Terlihat kedua manusia yang bikin mereka heboh sedari tadi, Ella berjalan dengan dirangkul oleh Ray, membuat orang-orang yang ada didalam menjadi cengo. Mereka pikir anak-anaknya kabur dari perjodohan, taunya mereka sedang bersama dan yang bikin mereka penasaran, kenapa kemeja Ray dipake oleh Ella, penampilan Ella juga sangat berantakan, mata sembab, rambut acak-acakan. Sementara Ray dia hanya mengenakan kaos putih tipis yang menampilkan tubuh sispaknya.
"Kalian darimana saja hah? tau gak kita dari tadi heboh nyariin kalian berdua."kesal Satria yang melihat kedatangan mereka berdua.
"Sorry bro, nih adek lo yang ngajak kepasar malam dulu."ujar Ray sambil berjalan menghampiri mereka lalu dia mendudukan Ella disopa.
"Ini Ella kenapa?"tanya Rina yang melihat anaknya hanya diam saja ditambah pipinya yang basah bekas airmata.
"Ella tadi naik wahana kora-kora, tante. Dia maksa pengen naik itu, tapi pas baru setengah jalan dia udah pusing, terus nangis deh pengen turun. Setelah kita turun dia malah muntah hingga mengenai seluruh pakaiannya."Ray menjelaskan apa yang terjadi tadi.
"Apa? jadi Ella muntah. Terus yang bersihin dan ganti bajunya siapa? setau tante Ella itu paling jijik sama muntahan. Meskipun itu adalah muntahnya sendiri."jelas Rina,
Ray menjadi bingung harus jawab apa, masa iya, dia harus jawab jujur. Bahwa dirinya lah yang mengganti pakaian Ella dan juga membersihkan tubuhnya.
"Em, itu tante, saya yang ngelakuin semua itu. Tapi saya tidak berbuat yang macem-macem kok tante sama Ella, saya hanya membantunya saja karna Ella terus-terusan menangis dan malah lesehan di lantai depan toilet."ucap Ray gugup, dia tau dia salah, karna telah lancang melihat bagian tubuh anak gadis orang.
Semua orang yang ada disitu saling pandang, mereka ingin menertawakan Ray yang sedang menunduk dan juga meremas jari-jari tangannya. Ray yang biasanya tegas dingin datar kini bahkan tidak berani mengangkat wajahnya.
"Ray, angkat kepalamu tidak usah menunduk begitu. Kami tidak marah padamu, justru kami berterimakasih karna kamu sudah membantu Ella."ucap Andi yang tidak tega melihat Ray terus menunduk, entah gugup atau apa.
"Apa om tidak marah?"Ray mengangkat kepalanya untuk melihat calon ayah mertuanya yang sedang tersenyum kepadanya.
"Tidak, siapa bilang om marah!"Andi tersenyum hangat.
"Tapi om saya kan......"
"Sudah melihat bagian tubuh Ella, tidak apa Ray. Ini bukan salah kamu, Ellanya saja yang terlalu polos. Bahkan dia tidak tau malu pakaiannya dibuka oleh seorang pria, dia tidak merasa takut sama sekali. Ella ini sangat polos dan juga manja Ray, ini semua salah kami yang terlalu memanjakannya. Om harap kamu akan sabar menghadapinya jika dia sudah menjadi istri mu."tutur Andi menghela nafas panjang.
"Papih ngomongin apa sih? siapa yang bakalan jadi istri bapak dosen?"sahut Ella yang sedari tadi hanya diam saja.
"Kamu sayang! kamu mau kan menikah dengan Ray?"ucap Rina sambil mengelus kepala putrinya.
"Gak mau ah, Mih. Bapak dosen kan dingin, nanti akunya beku lagi."Ray yang mendengar ucapan Ella hanya bisa menggerutu dalam hati, sementara yang lainnya hanya tersenyum dan menatap kearah Ray yang mukanya sudah ditekuk.
"Nanti kalau sudah menikah, kak Raynl nya gak bakalan dingin lagi kok sayang. Nanti dia akan berubah mejadi hangat. Kamu mau ya, nak?"Wina ikut membujuk calon mantunya.
"Caranya gimana tante supaya bapak dosen menjadi hangat? di guyur pake air mendidih kah? atau direndem?"Ella bertanya dengan polosnya.
"Direbus aja, sekalian."ucap Ray kesal.
"Nah, bener itu bapak dosen. Direbus aja biar cepet, kan mamih punya tuh panci yang gede. Ntar pinjem aja buat ngerebus bapak dosen."Ella malah menanggapi ucapan Ray dengan tersenyum manis.
"Sekalian aja, lu dikasih bumbu dek. jangan lupa juga pake penyedap rasa, biar makin mantep."sahut Satria yang sedang tertawa puas, karna sahabatnya telah menjadi korban sang adik.
"Kenapa harus pake bumbu Kak?"tanya Ella bingung.
"Kan tadi elu, mau rebus si Ray. Yaudah tambahin bumbu, biar lebih enak."ujar Satria.
"Emangnya bapak dosen ayam apa? pake dikasih bumbu sagala."cebik Ella.
"Lah, kan tadi elu yang mau ngerebus dia duluan."Satria jadi ikut kesal.
"Aku kan mau ngerebus bapak dosen biar hangat, supaya dianya gak dingin lagi begitu Kasat. Bukan mau dibikin ungkeb bapak dosen."jelas Ella sambil menatap sang kakak.
"Bukannya hangat lagi itumah, tapi panas pake banget, iya gak Ray?"Satria melirik kearah Ray, yang sedang kesal karna dia jadi bahan pembicaraan kedua kakak beradik itu.
"Bukan lagi panas, tapi gue mati."Jawab Ray dingin.
"Udah, jangan debat mulu. mending Kita makan malam dulu aja, yuk. Nanti kita omongin lagi tentang perjodohan ini setelah makan."lerai Rina.
"Tapi Ella ngantuk mih, pengen bobo aja gak mau makan."ucap Ella yang sudah menguap dan matanya juga memerah, sepertinya dia benar-benar mengantuk.
"Makan dulu ya, Ell. Nanti bobonya setelah kamu makan, kamu juga harus mandi dulu, terus ganti baju ya. Biar bobonya nyaman."ujar Rina.
"Tapi akunya ngantuk banget mih, di mandiin aja ya, sama Mamih."pinta Ella tanpa rasa malu.
"Eh, kok dimandiin sama mamih? Ella ini udah gede, malu atuh. Liat noh ada calon suami sama calon mertua kamu, gak boleh gitu ya. Ella harus belajar untuk dewasa, umur Ella kan udah mau Duapuluh."jelas sang Rina menasihati Ella.
"Ih, Mamih ma gitu, yaudah deh Ella mau mandi dulu."Ella beranjak dari tempat duduknya kemudian dia berjalan menaiki tangga untuk menuju kekamarnya.
"Maaf ya Win, Sul, nak Ray. Ella sipatnya memang begitu, masih kekanak-kanakan."Rina meresa tidak enak pada mereka karna kelakuan Ella tadi.
"Tidak papa Rin, putri kamu sangat menggemaskan."ujar Wina.
"Saking menggemaskannya, sampe pengen nyubit ususnya, kan tante."timpal Satria.
"Enggak dong Sat, tante serius. Tante suka sipat Ella yang apa adanya, kepolosonnya mungkin karna umurnya yang masih belia, nanti juga dia akan dewasa seiring berjalannya waktu."tutur Wina.
"Apa nak Ray akan tetap menerima perjodohan ini? setelah tau sipat putri kami yang seperti itu?"tanya Rina kepada Ray.
"Saya akan menerima Ella apa adanya tan, saya bukan tipe orang yang suka melanggar janji."Jawab Ray tegas.
"Syukurlah, jadi kita tinggal menentukan rencana pernikahannya."timpal Andi.
"Tapi bagaimana dengan putri mu Ndi? apa dia akan setuju?"tanya Samsul.
"Urusan Ella, itu bisa diatur. Dia akan menuruti apa kata kami, selama kami bilang ini untuk kebaikannya."jelas Andi.
"Konsep pernikahannya gimana?"tanya Wina.
"Tentang itu, nanti kita tanyakan saja pada Ella. Setelah selesai makan malam."Jawab Rina.
"Kapan acara pernikahannya?"tanya Andi.
"Secepatnya, kan lebih cepat lebih baik."ujar Samsul.
"Tapi kan, Ella masih kuliah om."ucap Satria.
Like, Comen and Vote ya😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 249 Episodes
Comments
RistaRia
🤣🤣🤣 bener2 nich cerita bikin sakit perut karena bikin ketawa gak ada abisnya..mana sayur gw hampir ajja gosong karena kebanyakan ketawa🤣🤣🤣😇
2023-08-31
1
Qaisaa Nazarudin
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-01-02
0
Qaisaa Nazarudin
Kepolosan yg bahaya,polos ya polos tapi gak segitu nya juga,kan udah kuliah udah gede juga,bukannya anak SMP atau SMA juga kan🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2023-01-02
0