Malam Perkenalan

Dengan santai, Ben menikmati empuknya ranjang besar di depan Ana. Laki-laki itu memakai dua bantal di bawah kepalanya lalu membuka layar ponselnya.

"Apa kau akan berdiri di sana semalaman?" tanya Ben tanpa melirik Ana.

"Tidak, aku akan tidur," jawab Ana sambil berjalan pelan mendekati Ben. Gadis itu naik ke atas tempat tidur dari sisi lain, ia berbaring miring membelakangi Ben.

"Bukankah kau bilang kita bisa melakukannya lain kali, kenapa kau tidur di sini?" tanya Ana.

"Aku bisa tidur di manapun yang aku suka. Tapi malam ini aku ingin tidur denganmu."

Glek! Ana menelan ludah kasar, ia merapatkan kedua kakinya di bawah selimut sambil kedua tangan menutupi bagian depan tubuhnya.

Suara detak jantung gadis itu seolah bisa didengar oleh Ben, membuat Ana semakin gugup dan resah.

"Apa aku tidak boleh tidur di sini?" Ben bertanya.

"Boleh, tentu saja boleh."

"Bagus, sekarang tidurlah," ucap Ben. Laki-laki itu memperbaiki posisi tidurnya dan berbaring dengan nyaman. Ia berbaring terlentang sambil melirik Ana beberapa kali.

Ben berusaha memejamkan mata dan tertidur, namun nyatanya ia tidak bisa melakukannya. Laki-laki itu bahkan bisa merasakan Ana yang sedang gelisah. Berulang kali, Ana menggeliat, merubah posisi tidurnya namun tetap merasa tidak nyaman.

Hingga pukul satu dini hari, keduanya sama-sama terjaga. Ana merasa gugup karena Ben berbaring di belakangnya, bahkan ia tahu jika Ben sedang menghadap ke punggungnya, membuat gadis itu bisa merasakan hangat napas Ben di lehernya.

"Kau tidak tidur?" tanya Ben. Ana tidak mnjawab, gadis itu diam seolah-olah tidak mendengarnya.

"Aku tahu kau belum tidur. Aku harap, kau mau menganggap ini sebagai malam perkenalan. Besok malam, aku tidak mau melihatmu takut, gugup, atau gelisah saat kita tidur bersama," lanjut Ben.

Ana merasakan tubuh Ben semakin dekat. Laki-laki itu bahkan mengusap rambut Ana dari belakang dengan lembut.

"Tidur dan beristirahatlah. Bangunkan aku lebih pagi karena aku ada pekerjaan penting," ucap Ben. Laki-laki sedikit menjauhi Ana dan tidur menepi.

Ana menarik napas panjang, ia berbalik dan mengintip Ben setelah memastikan tidak ada gerakan lagi di belakang punggungnya.

Gadis itu memperhatikan laki-laki yang sedang terpejam. Ben bahkan melepas kaosnya dan membiarkan dadanya terekspos oleh mata Ana tanpa terhalang selimut.

Diam-diam, Ana mengagumi sosok Ben yang tampan dan penuh kasih sayang. Meski pernikahan mereka hanya sebuah kontrak, Ana paham Ben berusaha memperlakukan dirinya sebaik mungkin. Bahkan Ben terus memberinya kesempatan untuk bisa memahami hubungan ini.

***

Pagi-pagi sekali, Ana merasakan tubuhnya tidak nyaman. Gadis itu membuka mata dan melihat jam di ponselnya.

"Sudah pagi," gumam Ana.

Sesaat kemudian setelah kesadarannya kembali penuh, gadis itu terkejut mendapati tangan kekar melingkar di pinggangnya. Bahkan Ben dengan nyenyak tidur sambil menempelkan wajah di tengkuk lehernya.

"Ah, ini membuatku gila," batin Ana berteriak. Gadis itu ingin melepaskan diri, namun tangan Ben begitu kuat dan berat.

Perlahan, Ana membalikkan tubuh. Ia menghadap Ben dan sedikit mendorong tubuh laki-laki itu.

"Anastasia," gumam Ben lirih.

"Ini sudah pagi," ucap Ana. Ben tidak peduli, ia kembali merangkul Ana, dan bahkan kini laki-laki itu menenggelamkan wajahnya di depan dada istri keduanya.

Tubuh Ana merasa tegang, gadis itu bahkan tidak pernah di sentuh oleh laki-laki manapun sebelumnya. Namun tubuh selalu bereaksi saat sesuatu mendorong hasratnya.

"Bisa lepaskan aku?" pinta Ana.

"Biarkan tubuh kita saling mengenal," jawab Ben. Laki-laki itu bahkan tidak membuka matanya. Ia tahu Ana sedang gugup dan takut, ia bahkan bisa mendengar detak jantung gadis itu dengan jelas.

Ana tidak punya pilihan, ia membiarkan Ben melakukan apa yang laki-laki itu sukai. Ana diam tak bergerak, hanya sesekali menarik napas panjang untuk meredakan kegugupannya.

Hampir satu jam berlalu, Ana masih bersabar. Sementara Ben, ia berusaha mengontrol diri untuk tidak bertindak lebih jauh dari ini.

"Kita sudah menikah, mungkin aku harus mengatakannya dengan jujur. Rosalie tidak mampu memenuhi hakku dengan baik selama lebih dari dua tahun ini, kau paham maksudku, Anastasia?" ujar Ben dengan suara berat dan serak. Ia menarik kepalanya dari depan dada Ana dan membiarkan gadis itu bernapas lega.

"Kalian masih bersama dan saling mencintai. Itulah yang terpenting," jawab Ana. Ben tersenyum samar mendengar jawaban gadis itu.

"Anastasia, apa kau tidak paham maksudku? Aku menginginkan lebih padamu, mungkin malam ini aku bisa menahan diri, tapi tidak untuk lain kali!" seru Ben.

"Aku mengerti, kau tidak perlu menjelaskannya sedetail itu," sergah Ana. Gadis itu berbalik dan hendak turun dari tempat tidur, namun dengan cepat Ben menarik kembali tubuhnya.

"Aku tertarik padamu sejak pertama kali kita bertemu," ucap Ben sambil menghimpit tubuh Ana di atas tempat tidur.

"Laki-laki beristri tidak seharusnya tertarik pada wanita lain," jawab Ana.

"Benar, dan kini wanita yang membuatku tertarik sudah menjadi istriku."

"Lalu?" Ana mengernyitkan dahi.

"Aku hanya ingin kau tahu itu."

"Baik, kalau begitu lepaskan aku," pinta Ana. Ia merasa gerah saat Ben kini berada di atas tubuhnya.

Cup! Ben mendaratkan satu kecupan singkat di bibir Ana. Membuat gadis itu membelalakkan matanya lebar.

Setelah itu, Ben menarik tubuhnya menjauhi Ana. Ia berjalan ke arah kamar mandi dengan santai.

"Kenapa menciumku?" tanya Ana.

"Aku sudah mengatakan jika kau adalah istriku. Aku akan memperlakukanmu layaknya istriku," jawab Ben. Laki-laki itu tersenyum miring sambil memasuki kamar mandi.

Di atas tempat tidur, Ana berusaha menenangkan detak jantungnya. Hampir semalaman penuh gadis itu gelisah karena tidur seranjang bersama suami dadakannya, namun pagi ini sikap Ben lebih mengejutkan dari perkiraannya.

Sambil menunggu Ben yang sedang mandi, Ana pergi ke dapur. Gadis itu berinisiatif membuat teh chamomile, para pelayan yang sedang sibuk berusaha membantunya, namun Ana menolak.

"Aku bukan benar-benar seorang nyonya di rumah ini. Aku harus tahu diri," batin Ana mengingatkan dirinya sendiri.

Setelah secangkir teh hangat siap, Ana membawanya menuju ke kamar, namun Rosalie tiba-tiba datang dan memenghentikannya.

"Kau sedang apa?" tanya Rosalie. Ia melirik secangkir teh dalam nampan yang Ana bawa.

"Membuat teh," jawab Ana singkat. Tidak ingin mendengar pertanyaan aneh dari Rosalie, Ana meninggalkan wanita itu begitu saja.

Setelah masuk ke dalam kamar, Ana menutup pintu dan meletakkan teh di meja samping tempat tidur. Ia melihat Ben sedang mengeringkan rambutnya di depan cermin dengan handuk di pinggangnya.

"Untukku?" tanya Ben saat melihat teh yang Ana bawa.

"Ya, teh chamomile bagus dan menenangkan. Minumlah selagi hangat," jawab gadis itu.

Ben tersenyum. Selama lima tahun lebih pernikahannya bersama Rosalie, wanita itu bahkan tidak pernah membuat apapun untuknya. Ben senang Ana berbeda.

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

tuh kan hari pertama udh mulai di bandingin dn itu wajar namanya juga manusia ya ben

2024-12-15

0

Fani Indriyani

Fani Indriyani

Waduh,udh jatuh cinta aja nih Ben

2025-01-09

0

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

mulai merasa nyaman dan click nih

2024-11-08

0

lihat semua
Episodes
1 Maukah Kau Menikah Lagi?
2 Anastasia
3 Menikah kontrak?
4 Menerima Tawaran Gila
5 Pada Pandangan Pertama
6 Menyalakan Api Kecemburuan
7 Bertahan Tanpa Perasaan
8 Seranjang Bersama
9 Malam Perkenalan
10 Bersikap Adil
11 Ini milikmu!
12 Sentuhan Pertama
13 Mahkota Yang Terenggut
14 Apakah Aku Keterlaluan?
15 Kecemburuan Rosalie
16 Pikiran Yang Terbagi
17 Menstruasi
18 Pulang
19 Ancaman Rosalie
20 Tidak Ingin Pulang
21 Jangan Terlalu Baik
22 Menikmatinya
23 Bersikap Adil dan Jujur
24 Antara Dia Dan Dia
25 Makan Berdua
26 Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27 Rosalie Kritis
28 Operasi Pengangkatan Rahim
29 Mencuri Kesempatan
30 Hanya Ladang Pembenihan
31 Cincin Berlian
32 Membuatmu Menunggu
33 Kecewa
34 Mengabaikannya
35 Pertemuan Tiba-Tiba
36 Hari Ini Milik Kita
37 Melawan
38 Tugas Seorang Istri
39 Melindungimu
40 Apa Lagi?
41 Bersikap Tidak Peduli
42 Percakapan Tidak Menyenangkan
43 Kedatangan Seseorang
44 Naina
45 Menjadi Pelayan Baru
46 Akar Dari Semua Masalah
47 I'm Fine
48 Masuk Angin?
49 Hal Mengejutkan
50 Haruskah Aku Bahagia?
51 Kejutan?
52 Tak Ingin Jatuh Cinta
53 Tangisan Di Keramaian Pesta
54 Mulai Menjauh
55 Kepulangan Ayah
56 Bertahanlah, Ayah.
57 Kedatangan Ben
58 Bukan Pernikahan Sungguhan
59 Aku Mencintaimu
60 Kesempatan
61 Saatnya Telah Tiba
62 Waktunya Berpisah
63 Ini Anakku!
64 Mencari Kebahagiaana
65 Amarah Dan Putus Asa
66 Kehilangan Kesabaran
67 Pergi Sejauh Mungkin
68 Etthan
69 Liam Matteo
70 Membalas Budi
71 Kau cantik!
72 Menyatakan Perasaan
73 Kepulangan Etthan
74 Wanita Yang Sama
75 Bertemu Liam
76 Anastasia?
77 Siapa Ayah Liam?
78 Aku Bukan Wanita Simpanan
79 Melepas Kerinduan
80 Cinta Yang Sama
81 Kembali Bersama
82 Level Mencintai
83 ENDING
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Maukah Kau Menikah Lagi?
2
Anastasia
3
Menikah kontrak?
4
Menerima Tawaran Gila
5
Pada Pandangan Pertama
6
Menyalakan Api Kecemburuan
7
Bertahan Tanpa Perasaan
8
Seranjang Bersama
9
Malam Perkenalan
10
Bersikap Adil
11
Ini milikmu!
12
Sentuhan Pertama
13
Mahkota Yang Terenggut
14
Apakah Aku Keterlaluan?
15
Kecemburuan Rosalie
16
Pikiran Yang Terbagi
17
Menstruasi
18
Pulang
19
Ancaman Rosalie
20
Tidak Ingin Pulang
21
Jangan Terlalu Baik
22
Menikmatinya
23
Bersikap Adil dan Jujur
24
Antara Dia Dan Dia
25
Makan Berdua
26
Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27
Rosalie Kritis
28
Operasi Pengangkatan Rahim
29
Mencuri Kesempatan
30
Hanya Ladang Pembenihan
31
Cincin Berlian
32
Membuatmu Menunggu
33
Kecewa
34
Mengabaikannya
35
Pertemuan Tiba-Tiba
36
Hari Ini Milik Kita
37
Melawan
38
Tugas Seorang Istri
39
Melindungimu
40
Apa Lagi?
41
Bersikap Tidak Peduli
42
Percakapan Tidak Menyenangkan
43
Kedatangan Seseorang
44
Naina
45
Menjadi Pelayan Baru
46
Akar Dari Semua Masalah
47
I'm Fine
48
Masuk Angin?
49
Hal Mengejutkan
50
Haruskah Aku Bahagia?
51
Kejutan?
52
Tak Ingin Jatuh Cinta
53
Tangisan Di Keramaian Pesta
54
Mulai Menjauh
55
Kepulangan Ayah
56
Bertahanlah, Ayah.
57
Kedatangan Ben
58
Bukan Pernikahan Sungguhan
59
Aku Mencintaimu
60
Kesempatan
61
Saatnya Telah Tiba
62
Waktunya Berpisah
63
Ini Anakku!
64
Mencari Kebahagiaana
65
Amarah Dan Putus Asa
66
Kehilangan Kesabaran
67
Pergi Sejauh Mungkin
68
Etthan
69
Liam Matteo
70
Membalas Budi
71
Kau cantik!
72
Menyatakan Perasaan
73
Kepulangan Etthan
74
Wanita Yang Sama
75
Bertemu Liam
76
Anastasia?
77
Siapa Ayah Liam?
78
Aku Bukan Wanita Simpanan
79
Melepas Kerinduan
80
Cinta Yang Sama
81
Kembali Bersama
82
Level Mencintai
83
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!