Ancaman Rosalie

Ana dan Ben menikmati momen mereka bersama saat tidak ada satupun orang tahu. Ben bisa membicarakan banyak hal tanpa khawatir Rosalie mengetahuinya, Ben juga bisa dengan santai memeluk, mencium atau menggoda Ana tanpa khawatir Rosalie memantaunya.

"Aku lapar," keluh Ben.

"Lapar?" Ana bertanya memastikan. Gadis itu bahkan lupa jika ia tidak memiliki apapun untuk di masak di rumah ini.

"Kau tidak punya apapun, lalu bagaimana kau bisa tinggal di sini sampai besok?"

"Ada rumah makan dekat dari sini, aku bisa pergi membelinya. Jika kau lapar, aku akan pergi membeli makanan sekarang," jawab Ana.

"Tidak, mendadak aku sudah tidak lapar," ujar Ben. Ia melirik Ana, gadis itu menjadi salah tingkah.

"Jangan menatapku seperti itu," gumam Ana dengan lirih.

"Kenapa?"

"Tidak, aku hanya merasa tidak nyaman setiap kali kau menatapku seperti itu," jawab Ana.

Berdua bersama Ben tanpa sepengetahuan Rosalie membuat gadis itu gelisah. Ia tidak mau disebut pembohong, penghianat, atau bahkan perebut suami orang. Namun sepertinya Ben tidak memahami semua ini, laki-laki itu bersikap seolah semua akan baik-baik saja sesuai rencana mereka.

Saat melihat ponsel Ana tergeletak di meja, Ben dengan sigap mengambilnya. Laki-laki itu menelepon nomornya sendiri dengan ponsel milik Ana.

"Kau tidak pernah menelepon atau mengirim pesan padaku. Aku bahkan tidak tahu nomormu," keluhnya.

"Maaf." Gumam Ana pelan.

Selang sepuluh menit, terdengar suara mobil terparkir di pinggir jalan dekat rumah Ana. Gadis itu terkejut sekaligus takut, apakah Rosalie akan memergoki mereka?

"Siapa yang datang? Siapa? Cepat sembunyi!" seru Ana sambil mendorong tubuh Ben menjauhi pintu.

"Memangnya kenapa?" tanya Ben.

"Itu pasti orang suruhan Kak Rose, dia pasti meminta seseorang datang."

Ben tersenyum samar sambil menggelengkan kepalanya. Ana benar-benar terlihat takut dan khawatir jika mendapatkan masalah karena pertemuan mereka ini.

"Berhentilah mengkhawatirkan orang lain. Hal pertama yang harus kau lakukan adalah mengkhawatirkan dirimu sendiri!" seru Ben. "Dia orang suruhanku," lanjutnya. Ana mendongak dengan kedua mata berkedip cepat.

"Duduk dan diam saja di sini," pinta Ben sambil menunjuk kursi.

Tidak disangka, seseorang masuk dan membawa televisi , kulkas mini, hingga kipas angin. Selain itu, orang tersebut juga membawa kantong belanjaan berisi berbagai macam makanan ringan, hingga nasi dan lauk pauk yang dibeli dari sebuah restoran.

Ana hanya bisa diam dengan mata molotot lebar, menyaksikan Ben menata semuanya dengan rapi.

"Kau membeli semuanya?" tanya Ana setelah pengantar barang-barang itu pergi.

"Hmm, tentu. Aku akan memastikan kau bisa pulang ke sini setiap bulan. Jadi, rumah ini juga harus punya televisi, kulkas dan kipas angin agar kau tetap merasa nyaman," jelas Ben.

"Apakah ini tidak apa-apa?"

"Kau istriku, Anastasia. Kau berhak mendapatkan apapun yang kau inginkan dariku!" seru Ben menegaskan.

"Bagaimana caraku berterima kasih?" gumam Ana lirih. Ia tidak tahu harus bagaimana, karena Ben sudah terlalu baik padanya.

"Berterima kasihlah dengan cara ini," ucap Ben sambil mengangkat tubuh Ana. Laki-laki itu menggendong Ana hingga posisi mereka sejajar. Ben mencium bibir Ana dengan lembut, merengkuh tubuh wanita itu dengan penuh gairah.

Sebagai seorang wanita normal, Ana tentu kesulitan untuk menolak semua sikap manis Ben padanya. Laki-laki itu memberikan begitu banyak perhatian dan kebaikan hingga Ana kesulitan mencari celah untuk menghindar.

Mereka menikmati waktu bersama hingga malam. Mereka melakukan banyak hal bersama sambil menghabiskan seluruh camilan yang ada. Ben tidak keberatan meninggalkan semua pekerjaannya hari ini demi bisa bersama Ana tanpa dipantau oleh siapapun.

"Apa yang akan terjadi jika Kak Rose tahu?" tanya Ana.

"Tidak akan terjadi apapun. Jangan khawatir," jawab Ben. Laki-laki itu memberi Ana sebuah kartu ATM dan kartu kredit baru sebelum pergi.

"Untuk apa ini? Aku tidak membutuhkannya," tolak Ana. Segala fasilitas dan biaya pengobatan dari Rosalie sudah cukup bagi Ana, ia tidak butuh apapun lagi.

"Ini ATM milikmu, aku akan memberikan uang bulanan untukmu. Jumlahnya sama dengan uang yang aku berikan pada Rosalie setiap bulan. Dan kartu kredit ini, kau bisa memakainya untuk membeli apapun yang kau inginkan," jelas Ben.

"Seharusnya ini tidak perlu."

"Jangan menolak apapun pemberianku, Anastasia. Pastikan kau makan enak dan tidur nyenyak di rumah ini, kau harus kembali pulang besok!"

"Hmm, baik."

Ana mengantar kepergian Ben hingga ke pinggir jalan. Gadis itu tidak menyangka, jika Ben akan berbuat sejauh ini untuk membuktikan perkataannya bahwa ia ingin bersikap adil pada Ana dan Rosalie. Meski sulit dipercaya, namun inilah kenyataannya.

Ana masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang gelisah, ia benar-benar mengkhawatirkan hubungan ini.

"Apakah aku seorang perebut suami orang?" batin Ana bertanya. Ia tidak tahu, mengapa dirinya harus ditempatkan pada situasi sesulit ini.

Di rumah ini, Ana bisa melakukan apapun yang ia sukai. Meski hanya sebuah tempat sederhana, Ana mendapatkan ketenangan dan kenyamanan yang jauh lebih baik daripada di rumah besar Rosalie.

Hari semakin larut, Ana memutuskan untuk tidur di ruang tamu sambil menonton televisi barunya. Gadis itu merasa tenang dan nyaman, ia bisa tidur dengan nyenyak tanpa beban pikiran dan tekanan.

🖤🖤🖤

Keesokan harinya, Ana kembali membereskan rumah dan bersiap pergi. Kini, ia harus kembali ke rumah besar itu, rumah dimana ia menggadaikan harga diri dan tubuhnya.

Pukul delapan pagi, Ana sudah tiba. Ia terkejut mendapati Rosalie sedang menunggunya.

"Kau sudah kembali?" tanya Rosalie. Wanita itu duduk sambil melipat kedua tangan di depan dada.

"Ya, Kak. Apa kau menungguku?"

"Kita harus ke dokter, sekarang!" seru Rosalie sambil beranjak bangkit. Ia berjalan mendekati Ana dan menyeret kasar lengan gadis itu.

"Ke dokter?" tanya Ana. Ia bahkan baru selesai haid hari ini, dan seharusnya jadwal ke dokter baru beberapa hari lagi.

Rosalie tidak memberi jawaban, wanita itu membawa Ana masuk ke dalam mobil, sementara sopir mengantar mereka menuju sebuah rumah sakit besar di tengah kota.

Ana menjalani banyak pemeriksaan oleh dokter. Gadis itu menuruti apapun yang dokter lakukan untuk melihat kondisi tubuhnya. Ini adalah dokter berbeda dari yang pertama pernah mereka kunjungi, Ana tidak paham mengapa ia harus mengulangi semua pemeriksaan ini lagi.

"Aku akan membayar berapapun untuk semua vitamin dan segala jenis obat yang bisa mempercepat kehamilannya, Dok. Pastikan adikku bisa hamil bulan depan," ucap Rosalie pada dokter.

Namun seperti sebelumnya, dokter tidak bisa menjanjikan apapun. Dokter hanya bertugas sebagai perantara, sementara keputusan mutlak menjadi urusan Tuhan.

Ana merasa merinding, obsesi Rosalie benar-benar sudah diluar kendali. Wanita itu seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.

Dari dokter, Ana mendapatkan banyak vitamin dan obat penyubur kandungan. Ana tidak yakin ia membutuhkan semua ini, namun demi menyenangkan hati Rosalie, gadis itu menerima semuanya tanpa protes.

"Ana, apa kau paham bagaimana perasaanku setiap kali Ben menatapmu? Sepertinya kalian mengalami malam pertama yang indah hingga Ben kesulitan melupakanmu."

"Aku tidak mau tahu, ini adalah kesempatan terakhirmu. Jika bulan depan kau tidak kunjung hamil, aku akan memulangkan ayahmu dan menghentikan proses pengobatannya!"

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

walaupun masa subur blm tntu jd ogeb dn yg bukan masa subur malah bisa aja jadi,,makanya bebasin mereka kikuk² semaunya niar cpet jd 🤣🤣🤣

2024-12-15

0

Nicky Nick

Nicky Nick

rios ros kamu itu kok lucu masa' orang hamil hrs ditentukan..

2024-12-31

0

G** Bp

G** Bp

makin lama kok makin stresss y kyaknya si Rose..

2024-11-05

0

lihat semua
Episodes
1 Maukah Kau Menikah Lagi?
2 Anastasia
3 Menikah kontrak?
4 Menerima Tawaran Gila
5 Pada Pandangan Pertama
6 Menyalakan Api Kecemburuan
7 Bertahan Tanpa Perasaan
8 Seranjang Bersama
9 Malam Perkenalan
10 Bersikap Adil
11 Ini milikmu!
12 Sentuhan Pertama
13 Mahkota Yang Terenggut
14 Apakah Aku Keterlaluan?
15 Kecemburuan Rosalie
16 Pikiran Yang Terbagi
17 Menstruasi
18 Pulang
19 Ancaman Rosalie
20 Tidak Ingin Pulang
21 Jangan Terlalu Baik
22 Menikmatinya
23 Bersikap Adil dan Jujur
24 Antara Dia Dan Dia
25 Makan Berdua
26 Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27 Rosalie Kritis
28 Operasi Pengangkatan Rahim
29 Mencuri Kesempatan
30 Hanya Ladang Pembenihan
31 Cincin Berlian
32 Membuatmu Menunggu
33 Kecewa
34 Mengabaikannya
35 Pertemuan Tiba-Tiba
36 Hari Ini Milik Kita
37 Melawan
38 Tugas Seorang Istri
39 Melindungimu
40 Apa Lagi?
41 Bersikap Tidak Peduli
42 Percakapan Tidak Menyenangkan
43 Kedatangan Seseorang
44 Naina
45 Menjadi Pelayan Baru
46 Akar Dari Semua Masalah
47 I'm Fine
48 Masuk Angin?
49 Hal Mengejutkan
50 Haruskah Aku Bahagia?
51 Kejutan?
52 Tak Ingin Jatuh Cinta
53 Tangisan Di Keramaian Pesta
54 Mulai Menjauh
55 Kepulangan Ayah
56 Bertahanlah, Ayah.
57 Kedatangan Ben
58 Bukan Pernikahan Sungguhan
59 Aku Mencintaimu
60 Kesempatan
61 Saatnya Telah Tiba
62 Waktunya Berpisah
63 Ini Anakku!
64 Mencari Kebahagiaana
65 Amarah Dan Putus Asa
66 Kehilangan Kesabaran
67 Pergi Sejauh Mungkin
68 Etthan
69 Liam Matteo
70 Membalas Budi
71 Kau cantik!
72 Menyatakan Perasaan
73 Kepulangan Etthan
74 Wanita Yang Sama
75 Bertemu Liam
76 Anastasia?
77 Siapa Ayah Liam?
78 Aku Bukan Wanita Simpanan
79 Melepas Kerinduan
80 Cinta Yang Sama
81 Kembali Bersama
82 Level Mencintai
83 ENDING
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Maukah Kau Menikah Lagi?
2
Anastasia
3
Menikah kontrak?
4
Menerima Tawaran Gila
5
Pada Pandangan Pertama
6
Menyalakan Api Kecemburuan
7
Bertahan Tanpa Perasaan
8
Seranjang Bersama
9
Malam Perkenalan
10
Bersikap Adil
11
Ini milikmu!
12
Sentuhan Pertama
13
Mahkota Yang Terenggut
14
Apakah Aku Keterlaluan?
15
Kecemburuan Rosalie
16
Pikiran Yang Terbagi
17
Menstruasi
18
Pulang
19
Ancaman Rosalie
20
Tidak Ingin Pulang
21
Jangan Terlalu Baik
22
Menikmatinya
23
Bersikap Adil dan Jujur
24
Antara Dia Dan Dia
25
Makan Berdua
26
Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27
Rosalie Kritis
28
Operasi Pengangkatan Rahim
29
Mencuri Kesempatan
30
Hanya Ladang Pembenihan
31
Cincin Berlian
32
Membuatmu Menunggu
33
Kecewa
34
Mengabaikannya
35
Pertemuan Tiba-Tiba
36
Hari Ini Milik Kita
37
Melawan
38
Tugas Seorang Istri
39
Melindungimu
40
Apa Lagi?
41
Bersikap Tidak Peduli
42
Percakapan Tidak Menyenangkan
43
Kedatangan Seseorang
44
Naina
45
Menjadi Pelayan Baru
46
Akar Dari Semua Masalah
47
I'm Fine
48
Masuk Angin?
49
Hal Mengejutkan
50
Haruskah Aku Bahagia?
51
Kejutan?
52
Tak Ingin Jatuh Cinta
53
Tangisan Di Keramaian Pesta
54
Mulai Menjauh
55
Kepulangan Ayah
56
Bertahanlah, Ayah.
57
Kedatangan Ben
58
Bukan Pernikahan Sungguhan
59
Aku Mencintaimu
60
Kesempatan
61
Saatnya Telah Tiba
62
Waktunya Berpisah
63
Ini Anakku!
64
Mencari Kebahagiaana
65
Amarah Dan Putus Asa
66
Kehilangan Kesabaran
67
Pergi Sejauh Mungkin
68
Etthan
69
Liam Matteo
70
Membalas Budi
71
Kau cantik!
72
Menyatakan Perasaan
73
Kepulangan Etthan
74
Wanita Yang Sama
75
Bertemu Liam
76
Anastasia?
77
Siapa Ayah Liam?
78
Aku Bukan Wanita Simpanan
79
Melepas Kerinduan
80
Cinta Yang Sama
81
Kembali Bersama
82
Level Mencintai
83
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!