Bersikap Adil

Ana duduk di tepi tempat tidur sambil memperhatikan Ben secara diam-diam dari belakang tubuh laki-laki itu.

"Mengapa dia begitu tampan bahkan saat wajahnya tak terlihat?" batin Ana bertanya.

Setelah Ben selesai mengeringkan rambut dan tubuhnya, laki-laki itu membuka lemari, mencari pakaian kerjanya hari ini.

"Sejak kapan pakaian itu ada di sini?" tanya Ana. Ia tidak tahu jika satu lemari penuh berisi pakaian milik Ben.

"Ah, agar adil aku membagi pakaianku di sini dan di kamar Rosalie. Karena ini juga kamarku. Kau tidak keberatan?" tanya balik Ben.

"Baiklah." Ana mengangguk paham. Meski ia tidak mengerti jalan pikiran Ben dan bagaimana reaksi Rosalie, Ana tidak ingin terlalu ikut campur. Karena semua ini keputusan Ben, bukan ia yang meminta.

Melihat Ben membolak balik kemeja dan jas, mencocokkan warna dasi dan sebagainya, Ana berniat membantu laki-laki itu.

"Duduklah," pinta Ana. Ia menarik Ben agar menjauhi lemari, sementara gadis itu mulai memilih kemeja, jas serta dasi dengan warna yang sesuai.

Ben menuruti perkataan Ana. Ia dengan sabar menunggu sambil meminum teh buatan Ana hingga gadis itu menemukan pilihan yang cocok untuknya.

"Aku suka warna hitam. Ini hitam yang bagus, warnanya akan sedikit kebiruan saat terkena sinar matahari," ungkap Ana sambil memberikan setelan jas ke tangan Ben. Gadis itu juga memilih dasi biru tua dengan corak putih yang elegan.

"Seleramu bagus," puji Ben. Laki-laki itu tersenyum menatap Ana. "Pergilah mandi, kita sarapan pagi lebih awal karena aku ada pekerjaan penting."

"Aku akan mandi setelah kau keluar dari kamar ini. Kak Rose pasti menunggumu."

"Tidak, kita keluar bersama setelah kau siap," tolak Ben.

"Berhentilah membuatku tidak nyaman," gumam Ana sambil berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

Entah di sengaja atau tidak, Ben terus menerus membuat gadis itu tidak bisa berkutik dengan berbagai peraturan tidak tertulis ini.

Ana berusaha mandi secepat kilat. Ia tidak mau membuat Ben menunggu lama hingga menyebabkan dirinya dalam masalah. Hanya kurang dari sepuluh menit, Ana keluar dari kamar mandi dengan pakaian yang sama.

"Kau tidak mengganti pakaianmu?" tanya Ben. Ia sudah berpakaian rapi dan duduk santai di sofa panjang menunggu Ana.

"Aku tidak mungkin keluar kamar mandi tanpa pakaian, aku harus mengambil baju gantiku dulu," jelas Ana. Ben tidak menanggapi jawaban gadis itu, ia kembali fokus pada layar ponselnya.

Setelah beberapa menit berlalu, Ana keluar dengan dress selutut berwarna putih dengan kombinasi renda di bagian dada. Ben mendekati gadis itu dan menarik pinggangnya dengan cepat hingga tubuh bagian bawah mereka menempel.

Ben mengusap rambut Ana, menatap gadis itu dengan tatapan penuh hasrat. Perlahan tapi pasti, Ben mulai menurunkan belaian tangannya hingga kini meraba lembut bibir gadis di depannya.

"Kau harus keluar dengan rambut basah, pastikan Rosalie yakin bahwa kita sudah melakukannya," pinta Ben.

Ana hanya mengangguk gugup, ia menelan ludah dengan napas yang naik turun. Gadis itu seakan terhipnotis oleh sentuhan dan tatapan tajam suaminya. Ana seperti hilang kesadaran setiap kali mata mereka bertemu tanpa sengaja.

Selang beberapa detik, Ana mendorong tubuh Ben dan menjauh. Ia kambali masuk ke dalam kamar mandi dan membasahi rambutnya seperti permintaan Ben.

"Apa ini ponselmu?" tanya Ben. Ia melihat ponsel dengan layar retak di bawah bantal.

"Ya."

"Ponselmu jelek, ini sudah tidak layak pakai."

"Yang terpenting ini masih bisa digunakan. Ayo keluar dan sarapan, kau bilang tidak ingin terlambat," ucap Ana.

Ben mengulum senyum saat berjalan di belakang Ana. Laki-laki itu senang Ana mulai banyak bicara dan terbuka tentang pendapatnya.

Saat keduanya sampai di ruang makan, rupanya Rosalie sudah duduk di sana. Wanita itu nampak cemburu saat menyadari Ana datang dengan rambut basah.

"Sayang, kau terlambat sarapan. Ada pertemuan penting pagi ini, kau bisa terlambat," ujar Rosalie pada Ben.

"Maaf, Sayang." jawab Ben singkat. Rosalie menelengkan kepala, mengamati suaminya yang tampak sangat bahagia.

"Ana, lain kali keringkan rambutmu. Kau tidak mau membuat para pelayan membicarakanmu, bukan?"

"Maaf, aku buru-buru," jawab Ana.

"Haruskah aku bertanya berapa kali kalian melakukannya? hingga untuk mengeringkan rambut saja dia tidak sempat?" batin Rosalie.

Ini adalah pemandangan paling menyakitkan dalam hidup Rosalie untuk pertama kalinya. Dan ia akan sering melihat hal ini untuk beberapa waktu ke depan. Rosalie tidak bisa mundur, ia sudah terlanjur melangkah dan memilih jalannya.

Setelah sarapan, Rosalie meminta Ben untuk datang ke kamarnya. Wanita itu ingin mengobrol singkat sebelum suaminya pergi bekerja.

"Jika kau berniat menanyakan tentang apa saja yang kami lakukan semalaman, maka aku tidak berniat menjawabnya," ucap Ben sebelum Rosalie memulai pembicaraan.

"Kau terlihat bahagia pagi ini. Aku harap, kalian hanya perlu melakukannya beberapa kali, dan bulan depan Ana sudah positif hamil," ungkap Rosalie.

"Kami sedang berusaha!"

"Aku tahu," ucap Rosalie lirih. Ia memeluk Ben, memeluk erat laki-laki itu seolah takut kehilangannya.

"Aku harus pergi. Jangan bekerja terlalu keras, pulang lebih awal demi kesehatanmu." Ben mencium kening Rosalie, lalu melepaskan diri dari pelukan wanita itu.

Setelah keluar dari kamar Rosalie, Ben mendatangi Ana. Laki-laki itu melihat Ana berdiri mematung di depan jendela kaca.

"Aku pergi. Jangan melakukan pekerjaan apapun, beristirahatlah dengan santai di rumah," ujar Ben.

"Hmm, baik." Ana mengangguk.

Seperti yang Ben katakan, ia benar-benar memperlakukan Ana seperti seorang istri sungguhan. Ana kini mengkhawatirkan Rosalie, ia takut wanita itu akan berpikir buruk jika Ana sedang berusaha merebut suaminya.

Selepas kepergian Ben, Ana berniat ke dapur untuk mengembalikan cangkir yang telah kosong. Namun ia terkejut mendapati Rosalie sudah berdiri mematung di depan pintu kamarnya. Wanita itu sudah berpakaian rapi dan tampak akan segera pergi.

"Kak, ada apa?" tanya Ana. Rosalie tidak menjawab, wanita itu hanya diam dan menatap Ana.

"Kau baik-baik saja?" tanya Ana lagi.

"Tidak, aku sedang tidak baik-baik saja," jawab Rosalie dengan nada lemah.

"Maafkan aku," gumam Ana. "Aku tahu ini menyakitimu, tapi bukankah ini yang kau inginkan? Seharusnya kau berpikir seribu kali untuk meminta suamimu menikah lagi," lanjutnya.

"Besarnya cintaku pada Ben sama besarnya dengan keinginanku memiliki anak."

"Sejak awal aku sudah mengatakan padamu jika ini adalah cara yang salah, ini ide yang gila. Jika kau ingin rencanamu berhasil, maka pastikan kau baik-baik saja sampai semua ini berakhir."

"Ana, aku percaya padamu. Berjanjilah kau tidak berniat merebut hatinya dariku, pastikan itu tidak akan terjadi!" seru Rosalie.

"Aku akan berusaha semampuku!"

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

ana juga manusia biasa bgitupun si ben,,walau udh berusaha semampunya utk gk jtuh cinta tp kalo tau² jatuh cinta gmna,,apalagi si ben emang dari awal ketemu udah suka 🤦‍♀️🤣🤣🤣

2024-12-15

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

lah...ana trs yg diintimidasi... bojo mu ngg di ulti jg toh.

2024-11-08

0

Nani Krisnawati

Nani Krisnawati

cinta tumbuh krn biasa

2025-02-22

0

lihat semua
Episodes
1 Maukah Kau Menikah Lagi?
2 Anastasia
3 Menikah kontrak?
4 Menerima Tawaran Gila
5 Pada Pandangan Pertama
6 Menyalakan Api Kecemburuan
7 Bertahan Tanpa Perasaan
8 Seranjang Bersama
9 Malam Perkenalan
10 Bersikap Adil
11 Ini milikmu!
12 Sentuhan Pertama
13 Mahkota Yang Terenggut
14 Apakah Aku Keterlaluan?
15 Kecemburuan Rosalie
16 Pikiran Yang Terbagi
17 Menstruasi
18 Pulang
19 Ancaman Rosalie
20 Tidak Ingin Pulang
21 Jangan Terlalu Baik
22 Menikmatinya
23 Bersikap Adil dan Jujur
24 Antara Dia Dan Dia
25 Makan Berdua
26 Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27 Rosalie Kritis
28 Operasi Pengangkatan Rahim
29 Mencuri Kesempatan
30 Hanya Ladang Pembenihan
31 Cincin Berlian
32 Membuatmu Menunggu
33 Kecewa
34 Mengabaikannya
35 Pertemuan Tiba-Tiba
36 Hari Ini Milik Kita
37 Melawan
38 Tugas Seorang Istri
39 Melindungimu
40 Apa Lagi?
41 Bersikap Tidak Peduli
42 Percakapan Tidak Menyenangkan
43 Kedatangan Seseorang
44 Naina
45 Menjadi Pelayan Baru
46 Akar Dari Semua Masalah
47 I'm Fine
48 Masuk Angin?
49 Hal Mengejutkan
50 Haruskah Aku Bahagia?
51 Kejutan?
52 Tak Ingin Jatuh Cinta
53 Tangisan Di Keramaian Pesta
54 Mulai Menjauh
55 Kepulangan Ayah
56 Bertahanlah, Ayah.
57 Kedatangan Ben
58 Bukan Pernikahan Sungguhan
59 Aku Mencintaimu
60 Kesempatan
61 Saatnya Telah Tiba
62 Waktunya Berpisah
63 Ini Anakku!
64 Mencari Kebahagiaana
65 Amarah Dan Putus Asa
66 Kehilangan Kesabaran
67 Pergi Sejauh Mungkin
68 Etthan
69 Liam Matteo
70 Membalas Budi
71 Kau cantik!
72 Menyatakan Perasaan
73 Kepulangan Etthan
74 Wanita Yang Sama
75 Bertemu Liam
76 Anastasia?
77 Siapa Ayah Liam?
78 Aku Bukan Wanita Simpanan
79 Melepas Kerinduan
80 Cinta Yang Sama
81 Kembali Bersama
82 Level Mencintai
83 ENDING
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Maukah Kau Menikah Lagi?
2
Anastasia
3
Menikah kontrak?
4
Menerima Tawaran Gila
5
Pada Pandangan Pertama
6
Menyalakan Api Kecemburuan
7
Bertahan Tanpa Perasaan
8
Seranjang Bersama
9
Malam Perkenalan
10
Bersikap Adil
11
Ini milikmu!
12
Sentuhan Pertama
13
Mahkota Yang Terenggut
14
Apakah Aku Keterlaluan?
15
Kecemburuan Rosalie
16
Pikiran Yang Terbagi
17
Menstruasi
18
Pulang
19
Ancaman Rosalie
20
Tidak Ingin Pulang
21
Jangan Terlalu Baik
22
Menikmatinya
23
Bersikap Adil dan Jujur
24
Antara Dia Dan Dia
25
Makan Berdua
26
Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27
Rosalie Kritis
28
Operasi Pengangkatan Rahim
29
Mencuri Kesempatan
30
Hanya Ladang Pembenihan
31
Cincin Berlian
32
Membuatmu Menunggu
33
Kecewa
34
Mengabaikannya
35
Pertemuan Tiba-Tiba
36
Hari Ini Milik Kita
37
Melawan
38
Tugas Seorang Istri
39
Melindungimu
40
Apa Lagi?
41
Bersikap Tidak Peduli
42
Percakapan Tidak Menyenangkan
43
Kedatangan Seseorang
44
Naina
45
Menjadi Pelayan Baru
46
Akar Dari Semua Masalah
47
I'm Fine
48
Masuk Angin?
49
Hal Mengejutkan
50
Haruskah Aku Bahagia?
51
Kejutan?
52
Tak Ingin Jatuh Cinta
53
Tangisan Di Keramaian Pesta
54
Mulai Menjauh
55
Kepulangan Ayah
56
Bertahanlah, Ayah.
57
Kedatangan Ben
58
Bukan Pernikahan Sungguhan
59
Aku Mencintaimu
60
Kesempatan
61
Saatnya Telah Tiba
62
Waktunya Berpisah
63
Ini Anakku!
64
Mencari Kebahagiaana
65
Amarah Dan Putus Asa
66
Kehilangan Kesabaran
67
Pergi Sejauh Mungkin
68
Etthan
69
Liam Matteo
70
Membalas Budi
71
Kau cantik!
72
Menyatakan Perasaan
73
Kepulangan Etthan
74
Wanita Yang Sama
75
Bertemu Liam
76
Anastasia?
77
Siapa Ayah Liam?
78
Aku Bukan Wanita Simpanan
79
Melepas Kerinduan
80
Cinta Yang Sama
81
Kembali Bersama
82
Level Mencintai
83
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!