Hai Kawan, Ini novel pertamaku yang aku tulis, jika ada kekurangan dalam penulisan ataupun kisahnya yang kurang menarik, berkenan kalian mengomentari dengan kata kata yang membangun, selamat membaca... 😊😊
"Hei, kenapa kamu keluar, kamu belum meminta maaf padaku" teriak Kania.
Dira terus berjalan, tidak peduli dengan teriakan Kania.
Kania pun keluar dari ruang dekan, dengan wajah yang penuh amarah, dia berjalan menuju kelas.
*Di kelas*
Kania duduk dekat Dira, Dira merasa risih dengan Kania.
"Awas kamu" ancam Kania.
"Apaan sih" balas Dira.
"Kamu minta maaf, atau ingin di hukum, hah?? "tanya Kania dengan melotot ke arah Dira.
"Aku enggak sudi minta maaf sama kamu" jawab Dira.
"Hei, kalian berdua apa yang kalian bicarakan, berisik sekali"teriak dosen yang mengajar sambil menunjuk ke arah Dira dan Kania.
Dira dan Kania pun diam, mengikuti pembelajaran.
Setelah jam kuliah selesai, Dira pun langsung merapikan buku - bukunya.
"Woy" kata Kania sambil mendorong bahu Dira sebelah kiri.
"Apaan sih" balas Dira sambil mendorong Kania sampai terjatuh.
"Ha ha ha" kata seorang wanita tertawa.
"Kamu kenapa ketawa, hah?? " tanya Kania dengan ekspresi pada wanita itu.
"Aku hanya tidak menyangka, ada yang berani melawan seorang Kania di sini" balas wanita itu.
"Diam kamu, ini urusanku dengan dia" bentak Kania pada wanita itu.
"Kalau kamu mencoba mendorong wanita ini, aku akan melaporkanmu ke dekan" balas wanita itu
Kania pun langsung pergi dari kelas, dengan dua orang teman, yang dianggap sebagai kacungnya.
"Makasih ya, kalau enggak ada kamu, pasti dia nyerang aku lagi" kata Dira pada wanita itu.
"Ya, aku enggak suka sama sifat Kania dari SMA dia udah kek gitu" balas wanita itu.
"BTW, nama kamu siapa?? " tanya Dira.
"Tina" jawab wanita itu.
"Nama yang bagus" balas Dira
"Maukah berteman denganku?? " tanya Tina.
"Baiklah" kata Dira setuju sambil cengengesan.
"Ayo kita pulang"ajak Tina.
"Ayo" balas Dira.
Mereka pun keluar dari kelas, menuju parkiran.
"Dir, kamu bawa mobil??"tanya Tina.
"Kok kamu tau namaku??" tanya Dira heran.
"Ya taulah, kan di kelas tadi ada perkenalan" jawab Tina.
"Oh, iya ya" kata Dira mengangguk..
"Aku enggak bawa mobil" sambung Dira.
"Mau barengan? "ajak Tina.
"Enggak usah, nanti kakakku yang jemput" jawab Dira menolak.
"Okedah, aku duluan ya, daa" kata Tina sambil melambaikan tangan dan masuk ke mobilnya.
"Daa" balas Dira
Dira langsung mengambil smartphone nya, untuk menghubungi Arif.
"Astaga, aku lupa, Hapeku low batt, aku pulang sama siapa dong??" ucap Dira khawatir karena baru ingat kalau smartphone nya low batt.
"Apa aku cari kak Santi?" tanya Dira pada dirinya sendiri karena kebingungan.
"Santi udah pulang " kata Yoga dari belakang Dira.
"Yoga" balas Dira.
"Ya, Yoga" kata Yoga memperjelas kehadirannya.
"Ngapain kamu kesini??" tanya Dira sambil memicingkan matanya.
"Mau ngambil sepeda" jawab Yoga.
"Owh, jadi kamu udah miskin ya" ejek Dira.
"Aku emang udah miskin dari dulu" balas Yoga.
"Mau nebeng? " Yoga menawarkan
"Males" jawab Dira singkat.
"Santi udah pulang loh, hape kamu juga low batt, dompet kamu enggak bawa" Yoga mengingatkan.
"Iya ya, aku lupa bawa dompet juga, ih sial banget sih, hari pertama kuliah" kata Dira kesal.
" Makanya, ikut aku aja" ajak Yoga.
"Idih, ogah banget ikut sama kamu, naik sepeda lagi" kata Dira menolak.
"Sebenernya aku enggak mau menghina kamu Ga, tapi mau gimana lagi, aku benci banget sama kamu"batin Dira.
"Baiklah, sampai ketemu besok" balas Yoga sambil melambaikan tangannya.
Sebelum Yoga menuju tempat di mana sepedanya terparkir, tiba - tiba ada seorang laki - laki yang menghampiri Dira.
Yoga yang melihat itu, langsung menghentikan langkahnya, dan menuju ke tempat dimana Dira berdiri saat ini.
"Hai Dira, kamu kenapa enggak pulang?? " tanya laki - laki itu.
"Kamu siapa?? " tanya Dira balik, karena merasa tidak mengenal laki - laki itu.
"Aku Adi, temen sekelas kamu" jawab laki - laki itu.
"Perasaan aku enggak pernah lihat kamu di kelas" balas Dira terheran - heran.
"Ya lah, kan kamu sibuk berantem sama Kania" gerutu Adi.
"Hm" Dira berdehem.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku, kenapa kamu belum pulang?? " Adi mengulang pertanyaannya.
"Enggak ada samaku pulang" jawab Dira sedih.
"Kan aku udah ngajak kamu pulang" kata Yoga memotong pembicaraan
"Males aku dianterin pake sepeda" kata Dira mencela Yoga.
"Sama aku aja ayo, pake mobil" ajak Adi.
"Aku sebenernya enggak mau ngerepotin, tapi kan enggak ada pilihan lain, ku ikut kamu aja dah" kata Dira menerima ajakan Adi.
"Enggak ada pilihan lain katamu. Padahal aku udah ngajak kamu pulang pake sepeda, dasar cewek manja" kata Yoga kesal.
"Biarin, bodoh amat" balas Dira tak peduli.
"Ayo Dir" ajak Adi.
"Ayo" balas Dira setuju.
Yoga pun pulang dengan mengayuh sepedanya, sedangkan Dira menumpang pada Adi, teman baru yang sekelas dengannya.
Sesampainya di halaman rumah Bomo Wisnu, Dira pun turun dari mobil.
"Makasih ya" ucap Dira sambil tersenyum.
"Ya, sama - sama" balas Adi.
"Maaf ya ngerepotin" kata Dira lembut.
"Enggak ngerepotin kok, malah aku seneng, cewek secantik kamu, mau nebeng sama aku" balas Adi yang juga keluar dari mobil.
"Biasa aja" kata Dira tersipu.
"Aku pulang dulu ya" ucap Adi pamit.
"Enggak mau masuk dulu??" tanya Dira sambil menunjuk ke arah rumah eyangnya.
"Enggak usah" kata Arif yang tiba - tiba datang dari belakang.
" Kak Arif " kata Dira heran.
" Maaf kak, saya permisi" balas Adi gugup dan langsung masuk ke mobilnya.
Arif mendekat ke arah kaca mobil kemudi Adi, dia terlihat sangat marah.
"Ini untukmu" kata Arif sambil melemparkan uang 100 ribu ke arah Adi.
"Maaf kak, saya bukan taksi" kata Adi menyerahkan kembali uangnya dengan tangan yang gemeteran.
"Menyerahkan ini sama saja dengan menyerahkan nyawamu" balas Arif dingin.
"Ya, kak saya terima" kata Adi sambil memasukkannya ke sakunya. Diapun langsung melaju dengan mobilnya karena sudah merasa ketakutan.
Dira yang kesal dengan kelakuan kakaknya, langsung masuk ke dalam rumah dengan wajah cemberut.
" Indi" teriak Arif sambil mengejar Dira.
Dira tetap saja tidak mau menengok ke belakang, walaupun Arif memanggilnya berulang kali. Tapi Arif berhasil mengejar Dira.
Arif menarik tangan Dira, dan Arif langsung saling berhadapan dengan Dira. Arif kemudian menampar Dira.
"Dasar cewek murahan" bentak Arif.
"Apa??, cewek murahan" balas Dira kaget mendengar ucapan kakaknya.
"Ngapain kamu dianter sama cowok, hah?? " tanya Arif dengan membentak.
"Aku.." jawab Dira, namun perkataannya terpotong oleh seorang laki-laki yang tiba -tiba datang
"Dia enggak salah kak" kata laki-laki itu membela Dira.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Tuty Sari
Selamat malam semua.Semoga dalam keadaan sehat walafiat.
Terimakasih ya, yang udah baca, apa lagi yang udah like 😍.
Thank you banget, apalagi kalau udah di komentarin 😘.
Yang udah baca, kalau bisa like ya, kalau gak juga gpp, mungkin kurang menarik ceritanya memurut kalain.
Dan jangan lupa komentarnya ya ditunggu.Makasi.
2020-04-24
0