yang menempati dan menjadi majikan mereka adalah seorang gadis muda yang benar-benar begitu santun dan baik.
Keesokan hari terlihat Fitri sudah bangun pagi, dia sudah berada di dapur dengan membawa seluruh peralatan dapur.
"Ya ampun, ngapain Mbak Nisa berada di sini?!" seru Mbok Jum.
"Nggak papa mbok, aku udah biasa masak sendiri." jawab Nisa.
"Tapi nggak juga seperti itu kan.., Mbok ini dibayar jadi Mbok bakal mengerjakan semua pekerjaan yang harus Mbok lakukan!!" seru Mbok Jum.
"Nggak usah seperti itu, Mbok. Lagian aku juga suka kok ngerjain pekerjaan dapur." jawab Fitri yang kemudian meminta Mbok Jum untuk membantunya.
"Nak Nisa, nak Nisa ada seorang pria yang menunggu nak Nisa di luar!!" seru Mbok Salamah.
"Siapa mbok?" tanya Fitri Anisa kepada Mbok Salamah.
"Kalau tidak salah sih Pak Salim." jawab Mbok Salamah yang membuat Fitri langsung meninggalkan dapur menuju ruang tamu.
"Ayah!!" seru Fitri yang sudah melihat Pak Salim sudah berada di rumahnya.
"Selamat pagi!!" seru Pak Salim yang sudah merentangkan kedua tangannya.
"Aku kangen banget lho Ayah, udah beberapa bulan ayah nggak pernah nengok aku!!" seru Fitri atau Nisa.
"Maafin Ayah ya, kau tahu sendiri kan pekerjaan ayah di Indonesia sangat banyak. jadi ayah jarang menemuimu di sana." Jawab Pak Salim.
"Ayah Sudah makan belum?" tanya Fitri kepada Pak Salim.
"Memangnya kenapa? Apa kamu sudah selesai memasak?" tanya Pak Salim yang membuat Fitri tersenyum.
"Belum sih, tadi aku cuma masak telur dadar, telur ceplok sama nasi goreng seperti yang biasa aku masak dulu, Ayah." jawab Fitri.
"Boleh, Ayah mau!!" seru Pak Salim yang kemudian berjalan terlebih dahulu meninggalkan Fitri di ruang tamu. pak Salim sangat mengenal rumah itu, Karena terkadang Pak Salim berada di sana untuk mengistirahatkan dirinya. mereka masih belum mengetahui kalau Fitri sudah berada di Indonesia, berada di sebuah rumah yang tidak terlalu jauh dari rumah Pak Salim.
Hari ini terlihat wanita itu berjalan-jalan di salah satu toko sayuran yang tidak jauh dari rumahnya. wanita itu menatap bahan makanan yang ada di sana.
"Dulu Fitri selalu membuatkan aku makanan kesukaanku, sekarang kalau aku ingin memasak masakan itu kok rasanya beda banget ya sama masakan yang dibuatkan Fitri." ucap bu Rika yang menatap salah satu swalayan yang memajang beberapa bahan makanan yang seperti biasa Fitri Masak.
Terlihat langkah kaki Bu Rika pergi dari tempat itu, wanita itu benar-benar merindukan sosok menantunya yang dahulu dia sia-siakan.
"Semuanya sudah menjadi masa lalu, sekarang aku tidak tahu di mana keberadaan Fitri. penyesalan selalu datang terlambat, kalau saja penyesalan datang di depan Maka Fitri akan tetap menjadi menantu Ku." ucap bu Rika yang kemudian meninggalkan toko swalayan itu.
Terlihat wanita itu melangkahkan kakinya, entah kemana.., di salah satu taman yang tidak jauh dari rumahnya Bu Rika terduduk sambil menatap lalu-lalang orang-orang yang sedang berjalan. menatap seorang anak kecil yang sedang bermain bersama dengan orang tuanya.
"Andai saja Bagus masih bersama Fitri..,mungkin saja aku sudah mempunyai cucu yang akan membuatku melupakan semua kepenatan ini." ucap Bu Rika.
Entah berapa lama Bu Rika berada di taman itu, langkah kaki bu Rika masih tetap berada di sana. seorang wanita terlihat menatap seorang wanita tua yang sedang terduduk di taman itu. air matanya menetes, ingin sekali Fitri mendekati Bu Rika yang berada di kursi taman. namun dia tidak ingin melakukan hal itu, Dia takut kalau mereka akan marah saat melihatnya. Walaupun sebenarnya bu Rika sendiri benar-benar sangat merindukan sosok Fitri.
"Ternyata benar kata ayah, kalau Ibu sudah sembuh. Bahkan dia terlihat begitu bahagia." ucap Fitri.
** bersambung **
mohon dukungannya di novel baruku, dan jangan lupa dukung novelku yang lain.
- Suami keduaku cinta pertamaku
- Dewa perang dan Ratu sihir
- Permaisuri sang kaisar
- ijinkan aku bahagia bersamamu.
- mantan terindah
Terima kasih banyak 😊👍👍👍❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
玫瑰
next
2022-04-27
0