Laila masih tertidur pulas di atas tempat tidurnya, ia sengaja tidak menyetel alarm karena mulai hari ini libur akhir semester, Nino yang tahu jika kakak sepupunya itu pasti belum bangun, bergegas menuju kamar Laila.
Saat masuk Nino mulai tersenyum licik, seperti sedang merencanakan sesuatu, ia mendekati Laila yang masih tertidur pulas, dan dalam hitungan satu, dua dan tiga.
"Kebakaran! .... kebakaran!" teriak Nino tepat di telinga Laila.
Seketika Laila langsung terperanjat kaget, dengan kondisi yang masih setengah sadar ia berlari keluar dari kamar.
"Dimana kebakarannya," ucap Laila kebingungan.
"Kamu kenapa Laila? " tanya Mela yang bingung melihat tingkah sang keponakan.
"Ada kebakaran tante!" ucap Laila panik.
Mela menggelengkan kepalanya sambil terkekeh, "Haha ... kamu mengigau ya? Pergi cuci muka dulu sana," ucap Mela.
"Tidak ada kebakaran, terus tadi siapa yang bilang--" belum sempat ia meneruskan kata-katanya, Nino sudah menghampirinya
"Haha .... kasihan sekali kamu kak, aku kerjain," ledek Nino.
"Usil sekali sih kamu, awas saja, kalau aku berhasil menangkap kamu." Laila mengejar Nino yang sudah lebih dulu berlari.
"Kejar kalau bisa ... haha," ucap Nino yang masih saja berlari.
Laila mengejar Nino, kesana kemari, tiba-tiba suara pintu di ketuk menghentikan langkahnya, ia berjalan membuka pintu dan ia cukup kaget saat pintu terbuka, sosok vita yang berdiri di sana.
"Kak Vita?" ucap Laila saat melihat kedatangan Vita.
"Ada sesuatu yang penting yang harus kita bicarakan," ucap Vita dengan raut wajah dingin.
"Baiklah kak, kita bicara di warung di seberang sana bagaimana" pinta Laila.
"Baiklah, ayo," ucap Vita.
Laila mengikuti langkah Vita, perasaannya jadi tidak enak karena tidak biasanya vita ingin bicara berdua dengannya saja.
Setelah sampai di warung didepan rumahnya mereka memesan bubur ayam untuk sarapan, saat pesanan mereka datang vita dan Laila tak menyentuh sedikitpun bubur itu.
"Sebenarnya apa yang ingin kakak Bicarakan?" tanya Laila yang sudah penasaran sejak tadi.
"Aku langsung ke intinya saja, aku mau kamu putus dengan Niko, kamu itu tidak pantas dengan dia, dia anak pengusaha terkenal dan sukses, demi masa depannya ia harus kuliah di Amerika dan Karena kamu, dia tidak ingin pergi, harusnya kamu sadar diri, kamu orang baru di hidup Niko, jangan karena keegoisan mu, masa depannya jadi terhalang, sejak awal orang tuanya memang tidak ingin dia berpacaran, entah apa yang akan mereka katakan saat mengetahui hubungan kalian, yang pasti Niko yang akan menerima akibatnya," tutur vita.
"Kak Niko tidak pernah membicarakan tentang kekayaan orang tuanya, dia juga menerima aku apa adanya dan aku tidak pernah melarang dia untuk meraih cita-citanya, kak Niko sendiri yang memutuskan untuk tinggal," ujar jihan tegas.
"Kamu itu hanya jadi penghalang untuk Niko aku sarankan agar kamu mengakhiri hubungan kalian, apa kamu tahu karena ingin bertahan untuk tinggal di Indonesia, dia jadi melawan perintah kedua orangtuanya, padahal dulu dia itu anak yang penurut dan selalu mengikuti keinginan orang tuanya, kamu fikirkan baik-baik, kalau kamu benar-benar cinta dengan dia, relakan dia demi masa depannya, permisi."
Vita beranjak dari duduknya dan melangkah pergi.
sementara Laila, hanya menunduk seraya memejamkan matanya merasakan sesak di dadanya, namun ia mencoba untuk tegar.
~
Siang harinya, Jihan pamit untuk pergi ke tempat temannya, padahal ia akan pergi bersama Niko.
"Aku pamit dulu ya tante," ucap jihan seraya menyalami tangan Mela.
"Iya Hati-hati ya," ucap mela yang sedang menjemur pakaian.
Merasa bersalah juga lama-lama bohong sama Tante, maafkan aku ya tante, batin Laila.
~
Laila sedang duduk termenung di halte bus, ia sedang meyakinkan diri untuk bicara serius kepada Niko, meskipun sang pacar sudah mengatakan akan kuliah di Indonesia saja, tapi semakin ia fikirkan ucapan vita ada benarnya, ia hanya orang baru di kehidupan Niko dan karenanya sang kekasih jadi membuang cita-citanya sendiri, dari itulah ia mengajaknya bertemu hari ini.
Ujian akhir sudah selesai, Niko tinggal menunggu hasil ujiannya saja, Laila semakin dilema meski ia tak pernah mengatakannya secara langsung kepada Laila. Ia yakin kalau pun ia meminta Niko untuk pergi ke Amerika, Niko tidak akan mau, jalan satu-satunya adalah putus, dengan itu Niko akan menyerah dengan sendirinya dan akan pergi ke Amerika, itulah yang di fikiran Laila.
"Kamu sudah lama menunggu," ucap Niko yang sudah turun dari motornya, membuat lamunan Laila buyar seketika.
"kak Niko ... tidak juga," ucap Laila.
"Ayo kita jalan, hari ini kamu yang menentukan kita akan kemana," ujar Niko sambil memasangkan helm di kepala sang pujaan.
Motor Niko melaju dengan kecepatan sedang, Laila yang duduk di belakang memeluk pacarnya itu dengan erat, seperti tak rela untuk melepaskan, tanpa ia sadari matanya mulai mengeluarkan cairan bening yang membasahi wajah cantiknya.
Akhirnya mereka sampai di sebuah danau, Laila sengaja mengajak Niko ke sana, agar mereka lebih leluasa untuk bicara.
"Tidak biasanya kamu mengajak kakak kemari," ucap Laila yang sudah duduk di pinggir danau berdampingan dengan Jihan.
"Aku hanya ingin bicara dengan kakak lebih tenang," ucap Laila yang mulai nampak sendu.
"Kamu serius sekali, sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan?" tanya Niko.
"Aku mau kita putus saja," ucap Laila Sambil menunduk.
"Kamu beracanda ya, itu tidak lucu," ucap Niko bingung.
Jihan menarik nafas dalam lalu menghembuskannya, "Aku serius kak," ucap Laila yang masih menunduk.
"Tapi kenapa, apa alasannya?" ucap Niko tak percaya.
"Aku tidak bisa memberikan kakak alasan apapun, aku hanya ingin kita putus, ini demi kebaikan kita berdua" ucap Laila dengan suara yang mulai bergetar.
Nikomenggeleng tak percaya, hubungan mereka baik-baik saja sampai hari ini, "Aku tidak mau, tidak akan pernah!!" tegas Niko.
Laila tak bisa berkata-kata, lama mereka saling diam, tenggelam dalam fikiran mereka masing-masing, sampai pada akhirnya Niko bersimpuh di hadapan sang kekasih.
"Kak ... apa yang kakak lakukan?" Laila menatap johan tak percaya.
"Aku mohon jangan akhiri hubungan kita, aku sangat mencintaimu, lebih dari apapun," ucap Laila yang sudah mulai berkaca-kaca.
Laila tak bisa lagi membendung kesedihannya, ia Menangis tersedu-sedu di hadapan Niko langsung saja Niko memeluk kekasihnya itu untuk menenangkannya.
~~
Kini Laila sudah berada di kamarnya, setelah ia menangis di pelukan Niko, ia langsung minta untuk di antar pulang tentunya hanya sampai di halte saja, Niko tak lagi bertanya dan ikut diam saja, ia mau Laila menenangkan dirinya terlebih dahulu.
Sudah ratusan pesan dari Niko masuk ke ponselnya, namun tak satupun yang ia baca. Ia membaringkan tubuhnya di atas kasur dan kembali menangis tanpa suara.
Laila tak pernah menyangka akan
memutuskan hubungan dengan pria yang sangat ia cintai, Niko adalah cinta pertamanya dan ia berharap akan menjadi cinta terakhirnya, namun saat kedaan memaksa mereka untuk berpisah, ia bisa apa.
~
Niko mencoba memejamkan matanya, namun yang ia lihat hanya wajah Laila yang sedang menangis, ia mencoba berfikir keras kenapa kekasihnya itu ingin mereka putus, namun ia belum menemukan jawaban apapun. Di lihatnya foto Laila yang menjadi wallpaper ponselnya, foto yang ia ambil secara diam-diam sewaktu ia pertama kali jatuh cinta pada gadis cantik nan manis itu.
Waktu itu masa orientasi siswa, dan Niko adalah ketua OSIS yang memang di tugaskan untuk menangani murid-murid baru, waktu itu ia mengerjai Laila, hingga gadis itu pingsan, karena merasa panik ia menggedong Laila menuju UKS, ia sangat khawatir, maksudnya hanya bercanda tapi malah membuatnya pingsan.
Lama Niko menunggu sampai akhirnya Laila sadar, ia langsung meminta maaf dan jawaban Laila benar-benar membuat johan terpana, Laila berkata, "Kenapa kakak minta maaf, aku tidak apa-apa, terimakasih sudah membawaku kemari."
Niko kembali membuka matanya, ia baru ingat sebentar lagi anniversary mereka yang kedua tahun, ia membuka laci meja belajarnya, di ambilnya kotak kecil yang ada di dalam laci itu, dibukanya kotak itu dan di dalamnya berisi kalung inisial NL, ia kembali merasa frustasi, kenapa mereka harus menjadi seperti ini di saat hubungan mereka memasuki dua tahun.
...***...
Sudah tiga hari berlalu Niko masih tenggelam dalam kesedihannya, ia merindukan Laila. Ingin mendengar suaranya meski hanya sebentar, namun nomor ponsel Laila sudah tidak aktif lagi. Suara ketukan pintu dari luar membuyarkan lamunannya, ia langsung beranjak turun dari tempat tidurnya untuk membuka pintu.
"Vita ada di bawah, dia mau bertemu kamu katanya," ucap Maria.
"Iya bu, sebentar lagi aku turun," ucap Niko
lalu kembali masuk kedalam kamarnya.
Setelah itu Niko pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, baru kemudian ia menghapiri Vita yang sedang duduk di kursi taman yang ada di halaman depan rumahnya.
"Kenapa kamu mencari ku?" tanya Niko seraya duduk di samping Vita.
"Aku ingin minta maaf, aku sadar keegoisan ku telah merusak persahabatan kita, aku ingin terus menjadi sahabat kamu," ujar Vita.
"Syukurlah kalau kamu sudah sadar, aku sudah menganggap kamu sebagai saudaraku sendiri, dan persaan ku tidak bisa lebih dari itu," ujarnya.
Tapi aku tidak mau menjadi saudaramu, aku mencintaimu, batin Vita.
"Iya aku mengerti,"ucap Vita.
"Bagaimana dengan hubungan mu dan Laila?" tanya Vita.
"Dia memutuskan hubungan kami, aku tidak tahu apa alasannya, aku masih benar-benar mencintainya," ucap Niko yang terlihat sedih.
Vita mulai tersenyum menyeringai licik, ia sangat senang karena Niko dan Laila putus, dan rencananya tidak akan sampai di situ saja.
Tinggal satu langkah lagi, aku akan membuat kamu membencinya," batin Vita.
Bersambung 💓
Jangan lupa like komen vote ya readers 🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
SitiNur20969975
🤔🤔🤔🤔🤔
2022-01-04
0
Dyana Arsi
semakin kreatif aj author ini 💪💪💪
2022-01-02
0
Whila Abigail
ya ampun jngkelnya aku SM Vita😒😒😒😒😒🙈🙈🙈🙈...
kasian Laila dan Nicko...
bagus Thor ceritanya,suka SM novel mu yg ni jg🤗,sukses trus ya, semangat trus nulisnya 🤩🥰
2022-01-02
1