Grey terkejut bukan main, ia tercengang begitu melihat sesosok lelaki yang dikenalnya sudah ada di dalam kamarnya.
"Aryo!” pekik Grey membulatkan kedua matanya dengan sempurna.
“Aryo, apa yang kau lakukan disini? Ke-kenapa kau bisa masuk ke kamarku?” tanya Grey begitu takut.
Ia memelukkan kedua tangannya ke dadanya sendiri, ketika mendapati tatapan Aryo yang seolah bernafsu padanya. Lalu, kedua netranya, kini bergerak ke kanan dan ke kiri, memastikan keadaan sekitar.
Aryo adalah matan kekasih Grey, mereka baru saja memutuskan hubungan sekitar empat bulan yang lalu. Dan tentunya, yang memutuskan hubungan hanya sebelah pihak saja, yaitu dari Grey. Grey memutuskan Aryo karena hubungan mereka ditentang keras oleh paman dan bibinya. Selain itu, Grey memutuskan Aryo karena ia ingin hijrah, tidak ingin pacaran dan ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi, karena sebelumnya pergaulan Grey dan Aryo terbilang cukup toxic.
Dan ini, adalah moment pertemuan mereka untuk yang pertama kali, setelah mereka putus.
Perlahan Aryo menegakkan posisi duduknya, masih dengan tatapannya yang sulit dijelaskan. “Kenapa? Apa kau senang bisa melihatku kembali?” tanya Aryo menyeringai, dan mulai berjalan mendekati Grey.
Aryo menatap tubuh Grey dari atas sampai bawah dengan tatapan penuh damba. Rambut Grey yang hitam panjang, terurai sedikit basah, serta betis putih tak berbulu miliknya, membuat gairah Aryo semakin meningkat. Apalagi wajah Grey yang selalu terlihat cantik alami, membuat Aryo ingin menerkam gadis tersebut saat itu juga.
“Empat bulan kita tak bertemu, kau semakin terlihat cantik Grey." Aryo mulai mendekatinya, dan perlahan Grey memundurkan langkah kakinya, dengan rasa takut yang menyelimutinya.
Mata Grey masih mengawasi sekitar. “Berhenti Aryo! Jangan mendekat!” teriak Grey semakin memundurkan tubuhnya menjauhi Aryo.
Aryo mendengus kecil. “Kenapa? Apa sekarang kau takut padaku?” tanyanya masih dengan seringai senyuman yang menakutkan.
“Tidak! Jangan mendekat, atau aku akan berteriak!” ancamnya, semakin memundurkan tubuhnya ke sisi tembok.
Aryo terbahak, lalu berhenti dan menatap Grey dengan sinis. “Berteriaklah Grey! Berteriaklah. Sekencang apa pun kau berteriak, tidak akan ada orang yang mendengarnya kecuali aku!” tegasnya, langsung mendorong tubuh Grey dan mengungkungnya di sisi tembok.
Berhubung ruangan kamar hotel tersebut kedap suara. Jadi, sekencang apapun orang di dalam kamar berteriak, orang di luar kamar tidak akan mendengarnya.
"Katamu, kau ingin berhijrah agar menjadi lebih baik, Grey. Lantas, sekarang ... kemolekan tubuhmu pun masih bisa aku nikmati. Aku sangat senang melihatmu seperti ini, Grey," bisik Aryo menatapnya dari atas hingga bawah.
Tubuh Grey kini sudah terkunci, dikabedon oleh kedua tangan Aryo yang menempel ditembok. Perasaan Grey semakin tak menentu, bayangan menakutkan kini mulai berputar di benaknya.
“Aryo apa yang ingin kau lakukan? Menjauhlah Aryo,” lirih Grey dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca, menahan bendungan air mata yang kian menguap di pelupuk netranya.
Aryo memiringkan kepalanya, menatap dalam-dalam kedua bola mata Grey. Dan saat menatap kedua netra milik Grey, sekelibat terpintas di pikiran Aryo, untuk tidak melakukan niat jahat pada wanita yang ada di depannya itu, tapi ia kembali mengingat sakit hati yang dialaminya saat tahu kalau Grey akan menikah dengan orang yang dikenalnya.
"Tatap aku, Grey! Tatap aku!" Grey tidak membuka mata, ia menyembunyikan wajahnya ke sebelah bahunya sambil menunduk begitu dalam.
Karena kesal akan sikap Grey yang terus saja membuang pandangan darinya, tanpa segan Aryo pun langsung mengapit kedua pipi Grey dengan sebelah tangannya. Membuat bibir Grey yang berwarna merah cherry itu, sedikit membulat dan mengerucut, dan tentunya membuat Aryo yang melihatnya semakin tak bisa mengendalikan nafsunya.
“Kau milikku Grey! Tidak ada yang boleh memlikimu selain aku!” seru Aryo.
Grey menatapnya ketakutan. “Aryo ... sadarlah, jangan seperti ini. Kasihani aku Aryo, lusa adalah hari pernikahanku,” lirih Grey, dengan air matanya yang sudah meleleh membasahi pipinya.
“Tidak! Aku tidak terima jika ada orang lain yang merenggutmu dariku. Kau tetap milikku Grey! Tetap milikku!” tegasnya, langsung menarik pinggul Grey, dan tanpa segan ia menautkan bibirnya dengan bibir Grey. Membuat Grey semakin terkejut dan takut setakut-takutnya.
Grey mendorong tubuh Aryo, tapi itu sia-sia, dia terus memberontak, akan tetapi, tenaganya kalah jauh oleh tenaga Aryo yang sangat kuat. Aryo terus menarik tubuh Grey agar menempel dengan tubuhnya. Lalu, Aryo menggiring tubuh Grey ke atas tempat tidur, mendorongnya, hingga membuat Grey terjatuh tepat di tengah ranjang. Bahkan, kimono putih yang dipakai Grey pun sempat tersingkap, sehingga menampilkan betis putih, mulus nan indah milik Grey.
Grey langsung bangun begitu Aryo melepaskannnya. “Tidak Aryo, ini salah! Aku mohon jangan lakukan ini Aryo!” teriak Grey memohon sambil menangis ketakutan, kedua tangannya ia silangkann di dadanya, untuk menghindari perbuatan Aryo yang dimungkinkan akan merusak kesuciannya.
"Aryo... tolong kasihani aku, aku lusa akan menikah," ucap Grey yang sudah banjir air mata karena ketakutan.
"Ahahaha, kau ingin aku mengasihanimu? Jangan harap, Grey! Dulu saja, kau berdalih ingin hijrah dan memutuskanku tanpa kau memberikan aku kesempatan agar diriku bisa menjadi lebih baik. Bahkan saat aku mengajakmu untuk menikah, kau menolakku, Grey! Kau menolakku! Kau tidak memedulikan perasaanku!" serunya mengingat kembali memori menyakitkan di hati dan pikirannya.
"Maafkan aku, Aryo, jika keputusanku waktu itu menyakitimu. Tapi tolong ... kasihani aku, jangan mengotori tubuhku, Aryo!" pinta Grey yang sudah terisak.
“Aku tidak bisa mengasihanimu Grey! Kau harus selalu terikat denganku, meski pun lusa kau akan menjadi milik orang lain, aku tidak peduli.” Aryo langsung membuka gesper yang melilit di pinggangnya, lalu menurunkan resleting celananya dengan buru-buru.
“Jangan Aryo, aku mohon, jangan lakukan ini," pinta Grey ketakutan, yang melihat Fiki sudah melucuti celananya.
Grey hendak bangkit dan ingin melarikan diri, akan tetapi lengan Aryo lagi-lagi lebih dulu menangkap kimono yang digunakannya. Aryo menarik paksa tubuh Grey dan kembali menjatuhkannya di atas tempat tidur. Grey terus mencoba bangkit, karena yang ia tahu, seorang muslimah bahkan diperbolehkan untuk mencelaki orang yang hendak memperkosanya.
Grey kembali bangkit dan hendak mengambil vas bunga yang ada di dekat nakas, namun, saat tangannya berhasil mengambil vas bunga itu, Aryo merebutnya lalu melemparkannya ke sembarang arah, hingga suara pecahan dari vas bunga itu terdengar di telinga mereka.
"Tidak! Jangan kotori aku, Aryo!"
Tidak ingin menghiraukan permintaan Grey, Aryo langsung menarik paksa kimono yang melekat di tubuh gadis yang dicintainya itu, ia melepaskannya dengan kasar, lalu melemparkannya begitu saja ke sembarang arah.
"Kau milikku, Anggreya, kau milikku!" teriaknya penuh nafsu.
Kedua mata Aryo, kini disuguhi dengan pemandangan indah memanjakan mata. Pemandangan yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Nafsunya pun kian memuncak saat melihat seluruh tubuh mulus, putih, milik Grey. Bahkan dua puncak piramida yang begitu tampak naik turun mengikuti ritme nafas Grey, membuat Aryo semakin gila dibuatnya.
Kedua tangannya langsung meremas puncak piramida itu dengan kasar. Membuat Grey langsung menjerit kesakitan. Akan tetapi, karena suara Grey yang terus berteriak meminta tolong, dan meraung menangis, membuat Aryo beegitu kesal mendengarnya.
"Diam!" teriaknya begitu emosi.
"Tidak! Tolong ....." Anggreya masih berteriak semampunya, berharap akan ada orang yang mendengarnya di luar. Namun, hal tidak terduga pun terjadi. Tiba-tiba ....
Plak! Tidak segan, Aryo menampar sebelah pipi Grey, sehingga membuat Grey langsung terdiam dan semakin mengeluarkan air mata yang kian membanjiri wajahnya.
"Diam dan nikmati saja, Grey!" ucap Aryo penuh penekanan, lalu langsung membenamkan bibirnya dengan bibir Grey.
"Tidak, Aryo .... ampuni aku," lirih Grey yang sudah tidak bertenaga, membiarkan tubuhnya diterkam oleh Aryo.
Dan setelah beberapa lama ia menebarkan ciuman di seleuruh tubuh Grey, Aryo yang sudah tidak tahan, akhirnya langsung mengeksekusi mahkota berharga milik Grey dengan ganasnya. Membuat gadis yang sebentar lagi akan menikah itu, langsung pingsan karena kesakitan dan betapa malangnya Grey karena dua hari sebelum pernikahannya digelar, gadis itu harus kehilangan kesucian yang selama ini dijaganya.
.
.
.
Bersambung...
Mau lanjut lagi?
Maaf ya tadinya mau update jam 7 pagi, tapi ternyata ada kendala di real life. Jangan lupa bantu like, komen dan votenya yang mentemen. Selagi menunggu novel ini update, kalian bisa baca karyaku yang lainnya.
Pernikahan di Atas Kertas (Tamat)
Menikahi Pria Misterius (On Going tapi bentar lagi tamat)
Love's Mr. Arrognat (On going)
Kalian juga bisa follow ig aku untuk melihat visual dari para pemain di novelku, dan kalian juga bisa mendapatkan info update seputar novelku di ig @dela.delia25 terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
jery tomi
baru baca, suka next kak
2022-04-04
0
Hasrie Bakrie
Lanjut
2022-02-25
0
EngKom lika Abdulloh
Fiki apa Aryo ,,mana sih yang benar thor
2022-01-06
0