"Stop disitu, jangan mendekat."
"Kenapa? gak boleh kesitu sih."cemberut Ella sambil menghentikan langkahnya.
"Pokonya diam disitu, jauh-jauh dari saya."ucap Ray dingin.
"Emangnya akute ada virusnya, ya? sampai bapak dosen gak mau deket-deket sama aku."gerutu Ella kesal.
"Udah diem, gak usah ngoceh. Meningan kita renang aja."ujar Ray.
"Ini juga lagi renang, makannya ada didalam air. Emangnya bapak dosen pikir lagi mancing apa?"cebik Ella.
"Dua-duanya."lirih Ray tapi Ella bisa mendengarnya.
"Jadi maksud bapak dosen, akunya renang sambil mancing gitu?"tanya Ella menatap tajam Ray.
"Iya, kamu sudah memancing sesuatu."Jawab Ray ambigu.
"Memancing sesuatu apasih? akunya kan gak ngerti. Bapak dosennya lagi ngomongin apa sih?."tanpa sadar Ella mendekat kearah Ray.
Dan itu sukses membuat Ray kembali panas dingin, karena melihat gundukun sesuatu yang terjiplak jelas di depan matanya. Bahkan sampai menyembul keluar, ingin rasanya dia menyentuhnya, pasti sangat lembut dan juga kenyal.
"Bapak dosen kenapa diem aja, sih?"tanya Ella yang sudah berada di hadapan Ray.
"Makin panas dingin aja, badan gue."lirih Ray, tapi masih terdengar oleh Ella.
"Bapak dosen meriang? kenapa gak bilang sih."Ella mengangkat tangannya lalu menyentuh kening Ray.
Makin kelabakan aja si Ray, sekarang dia melihat gundukan itu tepat di depan wajahnya. Sungguh begitu menggiurkan.
"Tapi gak panas kok, bapak dosen naik aja ya. Gak usah renang lagi, nanti malah tambah parah meriangnya."Ella menyentuh pinggang Ray, yang masih mematung. Mungkin maksud Ella dia ingin memapah Ray begitu kali ya.
Serrrr!
Rasanya Ray seperti tersengat listrik, saat Ella menyentuh pinggangnya. Dia hanya pasrah saja dan tidak melawan, saat Ella membawanya naik kepermukaan.
"Bapak dosen, duduk disini yak."Ella menundukan Ray dikursi pinggir kolam.
"Bapak dosen beneran sakit euy, inimah. Dari tadi dia diem-diem bae, apa mungkin dia sawan kali, ya."lirih Ella sambil mengelap tubuh Ray dengan handuk.
"Saya baik-baik saja kok."sahut Ray, karna dia masih mendengar lirihan Ella barusan.
"Aku pikir bapak dosen sawan, soalnya diem terus ih, dari tadi."ujar Ella, kali ini dia mengeringkan rambut Ray.
Dia menggerak-gerakan tangan mungil itu, sehingga sesuatu dihadapan Ray juga ikut bergerak. Hingga Ray merasakan ada sesuatu yang menegang.
"Apa itu? kok ada yang gerak-gerak sih dicelana bapak dosen."ucap Ella polos sambil menunjuk celana Ray.
"Em, ini. Anu apa, kayaknya ada tikus masuk tadi pas di dalam kolam. Jadi dia gerak-gerak ingin keluar, saya kekamar dulu mau buang tikusnya."ucap Ray gelagapan, sungguh polos sekali gadis di hadapannya ini.
"Disini aja, keluarinnya bapak dosen. Aku mau lihat, aku suka tikus lucu ih, gemes. Ayok cepet keluarin, kasian dia didalem engap pasti."pinta Ella riang.
"Gak bisa Stela."geram Ray, sungguh dia sudah tidak tahan lebih lama lagi didekat Ella, perasaannya kini sudah tak karuan.
"Ayolah, aku mau lihat tikusnya. Ayok cepet buka."ujar Ella hendak meraih sesuatu yang masih bergerak itu.
"Stela stop, hentikan."Ray langsung berlari dengan tergesa-gesa menuju kedalam kamar yang ada divila itu. Bisa hilap dia kalau terus-terusan dalam kondisi seperti itu.
Setelah Ray sampai dikamar, dia segera menuju kamar mandi. Lalu dia mengguyur tubuhnya dibawah shower, untuk menjernihkan piktornya. dan juga supaya tubuhnya kembali normal, tidak lagi panas dingin.
"Ini hari keberuntungan gue, atau kesialan gue sih. Enak sih, bisa memandang sesuatu yang indah dan juga menyegarkan mata. Tapi akhirnya malah membuat gue menderita."lirih Ray sambil mengambil handuk lalu dia lilitkan di pinggangnya. Setelah itu dia pun keluar dari kamar mandi, dan segera mengenakan pakaiannya.
"Aneh bangt sih, kok bisa ya? tikus masuk kedalam celana. Berarti disini banyak tikusnya dong? udahan ah renangnya, ntar akunya digigit lagi."gumam Ella lalu dia melangkahkan kakinya menuju kamar yang dia pake untuk ganti baju tadi, karna di vila itu ada beberapa kamar.
Saat Ella sampai kamar, dia langsung saja bergegas mandi dan juga berganti pakaian. Setelah selesai dia pun keluar untuk menghampiri Ray.
"Bapak dosen dimana ya?"dia menelisik kesemua penjuru ruangan, untuk mencari keberadaan Ray.
"Bapak dosen, ayok kita pulang. Ini udah sore, nanti Mamih aku marah kalau pulangnya telat."ucap Ella pada Ray yang tengah duduk disopa.
"Ok, kita pulang sekarang."ucap Ray dingin.
"Ya udah, ayok."Ella segera keluar dari vila itu dengan menggendong tasnya.
"Bapak dosen ayok, lama banget sih jalannya."ucap Ella tidak sabaran, sambil berdiri disamping pintu mobil yang masih terkunci.
"Ck, dasar bocah. Gak sabaran banget sih."Ray membuka kunci mobil itu, lalu Ella pun masuk kedalamnya begitu juga dangan Ray.
"Bapak dosen udah mendingan?"tanya Ella saat mereka ditengah perjalanan.
"Memangnya saya kenapa?"tanya Ray balik.
"Kan tadi, katanya bapak dosen panas dingin. Berartikan bapak dosen meriang."ujar Ella.
"Memang panas dingin itu, hanya karna meriang saja."
"Iya, memangnya karna apa lagi?"
"Karna kamu."Ray keceplosan.
"Loh, kok karna aku, sih. Aku kan bukan penyakit."ucap Ella cemberut.
"loe bikin gue lebih menderita., daripada meriang. lo bikin gue sakit kepala atas bawah, tau ngak."Jawab Ray tapi dalam hati.
"Hm."
"Bapak dosen gak punya jawaban lain apa, selain hm."kesal Ella.
"Hm."
"Ih, dasar ngeselin. Aku berasa kayak ngomong sama tembok aja, bikin bete tau ngak."Ella semakin kesal.
"Terus kamu, mau aku jawab apa?"
"Apa aja, yang penting jangan hm."
"Baiklah."
Merekapun telah sampai dikediaman Ella.
Begitu turun dari mobil, Ella langsung ngibrit masuk kedalam rumah dengan di ikutu oleh Ray dari belakang.
"Asalamualaikum."ucap Ray saat dia masuk kedalam rumah.
"Waalaikum salam."jawab mereka serempak.
"Sini Ray, duduk dulu."ucap Satria.
Ray pun menundukan dirinya disopa yang bersebrangan dengan Satria, yaitu disamping Ella.
"Kalian dari mana?"tanya Rina.
"Kita habis renang Mih."Jawab Ella.
"Pantes aja pulangnya telat, kalian renang dimana?"tanya Rina lagi.
"Di Villa nya, bapak dosen Mih,"Ella lagi yang menjawab.
"Villa yang mana? kenapa gak pergi ke Water park aja. Kan disana rame."ujar Rina.
"Tadi aku udah pergi kesana, sama Dedel Mih. Ih, akunya malah disuruh pulang sama bapak dosen kesel kan aku jadinya."cebik Ella.
"Maaf tante, bukannya saya ingin membuat Ella kesal. Saya melakukan itu karna punya alasan tersendiri."jelas Ray, gak mungkin juga kan, kalau dia bilang dia gak rela tubuh mulus Ella dilihat oleh orang lain selain dirinya.
"Tidak papa Ray, tante paham kok. Tante tau gimana kelakuan anak ini kalau lagi berenang, kagak tau malu."ucap Rina.
"Ih, Mamih kok malah ngatain aku gak tau malu, sih."kesal Ella.
"Lah, emang kenyataannya gitu kan. Gak nyadar, lo."sahut Satria.
"Kenapa sih, hari ini semua orang menyebalkan. Selalu bikin akunya kesel, gak bapak dosen, gak Mamih, gak Kasat, semuanya bikin aku bete. Kalian semua sungguh menyebalkan."ucap Ella dengan wajah yang memerah.
"Tuh kan, akunya jadi lupa. Kalau akute lagi mogok bicara sama bapak dosen. Sekarang aku mau mogok bicara sama kalian semua aja."
Like dong😘😘
Comen dan kritikannya juga😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
@sulha faqih aysha💞
hahahaha kalau bicara ngapain nyerocos aja 😂😂
dan tikus dalam celana Ray kalau gigit malah tambah enak Ella 😂😂
2022-09-22
2
*~W¥^ Al~*
ya elah polos apa polos ell
2022-07-09
1
Nida fau🥰
ngakak Ella polos nya kebangetan🤭🤭
2022-06-01
2