papa yang tertukar

Ajeng berusaha mencoba mengingatkan Iki tentang dirinya dan yang lain nya tapi Iki tetap tidak bisa mengingat nya..

"Iki sayang lihat ini Poto kamu saat kamu berusia 2 tahun,kau sangat menyukai es krim dan sampai saat ini pun kau sangat menyukai nya,dan lihat ini Poto kamu kemarin saat di mall xx,, ucap Ajeng mengingatkan

"Apakah aku sangat menyukai itu Tante"

"Iki ini mamah na,mama yang mengandung dan membesarkan mu hiks hiks hiks"

"Sabar Ajeng kita harus berusaha lebih keras lagi agar Iki bisa mengingat kembali masa lalunya"

"Tapi bu sampai kapan dia tidak mengingatku bu"Iki yang melihat mama nya menangis seketika teringat akan bayangan masa lalunya

"Awww"pekik Iki membuat sang mama khawatir

"Ada apa nak,dimana yang sakit sayang"

"Mama"

"Iki sayang kau mengingat mama nak"

"Aku ingat tapi aku belum mengingat semua nya"ucap Iki lirih karna tak kuasa melihat air mata sang mama

"Tidak apa-apa nak,Iki sudah mengingat mama pun mama sudah sangat senang"ucap Ajeng sambil memeluk dan mencium Iki

"Lihat bu Iki sudah mengingat ku bu"

"Iya nak Alhamdulillah,kalo Iki ingat tidak dengan nenek"ucap sang nenek yang mendapatkan gelengan kepala dari Iki

"Belum aku belum bisa mengingat nya,tapi aku akan berusaha nek"

saat semua orang sedang bertanya kepada Iki amar datang membawakan Iki buah dan coklat

"Maaf jika saya mengganggu waktu kalian"ucap amar

"Tidak apa-apa pak amar"ucap ibu dimas

"Bagus lah,saya kesini untuk bertemu dengan Iki dokter bilang kemarin dia sudah sadar"

"Betul pak tapi Iki kehilangan ingatan nya saat ini"

"Dan itu semua gara gara kamu"ucap Ajeng ketus

"Ajeng jangan seperti itu nak kan ibu sudah bilang kecelakaan itu tidak sepenuhnya salah mereka"ucap sang ibu mengingat kan

"Tapi bu"saat Ajeng ingin mengatakan sesuatu tiba tiba Iki memanggil amar dengan sebutan papah

"Mama jangan marahi papa lagi,kasihan papa"ucap Iki sembari menunduk

"Tapi sayang dia itu bukan papa mu"

"Bukan papa ku?hiks hiks hiks"

"Cup cup cup sudah Iki jangan menangis lagi ya benar kata mama kamu om ini bukan papa mu tapi Iki boleh memanggil om dengan sebutan papa bagaiman"ucapan amar di sambut antusias dan senyuman di wajah Iki

"Terimakasih papa,Iki sayang sama mama dan papa"ucap Iki sambil memeluk amar

"Tapi"

"Sudah Ajeng biarkan Iki seperti itu,lagi pula tuan amar pun tidak keberatan"ucap sang ibu

"Hm baiklah,lebih baik ibu pulang dulu dan istirahat sudah 4 hari ibu di sini menjaga Iki ibu pasti cape dan lelah kan jadi sebaiknya ibu istirahat duku"

"Tapi ibu tidak apa-apa Ajeng ibu sehat ibu masih ingin menjaga Iki di sini"

"Jika ibu nanti sakit lalu siapa yang menjaga Iki di saat aku bekerja nanti"

"Baiklah lah ibu pulang dulu,kau jaga iki jika ada sesuatu langsung kabari ibu"

"Ibu tenang saja aku pasti segera mengabari ibu"

akhirnya ibu Dimas pun pulang untuk beristirahat karna sejak kecelakaan terjadi ibu Dimas selalu menjaga Iki sampai2 dia tidak memperhatikan kesehatan nya saat Ajeng kembali ke ruangan Iki ternyata Iki sedang tertidur di lengan amar

"Iki sayang sudah saat nya minum obat nak"

"Suttt,Iki sedang tidur kecilkan suara mu itu"

"Maaf maaf aku tidak tau jika Iki tertidur lebih baik kau letakan saja Iki di bantal nya"

"Tidak apa-apa lagi pula Iki baru tertidur belum cukup nyenyak untuk aku memindahkan nya"

"Terserah kau saja,dan ya untuk kejadian tadi aku meminta maaf karna Iki memanggil mu papa"

"Tidak masalah lagi pula aku senang dia memanggilku seperti itu jadi berasa aku sudah mempunyai anak saja"

"Kau gila ya dia itu bukan anak mu harus nya kau marah dan ya jangan coba-coba kau merebut anak ku"ancam Ajeng

"Kau tenang saja walaupun aku sangat menyukai anak mu tapi aku tidak akan merebut nya dari mu"

"Bagus lah jika kau sadar diri"

"Ngomong ngomong dimana suami dan ayah anak mu"

"Untuk apa kau ingin tau,kau tidak punya hak bertanya seperti itu"

"Baik lah jika kau tidak ingin memberitahu ku tidak Maslah aku hanya bertanya saja"