Bab.2 (Dilema)

Niko sedang berbaring di atas tempat tidurnya, ia masih tidak habis fikir apa yang di katakan vita padanya, jelas sekali vita tahu jika ia sangat mencintai Laila, dengan mengungkapkan perasaannya seperti ini maka persahabatan mereka akan menjadi renggang.

Niko sudah menganggap Vita sebagai saudaranya sendiri, namun persahabatan antara laki-laki dan perempuan itu memang sulit untuk konsisten karena akan ada saja yang terbawa perasaan entah si perempuan atau si laki-laki, tak jarang juga keduanya.

Di tengah Lamunannya, ponsel Niko tiba-tiba bergetar tanda pesan masuk, ia tersenyum saat melihat layar ponselnya.

[Kak Niko.]

"Apa sayang?"

[Kakak lagi apa?]

"Lagi rebahan saja, kamu sendiri lagi apa?"

[Lagi mikirin kakak, tidak sabar untuk bertemu kakak di sekolah besok.]

"Sama, boleh ke rumah kamu?"

[Jangan, tante ku galak]

"Oh iya aku ingin cerita sesuatu."

[Apa kak?]

Niko terdiam sesaat, ia terlihat ragu untuk mengatakan semuanya, "Tidak jadi, sampai jumpa di sekolah besok."

[Baiklah, sampai jumpa besok.]

~

Pagi hari saat akan berangkat ke sekolah Laila membantu tantenya membereskan meja makan sehabis sarapan.

"Kamu berangkat sekolah sana, biar tante saja yang membereskan meja makan," ucap Mela lalu tersenyum kepada Laila.

"Masih pagi kok tante, Nino mau, aku yang mengatakannya ke sekolah." ujar Laila yang sedang mengangkat piring kotor di atas meja.

"Ninonya sudah pergi kok barusan, sama temannya, Nabila anak tetangga," ucap Mela merasa heran.

"Benar tan, ya ampun, itu anak tidak konsisten sekali, baiklah kalau begitu aku berangkat ke sekolah dulu ya tante," ucap Laila

lalu mengambil tas yang ia letakkan di atas kursi, berjalan dengan cepat menuju halte bus.

Saat sampai di halte, bus terakhir sudah berangkat, karena takut telat Laila beralih untuk naik ojek saja.

"Pak tolong antarkan saya ke SMA harapan ya," ucap Laila yang sudah memasang helmnya.

"Siap Non," ucap tukang ojek itu langsung tancap gas menuju SMA harapan.

~

Niko baru saja akan berangkat ke sekolah namun saat akan membuka garasi, Ayah meminta untuk johan bicara empat mata dengannya.

"Vita bilang kamu menolak untuk pergi ke Amerika!, apa benar begitu?" tanyaToni pada sang putra.

"Iya yah," ucap Niko Jujur,iya sudah bisa menebak jika ayahnya akan membahas hal ini.

"Kenapa! ... Saat masuk SMA kamu bilang setelah lulus akan kuliah di Amerika dan ayah sudah menyiapkan segalanya untuk kamu,lalu apa yang menyebabkan kamu berubah fikiran seperti ini?" Tatapan toni mulai mengintimidasi, membuat Niko diam sambil menunduk

Niko mencengkeram lututnya, lalu kembali menatap ayahnya, "Maaf ayah, aku harus berangkat sekolah sekarang," Niko meraih tasnya dan pergi meninggalkan ayahnya yang masih duduk di sofa ruang tamu.

"Anak itu, apa sebenarnya yang dia inginkan," ucap Toni sambil memandangi kepergian sang putra.

~~

Dalam perjalanan Niko masih tenggelam dalam fikiranya sendiri, kata-kata ayahnya yang semakin menuntut membuat ia bingung,

setelah beberapa saat akhirnya ia sampai di halte yang tidak jauh dari sekolah, meski demikian Laila selalu setia menunggunya di sana, agar bisa masuk ke sekolah bersama.

"Sudah lama menunggu..?" tanya Niko yang sudah menghentikan motornya di depan Laila.

"Tidak lama kak, kenapa? Wajah kakak terlihat murung?" tanya Laila saat melihat ekspresi wajah Niko tak tersenyum seperti biasanya.

Sebaiknya aku tidak menceritakan hal ini kepadanya, aku tidak ingin dia ikut kepikiran, batin Niko

Niko kembali mengembangkan senyumnya,

"Masa iya,sepertinya aku kurang tidur," ujarnya.

"Pasti main Game online lagi ya??" tanya Laila dengan tatapan mengintimidasi.

"Hehe Kamu tahu saja, ayo naik nanti terlambat lagi," Niko memasangkan helm ke kepala sang pujaan.

Niko melajukan motornya, untung saja kali ini mereka tidak telat.

Ia mengantarkan Laila sampai di depan pintu kelasnya, sementara dari kejauhan Vita mengepalkan kedua tangannya, ia benar-benar merasa kesal, bahkan setelah ia menyatakan perasaannya, Niko tak memberikan respon apapun.

Saat akan berjalan Menuju kelasnya, tiba-tiba tangan Niko di tarik oleh Vita.

"Kita perlu bicara," ucap Vita sambil mencengkram lengan Niko.

"Lepaskan, aku masih malas ngomong sama kamu, sebelum kamu memperbaiki sifat kamu, jangan anggap aku sahabat lagi, mengerti!"

Niko Beranjak pergi meninggalkan Vita yang masih diam mematung dengan tatapan mata penuh kebencian, bukan pada Niko namun kepada, Laila.

"Awas saja, aku tidak akan diam saja kali ini," gumam Vita.

~~

"Kak Niko serius tidak jadi ke Amerika demi kamu La?" tanya Kinan.

"Iya, dia bilang seperti itu, tapi jujur aku bingung, aku memang tidak mau berjauhan dengan dia, tapi di sisi lain, aku tidak mau jadi penghalang kak Niko untuk meraih cita-citanya, apalagi ini keinginan kedua orangtuanya," ujar Laila dengan ekspresi wajah yang tiba-tiba saja berubah sendu.

"Berat memang ... kamu coba Bicara lagi dengan kak Niko, agar semuanya lebih jelas," ucap kinan.

"Aku juga maunya seperti itu, tapi aku takut tidak bisa menahan perasaan ku sendiri Ki, kalau aku malah nangis bagaimana, itu malah akan menambah beban fikiran dia kan," ujar Laila.

"Kamu harus bisa La, kalau pun kalian harus berhubungan jarak jauh, aku yakin kalian bisa, aku tahu kalian sama-sama saling mencintai," ucap Kinan.

"Iya deh, nanti aku coba ngomong lagi sama kak Niko" ucap Laila dengan wajah lesunya.

~

Saat jam istirahat sekolah, Laila pergi ke kantin bersama dengan kinan, seperti biasa ia dan sang sahabat akan makan bersama dengan Niko dan vita namun kali ini nampak berbeda, Jihan merasa heran saat ia menghampiri Niko tidak ada vita di sana.

"Kak Vita mana?" tanya Laila yang sudah duduk di samping Niko sementara kinan duduk di hadapan jihan.

"Tidak tahu juga, sepertinya dia ada Urusan lain" jawab Niko berbohong.

"Ya aku jadi obat nyamuk lagi," ucap kinan dengan wajah cemberutnya.

" Tidak kok Ki ... Hehe," kekeh Laila.

"Ayo pesan makan, aku sudah lapar, "ucap Niko.

...***...

Niko baru saja sampai di rumahnya, namun lagi-lagi ia harus menghadapi sang Ibu, baru saja tadi pagi ayahnya dan sekarang ibunya lagi, ia sudah bisa menebak apa yang akan Ibunya bicarakan.

"Ayah bilang kamu menolak kuliah di Amerika?" tanya Maria pada anaknya.

"Kenapa sih, tidak ayah, ibu nanya itu dan itu lagi," keluh Niko.

"Niko, ibu ingat betul saat SMP kamu benar-benar antusias ingin ke Amerika, tapi sekarang kenapa kamu menolak saat ayah kamu sudah menyiapkan apartement dan segala kebutuhan hidup kamu selama di amerika, pasport kamu pun sudah jadi," ujar Maria.

"A-aku," ucap Niko ragu-ragu, ingin rasanya ia mengatakan jika ia tidak ingin berjauhan dengan wanita yang ia sangat cintai, namun lidahnya Terasa kaku.

"Kenapa Niko cerita sama Ibu," Maria menyentuh pundak sang putra.

"Tidak apa-apa bu, itu hanya cita-cita ku saat kecil sekarang tidak lagi," ucap Niko.

"Fikirkan lagi, ibu tahu kamu hanya bingung, ingat ayah kamu yang sudah bekerja keras demi kamu putra satu-satunya," ucap maria lembut.

"Iya bu, aku masuk kamar dulu." Niko Beranjak pergi.

Ujian akhir sudah di depan mata, semua persiapan untuk melanjutkan sekolah ke luar negeri sudah di persiapkan dengan matang oleh kedua orang tua Niko, namun saat hati sudah menemukan tempatnya maka tidak akan terpisah dengan begitu mudahnya.

Bersambung 💓

Jangan lupa like komen vote ya readers 🙏😊

Terpopuler

Comments

SitiNur20969975

SitiNur20969975

penasaran

2022-01-03

0

Dyana Arsi

Dyana Arsi

🌹💪💪thor

2022-01-02

0

Whila Abigail

Whila Abigail

awal yg menarik,di tunggu up nya Thor,suka ceritanya 🤭🤗

2022-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 (Awal mula)
2 Bab.2 (Dilema)
3 Bab.3 (Rencana jahat)
4 Bab.4 (Jebakan)
5 Bab.5 (Perpisahan)
6 Bab.6 (Akhir dari segalanya part.1)
7 Bab.7 (Akhir dari segalanya part.2)
8 Bab.8 (Awal dari kehidupan baru)
9 Bab.9 (I be back)
10 Bab.10 (Tatapan mata setelah tujuh tahun)
11 Bab.11 (Bagaikan orang asing)
12 Bab.12 (Rencana Niko)
13 Bab.13 (Menjadi seketaris mantan)
14 Bab.14 (Hari pertama bekerja bersama)
15 Bab.15 (Masih menghantui ku)
16 Bab.16 (Kalung yang menjadi saksi bisu sejarah kelam)
17 Bab.17 ( Halte bus penuh kenangan)
18 Bab.18 (Berdamai dengan keadaan)
19 Bab.19 (Penyesalan Niko)
20 Bab.20 (Ya, aku sudah melupakan semuanya)
21 Bab.21 (Awal baru)
22 Bab.22 (Penuturan Kinan)
23 Bab.23 (Berkunjung ke rumah mantan)
24 Bab.24 (Apartement impian)
25 Bab.25 (Berhalusinasi tentang mu)
26 Bab.26 (gathering event perusahaan)
27 Bab.27 (Lagu kenangan dari mantan)
28 Bab.28 (Malik vs Niko)
29 Bab.29 (Skenario yang gagal)
30 Bab.30 (Malik Cemburu)
31 Bab.31 (Niko sakit)
32 Bab.32 (Apa arti aku bagimu?)
33 Bab.33 (Kembali beraktivitas)
34 Bab.34 (Malik mengetahui semuanya)
35 Bab.35 (Kedatangan Vita)
36 Bab.36 (Pengakuan Niko)
37 Bab.37 (Peluk aku dan semuanya akan baik-baik saja)
38 Bab.38 (Pernyataan Malik)
39 Bab39.Penyesalan Vita
40 Bab.40 (Mengantarkan kamu pulang)
41 Bab.41 (Presentasi dadakan)
42 Bab.42 (penyelidikan)
43 Bab.43 (Kiss)
44 Bab.44 (Rencana)
45 Bab.45 (Pertunangan)
46 Bab.46 (Kekesalan Vita)
47 Bab.47 (Ulang Tahun perusahaan)
48 Bab.48 (Akhirnya tiba juga)
49 Bab.49 (Tak ingin mendengar penjelasan)
50 Bab.50 (Hanya aku seorang)
51 Bab.51 (Apapun kecuali yang satu itu)
52 Bab.52 (Kinan dan Raksa)
53 Bab.53 (Jalan malam bersama mu)
54 Bab.54 (Acuh)
55 Bab.55 (Makan siang bersama)
56 Bab.56 (Pembakaran)
57 Bab.57 (Tinggalah di apartemen)
58 Bab.58 (Sarapan bersama)
59 Bab.59 (Peringatan kematian)
60 Bab.60 (Berdua dengan mu)
61 Pengumuman.
62 Bab.61 (Kecurigaan Maria)
63 Pengumuman
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab.1 (Awal mula)
2
Bab.2 (Dilema)
3
Bab.3 (Rencana jahat)
4
Bab.4 (Jebakan)
5
Bab.5 (Perpisahan)
6
Bab.6 (Akhir dari segalanya part.1)
7
Bab.7 (Akhir dari segalanya part.2)
8
Bab.8 (Awal dari kehidupan baru)
9
Bab.9 (I be back)
10
Bab.10 (Tatapan mata setelah tujuh tahun)
11
Bab.11 (Bagaikan orang asing)
12
Bab.12 (Rencana Niko)
13
Bab.13 (Menjadi seketaris mantan)
14
Bab.14 (Hari pertama bekerja bersama)
15
Bab.15 (Masih menghantui ku)
16
Bab.16 (Kalung yang menjadi saksi bisu sejarah kelam)
17
Bab.17 ( Halte bus penuh kenangan)
18
Bab.18 (Berdamai dengan keadaan)
19
Bab.19 (Penyesalan Niko)
20
Bab.20 (Ya, aku sudah melupakan semuanya)
21
Bab.21 (Awal baru)
22
Bab.22 (Penuturan Kinan)
23
Bab.23 (Berkunjung ke rumah mantan)
24
Bab.24 (Apartement impian)
25
Bab.25 (Berhalusinasi tentang mu)
26
Bab.26 (gathering event perusahaan)
27
Bab.27 (Lagu kenangan dari mantan)
28
Bab.28 (Malik vs Niko)
29
Bab.29 (Skenario yang gagal)
30
Bab.30 (Malik Cemburu)
31
Bab.31 (Niko sakit)
32
Bab.32 (Apa arti aku bagimu?)
33
Bab.33 (Kembali beraktivitas)
34
Bab.34 (Malik mengetahui semuanya)
35
Bab.35 (Kedatangan Vita)
36
Bab.36 (Pengakuan Niko)
37
Bab.37 (Peluk aku dan semuanya akan baik-baik saja)
38
Bab.38 (Pernyataan Malik)
39
Bab39.Penyesalan Vita
40
Bab.40 (Mengantarkan kamu pulang)
41
Bab.41 (Presentasi dadakan)
42
Bab.42 (penyelidikan)
43
Bab.43 (Kiss)
44
Bab.44 (Rencana)
45
Bab.45 (Pertunangan)
46
Bab.46 (Kekesalan Vita)
47
Bab.47 (Ulang Tahun perusahaan)
48
Bab.48 (Akhirnya tiba juga)
49
Bab.49 (Tak ingin mendengar penjelasan)
50
Bab.50 (Hanya aku seorang)
51
Bab.51 (Apapun kecuali yang satu itu)
52
Bab.52 (Kinan dan Raksa)
53
Bab.53 (Jalan malam bersama mu)
54
Bab.54 (Acuh)
55
Bab.55 (Makan siang bersama)
56
Bab.56 (Pembakaran)
57
Bab.57 (Tinggalah di apartemen)
58
Bab.58 (Sarapan bersama)
59
Bab.59 (Peringatan kematian)
60
Bab.60 (Berdua dengan mu)
61
Pengumuman.
62
Bab.61 (Kecurigaan Maria)
63
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!