Kak Arif Part 2

Hai Kawan, Ini novel pertamaku yang aku tulis, jika ada kekurangan dalam penulisan ataupun kisahnya yang kurang menarik, berkenan kalian mengomentari dengan kata kata yang membangun, selamat membaca... 😊😊

Dira pergi ke kamar, tidak perduli dengan omongan Arif. Dan Arif juga pergi ke kamarnya dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Saat sampai kamar, Dira baru ingat, dia harus nenghubungi santi.

Dira menelpon santi. Dua kali panggilan santi pun menjawabnya.

"Hallo Dir" Santi memulai pembicaraan.

"Hallo kak Santi" Dira menyapa.

"Ada apa??, tumben menelponku" tanya Santi karena Dira jarang menghubunginya.

" Aku mau tanya kak, boleh?? " jawab Dira dengan pertanyaan, Dira merasa gugup.

"Tanya apa??, jangan gugup aku ini kakakmu kan" kata Santi santai.

"Apa aja keperluan kuliah kak?? " tanya Dira.

"Kamu hanya perlu bawa uang jajan yang banyak buat kakakmu ini, ha ha ha" jawab Santi sambil tertawa.

"Hm, kak Santi, aku serius" kata Dira sopan

"Kamu terlalu formal sama kakak sendiri" balas Santi.

Santi adalah kakak sepupu Dira, Ayahnya merupakan kakak dari Ibunya Dira Rena Wisnu.

Santi seumurun dengan Dira, hanya beda 1 bulan saja.

Dia anak satu - satunya dari pak Hari Handoko, salah satu orang terkaya di kota A, selain eyang Dira.

Memang eyang Dira yang terkaya, tapi pak Hari Handoko lebih terkenal.

"Hm, kakak kan anak pak Handoko, pengusaha yang terkenal itu" jawab Dira yang berusaha bersikap biasa.

"Kamu juga kan, cucu dari Bomo Wisnu, orang terkaya di kota ini" balas Santi tidak mau kalah.

"Jangan bahas keluarga kak, aku mau kuliah" kata Dira serius.

"Iya ya, aku juga tidak tau, aku juga kan baru mau kuliah, jadi tanya saja sama kak Arif" jawab Santi.

"Mungkin hanya perlu bawa buku saja, kan enggak ada kegiatan OSPEK lagi, mungkin kita langsung belajar atau perkenalan diri" sambung Santi.

"Owh ya kak, makasih" kata Dira

"Jangan lupa bawa uang jajan yang banyak ya" kata Santi mengingatkan.

"Pastinya kak" kata Dira setuju.

"Kak aku tutup teleponnya ya, bye" kata Dira yang menutup teleponnya.

"Dasar adek durhaka, langsung tutup aja teleponnya " kata Santi kesal dan tersenyum tipis.

Setelah Dira menutup telepon dia pun pergi menemui Arif ke kamarnya.

"Kak Arif" panggil Dira sambil mengetuk pintu.

"Ya, ada apa??" sahut Arif dari dalam.

"Bukakan pintunya kak, aku mau masuk"jawab Dira.

Arif pun pergi membukakan pintu untuk Dira, dan mempersilakannya masuk.

"Ayo masuk" ajak Arif.

"Wow, rapi bener nih kamar" kata Dira yang melongo melihat kamar Arifyang sangat rapi.

"Kan kamarnya bos" kata Arif menyombongkan diri.

"To the poin aja ya kak, ayo kita belanja" ajak Dira.

"Indi, apa kamu tidak melihat itu??"" tanya Arif sambil menunjukkan laptop dan berkas-berkas yang ada di atas kasurnya.

"Maksud kakak??" tanya Dira polos.

"hedeh, kamu pura - pura enggak tau atau **** sih??" tanya Arif balik.

"Aku ngerti, kakak masih banyak kerjaan" jawab Dira polos.

"Tapi kan kak, baru kali ini loh aku ngajak kakak belanja" sambung Dira.

"Oke - oke, demi adikku yang satu ini, aku akan menunda pekerjaanku" kata Arif sambil menelpon seseorang.

"Kak Arif menelpon siapa?? " tanya Dira penasaran.

"Diam!! " perintah Arif.

"Baiklah" kata Dira pasrah.

"Agus, tolong kamu ke rumah saya, segera, saya tunggu 10 menit" kata Arif tegas di telepon.

"Baik pak, jawab Agus.

"Owh, kakak menelpon pak Agus" kata Dira.

"Apa kamu mau seperti ini pergi belanja?" tanya Arif yang melihat penampilan Dira yang kusut.

"Bentar dulu kak, aku ganti baju dulu" jawab Dira, dan dia segera lari ke kamarnya.

Setelah 10 menit Agus pun datang dan langsung menuju ruangan kerja Arif.

"Selamat sore pak, ada apa gerangan pak Arif menyuruh saya kesini" kata Agus sopan.

"Kerjakan ini, besok saya harus bertemu dengan klien dengan membawa berkas ini" perintah Arif pada Agus sambil menyerahkan beberapa berkas.

"Baik pak" jawab Agus dan langsung pergi, karena dia tau sifat bosnya, karena kalau dia tidak segera pergi dia akan dibentak.

Arif membentak karena dia tidak suka, orang yang harus pergi karena urusannya telah selesai tidak perlu disuruh pergi lagi.

Arif orangnya to the poin dan dingin, apalagi dengan orang yang tidak dia kenal.

Setelah memberi berkas pada Agus Arif pun langsung menghampiri Dira.

"Indi, apa kamu belum selesai??" tanya Arif di depan pintu kamar Dira.

"Udah kak, tunggu bentar" jawab Dira.

Dira pun membuka pintunya ,Arif melongo melihat penampilan Dira.

"Wow" kata Arif .

"Hei kak, aku tau aku cantik" kata Dira percaya diri.

"Ayo kak, nanti kemaleman" sambung Dira, sambil mengandeng tangan kakaknya.

Mereka berdua pun menuju mobil.

Satpam membukakan mobil yang disana sudah ada sopir yang menunggu.

"Turun" perintah Arif pada sopir.

"Baik tuan" jawab sopir, dan langsung turun dari mobil.

"Ayo naik Indi, kenapa kau bengong?" kata Arif yang melihat Dira yang bengong

"Iya ya " kata Dira tersadar.

"Apa kamu kira aku sopir mu??" tanya Arif, karena melihat Dira masuk mobil dikursi bagian belakang.

"Oke kak, aku kesana" jawab Dira gugup dan masuk ke mobil di kursi bagian depan.

Dira bengong karena dia baru melihat sisi lain dari kakak angkatnya itu, yang sangat dingin, dia tidak menyangka karena selama ini dia bersikap hangat padanya.

*Di mobil*

"Indi, kamu mau beli apa?? " tanya Arif.

"Tadi dia sangat dingin, sekarang kenapa jadi hangat " batin Dira

"Hanya beberapa alat tulis dan sepatu dan tas" jawab Dira gugup

"Kenapa kamu gugup?" tanya Arif santai.

"Aku tidak akan memakanmu" sambung Arif.

"Kakak tiba - tiba dingin, tiba - tiba hangat, aku jadi bingung" jawab Dira polos.

"Ya tergantung situasi" kata Arif.

Setelah 20 menit, mereka pun sampai di sebuah mall.

Dira pun memilih beberapa alat tulis , sepatu dan tas, dan kemudian pergi membayarnya ke kasir.

"Astaga, aku lupa bawa dompet" batin Dira.

Arif yang melihat Dira khawatir, langsung menghampirinya ke dekat kasir.

"Ada apa?? " tanya Arif.

"Aku lupa bawa dompet kak" jawab Dira yang keringatan karena takut akan diusir kalau tidak membayar.

"Ha ha ha , kamu ini, kamu lupa kalau kamu punya kakak seorang Arif Wisnu" kata Arif menertawai adiknya itu.

Semua orang yang berada di tempat itu melihat mereka berdua, beberapa cewek gatal mengedip - ngedipkan matanya ke Arif.

"Dasar, cewek-cewek genit" kata Dira.

"Maklum lah kan kakakmu ganteng" kata Arif membanggakan diri.

Arif kemudian membayar belanjaannya Dira, dan mereka pun pulang ke rumah eyang.

Bersambung

Episodes
1 Latar Belakang Keluarga Wisnu
2 Yoga Pratama
3 Kak Arif
4 Rencana Licik
5 Kediaman Bomo Wisnu
6 Kak Arif Part 2
7 Yoga Pratama Part 2
8 Hari Pertama Masuk Kuliah
9 Perasaan Benci
10 Tumpangan
11 Ajakan
12 Pesta Ulang Tahun
13 Pesta ulang tahun Part 2
14 Salah Paham
15 Jebakan Aulia dan Tito
16 Sahabat Baru
17 Sahabat Lama
18 Bos Kania
19 Sewa Restoran
20 Sahabat Baru Yoga
21 Mulai Percaya
22 Undangan Pesta pertunangan
23 Menyampaikan Kebenaran
24 Penolakan Yoga
25 Kebersamaan
26 Pingsan
27 Kedatangan Tamu
28 Hanya Sahabat
29 Kakak?
30 Perjodohan
31 Khawatir
32 Pernikahan
33 Malam Pertama
34 Kabur
35 Pembuktian Cinta
36 Kejam
37 Penolong
38 Doni
39 Siapa Yang Jahat ?
40 Siapa Yang Jahat ? 2
41 Ditangkap Polisi
42 Terpaksa
43 Mama Vena
44 Harus Pergi Kemana?
45 Demi Cinta?
46 Panggilan Yang Terasa Aneh
47 Gagal
48 Yora atau Gapra?
49 Jangan Pergi
50 Rencana Berhasil
51 Flashback Tentang Rencana
52 Ingin Sekolah
53 Kecelakaan
54 Ditahan
55 Bebas
56 Vita dan Kevin
57 Rencana Pernikahan Arif
58 Tawaran Kerjasama
59 Keluarga Doni
60 Hilang Ingatan
61 Mencari
62 Anak Presdir
63 Kota A
64 Deal
65 Arfi
66 Arya/Yoga
67 Sedikit Ingatan Kembali
68 Ingat
69 Cemburu
70 Will You Marry Me, Friend??
71 Cerai
72 Sadar
73 Jual Rumah
74 Hamil
75 Perceraian kita?.Banyak yang menantinya
76 Calon Anak
77 Jangan Ada Yang Disembunyikan
78 Yodi
79 Doni & Reina
80 Pernikahan Doni & Reina
81 Yoga Pratama
82 Indira
83 Pergi
84 Terpaksa Menikah
85 Dia Kembali
86 Pindah
87 Teman Baru
88 Ingin Diakui
89 Ingin Diakui 2
90 Kecewa
91 Belum Mencintai
92 Nyatakan Cinta
93 Sakit
94 Di pecat
95 Salah Paham
96 Pernikahan
97 Yodi & Yora
98 Ditolak
99 Rumit
100 Tamat
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Latar Belakang Keluarga Wisnu
2
Yoga Pratama
3
Kak Arif
4
Rencana Licik
5
Kediaman Bomo Wisnu
6
Kak Arif Part 2
7
Yoga Pratama Part 2
8
Hari Pertama Masuk Kuliah
9
Perasaan Benci
10
Tumpangan
11
Ajakan
12
Pesta Ulang Tahun
13
Pesta ulang tahun Part 2
14
Salah Paham
15
Jebakan Aulia dan Tito
16
Sahabat Baru
17
Sahabat Lama
18
Bos Kania
19
Sewa Restoran
20
Sahabat Baru Yoga
21
Mulai Percaya
22
Undangan Pesta pertunangan
23
Menyampaikan Kebenaran
24
Penolakan Yoga
25
Kebersamaan
26
Pingsan
27
Kedatangan Tamu
28
Hanya Sahabat
29
Kakak?
30
Perjodohan
31
Khawatir
32
Pernikahan
33
Malam Pertama
34
Kabur
35
Pembuktian Cinta
36
Kejam
37
Penolong
38
Doni
39
Siapa Yang Jahat ?
40
Siapa Yang Jahat ? 2
41
Ditangkap Polisi
42
Terpaksa
43
Mama Vena
44
Harus Pergi Kemana?
45
Demi Cinta?
46
Panggilan Yang Terasa Aneh
47
Gagal
48
Yora atau Gapra?
49
Jangan Pergi
50
Rencana Berhasil
51
Flashback Tentang Rencana
52
Ingin Sekolah
53
Kecelakaan
54
Ditahan
55
Bebas
56
Vita dan Kevin
57
Rencana Pernikahan Arif
58
Tawaran Kerjasama
59
Keluarga Doni
60
Hilang Ingatan
61
Mencari
62
Anak Presdir
63
Kota A
64
Deal
65
Arfi
66
Arya/Yoga
67
Sedikit Ingatan Kembali
68
Ingat
69
Cemburu
70
Will You Marry Me, Friend??
71
Cerai
72
Sadar
73
Jual Rumah
74
Hamil
75
Perceraian kita?.Banyak yang menantinya
76
Calon Anak
77
Jangan Ada Yang Disembunyikan
78
Yodi
79
Doni & Reina
80
Pernikahan Doni & Reina
81
Yoga Pratama
82
Indira
83
Pergi
84
Terpaksa Menikah
85
Dia Kembali
86
Pindah
87
Teman Baru
88
Ingin Diakui
89
Ingin Diakui 2
90
Kecewa
91
Belum Mencintai
92
Nyatakan Cinta
93
Sakit
94
Di pecat
95
Salah Paham
96
Pernikahan
97
Yodi & Yora
98
Ditolak
99
Rumit
100
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!