Bab.5 (Perpisahan)

Laila melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah dengan lemas, ia bingung sebenarnya apa maksud vita mengajaknya bertemu lalu setelah Laila sudah berada di danau, Vita tidak ada di sana, malah seorang laki-laki asing yang mempunyai suara mirip dengan Niko yang tiba-tiba muncul dan memeluknya, entah kebetulan atau tidak tapi ia punya firasat yang buruk tentang hal ini.

"Kamu sudah pulang," ucap mela yang berjalan menghampiri Laila.

"Iya tante, Nino mana?" tanyanya sambil memperhatikan sekeliling ruangan.

"Nino sedang bermain di tempat temannya," ujar Mela.

"Kamu sudah makan?" tanya mela lagi.

"Belum tante, nanti saja aku ke kamar ku dulu ya," ucap Laila tersenyum kepada Mela, lalu kembali melangkah menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar ia melihat kalender yang tertempel di dinding kamarnya, ia sudah lama menandai tanggal di kalender itu.

Hari anniversary mereka yang ke dua tahun.

Laila membuka lemari dan mengambil sebuah kotak yang di dalamnya terdapat sebuah Cincin yang di berikan Niko tahun lalu di hari anniversary mereka yang pertama, ia kembali menutup kotak itu, ia tidak mau semakin larut dalam kesedihan.

~

Di lain tempat. Setelah beberapa Hari ini mencoba menata hati, Niko kembali beraktivitas seperti biasa meski masih belum bersemangat, setelah selesai mandi ia turun kelantai bawah untuk untuk makan siang bersama ibunya sementara ayahnya bekerja.

"Kamu sudah baikan?" tanya Maria yang sudah lebih dulu duduk di kursi ruang makan, beberapa hari ini ia cukup khawatir karena sang putra selalu mengurung diri di kamar.

"Iya bu," jawab Niko singkat lalu ikut duduk di samping ibunya.

"Bi ... tolong ambilkan Niko piring," pinta Maria pada asisten rumah tangganya.

"Ini nyonya," ucap asisten rumah tangga itu lalu meletakkan piring di atas meja.

"Terimakasih bi," ucap Maria.

"Ayo makanlah," pinta Maria.

"Iya bu," ucap Niko.

Maria meletakkan berbagai macam lauk kesukaan Niko, ia sengaja menyuruh bi Ina untuk memasak menu kesukaan johan agar putranya itu makan dengan lahap. Setelah selesai makan, Maria mencoba untuk berbicara dengan Niko, sudah beberapa hari ini ia begitu penasaran dengan apa yang menimpa anak kesayangan itu, ia ingin bertanya namun ia ragu.

Akhirnya ia mengurungkan niatnya dan mencari waktu yang tepat, dan hari ini sepertinya ia bisa bertanya. "Niko ... ibu boleh bertanya sesuatu," ucap maria lembut.

Niko menoleh kesamping menatap ibunya bingung, "Mau tanya apa Bu?."

"Kamu itu beberapa hari ini ibu perhatikan seperti orang depresi selalu mengurung diri di kamar, tidak mau makan dan tidak bersemangat, sebenarnya kamu kenapa, coba cerita ke ibu, ibu janji tidak akan memberitahu siapapun," ujar maria.

Niko menatap ibunya sejenak, tidak ada salahnya menceritakan semuanya, karena ibunya memang selalu menepati janjinya pikir Niko. "Sebenarnya dua tahun belakangan ini aku berpacaran dengan seorang wanita bu," ujar Niko pada akhirnya.

"Berpacaran! ... Niko kamu tahu ayah kamu melarang itu kan," ucap Maria.

"Iya aku tahu bu tapi aku mencintai dia bu, bahkan sampai saat ini," ucap Niko

"Apa karena dia kamu jadi seperti ini," ucap Maria.

"Dia memutuskan hubungan kami, dan aku tidak tahu pasti apa penyebabnya," ucap Niko.

"Apa karena wanita itu juga kamu tidak mau ke Amerika?" tanya Maria.

"Bukan begitu bu, aku hanya tidak mau jauh darinya," ucap Niko.

"Ibu mengerti perasaan anak seumur kamu ini masih sangat labil ... putus cinta itu sudah biasa, perjalanan kamu masih panjang, jangan karena putus cinta kamu jadi lemah begini, anak laki-laki itu harus tangguh, kamu yang semangat," ujar Maria.

"Huh, iya aku tau bu," ucap Niko yang tak ingin berdebat.

"Permisi nyonya, ada nona vita di depan sedang mencari den Niko," sahut Bi Ina yang tuba

"Sudah ya jangan bahas ini lagi, sana temui Vita," ucap Maria pada putranya.

Niko beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju teras. Sesampainya di teras ia melihat Vita sedang berdiri menunggu kedatangannya.

"Kamu kenapa kemari?" tanya Niko yang sudah berdiri di ambang pintu.

"Kita harus bicara Nik ... ini menyangkut Laila kamu pasti terkejut dengan apa yang akan aku sampaikan," ucap Vita.

"Baiklah, kita bicara di taman belakang saja ... ayo," ucap Niko lalu melangkah masuk di ikuti oleh Vita.

Sesampainya di taman belakang Niko dan vita duduk berdampingan di kursi panjang yang ada di taman itu. "Katakan, apa yang ingin kamu sampaikan, jangan membuat aku penasaran," ucap Niko menoleh ke arah Vita.

"Baiklah, aku tidak tahu harus memulai dari mana, aku juga tidak percaya tapi kamu harus melihat ini Nik," ucap Vita sambil menyerahkan sebuah amplop besar kepada Niko.

"Apa ini?" tanya Niko lalu mengambil amplop itu dari tangan Vita.

"Buka saja, kamu bisa melihatnya sendiri," ucap Vita.

Niko perlahan membuka amplop besar itu dan mengambil isinya yang berupa sebuah foto, ia membulatkan matanya saat melihat foto-foto itu, "Dari mana kamu mendapatkan foto ini!" tegas Niko.

"Aku sendiri yang memergokinya Nik ... aku juga tidak menyangka tapi itulah yang terjadi. Pantas saja dia ingin putus sama kamu, ternyata dia punya pria lain di belakang kamu, padahal aku kira dia gadis baik-baik, ternyata aku salah, kamu yang sabar ya Nik" ujar Vita pura-pura berempati.

Niko tidak menanggapi perkataan vita, ia beranjak dari duduknya dan langsung berjalan masuk kedalam rumah, Vita hanya tersenyum sinis memandangi kepergian sang sahabat.

~

Niko masuk kedalam kamarnya untuk mengambil kunci motor, dan kotak yang berisi kalung untuk Laila, lalu langsung beranjak keluar dari kamar.

"Niko, kamu mau kemana?" tanya Maria.

"Aku mau keluar sebentar bu," ucap Niko yang terus melangkah keluar.

...**...

Niko melajukan motornya dengan kecepatan penuh, matanya memerah seiring sakit hati yang sedang berkecamuk di dadanya.

Ia tak menyangka Laila bisa berbuat seperti itu, berpelukan dengan laki-laki lain, hal itu seakan tidak bisa hilang dari ingatannya.

Sesampainya di halte ia memarkirkan motornya di sana, tempat biasa ia menjemput sang pacar, ia mengambil ponselnya yang ada di saku celananya. Ia mencoba untuk menghubungi Laila, sekali dua kali tidak ada respon, dan yang ketiga kalinya akhirnya Laila mengangkat telepon darinya.

[Hallo?]

"Aku sedang di halte bus biasa ... kemarilah," ucap Johan lalu mengakhiri panggilan telepon itu.

~

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya jihan muncul dengan nafas yang masih tak beraturan karena ia berlari dari rumah sampai ke halte.

"Kak Niko," ucap Laila kemudian terseyum, tapi ekspresi yang berbeda di tunjukan oleh Niko.

"Tadinya aku fikir kamu hanya butuh waktu sediri dan aku menunggu itu, tapi ternyata kamu main hati di belakang aku," ucap Niko seraya meluapkan amarahnya.

"Maksud kakak apa?" tanya Laila bingung.

Niko mengambil foto-foto yang ada di dalam amplop dan di arahkan ke depan wajah Laila.

"Kenapa kamu harus berpura-pura lagi sementara aku sudah punya buktinya," ucap Niko dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Laila membulatkan matanya tak percaya, foto itu adalah foto dirinya, sewaktu ia di taman dan ada seorang laki-laki asing yang tiba-tiba datang memeluknya, ia meraih foto-foto itu dari tangan Niko.

"Kak aku bisa jelaskan, aku memang bertemu pria ini di danau, tapi aku tidak mengenalnya, aku mengira kakak yang mem--"

"Cukup!!" seru Niko sampai Laila tak bisa melanjutkan ucapannya.

"Aku sudah muak, dan dengan sandiwara kamu! ... Ternyata dua tahun ini, semuanya bohong!" ucap Niko sambil berteriak mengeluarkan semua isi hatinya.

Laila tak bisa lagi menahan air matanya, ia menangis di hadapan Niko "Kak dengarkan aku dulu."

"Tidak, aku tidak ingin mendengar ucapan apapun dari mu, aku benci kamu Laila!" ucap Niko lalu melemparkan kotak kecil yang berisi kalung untuk Laila sampai kotak itu hancur berserakan.

Niko mengendarai motornya, meninggalkan Laila sendiri di halte itu, ia menangis memandangi kepergian Niko. Di tengah kesedihannya ia melihat sebuah kalung yang tergeletak di tanah dengan inisial NL, ia berjongkok untuk mengambil kalung itu dan kembali menggenggam kalung itu di tangannya.

"kenapa kamu tidak memberi ku kesempatan untuk menjelaskan, itu semua tidak benar, tidak benar kak!" pekik Laila sambil terisak.

Bersambung 💓

Jangan lupa like komen vote ya readers 🙏😊

Terpopuler

Comments

Ninong Aisah

Ninong Aisah

Kok namanya rubah2 jihan laila jihan laila

2022-11-04

0

SitiNur20969975

SitiNur20969975

😭😭😭😭😭😭😭

2022-01-04

0

Dyana Arsi

Dyana Arsi

crazy up ni Thor 💪💪💪💪

2022-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 (Awal mula)
2 Bab.2 (Dilema)
3 Bab.3 (Rencana jahat)
4 Bab.4 (Jebakan)
5 Bab.5 (Perpisahan)
6 Bab.6 (Akhir dari segalanya part.1)
7 Bab.7 (Akhir dari segalanya part.2)
8 Bab.8 (Awal dari kehidupan baru)
9 Bab.9 (I be back)
10 Bab.10 (Tatapan mata setelah tujuh tahun)
11 Bab.11 (Bagaikan orang asing)
12 Bab.12 (Rencana Niko)
13 Bab.13 (Menjadi seketaris mantan)
14 Bab.14 (Hari pertama bekerja bersama)
15 Bab.15 (Masih menghantui ku)
16 Bab.16 (Kalung yang menjadi saksi bisu sejarah kelam)
17 Bab.17 ( Halte bus penuh kenangan)
18 Bab.18 (Berdamai dengan keadaan)
19 Bab.19 (Penyesalan Niko)
20 Bab.20 (Ya, aku sudah melupakan semuanya)
21 Bab.21 (Awal baru)
22 Bab.22 (Penuturan Kinan)
23 Bab.23 (Berkunjung ke rumah mantan)
24 Bab.24 (Apartement impian)
25 Bab.25 (Berhalusinasi tentang mu)
26 Bab.26 (gathering event perusahaan)
27 Bab.27 (Lagu kenangan dari mantan)
28 Bab.28 (Malik vs Niko)
29 Bab.29 (Skenario yang gagal)
30 Bab.30 (Malik Cemburu)
31 Bab.31 (Niko sakit)
32 Bab.32 (Apa arti aku bagimu?)
33 Bab.33 (Kembali beraktivitas)
34 Bab.34 (Malik mengetahui semuanya)
35 Bab.35 (Kedatangan Vita)
36 Bab.36 (Pengakuan Niko)
37 Bab.37 (Peluk aku dan semuanya akan baik-baik saja)
38 Bab.38 (Pernyataan Malik)
39 Bab39.Penyesalan Vita
40 Bab.40 (Mengantarkan kamu pulang)
41 Bab.41 (Presentasi dadakan)
42 Bab.42 (penyelidikan)
43 Bab.43 (Kiss)
44 Bab.44 (Rencana)
45 Bab.45 (Pertunangan)
46 Bab.46 (Kekesalan Vita)
47 Bab.47 (Ulang Tahun perusahaan)
48 Bab.48 (Akhirnya tiba juga)
49 Bab.49 (Tak ingin mendengar penjelasan)
50 Bab.50 (Hanya aku seorang)
51 Bab.51 (Apapun kecuali yang satu itu)
52 Bab.52 (Kinan dan Raksa)
53 Bab.53 (Jalan malam bersama mu)
54 Bab.54 (Acuh)
55 Bab.55 (Makan siang bersama)
56 Bab.56 (Pembakaran)
57 Bab.57 (Tinggalah di apartemen)
58 Bab.58 (Sarapan bersama)
59 Bab.59 (Peringatan kematian)
60 Bab.60 (Berdua dengan mu)
61 Pengumuman.
62 Bab.61 (Kecurigaan Maria)
63 Pengumuman
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab.1 (Awal mula)
2
Bab.2 (Dilema)
3
Bab.3 (Rencana jahat)
4
Bab.4 (Jebakan)
5
Bab.5 (Perpisahan)
6
Bab.6 (Akhir dari segalanya part.1)
7
Bab.7 (Akhir dari segalanya part.2)
8
Bab.8 (Awal dari kehidupan baru)
9
Bab.9 (I be back)
10
Bab.10 (Tatapan mata setelah tujuh tahun)
11
Bab.11 (Bagaikan orang asing)
12
Bab.12 (Rencana Niko)
13
Bab.13 (Menjadi seketaris mantan)
14
Bab.14 (Hari pertama bekerja bersama)
15
Bab.15 (Masih menghantui ku)
16
Bab.16 (Kalung yang menjadi saksi bisu sejarah kelam)
17
Bab.17 ( Halte bus penuh kenangan)
18
Bab.18 (Berdamai dengan keadaan)
19
Bab.19 (Penyesalan Niko)
20
Bab.20 (Ya, aku sudah melupakan semuanya)
21
Bab.21 (Awal baru)
22
Bab.22 (Penuturan Kinan)
23
Bab.23 (Berkunjung ke rumah mantan)
24
Bab.24 (Apartement impian)
25
Bab.25 (Berhalusinasi tentang mu)
26
Bab.26 (gathering event perusahaan)
27
Bab.27 (Lagu kenangan dari mantan)
28
Bab.28 (Malik vs Niko)
29
Bab.29 (Skenario yang gagal)
30
Bab.30 (Malik Cemburu)
31
Bab.31 (Niko sakit)
32
Bab.32 (Apa arti aku bagimu?)
33
Bab.33 (Kembali beraktivitas)
34
Bab.34 (Malik mengetahui semuanya)
35
Bab.35 (Kedatangan Vita)
36
Bab.36 (Pengakuan Niko)
37
Bab.37 (Peluk aku dan semuanya akan baik-baik saja)
38
Bab.38 (Pernyataan Malik)
39
Bab39.Penyesalan Vita
40
Bab.40 (Mengantarkan kamu pulang)
41
Bab.41 (Presentasi dadakan)
42
Bab.42 (penyelidikan)
43
Bab.43 (Kiss)
44
Bab.44 (Rencana)
45
Bab.45 (Pertunangan)
46
Bab.46 (Kekesalan Vita)
47
Bab.47 (Ulang Tahun perusahaan)
48
Bab.48 (Akhirnya tiba juga)
49
Bab.49 (Tak ingin mendengar penjelasan)
50
Bab.50 (Hanya aku seorang)
51
Bab.51 (Apapun kecuali yang satu itu)
52
Bab.52 (Kinan dan Raksa)
53
Bab.53 (Jalan malam bersama mu)
54
Bab.54 (Acuh)
55
Bab.55 (Makan siang bersama)
56
Bab.56 (Pembakaran)
57
Bab.57 (Tinggalah di apartemen)
58
Bab.58 (Sarapan bersama)
59
Bab.59 (Peringatan kematian)
60
Bab.60 (Berdua dengan mu)
61
Pengumuman.
62
Bab.61 (Kecurigaan Maria)
63
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!