1. Insiden

Revan POV

Di suatu malam. Aku merasakan sangat kelelahan karena seharian harus meeting dan menyiapkan beberapa dokumen penting untuk membahas projek, sementara perusahaan telah mengalami berbagai musibah keuangan.

Akan tetapi, demi kelangsungan hidup dan calon buah hati di rumah. Aku rela kerja larut malam demi menghidupi mereka. Mengendarai mobil, aku melesat kencang. Karena firasat ini tidak enak selama aku meninggalkan rumah ketika pagi tadi.

Selang dua puluh menit lebih kurang. Aku sampai di depan halaman rumah. Tak biasanya, sekarang pintu gerbang telah terbuka sangat lebar. Sementara di pos penjagaan, Mang Diman tidak ada dalam lokasi.

Menepis sebuah pemikiran aneh malam ini, aku pun langsung memasuki garasi mobil dan mematikan mesin. Di sepanjang jalan menuju rumah, aku melepaskan dasi berwarna hitam dan membuangnya di atas sofa.

"Assalam' mualaikum ...,' sapaku dengan nada suara mengayun.

Tak ada balasan kata seperti biasanya, batin pun berkata. 'Istriku ke mana, sih, enggak biasanya kalau aku pulang ia enggak ada. Apa lagi salat di kamar? Ah ... enggak mungkin, karena ia sedang hamil besar.'

Aku bergegas menaiki anak tangga lantai dua, sesampainya di dalam kamar, aku menoleh kanan dan kiri.

"Sayang ... papa pulang."

Batin kembali berkata, 'ternyata Marissa tidak ada di kamarnya. Lalu, ia di mana saat ini?'

Menafsirkan sebuah pertanyaan yang datang secara bertubi-tubi. Kulangkahkan kaki ini menuju lantai satu lagi.

"Bi Ira ... Bi ...."

Dalam samar, suara seseorang terdengar dari balik dapur.

"Iya, Tuan ...."

Sampailah asisten rumah tangga di hadapanku. Sementara dibagian tangannya seperti habis menyuci piring, karena penuh dengan buih sabun.

"Bi, lihat Marissa enggak?" kutanya ia sambil mengernyitkan kedua alis.

"Ada, Tuan. Nyonya dari tadi di kamar," respons asisten rumah tangga dengan nada suara netral.

Kemudian, aku kembali menyambar. "Tetapi saya ke kamar enggak ada siapa-siapa."

"Ah, Tuan enggak teliti kali lihatnya. Suer, Nyonya ada di dalam kamar sedang berbaring," tukasnya, kemudian ia bergegas menuju lokasi.

Karena penasaran kembali menghujaniku. Akhirnya, kulangkahkan kaki dengan berjalan mengikuti Bi Ira dari belakang. Menaiki anak tangga untuk sampai di lantai dua. Beberapa menit berjalan, asisten rumah tangga membuka pintu kamar secara perlahan.

"Nah, mana Nyonya! Kata Bibi ia lagi baring di kamar." Kutunjuk ranjang dengan kasur yang sudah berserak.

"Tadi ... Nyonya ada, kok, Tuan ...!"

"Ya, tetapi sekarang enggak ada. Bukankah Bibi dari tadi di rumah? Ia lagi hamil besar, berapa kali saya bilang. Kalau Nyonya pergi ke mana aja, temani! Jangan biarkan ia pergi sendirian," omelku dengan nada suara ngegas dan emosi sangat ******* malam ini.

Kami pun berjalan kembali menelusuri ruangan. Aku bergerak menuju tempat untuk berhias, tetapi hasilnya nihil.

Sementara Bi Ira mencari di sekitar kamar. Aku pun segera bergegas keluar untuk mencari di lain ruangan. Barangkali ada di tempat biasa ketika ia main alat musik piano.

Dua langkah keluar, kedua telinga menangkap sebuah teriakan dari dalam kamar.

"Tolong ...."

"Tuan ...."

Aku pun terdiam di anak tangga. "Bukankah ... itu suara Bi Ira. Kenapa ia berteriak keras banget," celetukku sendirian.

Tanpa membuang banyak waktu, aku pun bergegas menuju ruang kamar. Di sana, sudah ada Bi Ira yang mengubah posisi jongkok dan menangis histeris.

"Bi, apa yang terjadi?" kutanya ia dengan penasaran tingkat tinggi.

Lawan bicara mendongak, 'kan kepalanya dan menatap mantap wajahku. "Tuan ... ini Nyonya. Ia pendarahan lagi," papar Bi Ira dengan menangis histeris.

"Astaghfirullah ... Marissa!" Kupeluk ia yang sudah pucat dan lemah tak berdaya. "Marissa, bangun sayang. Kamu harus kuat," lanjutku masih dalam posisi memeluk tanpa melepas.

"Nyonya ... maafin bibi yang enggak mengecek dari tadi ke kamar ...."

Dengan sigap, aku menggendong istri tercinta dan turun dengan penuh hati-hati. Sampailah di dalam sebuah mobil, aku menekan gas sangat kencang dan hendak menuju sebuah rumah sakit umum H. Anwar Mangunkusumo.

Saat itu, di sebuah ruangan yang dipenuhi dengan perawat dan para dokter. Aku berteriak dengan menggendong sang istri menuju ruangan paling depan.

"Tolong ...."

"Astaghfirullah ...," respons para perawat dan segera menuju ruangan. Seketika mereka kembali dan membawa kasur dorong.

Aku pun meletakkan tubuh Marissa dan mengikuti para perawat dari belakang. Mereka membawa tubuh sang istri ke sebuah ruangan dengan portal bertuliskan UGD. Mencoba untuk menenangkan emosi, akan tetapi air mata tak kunjung mengering.

"Maaf, Pak. Anda dilarang untuk masuk, tunggu saja istri di luar ruangan," ujar perawat dengan hijab berwarna putih berukuran panjang.

"Tetapi, Sus ... saya ingin mengetahui keadaan istri saya," tukasku memaksanya dengan nada suara melas.

Ia pun tetap menahan kehendak ini. "Maaf, Pak. Tidak bisa, Anda harus menunggu di luar dan kami akan segera memberitahukan tentang keadaan istri Anda."

"Enggak, Sus ...."

"Pak, maaf. Jangan buat kekacauan di rumah sakit ini."

Setelah perawat itu menolak dengan segala alasan, ia pergi meninggalkanku yang sedang diruntuk kesedihan. Membanting badan dan menekan kepala yang rasanya seperti hendak pecah di atas sebuah kursi.

Ya, Allah ... selamatkan anak hamba dan istri hamba. Jangan biarkan janin itu gugur lagi untuk ketiga kalinya, aku mohon ..., batinku berkata dengan isak tangis yang tersedu-sedu.

Waktu terus bergulir, para dokter yang sedang menangani Marissa tak kunjung keluar. Perasaan cemas dan penuh kegelisahan tumbuh begitu saja dari dalam otakku, belum lagi masalah satu tuntas, sekarang ada lagi masalah yang lebih parah.

Terkadang aku tak tahu apa maunya Tuhan. Mendikte akan jalan kehidupan ini seakan tak percaya bahwa kehadirannya ada untuk menepis semua masalah yang selalu melanda.

Kupejamkan kedua bola mata, seraya menatap tembok rumah sakit dengan seksama. Membayangkan kalau aku sudah menggendong anak bayi yang sangat imut, lucu, dan merubah hidup ini lebih berwarna.

Nyatanya tidak, semua kini terasa sia-sia. Berjuang jatuh bangun, sekarang harus terjatuh lagi ke dalam lubang masalah yang sama.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Rikas Maulana

Rikas Maulana

Keren kakak lanjuttt

2021-12-30

0

Rika Pidiyanti

Rika Pidiyanti

Next kilat

2021-12-30

0

Raka Duda Saragih

Raka Duda Saragih

Bagus ceritanya, pasti banyak konflik

2021-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. Insiden
3 2. Apakah Tuhan Itu Ada?
4 3. Dia Hadir Walau Hanya Dalam Mimpi
5 4. Lafal Doa Selamat Dunia Dan Akhirat
6 5. Sebuah Rencana Tuhan
7 6. Peristiwa Paling Memalukan
8 7. Perselingkuhan Awal Kehancuran
9 8. Cinta Yang Mulai Terbagi
10 9. Awal Dari Segalanya
11 10. Dari Ranjang Satu Malam
12 11. Tidak Dapat Diganggu Gugat
13 12. Pasung Suami Kejam
14 13. Semesta Pun Ikut Bicara
15 14. Apakah Aku Seorang Pelakor
16 15. Jalan Kebenaran Yang Ternodai
17 16. Ijab Kabul
18 17. Darinya Aku Menemukan Kebahagiaan
19 18. Istri Kedua Suamiku
20 19. Sepuluh Tahun Kemudian
21 20. Tujuh Belas Tahun
22 21. Wajah Di Balik Hijab Putih
23 22. Wanita Pengkhianat
24 23. Awal Permainan Yang Sesungguhnya
25 24. Cinta Saudara Berawal Dari Sandiwara
26 25. Jangan Menilai Orang Dari Penampilan
27 26. Kucintai Bukan Karena Harta Dan Takhtamu
28 27. Rencana Yang Gagal Total
29 28. Kerugian Bagi Umat Yang Me-Nuhankan Uang
30 29. Dan Demi Waktu
31 30. Wafatkan Aku Secara Islam
32 31. Tepat di RS. H. Anwar Mangunkusumo
33 32. Napas di Ujung Hela
34 33. Hamba Allah Pendonor Ginjal
35 34. Pria Misterius Itu Datang
36 35. Dua Malaikat di Kedua Bola Mata
37 36. Sengsara Selama-Lamanya
38 37. Siapa Om Revan Sebenarnya
39 38. Dia Bukan Ayah Kandungku
40 39. Anakku Amnesia
41 40. Anakku Sangat Membenciku
42 41. Wanita Penghancur Kehidupan
43 42. Gosip Yang Mampu Membuka Mata Hatiku
44 43. Hati Yang Mendadak Iba
45 44. Lelaki Yang Membuat Hidupku Hancur
46 45. Lelaki Misterius
47 46. Teman Yang Paling Mengerti Aku
48 47. Cobaan Yang Datang Silih Berganti
49 48. Terjebak Di Situasi Genting
50 49. Siapa Lelaki Itu
51 50. Tidak Ingin Menjadi Seorang Pelakor
52 51. Titik Hancur Dari Seorang Suami
53 52. ATM Yang Mendadak Aneh
54 53. Kenikmatan Dunia
55 54. SMA Tunas Bangsa
56 55. Guru Tampan Di Sekolah Baru
57 56. Dicampakkan Oleh Suami Sendiri
58 57. Keistimewaan Janda Beranak Satu
59 58. Sekadar Ingin Membalas Dendam
60 59. Sandiwara Di Atas Sandiwara
61 60. Halusinasi Dari Sebotol Minuman Keras
62 61. Minuman Yang Memabukkan
63 62. Lompat Pagar Sekolah
64 63. Orang Baik Akan Selalu Bertemu Dengan Orang Baik
65 64. Pesona Lelaki Berkumis Tipis
66 65. Sahabat Baru Di SMA Tunas Bangsa
67 66. Dipasung Tujuh Belas Tahun
68 67. Lelaki Yang paling Setia Adalah Pahlawan Keluarga
69 68. Sahabat Yang Tepat
70 69. Petunjuk Dari Buku Diary
71 70. Lelaki Bijaksana Dan Berwibawa
72 71. Berbagi Masalah Dengan Sang Putri
73 72. Tidak Ada Kata Maaf Untuk Seorang Pelakor
74 73. Tidak Dapat Dijelaskan
75 74. Reinkarnasi Kehidupan Manusia
76 75. Semoga Masalah Itu Larut Dalam Desir Ombak
77 76. Berada Di Fase Ingin Sendiri
78 77. Anak Baru
79 78. Komedi Bu Intan Dan Pak Reza
80 79. Ujian Pelajaran Fisika
81 80. Apa Kabar Mantan Istriku
82 81. Duda Punya Selera
83 82. Duda Berhati Baja
84 83. Duda Berhati Baja part 2
85 84. Salah Dalam Milih Pasangan
86 85. Aku Tak Malu Berstatus Janda
87 86. Aku Tidak Malu Berstatus Janda Part II
88 87. Hilangnya Kenangan Sang Duda
89 88. Anak Dari Sang Duda
90 89. Akibat Tidak Mau Mengalah
91 90. The Most Wanted
92 91. Pelacur Teriak Pelacur
Episodes

Updated 92 Episodes

1
PROLOG
2
1. Insiden
3
2. Apakah Tuhan Itu Ada?
4
3. Dia Hadir Walau Hanya Dalam Mimpi
5
4. Lafal Doa Selamat Dunia Dan Akhirat
6
5. Sebuah Rencana Tuhan
7
6. Peristiwa Paling Memalukan
8
7. Perselingkuhan Awal Kehancuran
9
8. Cinta Yang Mulai Terbagi
10
9. Awal Dari Segalanya
11
10. Dari Ranjang Satu Malam
12
11. Tidak Dapat Diganggu Gugat
13
12. Pasung Suami Kejam
14
13. Semesta Pun Ikut Bicara
15
14. Apakah Aku Seorang Pelakor
16
15. Jalan Kebenaran Yang Ternodai
17
16. Ijab Kabul
18
17. Darinya Aku Menemukan Kebahagiaan
19
18. Istri Kedua Suamiku
20
19. Sepuluh Tahun Kemudian
21
20. Tujuh Belas Tahun
22
21. Wajah Di Balik Hijab Putih
23
22. Wanita Pengkhianat
24
23. Awal Permainan Yang Sesungguhnya
25
24. Cinta Saudara Berawal Dari Sandiwara
26
25. Jangan Menilai Orang Dari Penampilan
27
26. Kucintai Bukan Karena Harta Dan Takhtamu
28
27. Rencana Yang Gagal Total
29
28. Kerugian Bagi Umat Yang Me-Nuhankan Uang
30
29. Dan Demi Waktu
31
30. Wafatkan Aku Secara Islam
32
31. Tepat di RS. H. Anwar Mangunkusumo
33
32. Napas di Ujung Hela
34
33. Hamba Allah Pendonor Ginjal
35
34. Pria Misterius Itu Datang
36
35. Dua Malaikat di Kedua Bola Mata
37
36. Sengsara Selama-Lamanya
38
37. Siapa Om Revan Sebenarnya
39
38. Dia Bukan Ayah Kandungku
40
39. Anakku Amnesia
41
40. Anakku Sangat Membenciku
42
41. Wanita Penghancur Kehidupan
43
42. Gosip Yang Mampu Membuka Mata Hatiku
44
43. Hati Yang Mendadak Iba
45
44. Lelaki Yang Membuat Hidupku Hancur
46
45. Lelaki Misterius
47
46. Teman Yang Paling Mengerti Aku
48
47. Cobaan Yang Datang Silih Berganti
49
48. Terjebak Di Situasi Genting
50
49. Siapa Lelaki Itu
51
50. Tidak Ingin Menjadi Seorang Pelakor
52
51. Titik Hancur Dari Seorang Suami
53
52. ATM Yang Mendadak Aneh
54
53. Kenikmatan Dunia
55
54. SMA Tunas Bangsa
56
55. Guru Tampan Di Sekolah Baru
57
56. Dicampakkan Oleh Suami Sendiri
58
57. Keistimewaan Janda Beranak Satu
59
58. Sekadar Ingin Membalas Dendam
60
59. Sandiwara Di Atas Sandiwara
61
60. Halusinasi Dari Sebotol Minuman Keras
62
61. Minuman Yang Memabukkan
63
62. Lompat Pagar Sekolah
64
63. Orang Baik Akan Selalu Bertemu Dengan Orang Baik
65
64. Pesona Lelaki Berkumis Tipis
66
65. Sahabat Baru Di SMA Tunas Bangsa
67
66. Dipasung Tujuh Belas Tahun
68
67. Lelaki Yang paling Setia Adalah Pahlawan Keluarga
69
68. Sahabat Yang Tepat
70
69. Petunjuk Dari Buku Diary
71
70. Lelaki Bijaksana Dan Berwibawa
72
71. Berbagi Masalah Dengan Sang Putri
73
72. Tidak Ada Kata Maaf Untuk Seorang Pelakor
74
73. Tidak Dapat Dijelaskan
75
74. Reinkarnasi Kehidupan Manusia
76
75. Semoga Masalah Itu Larut Dalam Desir Ombak
77
76. Berada Di Fase Ingin Sendiri
78
77. Anak Baru
79
78. Komedi Bu Intan Dan Pak Reza
80
79. Ujian Pelajaran Fisika
81
80. Apa Kabar Mantan Istriku
82
81. Duda Punya Selera
83
82. Duda Berhati Baja
84
83. Duda Berhati Baja part 2
85
84. Salah Dalam Milih Pasangan
86
85. Aku Tak Malu Berstatus Janda
87
86. Aku Tidak Malu Berstatus Janda Part II
88
87. Hilangnya Kenangan Sang Duda
89
88. Anak Dari Sang Duda
90
89. Akibat Tidak Mau Mengalah
91
90. The Most Wanted
92
91. Pelacur Teriak Pelacur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!