2. Apakah Tuhan Itu Ada?

"Selamat malam, Pak," ucap seseorang dari samping kiri. Ia adalah dokter yang menangani istriku di dalam ruang UGD.

Aku pun berdiri dari tempat duduk semula. "Eh, Dok."

"Jadi begini, Pak. Saya ingin mengatakan yang sebenarnya malam ini, akan tetapi tidak di sini."

"Iya, Dok."

"Mari, Pak. Ikut dengan saya ke ruangan," ajaknya dengan lembut dan tatapan wajah sangat semringah.

Aku pun mengikutinya dari belakang. Langkah yang semakin berat membuat diri ini tak mampu untuk berkata apa-apa. Bagai menelan ribuan kilogram jarum tajam, menusuk hati serta menyayat sebuah kenyataan.

Malam itu, di rumah sakit H. Anwar Mangunkusumo. Aku duduk di bangku berwarna hitam sebagai pendengar sebuah nasihat dari dokter yang tengah membawa sebuah informasi untuk istri tercinta.

Tatapan matanya membuatku seakan tak bisa berpaling, karena tampak sangat sedih dan ia sesekali menekan mulutnya dengan tangan kanan.

"Jadi begini, Pak. Anda yang sabar dalam menghadapi ini semua."

"Dok, jangan bertele-tele. Katakan secepatnya yang terjadi pada istri saya, Dok!" hardikku dengan nada suara ngegas.

"Oke-oke! Saya akan mengatakannya."

Aku yang kala itu berdiri dan menatap wajah dokter dari depan, seketika membanting tubuh untuk tetap tenang dan meredahkan emosi yang tak terkendali.

Ia menarik napas panjang dan membuang dari mulutnya. "Pak. Istri Anda pendarahan, dan anak yang di kandungannya telah gugur. Sekarang, istri Anda sedang kritis dan komah."

Seketika kepala ini seperti tengah diterpa hujan badai. Petir seakan menyambar otak dengan sebuah pernyataan tentang sebuah cerita yang tak ingin aku dengarkan. Tangan kanan memukul meja dengan sangat keras.

"Dok! Pasti Anda sedang bercanda, 'kan, pada saya? Coba jelaskan yang sebenarnya, enggak mungkin istri saya keguguran. Katakan, Dok!" kedua tanganku mencengkeram kerah baju lawan bicara dan menariknya dari tempat duduk.

"Pak, semua memang fakta. Anda sabar menghadapi ini semua, serahkan pada Allah. Karena ialah yang memberikan anugerah anak dan ia juga yang mengambilnya."

"Tapi ini kali ketiga saya gagal, Dok! Pokoknya Anda harus menyelamatkan anak saya, berapa pun biayanya, akan saya bayar asal janin itu tetap ada ...." Tangis itu mewarnai kisah kelam malam ini. Air mata seakan tak bisa menjelaskan apa yang terjadi.

Kulanglahkan kedua kaki dan berjalan menuju ruang UGD. Tepat di depan portal bertuliskan Ruang Gawat Darurat, aku berhenti seketika. Menoleh ke arah kiri dan menatap dari balik pintu kaca. Alat Elektrokardiogram atau disingkat dengan EKG berbunyi lambat.

Menyaksikan semua ini dengan kedua bola mata, aku memukul pintu ruang UGD dengan tangan kiri.

"Tidak mungkin aku kehilangan anak lagi."

"Ini adalah ketiga kalinya aku gagal menjadi seorang ayah."

"Ya, Tuhan ... apa salahku selama ini? Apakah kau benar-benar ada? Atau hanyalah sebuah anggapan semu untuk para umat yang memang memerima keadilan dalam hidup ini."

Merengek dan menangis, aku pun mengubah posisi menjadi jongkok hingga akhirnya tertidur di depan pintu ruang UGD.

***

Pagi telah tiba, tapakan kaki terdengar seperti mengarahku saat ini. Dalam samar, aku mencoba membuka kedua bola mata. Menatap penuh hati-hati pada orang-orang yang sudah berkumpul di depan ruang UGD.

Mereka menatapku dengan penuh keanehan. Rupanya aku telah tertidur hingga pagi hari. Lalu, kedua tangan mencoba untuk membangkitkan badan. Sebisa mungkin untuk tetap berdiri tegak dan menghapus air mata.

Kedua kaki menapak dengan penuh hati-hati menuju sebuah taman. Ya, tepat di depan ruang praktikum yang dipenuhi dengan berbagai bunga-bunga indah.

Bagaimana rasanya berdamai dengan waktu. Setelah semalaman meratapi dan mendikte akan kebesaran Tuhan yang entah kapan ia tunjukkan. Belum lagi harus menyaksikan sebuah peristiwa kehilangan seorang anak untuk yang ketiga kalinya.

Dari belakang tubuh, seseorang menyentuh pundakku perlahan. Seketika kutoleh siapa gerangan yang datang.

"Tuan, ini bibi bawa makanan dari rumah untuk mengganjal perut," celetuk Bi Ira yang saat ini bekerja sebagai asisten rumah tangga.

"Enggak, Bi. Saya tidak lapar." Setelah kutolak, pandangan kembali menatap pohon bunga Tanjung yang hidup dengan sangat rimbun.

"Tuan ... dari kemarin Tuan enggak makan. Nanti sakit," timpalnya lagi lagi seraya berkata sangat lirih.

Kedua bola mata kembali menoleh sosok wanita paruh baya yang ada di samping kiri. Ketika melihat wajah itu, aku terbayang dengan almarhumah ibuku dahulu. Ya, berusia hampir sama dengannya.

Tanpa balas kata, Bi Ira duduk di samping kanan. Aku pun menggeser tampat duduk agar ia bisa menemani kesedihan ini untuk sebentar saja.

Ia meletakkan sebungkus nasi di atas kursi. "Terkadang, kita seakan enggak percaya pencipta karena semua kejadian pahit itu selalu menimpah tanpa ada jeda. Akan tetapi, kita lebih enggak percaya kalau dunia ini ada jika ia tidak ada."

Sekilas, kutoleh ia dengan tatapan datar. Kemudian, aku menekan kepala dengan kedua tangan seraya menelan ludah berulang kali.

"Saya enggak menyangka kalau hidup saya seperti ini, Bi. Tiga kali gagal di satu peristiwa, kenapa harus saya yang mengalami ini semua?"

"Enggak cuma Tuan yang mengalami ini. Semua manusia pasti punya masalahnya masing-masing. Coba untuk melaksanakan salat dan memohon petunjuk pada-Nya."

Aku pun memeluk wanita paruh baya di samping kanan tubuh ini. Seakan tak mampu lagi untuk mengatakan apa yang tengah aku rasakan. Ya, mungkin selama ini aku menjalani hidup hanya mencintai rupiah saja, selalu melupakan-Nya yang memberikan rezeki.

Setelah lama berbincang, aku pun pamit pulang ke rumah. Sementara untuk menjaga sang istri di rumah sakit, sudah aku amanahkan pada Bi Ira. Berjalan menuju parkiran mobil, dan menginjak gas sangat kencang.

Butuh waktu sekitar tiga puluh menit, aku sampai di rumah. Kemudian, aku membuka pintu dan menuju ruang kamar untuk melepas pakaian kerja yang telah dua puluh empat jam tidak dicuci.

Beberapa menit di rumah, azan berkumandang dan waktu salat magrib telah tiba. Aku pun segera melaksanakan wajib tiga rakaat. Tak lupa, untuk menyisipkan doa untuk kesembuhan istri di rumah sakit yang sedang menghadapi masa kritisnya.

"Ya, Allah ... ya, Tuhanku. Berikan hamba kekuatan untuk mengahadapi ini semua. Sesungguhnya engkau yang memberikan cobaan, dan engkau pula yang bisa meredahkan segalanya. Amin ...."

Sehabis melaksanakan salat, aku melipat sajadah berwarna hijau. Di tangan kiri, arloji menunjukkan pukul 19.00. Hanya meneguk segelas air mineral, aku pun kembali berlari menuju mobil.

Di sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, sesekali kedua bola mata menoleh ke arah kanan jalan. Saat itu, sepasang suami dan istri melangkah mesrah dengan bayinya di depan sebuah supermarket.

Aku pun memutar isi kepala. Seandainya gue punya anak seperti meraka ... pasti hidup gue akan lebih berwarna dan sempurnalah aku sebagai seorang suami, celotehku dalam hati.

Malam ini, tepat di pusat kota. Aku berhenti di salah satu toko penjualan alat perlengkapan bayi. Ya, membuka pintu mobil dan melangkah masuk ke dalam toko tersebut.

Kedua bola mata dimanjakan dengan sebuah penglihatan seputar pakaian perlengkapan, kelambu warna-warni, serta sepeda yang menarik hati ini untuk membeli.

Berjalan lebih jauh menelusuri toko perlengkapan bayi, air mata menetes dengan sendirinya setelah berhenti di salah satu mainan mobil-mobilan berwarna merah tua. Seperti yang tertera dalam USG beberapa hari lalu, mengatakan kalau aku akan memiliki anak laki-laki.

Perasaan senang itu berubah menjadi sebuah momok mengerikan dalam hidup ini. Belum lagi sang waktu tengah mempermainkan perasaan yang tak kunjung menerima kenyataan.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Rikas Maulana

Rikas Maulana

Next kak

2021-12-30

0

Rika Pidiyanti

Rika Pidiyanti

Ini cerita bagus banget

2021-12-30

1

Raka Duda Saragih

Raka Duda Saragih

Gue pantengin ini cerita

2021-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. Insiden
3 2. Apakah Tuhan Itu Ada?
4 3. Dia Hadir Walau Hanya Dalam Mimpi
5 4. Lafal Doa Selamat Dunia Dan Akhirat
6 5. Sebuah Rencana Tuhan
7 6. Peristiwa Paling Memalukan
8 7. Perselingkuhan Awal Kehancuran
9 8. Cinta Yang Mulai Terbagi
10 9. Awal Dari Segalanya
11 10. Dari Ranjang Satu Malam
12 11. Tidak Dapat Diganggu Gugat
13 12. Pasung Suami Kejam
14 13. Semesta Pun Ikut Bicara
15 14. Apakah Aku Seorang Pelakor
16 15. Jalan Kebenaran Yang Ternodai
17 16. Ijab Kabul
18 17. Darinya Aku Menemukan Kebahagiaan
19 18. Istri Kedua Suamiku
20 19. Sepuluh Tahun Kemudian
21 20. Tujuh Belas Tahun
22 21. Wajah Di Balik Hijab Putih
23 22. Wanita Pengkhianat
24 23. Awal Permainan Yang Sesungguhnya
25 24. Cinta Saudara Berawal Dari Sandiwara
26 25. Jangan Menilai Orang Dari Penampilan
27 26. Kucintai Bukan Karena Harta Dan Takhtamu
28 27. Rencana Yang Gagal Total
29 28. Kerugian Bagi Umat Yang Me-Nuhankan Uang
30 29. Dan Demi Waktu
31 30. Wafatkan Aku Secara Islam
32 31. Tepat di RS. H. Anwar Mangunkusumo
33 32. Napas di Ujung Hela
34 33. Hamba Allah Pendonor Ginjal
35 34. Pria Misterius Itu Datang
36 35. Dua Malaikat di Kedua Bola Mata
37 36. Sengsara Selama-Lamanya
38 37. Siapa Om Revan Sebenarnya
39 38. Dia Bukan Ayah Kandungku
40 39. Anakku Amnesia
41 40. Anakku Sangat Membenciku
42 41. Wanita Penghancur Kehidupan
43 42. Gosip Yang Mampu Membuka Mata Hatiku
44 43. Hati Yang Mendadak Iba
45 44. Lelaki Yang Membuat Hidupku Hancur
46 45. Lelaki Misterius
47 46. Teman Yang Paling Mengerti Aku
48 47. Cobaan Yang Datang Silih Berganti
49 48. Terjebak Di Situasi Genting
50 49. Siapa Lelaki Itu
51 50. Tidak Ingin Menjadi Seorang Pelakor
52 51. Titik Hancur Dari Seorang Suami
53 52. ATM Yang Mendadak Aneh
54 53. Kenikmatan Dunia
55 54. SMA Tunas Bangsa
56 55. Guru Tampan Di Sekolah Baru
57 56. Dicampakkan Oleh Suami Sendiri
58 57. Keistimewaan Janda Beranak Satu
59 58. Sekadar Ingin Membalas Dendam
60 59. Sandiwara Di Atas Sandiwara
61 60. Halusinasi Dari Sebotol Minuman Keras
62 61. Minuman Yang Memabukkan
63 62. Lompat Pagar Sekolah
64 63. Orang Baik Akan Selalu Bertemu Dengan Orang Baik
65 64. Pesona Lelaki Berkumis Tipis
66 65. Sahabat Baru Di SMA Tunas Bangsa
67 66. Dipasung Tujuh Belas Tahun
68 67. Lelaki Yang paling Setia Adalah Pahlawan Keluarga
69 68. Sahabat Yang Tepat
70 69. Petunjuk Dari Buku Diary
71 70. Lelaki Bijaksana Dan Berwibawa
72 71. Berbagi Masalah Dengan Sang Putri
73 72. Tidak Ada Kata Maaf Untuk Seorang Pelakor
74 73. Tidak Dapat Dijelaskan
75 74. Reinkarnasi Kehidupan Manusia
76 75. Semoga Masalah Itu Larut Dalam Desir Ombak
77 76. Berada Di Fase Ingin Sendiri
78 77. Anak Baru
79 78. Komedi Bu Intan Dan Pak Reza
80 79. Ujian Pelajaran Fisika
81 80. Apa Kabar Mantan Istriku
82 81. Duda Punya Selera
83 82. Duda Berhati Baja
84 83. Duda Berhati Baja part 2
85 84. Salah Dalam Milih Pasangan
86 85. Aku Tak Malu Berstatus Janda
87 86. Aku Tidak Malu Berstatus Janda Part II
88 87. Hilangnya Kenangan Sang Duda
89 88. Anak Dari Sang Duda
90 89. Akibat Tidak Mau Mengalah
91 90. The Most Wanted
92 91. Pelacur Teriak Pelacur
Episodes

Updated 92 Episodes

1
PROLOG
2
1. Insiden
3
2. Apakah Tuhan Itu Ada?
4
3. Dia Hadir Walau Hanya Dalam Mimpi
5
4. Lafal Doa Selamat Dunia Dan Akhirat
6
5. Sebuah Rencana Tuhan
7
6. Peristiwa Paling Memalukan
8
7. Perselingkuhan Awal Kehancuran
9
8. Cinta Yang Mulai Terbagi
10
9. Awal Dari Segalanya
11
10. Dari Ranjang Satu Malam
12
11. Tidak Dapat Diganggu Gugat
13
12. Pasung Suami Kejam
14
13. Semesta Pun Ikut Bicara
15
14. Apakah Aku Seorang Pelakor
16
15. Jalan Kebenaran Yang Ternodai
17
16. Ijab Kabul
18
17. Darinya Aku Menemukan Kebahagiaan
19
18. Istri Kedua Suamiku
20
19. Sepuluh Tahun Kemudian
21
20. Tujuh Belas Tahun
22
21. Wajah Di Balik Hijab Putih
23
22. Wanita Pengkhianat
24
23. Awal Permainan Yang Sesungguhnya
25
24. Cinta Saudara Berawal Dari Sandiwara
26
25. Jangan Menilai Orang Dari Penampilan
27
26. Kucintai Bukan Karena Harta Dan Takhtamu
28
27. Rencana Yang Gagal Total
29
28. Kerugian Bagi Umat Yang Me-Nuhankan Uang
30
29. Dan Demi Waktu
31
30. Wafatkan Aku Secara Islam
32
31. Tepat di RS. H. Anwar Mangunkusumo
33
32. Napas di Ujung Hela
34
33. Hamba Allah Pendonor Ginjal
35
34. Pria Misterius Itu Datang
36
35. Dua Malaikat di Kedua Bola Mata
37
36. Sengsara Selama-Lamanya
38
37. Siapa Om Revan Sebenarnya
39
38. Dia Bukan Ayah Kandungku
40
39. Anakku Amnesia
41
40. Anakku Sangat Membenciku
42
41. Wanita Penghancur Kehidupan
43
42. Gosip Yang Mampu Membuka Mata Hatiku
44
43. Hati Yang Mendadak Iba
45
44. Lelaki Yang Membuat Hidupku Hancur
46
45. Lelaki Misterius
47
46. Teman Yang Paling Mengerti Aku
48
47. Cobaan Yang Datang Silih Berganti
49
48. Terjebak Di Situasi Genting
50
49. Siapa Lelaki Itu
51
50. Tidak Ingin Menjadi Seorang Pelakor
52
51. Titik Hancur Dari Seorang Suami
53
52. ATM Yang Mendadak Aneh
54
53. Kenikmatan Dunia
55
54. SMA Tunas Bangsa
56
55. Guru Tampan Di Sekolah Baru
57
56. Dicampakkan Oleh Suami Sendiri
58
57. Keistimewaan Janda Beranak Satu
59
58. Sekadar Ingin Membalas Dendam
60
59. Sandiwara Di Atas Sandiwara
61
60. Halusinasi Dari Sebotol Minuman Keras
62
61. Minuman Yang Memabukkan
63
62. Lompat Pagar Sekolah
64
63. Orang Baik Akan Selalu Bertemu Dengan Orang Baik
65
64. Pesona Lelaki Berkumis Tipis
66
65. Sahabat Baru Di SMA Tunas Bangsa
67
66. Dipasung Tujuh Belas Tahun
68
67. Lelaki Yang paling Setia Adalah Pahlawan Keluarga
69
68. Sahabat Yang Tepat
70
69. Petunjuk Dari Buku Diary
71
70. Lelaki Bijaksana Dan Berwibawa
72
71. Berbagi Masalah Dengan Sang Putri
73
72. Tidak Ada Kata Maaf Untuk Seorang Pelakor
74
73. Tidak Dapat Dijelaskan
75
74. Reinkarnasi Kehidupan Manusia
76
75. Semoga Masalah Itu Larut Dalam Desir Ombak
77
76. Berada Di Fase Ingin Sendiri
78
77. Anak Baru
79
78. Komedi Bu Intan Dan Pak Reza
80
79. Ujian Pelajaran Fisika
81
80. Apa Kabar Mantan Istriku
82
81. Duda Punya Selera
83
82. Duda Berhati Baja
84
83. Duda Berhati Baja part 2
85
84. Salah Dalam Milih Pasangan
86
85. Aku Tak Malu Berstatus Janda
87
86. Aku Tidak Malu Berstatus Janda Part II
88
87. Hilangnya Kenangan Sang Duda
89
88. Anak Dari Sang Duda
90
89. Akibat Tidak Mau Mengalah
91
90. The Most Wanted
92
91. Pelacur Teriak Pelacur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!