Menyalakan Api Kecemburuan

Ana menatap Ben, wajah laki-laki yang dihiasi bulu halus di sekeliling dagunya itu memang amat tampan menawan. Pantas saja keluarga Rosalie sangat membanggakan menantunya, jika memang Ben adalah sosok laki-laki idaman semua wanita.

"Hadiah pernikahan apa yang kau inginkan dariku?" tanya Ben, membuat Ana sadar dari lamunannya.

"Hadiah pernikahan?" Ana balik bertanya.

"Ya, semua laki-laki pasti memberikan hadiah untuk calon istrinya," jelas Ben. Ana menggeleng, ia tidak menginginkan hadiah apapun dan ia tidak membutuhkan apapun selain pengobatan untuk kesembuhan ayahnya.

"Kau tidak mau hadiah?" tanya Ben lagi.

"Tidak, hadiah hanya untuk pernikahan sungguh-sungguh. Sedangkan pernikahan kita hanya sebuah kontrak," tegas Ana. Ia tidak mau nantinya Rosalie menjadi salah paham terhadap mereka.

Ben tidak ingin memaksa, ia memalingkan wajah lalu menatap air kolam yang tenang. Dalam hati laki-laki itu merasa kasihan pada gadis di sampingnya. Ben merasa bersalah, seakan dirinya adalah orang jahat yang membeli sebuah kehidupan gadis muda demi seorang anak.

Setelah perbincangan cukup lama, Rosalie tak kunjung pulang. Karena Ben sudah terlanjur di rumah, ia ingin Ana menemaninya makan siang. Mereka harus mulai membiasakan diri bersama karena pernikahan pun akan segera dilaksanakan.

"Ngomong-ngomong, apa kau tahu alasan Rosalie meminta kita menikah secepat itu?" tanya Ben.

"Lusa adalah masa suburku. Dokter bilang masa subur bisa meningkatkan peluang kehamilan," jelas Ana.

Ben mengangguk paham, ia melanjutkan makan sambil berkali-kali melirik Ana, memperhatikan betapa canggungnya gadis itu di dekatnya.

Saat makan siang mereka belum usai, terdengar suara sepatu hight heels membentur lantai marmer dengan nyaring. Rosalie berjalan mendekat ke ruang makan.

"Ah, kalian makan bersama?" tanya Rosalie sambil tersenyum tipis. Ia cukup terkejut mendapati Ben dan Ana duduk bersebelahan, hatinya berkedut nyeri.

"Ya, kami harus saling mengenal karena kami akan segera menikah," jawab Ben dengan senyum lebar. Ia membuat jawaban tegas agar Rosalie sadar bahwa semua ini adalah sebuah kesalahan.

"It's ok, bukan masalah." Rosalie berusaha bersikap baik-baik saja lalu ikut bergabung.

Di meja makan, Rosalie dan Ana duduk bersebrangan meja dan saling berhadapan, sementara Ben berada di antara mereka berdua sambil menikmati makanannya.

Ben bersikap seolah ia tidak paham perasaan Rosalie saat ini. Bagaimanapun, jika Rosalie menginginkan pernikahan kedua Ben, maka wanita itu juga harus menerima segala resiko yang bisa saja terjadi.

Saat wanita lain berusaha keras menjauhkan suaminya dari segala macam godaan, Rosalie malah membawa gadis secantik Ana untuk ditawarkan secara cuma-cuma pada suaminya. Itu adalah satu-satunya tindakan gila Rosalie yang pernah Ben ketahui.

Setelah mereka bertiga menyelesaikan makan siang, Ben dan Rosalie masuk ke dalam kamar, sementara Ana tetap berada di tempat semula untuk membantu pelayan membereskan meja makan.

"Kau baik-baik saja?" tanya Ben pada Rosalie. Laki-laki itu melepas pakaiannya dan hendak masuk ke dalam kamar mandi.

"Hmm, tentu. Aku senang kalian mulai akrab," jawab Rosalie. Ben berlalu tanpa menjawab apapun.

Saat Ben sudah berada di dalam kamar mandi, Rosalie duduk di tepi kasur sambil memegang dadanya yang terasa penuh. Ia tidak menyangka jika rasanya akan sesakit ini. Bahkan ia tidak sadar akan menyakiti dirinya secara terus menerus.

Hanya melihat suaminya duduk berdua menikmati makan siang bersama Ana saja sudah membuatnya cemburu, lalu bagaimana jika nanti Rosalie menyaksikan sendiri suaminya akan tidur di dalam kamar yang sama dengan gadis itu. Rosalie begitu bimbang akan keputusannya.

Rosalie mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tas jinjingnya. Ia melihat jadwal operasi yang harus ia lalui beberapa minggu lagi. Bahkan Rosalie sudah menandatangani berkas persetujuan untuk pengangkatan rahimnya. Setelah itu, ia akan kehilangan semua harapannya, dan hanya bisa bertumpu pada Ana.

Rosalie terus melamun dan menatap nanar pada kertas yang ia genggam. Saat Ben keluar dari dalam kamar mandi, wanita itu buru-buru memasukkan kembali kertas tersebut ke dalam tasnya.

"Ada apa?" tanya Ben.

"Tidak. Tidak ada apa-apa!"

"Wajahmu murung, apakah terjadi sesuatu?" tanya Ben lagi.

"Aku sudah menyetujui operasi pengangkatan rahimku," ucap Rosalie lirih.

Ben menoleh, mendekati wanita itu dan memeluknya. Sebagai seorang suami yang mendampingi Rosalie selama bertahun-tahun, Ben tahu bagaimana perasaan wanita itu. Meski sebenarnya Ben tidak keberatan bahkan jika mereka tak memiliki anak, namun Ben tidak yakin Rosalie bisa menerimanya.

"Kau sudah yakin tentang pernikahanku dan Anastasia?" tanya Ben.

"Tentu saja, Sayang. Bukankah kau juga ingin segera memiliki anak?"

"Jika kau tidak nyaman kita tinggal dalam satu rumah setelah aku dan dia resmi menikah, aku tidak keberatan membeli rumah baru. Mungkin akan lebih baik jika Ana tinggal terpisah untuk menjaga perasaanmu," ungkap Ben.

"Tidak, itu tidak perlu!" seru Rosalie. "Lagi pula kalian hanya akan tinggal sekamar saat Ana dalam masa subur, selain itu kau tetap bersamaku, Sayang," lanjutnya. Jika Ben membeli rumah baru untuk Ana, maka Rosalie akan kesulitan memantau aktivitas mereka, dan hal itu pasti membuatnya semakin cemburu.

Ben mengernyitkan dahi, peraturan macam apa itu?

"Kenapa harus seperti itu?" tanya Ben.

"Sayang, kau paham pernikahan itu hanya kontrak demi mendapatkan anak. Lalu untuk apa kalian bersama jika Ana tidak sedang dalam masa suburnya." Rosalie berkata dengan nada tinggi.

"Aku merasa kita seperti orang jahat. Membeli harga diri Anastasia demi keegoisanmu!" gumam Ben sambil menggelengkan kepala pelan.

Laki-laki itu menghembuskan napas kasar. Ia menyingkir tanpa ingin membantah opini Rosalie yang tidak sejalan dengan pikirannya. Berdebat dan bertengkar hanya akan menambah masalah mereka

Saat ini kondisi Rosalie sedang kurang sehat, membuat Ben harus menahan diri dan mengalah agar tidak membuat wanita itu semakin hilang kendali.

Saat Ben masuk ke dalam ruang ganti, Rosalie keluar dari kamar dan menemui Ana. Wanita itu menyerahkan gaun pengantin yang akan Ana kenakan di hari pernikahannya.

"Ana, aku ingin mengingatkan satu syarat dan satu permintaan untukmu. Jauhkan perasaanmu dari Ben. Bagaimanapun, hubungan kalian nantinya hanya sebatas kontrak, jangan melewati batasanmu!"

"Aku akan berusaha," jawab Ana.

"Terima kasih, Ana. Aku senang karena wanita yang akan menjadi maduku adalah dirimu. Aku mengandalkanmu," ucap Rosalie sambil memeluk Ana.

Dari lantai atas, Ben melihat pemandangan itu. Ia melihat Rosalie dan Ana saling berpelukan.

"Kau tidak sadar sedang menyalakan api di dalam rumah tanggamu, Rosalie," batin Ben.

🖤🖤🖤

Terpopuler

Comments

Nenti iis Fatimah

Nenti iis Fatimah

ekspektasimu terlalu tinggi Rosalie, setelah ana melahirkan terus kamu bisa hidup bahagia sama Ben heh emangnya Ben itu batu apa yg gak punya perasaan aku sih yakin Ben pasti milih tetap bersama ana meskipun kontraknya habis

2024-12-08

3

Raufaya Raisa Putri

Raufaya Raisa Putri

yang normal aj banyak yg selingkuh...aplg ini di undang lgsg vvvv VVIP

2024-11-08

1

Ita rahmawati

Ita rahmawati

terlalu percaya diri juga gk baik rosalie

2024-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 Maukah Kau Menikah Lagi?
2 Anastasia
3 Menikah kontrak?
4 Menerima Tawaran Gila
5 Pada Pandangan Pertama
6 Menyalakan Api Kecemburuan
7 Bertahan Tanpa Perasaan
8 Seranjang Bersama
9 Malam Perkenalan
10 Bersikap Adil
11 Ini milikmu!
12 Sentuhan Pertama
13 Mahkota Yang Terenggut
14 Apakah Aku Keterlaluan?
15 Kecemburuan Rosalie
16 Pikiran Yang Terbagi
17 Menstruasi
18 Pulang
19 Ancaman Rosalie
20 Tidak Ingin Pulang
21 Jangan Terlalu Baik
22 Menikmatinya
23 Bersikap Adil dan Jujur
24 Antara Dia Dan Dia
25 Makan Berdua
26 Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27 Rosalie Kritis
28 Operasi Pengangkatan Rahim
29 Mencuri Kesempatan
30 Hanya Ladang Pembenihan
31 Cincin Berlian
32 Membuatmu Menunggu
33 Kecewa
34 Mengabaikannya
35 Pertemuan Tiba-Tiba
36 Hari Ini Milik Kita
37 Melawan
38 Tugas Seorang Istri
39 Melindungimu
40 Apa Lagi?
41 Bersikap Tidak Peduli
42 Percakapan Tidak Menyenangkan
43 Kedatangan Seseorang
44 Naina
45 Menjadi Pelayan Baru
46 Akar Dari Semua Masalah
47 I'm Fine
48 Masuk Angin?
49 Hal Mengejutkan
50 Haruskah Aku Bahagia?
51 Kejutan?
52 Tak Ingin Jatuh Cinta
53 Tangisan Di Keramaian Pesta
54 Mulai Menjauh
55 Kepulangan Ayah
56 Bertahanlah, Ayah.
57 Kedatangan Ben
58 Bukan Pernikahan Sungguhan
59 Aku Mencintaimu
60 Kesempatan
61 Saatnya Telah Tiba
62 Waktunya Berpisah
63 Ini Anakku!
64 Mencari Kebahagiaana
65 Amarah Dan Putus Asa
66 Kehilangan Kesabaran
67 Pergi Sejauh Mungkin
68 Etthan
69 Liam Matteo
70 Membalas Budi
71 Kau cantik!
72 Menyatakan Perasaan
73 Kepulangan Etthan
74 Wanita Yang Sama
75 Bertemu Liam
76 Anastasia?
77 Siapa Ayah Liam?
78 Aku Bukan Wanita Simpanan
79 Melepas Kerinduan
80 Cinta Yang Sama
81 Kembali Bersama
82 Level Mencintai
83 ENDING
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Maukah Kau Menikah Lagi?
2
Anastasia
3
Menikah kontrak?
4
Menerima Tawaran Gila
5
Pada Pandangan Pertama
6
Menyalakan Api Kecemburuan
7
Bertahan Tanpa Perasaan
8
Seranjang Bersama
9
Malam Perkenalan
10
Bersikap Adil
11
Ini milikmu!
12
Sentuhan Pertama
13
Mahkota Yang Terenggut
14
Apakah Aku Keterlaluan?
15
Kecemburuan Rosalie
16
Pikiran Yang Terbagi
17
Menstruasi
18
Pulang
19
Ancaman Rosalie
20
Tidak Ingin Pulang
21
Jangan Terlalu Baik
22
Menikmatinya
23
Bersikap Adil dan Jujur
24
Antara Dia Dan Dia
25
Makan Berdua
26
Memiliki Suamimu Untuk Sementara Waktu
27
Rosalie Kritis
28
Operasi Pengangkatan Rahim
29
Mencuri Kesempatan
30
Hanya Ladang Pembenihan
31
Cincin Berlian
32
Membuatmu Menunggu
33
Kecewa
34
Mengabaikannya
35
Pertemuan Tiba-Tiba
36
Hari Ini Milik Kita
37
Melawan
38
Tugas Seorang Istri
39
Melindungimu
40
Apa Lagi?
41
Bersikap Tidak Peduli
42
Percakapan Tidak Menyenangkan
43
Kedatangan Seseorang
44
Naina
45
Menjadi Pelayan Baru
46
Akar Dari Semua Masalah
47
I'm Fine
48
Masuk Angin?
49
Hal Mengejutkan
50
Haruskah Aku Bahagia?
51
Kejutan?
52
Tak Ingin Jatuh Cinta
53
Tangisan Di Keramaian Pesta
54
Mulai Menjauh
55
Kepulangan Ayah
56
Bertahanlah, Ayah.
57
Kedatangan Ben
58
Bukan Pernikahan Sungguhan
59
Aku Mencintaimu
60
Kesempatan
61
Saatnya Telah Tiba
62
Waktunya Berpisah
63
Ini Anakku!
64
Mencari Kebahagiaana
65
Amarah Dan Putus Asa
66
Kehilangan Kesabaran
67
Pergi Sejauh Mungkin
68
Etthan
69
Liam Matteo
70
Membalas Budi
71
Kau cantik!
72
Menyatakan Perasaan
73
Kepulangan Etthan
74
Wanita Yang Sama
75
Bertemu Liam
76
Anastasia?
77
Siapa Ayah Liam?
78
Aku Bukan Wanita Simpanan
79
Melepas Kerinduan
80
Cinta Yang Sama
81
Kembali Bersama
82
Level Mencintai
83
ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!