#17

Kini meja yang ditempati Naya dkk kembali menjadi pusat perhatian.

Karena ada Seorang siswi yang mendatangi meja Naya dkk.

' anjir berani banget tu cewek'

'dihh gak tau malu'

'nyari perkara tu orang'

'suaranya ewwwww jijik anjj'

'tangan gue gatel,pengen nyakar muka dia'

Berbagai hujatan keluar dari mulut siswa siswi yang berada dikantin.

Sedangkan orang yang diperbincangkan menunjukkan raut sedih dan menundukan kepalanya,seolah paling tersakiti

Bukannya iba,mereka malah jijik melihat nya.

Jika diperhatikan lebih teliti, seorang gadis itu tengah menahan amarah, terbukti dari tangannya yang mencengkram erat nampan tersebut.

Fino,Fano, Marcel,Randzy dan Adrian segera mengalihkan pandangan mereka untuk melihat dari mana suara itu berasal.

Terlihatlah seorang gadis yang sedang berdiri dibelakang Naya.

Jelas Naya tidak dapat melihat siapakah gerangan Manusia tersebut, apalagi Naya Sekarang tengah sibuk dengan makanan nya.

Gadis remaja yang melihat Adrian dkk(-naya) memperhatikannya langsung menunjukkan raut wajah polosnya.

"Hayyy,kenalin nama aku Lusiana Risvanya,aku boleh gabung gak? soalnya kursi lain udah penuh"ucap gadis itu yang bernama lusi.sambil menunjukkan wajah polosnya.

Randy yang biasanya tertarik dengan perempuan sekarang hanya menunjukkan raut wajah datarnya.

Sama sekali tidak ada respon apapun dari mereka berlima.

Jelas itu sangat membuat Lusi kesal,tapi dia tetap menunjukkan raut wajah polosnya.

"Lo gak liat meja ini juga udah penuh"ucapan itu keluar dari mulut Randy setelah lama terjadi keheningan.

"Lusi gak tau, maafin Lusi yaa"ucap Lusi yang membuat mereka mual.

Apalagi dengan wajahnya yang sangat dipaksakan untuk terlihat imut dan polos.

"Gak usah sok imut,Lo bukan Naya"ucap Fano yang membandingkan Lusi dengan Naya.

Sedangkan yang namanya dibawa bawa hanya anteng menikmati makanannya.

Lusi yang mendengar dia dibandingkan pun langsung mengembungkan pipinya tidak lupa dengan bibir yang dimanyunkan.

Sekali lagi itu Dimata mereka sangat menjijikkan.

"Naya siapa sih, Lusi lebih cantik kok dari Naya"ucap Lusi yang sangat percaya diri.

"IYAAA CANTIK, KALAU DILIHAT DARI GUNUNG EVEREST"teriakan itu berasal dari sela,yang mengundang tawa mereka.

Kecuali Fano dan Adrian.

Memang pada saat ini sela masih berada dikantin sambil mempertahatikan gerak gerik Lusi.

Apalagi dia melihat Lusi menghampiri meja teman teman abangnya.

Yapss sela mempunyai abang yang bernama Marcello Xavier Thomas salah satu inti geng Heros.

Marcel yang mendengar teriakan adiknya hanya terkekeh,dia juga sependapat.

Randy langsung mengangkat jempolnya kearah sela, seolah sependapat dengan apa yang sela katakan.

Fano yang baru saja akan mengeluarkan suaranya,tiba tiba terhenti karena sendawa seseorang.

Eeeeegg

Sendawa yang lumayan keras itu berasal dari Naya.

"Alhamdulillaah masih bisa makan enak"ucap Naya yang membuat mereka terkekeh.

Mendengar suara sendawa Naya yang sangat over power tidak membuat mereka ilfeel maupun jijik beda lagi dengan Lusi yang menatap benci Naya.

"Loh kok sepi"monolog Naya ketika melihat keadaan kantin yang sunyi.

Lagi lagi mereka dibuat gemas oleh tingkah Naya, apalagi wajahnya yang terlihat bingung.

Naya segera membalikkan badannya.

Dan yaps dia melihat seorang gadis cantik tapi masih Cantikan Naya sedang berdiri menatap Naya penuh kebencian.

Tatapan itu hanya disadari oleh Adrian dkk.

Naya hanya menatap bingung gadis didepannya.

"Laah naon si Eneng teh, perasaan gue gak ngapa ngapain.kenapa dia kayak mau makan Gue"batin Naya yang melihat Lusi.

"Tuan rumah dia adalah protagonis wanita"ucap sistem yang membuat Naya terkejut.

Bagaimana tidak terkejut, deskripsi tentang protagonis wanita sangatlah jauh dengan apa yang terlihat nyata.

"Lah bukannya dinovel diceritakan kalau Lusi pipinya chubby kok ini kayak tirus tirus gimana gitu,terus ini kok kayak PPB yaa"fikir naya.

Bukan mau rasis tapi itulah pendapat Naya.

"Kamu Naya ya? kenalin aku Lusi"ucap Lusi.

Naya yang mendengar itu segera memperkenalkan dirinya.

"Naya kamu kan udah selesai makan,kamu bisa gak pergi dari tempat itu.soalnya aku mau duduk disitu"ucap Lusi yang membuat mereka kesal.

Naya yang mendengar itu tidak membantah,dia yang mengambil ancang ancang untuk berdiri tapi tangannya langsung ditahan Fino.

Naya bingung,Fino yang menahan amarah,dan Lusi yang semakin benci.

"Loh kok ditahan,itu si Lusi mau duduk"tanya Naya.

"Kamu duduk,gak usah kemana mana"ucapan Fino yang tidak dapat diganggu gugat.

"Lo kok didiemin ngelunjak"suara itu berasal dari Fano.

"Buta Lo mata Lo,udah liat disini udah penuh,masih aja maksa"lanjut Fano.

Ucapan Fano memang sedikit menyakitkan tapi itulah Fano,apa yang difikirkan itulah yang diutarakan.

"Tuh kan Naya hiks gara gara kamu aku dimarahin bang Fano"ucap Lusi dengan berderai air mata.

Naya yang mendengar dia disalahkan tentu saja bingung.

"Loh kok sampeyan nyalahin saya,wong situ aja yang budek"ucap Naya.

Bukan hanya Naya,hampir semua orang yang menyaksikan adegan tersebut sangatlah bingung.

Terlebih lagi Fano yang sedang menahan amarahnya karena dipanggil"Abang"oleh orang asing.

"Kalau kamu langsung nurut hiks ini semua gak akan terjadi, pokoknya ini semua gara gara kamu hiks"ucap Lusi menyalahkan Naya tidak lupa dengan air matanya.

Naya sekarang sedang menahan diri untuk tidak memutilasi Lusi.

"Lo yang pergi atau kami yang pergi?"tanya Fano yang sedang menahan amarahnya.

Lusi yang melihat tatapan Fano jelas ketakutan,tapi demi tujuannya tercapai dia mencoba menyembunyikan ketakutannya dengan wajahnya yang menyedihkan.

"Lusi gak mau pergi,Lusi maunya Naya yang pergi"ucap Lusi yang membuat mereka behhhhh kesel anjer.

Naya yang mendengar itu segera menggulung lengan almamaternya .berancang ancang untuk membogem wajah Lusi.

"Waaaahh nantangin,by one kita neng"ucap Naya yang sudah terlanjur kesal.

Hampir saja aksi Naya terlaksana tapi tertunda karena Fino langsung mencekal tangan Naya.

Fino menggelengkan kepalanya seolah mengatakan jika Naya tidak usah melakukannya.

Fino hanya tidak ingin,tenaga Naya terkuras hanya untuk meladeni parasit seperti Lusi.

"Untung ada bang Fino,kalau kagak beeehhh udah tak bejek bejek mukamu"ucap Naya sambil memperlihatkan tangannya yang diremas.

Lusi kembali menangis,bahkan volumenya bertambah.

Semua murid sangatlah kesal,suara Lusi tidak enak didengar ditambah lagi dengan suara tangisannya.

"Naya pergi"perintah Adrian yang membuat mereka Bingung tak terkecuali Naya sendiri.

Lusi yang mendengar perintah adrian langsung tersenyum kemenangan.

Tidak sia sia dia mengeluarkan air matanya,itulah yang difikiran Lusi.

"Laah mana bisa gitu,Naya dari tadi udah disini"protes Randy.

Adrian yang mendengar ucapan Randy langsung menatap tajam Randy seolah mengartikan"Lo gak usah ikut campur".

Randy hanya pasrah.

Naya yang memang malas berdebat ditambah dengan suasana hatinya yang tidak baik langsung berdiri untuk meninggalkan kantin.

Lusi tentu sangatlah senang,dia berfikir Adrian sudah tertarik kepadanya.

Setelah itu Naya langsung berjalan sambil menghentak hentakan kakinya kesal.

"Tadi gue mau pergi ditahan,ehh malah disuruh pergi lagi"gerutu Naya yang sangat kesal.

"Dan Lo duduk"perintah Adrian yang langsung dituruti lusi.

Lusi yang sudah duduk langsung tersenyum manis tapi senyuman itu pudar karena suara Adrian.

"Dan kita berlima pergi nyusulin Naya."lanjut Adrian.

Perintah Adrian langsung dituruti sahabat nya.

Dan tinggalan Lusi seorang diri ditempat itu.

Murid murid yang menyaksikan kejadian itu langsung menyemburkan tawa mereka masing masing,sambil meledek Lusi.

Lusi yang dipermalukan sangat marah.

"Awas Lo Naya,gue pastiin hidup lo gak akan bahagia"batin Lusi.

Terpopuler

Comments

Ida Blado

Ida Blado

meski di novelnya adrian jahat udah ngebunuh naya,tpi gue pengin naya ma adrian.

2022-01-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!