Kecemburuan Rosalie

Pagi-pagi sekali, Ana terbangun dengan lengan kekar melingkar di atas perutnya. Gadis itu tidur dengan pulas hingga tidak sadar jika Ben telah berada di sampingnya sepanjang malam.

Dengan hati-hati, Ana bergerak dan menyingkirkan lengan laki-laki itu. Ana turun dari atas tempat tidur perlahan, berusaha agar ia tidak membangunkan suaminya.

Ana duduk di pinggiran tempat tidur, memandang Ben yang tengah pulas. Laki-laki itu teramat tampan, ia juga memiliki kepribadian baik dan jujur, Ana merasa bersalah pada Rosalie jika sampai menganggap semua ini adalah sebuah perasaan yang serius.

Setelah mengumpulkan kesadaran, Ana menuju kamar mandi dan membersihkan diri. Gadis itu lalu pergi ke dapur dan membuat tiga cangkir teh chamomile kesukaannya.

Ana membawa dua cangkir ke kamarnya, lalu mengantarkan satu cangkir ke kamar Rosalie. Wanita itu pasti bekerja sangat keras hingga pulang larut malam, Ana ingin memberikan sedikit perhatian pada Rosalie agar wanita itu merasa lebih baik saat bangun pagi.

Tok ... Tok ... Tok ....

Ana mengetuk pintu kamar Rosalie beberapa kali, saat tak juga terdengar sahutan, gadis itu berbalik. Ana berpikir mungkin Rosalie belum bangun karena masih terlalu pagi.

Saat sudah melangkah menjauh, Rosalie membuka pintu kamar dan memanggilnya.

"Ada apa?" tanya Rosalie. Wajah wanita itu nampak kusut, matanya sembab seakan baru saja menangis.

"Aku membuat teh untukmu, Kak." Ana menyodorkan nampan di depan Rosalie.

"Kenapa kau yang membuatnya? Ada banyak pelayan di rumah ini yang bisa melakukannya."

"Aku hanya ...." Ana kebingungan, ia tidak memiliki jawaban. Karena membuat secangkir teh bukan hal yang berat dan rumit, seharusnya ini tidak akan jadi masalah.

"Bawa masuk," perintah Rosalie sambil membuka pintunya lebar.

Saat masuk ke dalam kamar, Ana melihat kamar Rosalie tampak berantakan. Buku, laptop dan chargernya berserakan di lantai. Ana tidak tahu apa yang terjadi, namun ia menduga Rosalie sedang punya masalah.

"Sudah? Silahkan keluar," ucap Rosalie setelah Ana meletakkan teh di atas meja.

Sebagai orang baru, Ana tidak ingin banyak bertanya atau mengganggu privasi Rosalie. Ia bergegas keluar tanpa mengatakan apapun.

Setelah keluar dari kamar Rosalie, perasaan Ana menjadi tidak enak.

"Anastasia," sapa Ben lembut. Laki-laki itu menghampiri Ana dan memeluk gadis itu dari belakang.

"Hmm." Ana melenguh saat Ben mencium tengkuk lehernya.

"Dari mana? Aku mencarimu," tanya Ben.

"Mengantar teh ke kamar Kak Rose," jawab Ana. Gadis itu melepaskan diri dari pelukan Ben. Ia tidak akan tahan berlama-lama di dalam dekapan laki-laki itu.

Ben tersenyum, ia mengikuti langkah kaki Ana menuju sofa.

"Ini untukku?" tanya Ben saat melihat dua cangkir teh di meja.

"Hmm." Ana mengangguk.

"Kau baik-baik saja? Apakah Rosalie menanyakan sesuatu padamu?" tanya Ben. Laki-laki sangat peka saat melihat wajah Ana sedikit murung.

"Tidak, aku baik-baik saja," jawab Ana. Ia menarik napas dalam-dalam lalu menyesap secangkir teh miliknya.

Ben mengikuti gadis itu, ia pun menghabiskan teh miliknya dalam satu tegukan.

"Jika ada sesuatu yang mengganggumu, katakan saja padaku. Mari menjalani semuanya dengan saling terbuka satu sama lain," ujar Ben.

Ana mengangguk. Ia tahu Ben hanya ingin bersikap baik dan adil padanya. Karena hal itu, Ana ingin benar-benar menjaga perasaannya agar tidak sampai membuat Ben atau Rosalie terluka.

Pukul enam tepat, Ben masuk ke dalam kamar mandi, sementara Ana menyiapkan pakaian untuk laki-laki itu. Ana berusaha sebaik mungkin berperan sebagai seorang istri, jika bukan karena Ben yang begitu baik padanya, Ana tidak akan mau melakukan semua ini karena pernikahan mereka hanya sebuah kontrak.

Dalam kontrak tersebut, tidak tertulis jika Ana harus melakukan semua kewajibannya sebagai seorang istri pada umumnya. Gadis itu hanya bertugas untuk mengandung dan melahirkan anak untuk majikannya.

Setelah Ben sudah siap, mereka berdua keluar dari kamar menuju ruang makan. Saat tiba, mereka tidak melihat Rosalie ada di sana.

"Ke mana Nyonya Rosalie?" tanya Ben pada pelayan.

"Masih di kamar, Tuan."

"Aku akan menyusulnya," sela Ana. Namun Ben mencegah gadis itu.

"Aku sendiri yang akan menyusulnya, kau bisa makan lebih dulu jika sudah lapar," ujar Ben sambil berlalu pergi, ia bahkan meninggalkan ponselnya begitu saja di atas meja.

Ana merasa gelisah. Ia paham mungkin Rosalie merasa cemburu, sakit hati, dan tidak rela menjalani semua ini. Namun nasi sudah menjadi bubur, Rosalie menerima resiko dari keputusan yang ia buat sendiri.

Saat memasuki kamar Rosalie, Ben mendapati istri pertamanya sedang duduk di tepi tempat tidur. Wanita itu melamun, memandang ke arah luar jendela kaca yang menampakkan pemandangan belakang rumahnya.

"Sayang, ayo sarapan," ajak Ben. Ia mendekati Rosalie dan merangkul pundak wanita itu.

Rosalie menoleh, menampakkan matanya yang sembab. Ben terkejut melihat istrinya sangat berantakan.

"Apa yang terjadi, Rose? Kau baik-baik saja?" tanya Ben khawatir.

"Ben, bagaimana perasaanmu hari ini?" tanya Rosalie. "Apa kau bahagia?" lanjutnya.

Ben mengernyitkan dahi, ini adalah pertanyaan yang tidak bisa ia jawab sembarangan.

"Apa terjadi sesuatu padamu, Rose? Aku menunggumu hingga pukul dua belas malam, pukul berapa kau pulang?" tanya Ben mengalihkan pembicaraan.

"Menungguku di kamar Ana? Jelas kau tidak bisa melihat kepulanganku," jawab Rosalie.

Ben tidak bisa menjawab, kini laki-laki itu merasa serba salah. Rosalie sendiri yang memintanya untuk bermalam bersama Ana saat gadis itu dalam masa subur, namun reaksinya pagi ini sungguh di luar dugaan.

"Dia bisa memberimu sesuatu yang tidak akan pernah bisa ku berikan padamu, kau bahagia, Ben?" tanya Rosalie.

"Apa maksudmu?"

"Kau pulang di siang hari hanya untuk menemui Ana, lalu pergi beberapa jam dan kembali pulang, menghabiskan waktu bersama dia. Bahkan kau tidak keluar dari kamarnya sampai malam," ungkap Rosalie.

Ben menggelengkan kepala pelan, sungguh pemikiran Rosalie tidak seperti apa yang wanita itu katakan saat membujuknya menikah lagi.

"Kau benar-benar memata-matai kami. Sepertinya kau melihat semuanya dari rekaman CCTV, atau ada pelayan yang memberimu semua informasi itu?" tanya Ben.

"Kenapa kalian harus melakukannya di luar sepengetahuanku? Kalian sembunyi-sembunyi," teriak Rosalie.

"Lalu apa maumu? Kami melakukannya tepat di depan matamu? Di kamar ini? Kau ingin menyaksikannya secara langsung?"

"Ben!" bentak Rosalie.

"Kau yang menginginkannya, Rose. Ingatlah bagaimana caramu membujukku untuk menikahi Anastasia."

Rosalie menangis, ia menangis histeris dan memukul dada Ben dengan sekuat tenaga. Wanita itu melampiaskan semua rasa cemburu, kesal dan amarahnya di depan Ben.

"Aku tidak tahu jika rasanya akan sesakit ini," gumam Rosalie di tengah tangisnya.

Ben berusaha memahami perasaan wanita itu, Ben memeluk Rosalie dengan erat meski wanita itu memberontak.

Kondisi psikis Rosalie yang terganggu membuat wanita itu akan bereaksi berlebihan untuk meluapkan perasaannya.

Ben merasa bersalah, seharusnya ia bisa membagi waktu. Laki-laki itu hanya sedang terlalu bahagia atas kehadiran Ana, hingga berpikir Rosalie akan baik-baik saja tanpa dirinya.

Tanpa diketahui oleh Ben juga Rosalie, Ana berdiri di balik pintu kamar mereka, mendengar dengan jelas apa yang terjadi di dalamnya.

Ana tidak sengaja, ia berniat menyusul Ben saat ponsel laki-laki itu terus berdering di atas meja makan. Ana pikir ada sesuatu yang amat penting hingga gadis itu berniat menyusul Ben untuk menyerahkan ponselnya.

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

G** Bp

G** Bp

kemauan mu dan pilihanmu sendiri maka jalanilah semuanya walaupun terasa berat dan sakit ...

2024-11-05

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

kan nanges 🤦‍♀️🤦‍♀️🙄🙄🙄

2024-12-15

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

kasih live streaming aj Ben

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Maukah Kau Menikah Lagi?
2 Anastasia
3 Menikah kontrak?
4 Menerima Tawaran Gila
5 Pada Pandangan Pertama
6 Menyalakan Api Kecemburuan
7 Bertahan Tanpa Perasaan
8 Seranjang Bersama
9 Malam Perkenalan
10 Bersikap Adil
11 Ini milikmu!
12 Sentuhan Pertama
13 Mahkota Yang Terenggut
14 Apakah Aku Keterlaluan?
15 Kecemburuan Rosalie
16 Pikiran Yang Terbagi
17 Menstruasi
18 Pulang
19 Ancaman Rosalie
20 Tidak Ingin Pulang
21 Jangan Terlalu Baik
22 Menikmatinya
23 Bersikap Adil dan Jujur
24 Antara Dia Dan Dia
25 Makan Berdua
26 Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27 Rosalie Kritis
28 Operasi Pengangkatan Rahim
29 Mencuri Kesempatan
30 Hanya Ladang Pembenihan
31 Cincin Berlian
32 Membuatmu Menunggu
33 Kecewa
34 Mengabaikannya
35 Pertemuan Tiba-Tiba
36 Hari Ini Milik Kita
37 Melawan
38 Tugas Seorang Istri
39 Melindungimu
40 Apa Lagi?
41 Bersikap Tidak Peduli
42 Percakapan Tidak Menyenangkan
43 Kedatangan Seseorang
44 Naina
45 Menjadi Pelayan Baru
46 Akar Dari Semua Masalah
47 I'm Fine
48 Masuk Angin?
49 Hal Mengejutkan
50 Haruskah Aku Bahagia?
51 Kejutan?
52 Tak Ingin Jatuh Cinta
53 Tangisan Di Keramaian Pesta
54 Mulai Menjauh
55 Kepulangan Ayah
56 Bertahanlah, Ayah.
57 Kedatangan Ben
58 Bukan Pernikahan Sungguhan
59 Aku Mencintaimu
60 Kesempatan
61 Saatnya Telah Tiba
62 Waktunya Berpisah
63 Ini Anakku!
64 Mencari Kebahagiaana
65 Amarah Dan Putus Asa
66 Kehilangan Kesabaran
67 Pergi Sejauh Mungkin
68 Etthan
69 Liam Matteo
70 Membalas Budi
71 Kau cantik!
72 Menyatakan Perasaan
73 Kepulangan Etthan
74 Wanita Yang Sama
75 Bertemu Liam
76 Anastasia?
77 Siapa Ayah Liam?
78 Aku Bukan Wanita Simpanan
79 Melepas Kerinduan
80 Cinta Yang Sama
81 Kembali Bersama
82 Level Mencintai
83 ENDING
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Maukah Kau Menikah Lagi?
2
Anastasia
3
Menikah kontrak?
4
Menerima Tawaran Gila
5
Pada Pandangan Pertama
6
Menyalakan Api Kecemburuan
7
Bertahan Tanpa Perasaan
8
Seranjang Bersama
9
Malam Perkenalan
10
Bersikap Adil
11
Ini milikmu!
12
Sentuhan Pertama
13
Mahkota Yang Terenggut
14
Apakah Aku Keterlaluan?
15
Kecemburuan Rosalie
16
Pikiran Yang Terbagi
17
Menstruasi
18
Pulang
19
Ancaman Rosalie
20
Tidak Ingin Pulang
21
Jangan Terlalu Baik
22
Menikmatinya
23
Bersikap Adil dan Jujur
24
Antara Dia Dan Dia
25
Makan Berdua
26
Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27
Rosalie Kritis
28
Operasi Pengangkatan Rahim
29
Mencuri Kesempatan
30
Hanya Ladang Pembenihan
31
Cincin Berlian
32
Membuatmu Menunggu
33
Kecewa
34
Mengabaikannya
35
Pertemuan Tiba-Tiba
36
Hari Ini Milik Kita
37
Melawan
38
Tugas Seorang Istri
39
Melindungimu
40
Apa Lagi?
41
Bersikap Tidak Peduli
42
Percakapan Tidak Menyenangkan
43
Kedatangan Seseorang
44
Naina
45
Menjadi Pelayan Baru
46
Akar Dari Semua Masalah
47
I'm Fine
48
Masuk Angin?
49
Hal Mengejutkan
50
Haruskah Aku Bahagia?
51
Kejutan?
52
Tak Ingin Jatuh Cinta
53
Tangisan Di Keramaian Pesta
54
Mulai Menjauh
55
Kepulangan Ayah
56
Bertahanlah, Ayah.
57
Kedatangan Ben
58
Bukan Pernikahan Sungguhan
59
Aku Mencintaimu
60
Kesempatan
61
Saatnya Telah Tiba
62
Waktunya Berpisah
63
Ini Anakku!
64
Mencari Kebahagiaana
65
Amarah Dan Putus Asa
66
Kehilangan Kesabaran
67
Pergi Sejauh Mungkin
68
Etthan
69
Liam Matteo
70
Membalas Budi
71
Kau cantik!
72
Menyatakan Perasaan
73
Kepulangan Etthan
74
Wanita Yang Sama
75
Bertemu Liam
76
Anastasia?
77
Siapa Ayah Liam?
78
Aku Bukan Wanita Simpanan
79
Melepas Kerinduan
80
Cinta Yang Sama
81
Kembali Bersama
82
Level Mencintai
83
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!