Tidak Ingin Pulang

Ana tersentak kaget mendengar penuturan Rosalie. Bagaimana bisa wanita itu bersikap begitu egois setelah membuatnya terjun dalam masalah seperti ini?

Bukankah Rosalie sendiri yang berjanji untuk membiayai seluruh pengobatan ayah Ana hingga tuntas? Mengapa kini wanita itu harus menuntut Ana melakukan sesuatu di luar kehendaknya?

"Kak, kau pikir aku tidak sedang berusaha? Aku tidak sedang bermain-main untuk segera mengandung anak yang kau idam-idamkan itu. Aku melakukan apapun yang kau inginkan, Kak!" seru Ana.

"Kau yakin sedang berusaha?" Rosalie balik bertanya. "Aku pikir kau hanya sedang memanfaatkan kesempatan, kau membuat dirimu tidak kunjung hamil agar lebih punya banyak waktu bersama suamiku," lanjutnya.

"Kami baru melakukannya sekali, Kak! Sekali!" sentak Ana. Gadis itu berjalan mendahului Rosalie dan keluar dari rumah sakit.

Ana pergi ke sebuah halte bus di sebrang jalan dan menghentikan taksi. Gadis itu merasa sedih sekaligus kesal, mengapa Rosalie bahkan tidak bisa melihat ketulusannya selama ini? Ana berusaha menjauhi Ben, menjaga perasaannya, memaklumi sikap egoisnya, namun Rosalie seakan tidak mengerti.

Ana menangis di dalam taksi. Jika bukan demi satu-satunya orang yang ia sayangi, Ana tidak akan pernah mau melakukan semua hal gila ini. Gadis itu sungguh tidak percaya, jika Rosalie akan mengancam menghentikan pengobatan untuk ayahnya.

Kembali ke rumah Rosalie bukanlah hal yang Ana inginkan saat ini. Gadis itu meminta sopir taksi untuk mengantarnya ke rumahnya sendiri, rumah yang baru ia tinggalkan beberapa jam yang lalu.

Setelah sampai, Ana masuk ke dalam rumah dengan perasaan kacau. Ia benar-benar khawatir, khawatir jika Rosalie berhenti membiayai pengobatan ayahnya.

Di saat gadis itu sedang menangis sendirian, ponselnya berdering. Nama dalam layar telepon itu membuat tangisnya terhenti seketika.

"Anastasia, apa kau sudah pulang?" tanya Ben dari sebrang telepon. Ana tidak menjawab, ia masih kesulitan menghentikan tangisannya.

"Apa kau menangis? Apakah terjadi sesuatu padamu?" tanya Ben lagi. Laki-laki itu mendengar suara isakan pelan.

"Aku ... baik-baik saja," jawab Ana.

"Aku tidak yakin. Katakan, ada apa?" desak Ben.

"Sepertinya aku tidak akan pulang hari ini. Mungkin besok atau lusa."

"Baiklah, itu tidak masalah. Lalu kenapa kau terdengar menangis? Katakan sesuatu padaku, Anastasia."

Ana tidak memberi jawaban, gadis itu memutuskan sambungan telepon secara sepihak tanpa ingin memberitahu Ben sesuatu. Ana tidak ingin membuat masalah di antara Ben dan Rosalie. Biarkan ini hanya anatara dirinya dan wanita itu.

***

Di kantor, Ben merasa tidak tenang. Ia baru saja menghadiri meeting bulanan perusahaan dan mendapatkan informasi tentang keuntungan perusahaan yang sangat pesat. Namun semua itu tidak membuatnya senang, suara tangis Ana dari sebrang telepon sangat menggangu suasana hatinya.

"Kenapa dia tidak pulang?" batin Ben bertanya-tanya. Laki-laki itu akhirnya melihat rekaman CCTV di rumahnya yang tersambung pada ponselnya. Ia resah mendapati Rosalie menarik lengan Ana dengan kasar saat gadis itu baru tiba beberapa jam lalu.

Daripada terus gelisah dan tidak tenang, Ben memutuskan untuk keluar dari kantor lebih awal. Laki-laki itu tidak memberitahu Rosalie, melainkan langsung bergegas menuju rumah Ana.

Sebelum pergi ke rumah Ana, Ben membeli beberapa makanan. Laki-laki itu tiba dengan cepat dan melihat rumah istri keduanya nampak sepi.

Tok ... Tok ... Tok ....

Ben mengetuk pintu kayu sambil berusaha mengintip di jendela kaca. Setelah lebih dari lima menit menunggu, Ana membukanya.

"Kanapa kau datang?" tanya Ana.

"Aku khawatir padamu," jawab Ben. "Ada apa?" tanya laki-laki itu sambil memaksa masuk ke dalam rumah.

"Sudah kubilang, aku baik-baik saja."

"Kau tidak terlihat seperti apa yang kau katakan, Anastasia. Kenapa kau tidak pulang?"

"Aku masih ingin di sini. Lagi pula jadwal masa suburku masih sekitar satu minggu lagi, aku akan pulang lusa," jawab Ana.

"Tapi kau menangis, pasti terjadi sesuatu," desak Ben. Raut wajah dan bekas air mata yang mengering di pipi Ana membuat Ben tidak mempercayai ucapan gadis itu.

"Sudahlah, lebih baik kau pulang. Aku khawatir Kak Rose akan tahu jika kau sering datang. Aku tidak ingin dia berpikir jika aku menghianatinya," pinta Ana.

"Tidak, aku akan di sini sampai malam." Ben menolak mentah-mentah permintaan Ana.

Ana terlalu lelah untuk terus berdebat dan memaksa suaminya pergi. Lagi pula, Ben berhak berada di manapun yang laki-laki itu sukai. Ana tidak bisa mengusirnya sesuka hati, Ben punya hak untuk tinggal.

Melihat Ana sedang tidak baik-baik saja, Ben mengeluarkan makanan yang sudah ia beli dan mengajak Ana makan bersama. Awalnya Ana menolak, namun karena ia harus mengkonsumsi obat dan berbagai vitamin, ia harus memaksakan diri makan teratur dan menjaga kesehatan.

"Maaf, aku mungkin tidak akan pernah bisa membawamu makan di luar, atau pergi berbelanja bersama," ujar Ben.

"Aku tidak menginginkannya," jawab Ana.

"Anastasia, boleh aku tanya sesuatu?" tanya Ben. Ana mengangguk.

"Apa kau tahu bahwa leukimia tidak bisa disembuhkan?"

"Aku tahu."

"Lalu kenapa kau mengorbankan hidupmu hanya untuk sesuatu yang sia-sia?"

"Tidak ada yang sia-sia bagiku. Satu atau dua hari hidup ayahku lebih berharga dari diriku. Aku harus berusaha maksimal untuk pengobatannya, dengan begitu aku tidak akan menyesal saat kepergiannya. Ayah dan almarhum ibuku memberiku kehidupan yang bahagia, cinta yang sempurna dan sebuah keluarga, mereka memberikan segalanya pada anak malang yang terdampar di sebuah panti asuhan. Inilah caraku berterima kasih," ungkap Ana.

Ben terdiam saat melihat kedua mata gadis di depannya mulai berkaca-kaca. Ben sama sekali tidak tahu jika Ana hanya anak adopsi. Rosalie tidak pernah menceritakan apapun tentang keluarga Ana. Ben hanya tahu jika Ana adalah anak dari pelayan setia keluarga istrinya.

Laki-laki itu merasa bersalah telah lancang menanyakan tentang sesuatu yang sensitif terhadap perasaan Ana. Ia kini sadar, bahwa Ana benar-benar berhati mulia.

Setelah makan siang bersama, Ana segera mencuci piring mereka. Sementara Ben hanya berdiri dan menunggu istrinya menyelesaikan pekerjaannya.

"Kau pandai melakukan banyak hal. Kau sepertinya ahli dalam segala pekerjaan," puji Ben.

"Tapi aku tidak seberuntung Kak Rose," jawab Ana.

"Kau tahu, Anastasia. Keberuntungan bukan hanya soal sukses dan kekayaan. Terkadang keberuntungan itu datang dalam bentuk lain, misal keluarga yang bahagia, nikmat sehat dan banyak hal lainnya."

"Tentu, aku adalah wanita beruntung," gumam Ana. Gadis itu melirik Ben, mengenal laki-laki itu sudah termasuk keberuntungan dalam hidupnya. Meski Ana sadar bahwa keberuntungan ini hanya bersifat sementara.

Ben melihat Ana mengeluarkan kantong plastik dari tas lusuhnya. Gadis itu membawa air mineral dan meneguk beberapa obat serta vitamin sekaligus. Meski dalam hati Ana merasa enggan, namun ia tetap harus melakukannya.

"Boleh aku minta sesuatu?" tanya Ana pada Ben.

"Katakan."

"Bisakah kita lebih sering melakukannya tanpa menunggu masa suburku? Masa subur hanya perhitungan, dan itu bisa saja salah. Jika lebih sering kita melakukannya, maka peluang kehamilan akan semakin meningkat!"

"Apa aku tidak salah dengar?" tanya Ben.

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

Aisyah dewi

Aisyah dewi

makin senyum lebar c Ben ,🤣

2025-01-08

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

ya jelas boleh dong ana 🤣🤣

2024-12-15

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

wah... Ben pasti suka yg nakal sm berani.ini kn yg km mksd Ben.tanpa hrs dg pakai minim atw aksi.lbh dr itu mlh

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Maukah Kau Menikah Lagi?
2 Anastasia
3 Menikah kontrak?
4 Menerima Tawaran Gila
5 Pada Pandangan Pertama
6 Menyalakan Api Kecemburuan
7 Bertahan Tanpa Perasaan
8 Seranjang Bersama
9 Malam Perkenalan
10 Bersikap Adil
11 Ini milikmu!
12 Sentuhan Pertama
13 Mahkota Yang Terenggut
14 Apakah Aku Keterlaluan?
15 Kecemburuan Rosalie
16 Pikiran Yang Terbagi
17 Menstruasi
18 Pulang
19 Ancaman Rosalie
20 Tidak Ingin Pulang
21 Jangan Terlalu Baik
22 Menikmatinya
23 Bersikap Adil dan Jujur
24 Antara Dia Dan Dia
25 Makan Berdua
26 Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27 Rosalie Kritis
28 Operasi Pengangkatan Rahim
29 Mencuri Kesempatan
30 Hanya Ladang Pembenihan
31 Cincin Berlian
32 Membuatmu Menunggu
33 Kecewa
34 Mengabaikannya
35 Pertemuan Tiba-Tiba
36 Hari Ini Milik Kita
37 Melawan
38 Tugas Seorang Istri
39 Melindungimu
40 Apa Lagi?
41 Bersikap Tidak Peduli
42 Percakapan Tidak Menyenangkan
43 Kedatangan Seseorang
44 Naina
45 Menjadi Pelayan Baru
46 Akar Dari Semua Masalah
47 I'm Fine
48 Masuk Angin?
49 Hal Mengejutkan
50 Haruskah Aku Bahagia?
51 Kejutan?
52 Tak Ingin Jatuh Cinta
53 Tangisan Di Keramaian Pesta
54 Mulai Menjauh
55 Kepulangan Ayah
56 Bertahanlah, Ayah.
57 Kedatangan Ben
58 Bukan Pernikahan Sungguhan
59 Aku Mencintaimu
60 Kesempatan
61 Saatnya Telah Tiba
62 Waktunya Berpisah
63 Ini Anakku!
64 Mencari Kebahagiaana
65 Amarah Dan Putus Asa
66 Kehilangan Kesabaran
67 Pergi Sejauh Mungkin
68 Etthan
69 Liam Matteo
70 Membalas Budi
71 Kau cantik!
72 Menyatakan Perasaan
73 Kepulangan Etthan
74 Wanita Yang Sama
75 Bertemu Liam
76 Anastasia?
77 Siapa Ayah Liam?
78 Aku Bukan Wanita Simpanan
79 Melepas Kerinduan
80 Cinta Yang Sama
81 Kembali Bersama
82 Level Mencintai
83 ENDING
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Maukah Kau Menikah Lagi?
2
Anastasia
3
Menikah kontrak?
4
Menerima Tawaran Gila
5
Pada Pandangan Pertama
6
Menyalakan Api Kecemburuan
7
Bertahan Tanpa Perasaan
8
Seranjang Bersama
9
Malam Perkenalan
10
Bersikap Adil
11
Ini milikmu!
12
Sentuhan Pertama
13
Mahkota Yang Terenggut
14
Apakah Aku Keterlaluan?
15
Kecemburuan Rosalie
16
Pikiran Yang Terbagi
17
Menstruasi
18
Pulang
19
Ancaman Rosalie
20
Tidak Ingin Pulang
21
Jangan Terlalu Baik
22
Menikmatinya
23
Bersikap Adil dan Jujur
24
Antara Dia Dan Dia
25
Makan Berdua
26
Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27
Rosalie Kritis
28
Operasi Pengangkatan Rahim
29
Mencuri Kesempatan
30
Hanya Ladang Pembenihan
31
Cincin Berlian
32
Membuatmu Menunggu
33
Kecewa
34
Mengabaikannya
35
Pertemuan Tiba-Tiba
36
Hari Ini Milik Kita
37
Melawan
38
Tugas Seorang Istri
39
Melindungimu
40
Apa Lagi?
41
Bersikap Tidak Peduli
42
Percakapan Tidak Menyenangkan
43
Kedatangan Seseorang
44
Naina
45
Menjadi Pelayan Baru
46
Akar Dari Semua Masalah
47
I'm Fine
48
Masuk Angin?
49
Hal Mengejutkan
50
Haruskah Aku Bahagia?
51
Kejutan?
52
Tak Ingin Jatuh Cinta
53
Tangisan Di Keramaian Pesta
54
Mulai Menjauh
55
Kepulangan Ayah
56
Bertahanlah, Ayah.
57
Kedatangan Ben
58
Bukan Pernikahan Sungguhan
59
Aku Mencintaimu
60
Kesempatan
61
Saatnya Telah Tiba
62
Waktunya Berpisah
63
Ini Anakku!
64
Mencari Kebahagiaana
65
Amarah Dan Putus Asa
66
Kehilangan Kesabaran
67
Pergi Sejauh Mungkin
68
Etthan
69
Liam Matteo
70
Membalas Budi
71
Kau cantik!
72
Menyatakan Perasaan
73
Kepulangan Etthan
74
Wanita Yang Sama
75
Bertemu Liam
76
Anastasia?
77
Siapa Ayah Liam?
78
Aku Bukan Wanita Simpanan
79
Melepas Kerinduan
80
Cinta Yang Sama
81
Kembali Bersama
82
Level Mencintai
83
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!