Ini milikmu!

Rosalie terdiam beberapa saat sambil mengamati Ana. Wanita itu merasa cemburu, sakit hati, juga gelisah. Meskipun ia sadar bahwa semua ini adalah keputusannya, namun semua perasaan buruk ini begitu menyesakkan dadanya.

"Aku akan pergi ke butik. Mungkin aku akan pulang larut malam karena banyak pekerjaan," ujar Rosalie.

"Hmm, baiklah."

"Ini nomer ponsel perawat yang mengurus ayahmu di sana, kau bisa menanyakan apa saja padanya." Rosalie memberikan secarik kertas berisi deretan angka.

Ana tersenyum dan mengangguk, membiarkan wanita itu pergi menuruni anak tangga.

Setelah kepergian Rosalie, Ana pergi ke dapur dengan nampan di tangan. Gadis itu berjalan melewati para pelayan yang sedang bekerja.

Beberapa pelayan berbisik dengan pelan, melirik Ana dan memandangnya tidak suka. Semua penghuni rumah ini telah tahu jika Ana secara resmi menikah dengan majikan mereka dan menjadi istri kedua. Mereka dipaksa bungkam dan merahasiakan apapun yang sedang terjadi di rumah ini agar tidak membicarakannya pada orang luar.

Karena ketidaktahuan mereka tentang alasan pernikahan itu yang sebenarnya, membuat sebagian besar dari pelayan rumah ini tidak suka dan merasa kasihan dengan Rosalie. Mereka semua hanya berpikir jika Ana adalah seorang gadis perebut suami orang.

Ana tidak mempedulikan bisikan yang tidak sengaja ia dengar. Wanita itu berjalan santai kembali ke kamar seolah-olah tidak mendengar kalimat apapun yang menyakiti perasaannya.

Setelah sampai di kamar, Ana menarik napas dalam-dalam. Gadis itu meraih ponsel miliknya dan menelepon ayahnya untuk sekadar mendengarkan suara laki-laki yang telah menjadi cinta pertamanya.

Bagi Ana, kabar dan suara ayahnya laksana obat dari segala macam gundah gulana hatinya. Setiap kali ia merasa takut, gelisah dan banyak pikiran, ayahnya selalu membuatnya tenang.

Setelah puas mendengarkan cerita ayahnya tentang jalannya pengobatan di sana, Ana pun merasa lega.

Tok ... Tok ... Tok ....

Suara ketukan pintu terdengar, Ana membukanya dan mendapati salah seorang pelayan datang membawa beberapa alat kebersihan.

"Izin membersihkan kamar anda, Nyonya," ucap pelayan tersebut sambil mengangguk sopan.

"Aku akan membersihkannya sendiri, tidak apa," tolak Ana halus. Ia mengatakan hal itu sambil tersenyum.

"Tapi, Tuan bilang ...."

"Tidak apa-apa, aku akan mengatakannya sendiri nanti," ujar Ana. "Oh, ya. Panggil aku Ana, cukup Ana," lanjutnya.

"Tapi ...."

"Hmm, terima kasih." Tanpa aba-aba, Ana berbalik dan menutup pintu. Sementara pelayan masih berdiri beberapa saat di depan pintunya, karena hari ini semua pelayan mendapatkan pengumuman dari Ben jika Ana harus mendapatkan perlakuan yang sama dengan Rosalie.

Bagi Ana, menjadi istri kedua bukanlah sesuatu yang patut di banggakan. Ia pun tidak merasa bahagia atas pernikahan ini, ia melakukan semua ini demi ayahnya.

Untuk mengusir kebosanan, Ana membersihkan kamarnya sendiri. Gadis itu mulai dengan menyapu, mengepel, mengelap kaca jendela hingga menata isi lemari miliknya agar terlihat lebih rapi.

Ukuran kamar yang luas dengan berbagai macam perabotan membuat Ana menghabiskan cukup waktu untuk menyelesaikan semuanya.

"Ah, ini kamar yang bagus," gumam Ana.

Merasa lelah, gadis itu berbaring di atas sofa sambil membaca buku. Beberapa saat kemudian, ia terlelap tanpa sadar.

***

Pukul satu siang, Ben sudah tiba di rumah. Ia masuk ke dalam kamar Ana tanpa mengetuk pintu. Ben meletakkan sesuatu di atas meja samping tempat tidur sebelum menghampiri gadis yang telah pulas meringkuk di sofa yang sempit.

Ben tidak membangunkan Ana, ia menarik kursi dan duduk di dekat sofa, mengamati gadis yang sedang tertidur dengan buku di tangannya.

Ana mengenakan sebuah dress selutut dengan motif kartun yang sudah pudar. Gadis itu mengikat rambutnya dan memamerkan leher jenjangnya. Karena sofa yang sempit, Ana harus menekuk kakinya untuk tidur dengan nyaman.Tanpa sadar, bagian bawah dress itu terangkat hingga memamerkan paha putih langsat tanpa cacat.

Ben mengepalkan kedua tangan, ia mengusap wajahnya kasar untuk menyadarkan diri. Sebagai laki-laki normal yang telah lama menahan keinginan, Ben cukup dibuat tak berdaya melihat pemandangan di depannya.

Perlahan, Ben mendekatkan tangannya pada Ana. Mula-mula, laki-laki itu menyingkirkan anak rambut yang menjuntai menutupi wajah istrinya. Lalu ia mengusap pipi Ana, menurunkan tangan meraba leher dengan pelan, lalu berakhir di kancing teratas pakaian gadis itu.

Model dress dengan lingkar leher yang lebar membuat Ben bisa mengintip sedikit pemandangan di balik pakaian itu. Saat tangannya hampir tiba di paha Ana, gadis itu menggeliat pelan. Saat membuka mata perlahan, Ana terkejut mendapati Ben duduk di depannya.

"Kau sudah pulang?" tanya Ana. Ia segera duduk dan merapikan pakaiannya.

"Hmm. Aku pulang satu jam yang lalu," jawab Ben. "Kau tidur dengan nyenyak?" tanyanya.

"Ya, maaf. Aku bosan, membaca buku lalu tidak sengaja tertidur."

"Aku dengar kau menolak pelayan yang akan membersihkan kamar ini. Benar?" tanya Ben.

"Ah, itu. Aku bisa membereskannya sendiri, lagi pula aku tidak suka orang lain masuk ke dalam kamarku, karena ini tempat yang paling pribadi menurutku," jelas Ana. "Kau tidak marah, kan?"

"Kau terlalu mandiri. Bisa melakukan banyak hal, memasak, menyiapkan teh, membereskan rumah, juga mencari uang. Jika kau seperti itu, apa gunanya aku membayar pelayan?"

"Apakah itu sebuah pujian? Sepertinya hampir semua wanita bisa melakukannya," jawab Ana.

Ben tersenyum samar. Selama menikah lima tahun dengan Rosalie, wanita itu bahkan tidak pernah menyentuh sapu, masuk ke dapur, atau membuatkannya secangkir teh. Rosalie terlalu sibuk dengan pekerjaannya sebagai designer.

Ben tidak terkejut, karena Rosalie berasal dari keluarga kaya dan terpandang. Apalagi ia adalah anak tunggal dan amat dimanja oleh keluarganya. Wajar jika Rosalie tidak terbiasa dengan pekerjaan rumah tangga.

"Apa kau sudah makan?" tanya Ben. Ana menggeleng.

"Tunggu aku selesai mandi, kita makan bersama," ucapnya.

Sepeninggal Ben, Ana bangkit dan hendak berbaring di atas tempat tidur. Posisi yang tidak nyaman saat di atas sofa membuat lehernya terasa sakit. Ia penasaran mendapati sebuah kotak hadiah dengan pita merah di atasnya.

Karena merasa bahwa itu bukan miliknya, Ana tidak berniat mencari tahu isinya. Ia mengabaikan kotak itu dan meregangkan tubuh di atas tempat tidur yang luas.

Selang beberapa menit, Ben keluar dari kamar mandi. Ana menutupi wajahnya saat tahu laki-laki itu sedang bertelanj*ng dada dan hanya mengenakan handuk untuk menutupi area bawah tubuhnya.

"Ini milikmu," ucap Ben. Ia mengambil kotak hadiah dan meletakkannya di samping Ana. Sementara gadis itu tidak tahu, ia terus menutup wajahnya.

"Tidak, itu bukan milikku," jawab Ana.

"Kau bisa membukanya," pinta Ben.

"Tidak, aku tidak mau membukanya!"

"Kenapa? Apa kau tidak penasaran isinya?"

"Tidak!" tegas Ana.

Ben tidak mengerti, kenapa Ana bersikukuh menolak padahal hanya diminta untuk membuka sebuah kotak hadiahnya.

Sementara Ana, pikirannya mulai kacau. Ia salah paham, ia pikir Ben sedang menggodanya, mengatakan jika tubuh Ben adalah miliknya, lalu memintanya membuka sesuatu yang terbayang di kepalanya.

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

blng aj hadiah buat km gt bang

2024-11-08

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

penyakit itu dtgny dr hati dan pikiran Ros...gmn mo sembuh kl km sendiri y ngundang penyakit ny nambah

2024-11-08

0

G** Bp

G** Bp

pikiran ana traveling kemana mana🤣🤣🤣

2024-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Maukah Kau Menikah Lagi?
2 Anastasia
3 Menikah kontrak?
4 Menerima Tawaran Gila
5 Pada Pandangan Pertama
6 Menyalakan Api Kecemburuan
7 Bertahan Tanpa Perasaan
8 Seranjang Bersama
9 Malam Perkenalan
10 Bersikap Adil
11 Ini milikmu!
12 Sentuhan Pertama
13 Mahkota Yang Terenggut
14 Apakah Aku Keterlaluan?
15 Kecemburuan Rosalie
16 Pikiran Yang Terbagi
17 Menstruasi
18 Pulang
19 Ancaman Rosalie
20 Tidak Ingin Pulang
21 Jangan Terlalu Baik
22 Menikmatinya
23 Bersikap Adil dan Jujur
24 Antara Dia Dan Dia
25 Makan Berdua
26 Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27 Rosalie Kritis
28 Operasi Pengangkatan Rahim
29 Mencuri Kesempatan
30 Hanya Ladang Pembenihan
31 Cincin Berlian
32 Membuatmu Menunggu
33 Kecewa
34 Mengabaikannya
35 Pertemuan Tiba-Tiba
36 Hari Ini Milik Kita
37 Melawan
38 Tugas Seorang Istri
39 Melindungimu
40 Apa Lagi?
41 Bersikap Tidak Peduli
42 Percakapan Tidak Menyenangkan
43 Kedatangan Seseorang
44 Naina
45 Menjadi Pelayan Baru
46 Akar Dari Semua Masalah
47 I'm Fine
48 Masuk Angin?
49 Hal Mengejutkan
50 Haruskah Aku Bahagia?
51 Kejutan?
52 Tak Ingin Jatuh Cinta
53 Tangisan Di Keramaian Pesta
54 Mulai Menjauh
55 Kepulangan Ayah
56 Bertahanlah, Ayah.
57 Kedatangan Ben
58 Bukan Pernikahan Sungguhan
59 Aku Mencintaimu
60 Kesempatan
61 Saatnya Telah Tiba
62 Waktunya Berpisah
63 Ini Anakku!
64 Mencari Kebahagiaana
65 Amarah Dan Putus Asa
66 Kehilangan Kesabaran
67 Pergi Sejauh Mungkin
68 Etthan
69 Liam Matteo
70 Membalas Budi
71 Kau cantik!
72 Menyatakan Perasaan
73 Kepulangan Etthan
74 Wanita Yang Sama
75 Bertemu Liam
76 Anastasia?
77 Siapa Ayah Liam?
78 Aku Bukan Wanita Simpanan
79 Melepas Kerinduan
80 Cinta Yang Sama
81 Kembali Bersama
82 Level Mencintai
83 ENDING
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Maukah Kau Menikah Lagi?
2
Anastasia
3
Menikah kontrak?
4
Menerima Tawaran Gila
5
Pada Pandangan Pertama
6
Menyalakan Api Kecemburuan
7
Bertahan Tanpa Perasaan
8
Seranjang Bersama
9
Malam Perkenalan
10
Bersikap Adil
11
Ini milikmu!
12
Sentuhan Pertama
13
Mahkota Yang Terenggut
14
Apakah Aku Keterlaluan?
15
Kecemburuan Rosalie
16
Pikiran Yang Terbagi
17
Menstruasi
18
Pulang
19
Ancaman Rosalie
20
Tidak Ingin Pulang
21
Jangan Terlalu Baik
22
Menikmatinya
23
Bersikap Adil dan Jujur
24
Antara Dia Dan Dia
25
Makan Berdua
26
Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27
Rosalie Kritis
28
Operasi Pengangkatan Rahim
29
Mencuri Kesempatan
30
Hanya Ladang Pembenihan
31
Cincin Berlian
32
Membuatmu Menunggu
33
Kecewa
34
Mengabaikannya
35
Pertemuan Tiba-Tiba
36
Hari Ini Milik Kita
37
Melawan
38
Tugas Seorang Istri
39
Melindungimu
40
Apa Lagi?
41
Bersikap Tidak Peduli
42
Percakapan Tidak Menyenangkan
43
Kedatangan Seseorang
44
Naina
45
Menjadi Pelayan Baru
46
Akar Dari Semua Masalah
47
I'm Fine
48
Masuk Angin?
49
Hal Mengejutkan
50
Haruskah Aku Bahagia?
51
Kejutan?
52
Tak Ingin Jatuh Cinta
53
Tangisan Di Keramaian Pesta
54
Mulai Menjauh
55
Kepulangan Ayah
56
Bertahanlah, Ayah.
57
Kedatangan Ben
58
Bukan Pernikahan Sungguhan
59
Aku Mencintaimu
60
Kesempatan
61
Saatnya Telah Tiba
62
Waktunya Berpisah
63
Ini Anakku!
64
Mencari Kebahagiaana
65
Amarah Dan Putus Asa
66
Kehilangan Kesabaran
67
Pergi Sejauh Mungkin
68
Etthan
69
Liam Matteo
70
Membalas Budi
71
Kau cantik!
72
Menyatakan Perasaan
73
Kepulangan Etthan
74
Wanita Yang Sama
75
Bertemu Liam
76
Anastasia?
77
Siapa Ayah Liam?
78
Aku Bukan Wanita Simpanan
79
Melepas Kerinduan
80
Cinta Yang Sama
81
Kembali Bersama
82
Level Mencintai
83
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!