Hai Kawan, Ini novel pertamaku yang aku tulis, jika ada kekurangan dalam penulisan ataupun kisahnya yang kurang menarik, berkenan kalian mengomentari dengan kata kata yang membangun, selamat membaca... 😊😊
"Hey nona, kamu sedang berada dalam masalah, kamu malah celingak - celinguk, ngapain?? "tanya pria itu pada Dira.
"Tunggu kakakku dateng" jawab Dira.
" Owh, gimana kalau gini, aku bayarin dulu sekarang, nanti ganti uang aku pas kamu bawa dompet" usul pria itu.
"Makasih sebelumnya, tapi aku tunggu kakakku saja" kata Dira menolak.
"Ayolah, daripada kamu kena marah mba kantin ini" bujuk pria itu.
"Baiklah, secepatnya ku ganti setelah kakakku dateng ke sini" kata Dira setuju.
"Oke" kata pria itu singkat.
" Mbak, berapa total belanjaan cewek ini?? " tanya pria itu pada pelayan kantin.
"60 ribu dek" jawab pelayan kantin.
"Semoga cukup uangku" batin pria itu.
Saat pria itu mengambil dompet, Santi tiba - tiba datang.
"Dir, ngapain kamu disini?? " tanya Santi pada Dira.
"Anu kak.." kata Dira tidak bisa menjelaskan.
"Eh, kamu nangis, kamu di apain sama dia?? " tanya Santi khawatir.
"Woy, kamu apain adek aku?? " tanya Santi pada pria itu.
"Enggak ngapa - ngapain kok" jawab pria itu.
" Bahkan aku yang akan menolong dia" sambung pria itu.
Pria itupun membuka kacamatanya, Santi dan Dira pun kaget.
"Yoga" kata Dira kaget.
"Kamu" kata Santi kaget.
"Indira" kata Yoga terkejut karena wanita yang ingin ditolongnya adalah Dira.
"Hm, jadi bayar enggak nih??" tanya pelayan kantin.
"Kalau enggak jadi, nanti saya laporkan ke polisi" sambung pelayan kantin.
" Bayar apa mbak?? " tanya Santi penasaran.
" Ini, adek mbak enggak mau bayar pesenannya" jawab pelayan kantin.
"Beneran Dir??" tanya Santi pada Dira.
"Ya kak, aku lupa bawa dompet" jawab Dira ketakutan.
"Dir, kamu enggak perlu takut, kakak akan bayarin." kata Santi menenangkan Dira.
"Ya kak" Kata Dira lega.
"Berapa mbak?? " tanya Santi pada pelayan kantin.
"60 ribu mbak" jawab pelayan kantin.
"Ini" kata Santi sambil menyerahkan uang lembaran 100 ribu.
"Kembaliannya saya pesen bakso 1 ya sama minuman" sambung Santi.
"Oke dek" kata pelayan kantin.
"Hey kamu, makasih ya udah mau bantuin adik aku" kata Santi pada Yoga.
"Ya sama - sama" kata Yoga.
"Siapa namamu??, aku lupa" tanya Santi pada Yoga.
"Yoga" jawab Yoga singkat.
"Kak, ngapain sih berterima kasih sama sih penghianat ini" kata Dira sambil memicingkan matanya.
"Maksud kamu apa Dir?? " tanya Santi heran.
"Tanya aja sama dia" jawab Dira sambil memalingkan wajahnya.
"Kak, aku balik ke kelas ya, kelas aku udah mau mulai, daa" kata Dira sambil melambaikan tangannya.
"Dia adek kamu??" tanya Yoga penasaran.
"Ya" jawab Santi singkat.
"Kembar?" tanya Yoga lagi
"Dia sepupu aku" jawab Santi.
"Owh, oke dah kalau gitu, aku ke kelas duluan, selamat makan" kata Yoga sambil meninggalkan Santi.
Santi menunggu pesanannya datang. Sementara itu Dira berada di dalam kelasnya sangat marah dan ingin melampiaskan kemarahannya.
"Sial, ngapain sih aku ketemu sama penghianat itu lagi" gerutu Dira sambil menendang - nendang mejanya.
"Ngapain juga dia sekolah di sini" kata Dira kesal.
Dira tidak bisa menahan emosinya diapun melempar botol minuman.
"Aw" ringis wanita yang kepalanya terkena botol minuman yang dilempar Dira.
"Dira, itu kepala orang yang kena, mari kamu sekarang" gerutu Dira pada dirinya sendiri.
"Siapa yang melempar botol minuman ke arahku" teriak wanita itu.
"Dia" kata teman - teman Dira yang melihat Dira melempar botol minuman, mereka menunjuk ke arah Dira.
"Kamu.. " teriak wanita itu menghampiri Dira.
"Ngapain kamu lempar botol minuman itu, hah?? " bentak wanita itu.
"Aku enggak sengaja" jawab Dira.
"Engak sengaja, enggak sengaja" kata wanita itu merasa kesal.
"Kamj kira, kepalaku tong sampah, hah? " bentak wanita itu.
"Biasa aja kali, orang enggak sengaja" jawab Dira dengan berteriak.
"Mungkin kepalamu fungsinya juga sebagai tong sampah, heh" ejek Dira pada wanita itu.
"Dasar, cewek enggak tau diri, berani- beraninya kamu" kata wanita itu sambil mengangkat tangannya, ingin menampar Dira.
Dira langsung berdiri dari tempat duduknya lalu menepis tangan wanita itu.
"Kamu berani lawan aku?? " teriak wanita itu.
"Huh, ngelawan kamu mah, kecil" jawab Dira sambil memicingkan matanya.
"Hei" teriak wanita itu, kemudian dia menjambak rambut Dira.
Dira juga membalas jambakan wanita itu dengan menjambaknya balik.
Banyak pasang mata yang melihat kejadian itu.
Dosen yang akan mengajar pun melihat kejadian itu dan membawa mereka ke ruangan dekan.
*Ruang Dekan*
"Dia yang mulai duluan pak" kata wanita itu.
Dira yang di tuduh hanya melihat - lihat ke arah sekelilingnya.
"Hei kamu, apa kamu tidak ingin membela diri??" tanya dekan pada Dira.
"Hm, gimana ya Pak, saya enggak tau juga, saya nanti di jambak kalau saya bela diri" jawab Dira
"Kania, apa yang dia lakukan padamu?? " tanya dekan pada wanita itu.
"Dekan kok kenal wanita ini ya, tapi enggak kenal aku, parah nih" batin Dira.
Wanita yang bermasalah dengan Dira adalah Kania Ratmaja, putri dari pemilik Universitas X
"Dia melemparkan botol minuman ke arah kepalaku" jawab Kania.
"Hm, aku sudah bilang, aku tidak sengaja, tapi kamu membesar - besarkan masalahnya" Dira membela diri.
"Bukannya minta maaf, kamu malah mengejekku" balas Kania.
"Aku mengejekmu, kamu yang mau menamparku duluan" balas Dira tak mau kalah.
"Kamu yang tidak mau minta maaf" teriak Kania pada Dira.
"Diam" bentak dekan.
Mereka berdua pun terdiam.
"Sepertinya kamu yang bersalah" kata dekan menunjuk Dira.
"Hah, saya pak, saya enggak sengaja melempar botol minuman ke arah kepalanya pak" Dira membela diri.
"Siapa namamu?? " tanya dekan pada Dira.
"Indira Wisnu" jawab Dira pasrah.
"Indira Wisnu" dekan mengulang kata Dira dengan spontan.
"Kamu cucu Bomo Wisnu?? " tanya dekan memastikan.
"Ya, lebih jelasnya anak dari Indra Wisnu, putra satu - satunya bomo Wisnu" Dira menjelaskan.
"Astaga, bagaimana ini, siapa yang harus aku salahkan, tidak mungkin aku menyalahkan putri dari pemilik Universitas X, dan tidak mungkin juga aku menyalahkan cucu dari seorang bomo Wisnu, dia bisa mengahancurkan segalanya" batin dekan.
"Pak, bapak kenapa?? " tanya Dira membuyarkan lamunan dekan.
"Tidak papa" jawab dekan.
"Dekan pasti membelaku, aku kan anak dari pemilik kampus ini" batin Kania percaya diri.
"Sebaiknya kalian saling bermaafan, sepertinya ini hanya kesalahpahaman" kata dekan.
"Apa, kesalahpahaman, jelas - jelas dia yang Memulainya duluan pak" balas Kanja tak terima.
"Tapi kamu juga yang menjambaknya duluan, ya kan kania?? " tanya dekan pada kania.
"Ya, tapi pak.." Kania berusaha membela diri.
"Sudahlah sebaiknya kalian sekarang saling bermaafan, dan segera pergi ke kelas kalian" perintah dekan.
"Baik pak" kata Dira sambil keluar menuju kelas.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments