Hai Kawan, Ini novel pertamaku yang aku tulis, jika ada kekurangan dalam penulisan ataupun kisahnya yang kurang menarik, berkenan kalian mengomentari dengan kata kata yang membangun, selamat membaca... 😊😊
Yoga bangun jam 5 pagi, dia mandi kemudian solat subuh, setelah itu dia membersihkan kost- annya dan memasak untuk dirinya sendiri.
Setelah sarapan, sekitar jam 7 Yoga langsung berangkat ke kampusnya.
Karena jarak antar kost-an dan kampusnya hanya 3 kilo meter, Yoga menggunakan sepeda.
Yoga butuh waktu 15 menit untuk sampai ke kampus nya.
Sesampainya di kampus Yoga langsung mencari namanya di mading, karena disitu terletak pembagian kelas.
Yoga mendapatkan kelas Z, dia langsung mencari kelasnya.
Karena Universitas X sangat disiplin, universitas X langsung membuat jadwal pembelajaran, walaupun hari ini hari pertama mahasiswa baru masuk, mereka langsung diberikan materi.Dan sedikit perkenalan.
Tak berapa lama yoga pun menemukan kelasnya.
Yoga Pratama
*Kediaman Bomo Wisnu*
"Astaga sudah jam 7 " Teriak Dira.
"Aku pasti terlambat" teriaknya lagi.
Dira pun langsung ke kamar mandi.
Setelah Dira selesai bersiap - siap Dira langsung turun.
Indira Wisnu
Di meja makan sudah ada Eyang dan Arif.
"Indi, ayo sarapan" ajak Arif.
"Tidak kak, aku sudah terlambat, nanti saja" kata Dira menolak.
"Kamu berangkat dengan siapa?? " tanya eyang.
"Astaga, aku lupa, aku di rumah eyang sekarang, mana mungkin aku diantar oleh ayah" kata Dira menepuk keningnya.
"Aku akan mengantarmu" kata Arif sambil berdiri menyeruput kopi.
"Makasih kak. Ayo cepat" kata Dira sambil tersenyum.
Arif pun mengantar Dira ke kampus dengan mobilnya.
Setelah 10 menit, mereka pun sampai di universitas X.
"Lumayan juga" kata Dira yang sudah keluar dari mobil
"Apanya yang lumayan?? " tanya Arif dari dalam mobil.
"Kampusnya kak, bukan kakak" kata Dira sambil cengengesan.
"Daa " kata Arif yang sudah melajukan mobilnya pergi.
Arif Wisnu
"Hedeh, punya kakak kok gitu amat ya, enggak ada asyiknya" gerutu Dira.
Dira pun pergi ke mading untuk mencari di mana kelasnya ,Dira ternyata di kelas X. Dira pun langsung mencari kelasnya.
Saat mencari kelasnya, Dira bertemu dengan Santi.
"Kak Santi" sapa Dira.
"Dira" sapa Santi balik, sambil memeluk Dira.
"Kak Santi udah ketemu kelasnya?? " tanya Dira.
"Udah, di sudut sana" jawab Santi.
"Bantu aku nyari kelas dong kak, nanti aku telat masuknya" rengek Dira.
"Oke" kata Santi sambil menggandeng tangan Dira dan langaung berjalan sejajar.
"Kamu di kelas apa?? " tanya Santi
"Kelas X" jawab Dira singkat.
"Aku udah liat kelas X tadi, ayo ikut aku" kata santi yang berjalan mendahului Dira.
"Oke kak" kata Dira menurut.
"BTW, kamu ngambil jurusan apa?? " tanya Santi.
"Pendidikan Kimia kak" jawab Dira.
"Kalo kakak?? " tanya Dira.
"Bisnis" jawab Santi singkat.
"Owh" kata Dira sambil menganggukkan kepalanya.
Dira dan Santi pun sampai di kelas X, sebelum Dira masuk, Dira Berterim kasih pada kakak sepupunya itu.
"Makasih ya kak" kata Dira.
"Kamu ini, kayak sama siapa aja, aku ini sepupumu" kata Santi menggelengkan kepalanya.
"Kakak kok seksi banget sih, kakak itu mau kuliah atau cari cowok sih??" goda Dira pada Santi.
"Enggak lah, tanpa dicari cowok pun dateng ke kakak" jawab Santi sambil tertawa.
"Hm hm" Dira berdehem
"Sana masuk" perintah Santi
Santi Handoko
"Oke kak" kata Dira yang menurut dan langsung masuk ke kelasnya.
Dira dan teman kelasnya menunggu dosen dan kemudian setelah perkenalan, dosen langsung memberi materi.
Setelah 2 jam, materi pembelajaran pun berakhir.
Saat waktu istirahat tiba, Dira langsung menuju kantin, dia sangat kelaparan karena enggak sarapan tadi pagi.
*di kantin*
"Mbak, pesen bakso 2 porsi" kata Dira pada ibu kantin
"Oke dek" sahut pelayan kantin.
"Saya tunggu disana ya mbak"kata Dira sambil menunjuk sebuah meja.
"Cantik - cantik kok rakus bener ya, langsung pesen 2 porsi" batin pelayan kantin.
Saat Dira sedang menunggu pesanannya, Dira menghubungi Santi lewat telepon untuk segera datang ke kantin.
"Hallo kak" sapa Dira.
"Ya Dir, kamu di mana?? " tanya Santi.
"Aku di kantin kak, ayo kesini" ajak Dira.
"Oke, tunggu bentar, aku mau ke toilet dulu" kata Santi.
"Buruan kak, aku udah pesenin buat kakak" kata Dira.
"Iya ya " kata Santi singkat sambil menutup teleponnya.
Beberapa menit kemudian pesanan Dira telah sampai di atas meja.
" Terima kasih mbak" kata Dira ramah pada pelayan kantin.
"ya sama - sama" jawab pelayan kantin.
"Selamat menikmati" sambung pelayan kantin ramah.
Dira pun mulai memakan baksonya, sambil menunggu Santi datang.
Lama dia menunggu Santi tak kunjung datang, lalu dia merasa masih lapar.
Dira pun memakan bakso yang dipesannya untuk Santi.
"Nanti aja dah ku pesenin kak Santi" kata Dira sambil memakan bakso porsi ke 2.
Setelah Dira menghabiskan 2 porsi bakso, Santi belum datang juga.
Dira pun ingin menghampiri Santi ke kelasnya.
"Aku harus ke kelasnya kak Santi, nanti kan keburu ada masuk" kata Dira sambil menuju ke pelayan kantin untuk membayar baksonya..
Dira sudah berada dihadapan pelayan kantin. Dira kebingungan karena tidak menemukan dompetnya.
" Astaga, di mana dompetku?? " tanya Dira kebingungan.
"Maaf dek, adek kenapa?? " tanya pelayan kantin.
" Aku lupa membawa dompetku" jawab Dira gugup.
"Adek pasti enggak mau bayar pesenan mbak kan" bentak pelayan kantin.
Dira menangis saat di bentak oleh pelayan kantin.
"Beneran mbak, saya lupa bawa dompet" kata Dira sambil menangis
"Dek, kami minta di bayar bukan di tangisi" kata pelayan wanita itu kasar.
"Tapi mbak, saya bener-bener lupa bawa dompet, saya hubungi kakak saya dulu ya" kata Dira sambil menyeka air matanya
Dira mencoba menghubungi Santi, tapi sayang smart phone nya low batt.
"Mbak, hape saya low batt, saya enggak bisa ngehubungi kakak saya" kata Dira sedih.
" Pokoknya saya enggak mau tau dek, adek harus bayar sekarang" kata pelayan kantin berteriak
Seorang laki-laki berkacamata mendengar teriakan pelayan kantin, dan langsung menghampirinya.
"Ada apa mbak??" tanya pria itu.
"Ini dek, adek ini enggak mau bayar pesenannya" jawab pelayan kantin.
"Kenapa dia tidak mau bayar mbak??" tanya pria itu lagi.
"Katanya dia lupa bawa dompet" jawab pelayan kantin.
" Owh, mungkin dia bener enggak bawa dompet mbak, dia aja nangis, lihat aja wajahnya mbak, dia juga ketakutan" kata pria itu membela Dira.
"Tapi kan dek, dia harus baya, nanri bisa - bisa, mbak yang kena masalah" kata pelayan kantin membela diri.
Dira sambil menyeka air matanya, seperti sedang mencari - cari seseorang untuk membantunya menyelesaikan masalahnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments