Tiin.. tiinn
Aldo membunyikan klakson mobil dan membuka kaca jendela agar bisa melihat ketiga orang gadis bersahabat yang tengah menunggu taksi lewat.
“Kalian bertiga masuk mobil gue! Kita bareng ke cafenya..” seru Aldo.
“Loh emang Aldo ikut ke cafe juga?” Tanya Serra menatap kedua sahabatnya.
“Iya ra, gue bolehin tuh cowo ikut kali ini aja,” jawab Rachel.
“Billa, engga papa kalau Aldo ikut,” ujar Serra bicara dengan Nabilla meminta jawaban dari gadis yang hanya diam saja.
“Eung, kan yang mau traktir Rachel.. Kalau gitu ya engga papa,” sahut Nabilla menggaruk kepalanya tak gatal.
“Cepatan!” Seru Aldo. Membuat ketiganya langsung masuk mobil.
“Ra, lo aja yang duduk depan. Gue sama Rachel di belakang,” pinta Nabilla.
“Enggak, Serra di belakang sama gue. Lo duduk depan sama Aldo,” tolak Rachel. Gadis itu sengaja agar Nabilla bisa lebih dekat dengan cowo yang disukainya.
“Tapi-“
“Udah kamu di depan aja bil, aku juga pengen duduk di belakang aja.” Potong Serra.
“Buruan masuk, entar si Aldo ngamuk lagi. Ini kesempatan buat lo bill, jadi jangan sia-siain bantuan kecil dari gue.” Rachel berbisik diakhir kalimatnya.
Nabilla kini masuk dan duduk di bangku penumpang sebelah Aldo. Sedangkan Serra dan Rachel duduk di bangku penumpang belakang.
“Lo bertiga lama amat masuk mobil. Pasti tadi di luar lagi ngomongin gue kan,” tebak Aldo menatap menyelidik bergantian, ketiga perempuan yang berada di mobilnya.
“Aldo ga boleh suudzon,” sahut Serra di belakang.
“Lagian apa juga yang mau diomongin tentang lo. Buruk semua gue rasa haha..” Rachel mengakhiri perkataan dengan tertawa.
Aldo memilih diam fokus, menyetir mobilnya. Tak ingin menyahuti perkataan Rachel, yang malah membuat dia kesal pada akhirnya.
.
.
Ariella cafe
Ketika masuk ketiga perempuan di belakang Aldo tampak tercengang dengan desain cafe aesthetic tapi terkesan mewah dan memiliki dua lantai. Dalam bayangan pikiran ketiga gadis tersebut bahwa harga di cafe yang mereka datangi saat ini pasti mahal.
“Sumpah gue baru tahu, cafe sebagus dan semewah ini aesthetic banget. Kesukaan gue banget,” ujar Rachel tak berhenti mengagumi desain cafe yang mereka kunjungi pertama kali.
“Benar banget chel. Aku merasa sangat nyaman dengan cafe ini. Emm.. tapi pasti harga menu makanannya mahal-mahal,” tebak Serra malu-malu mengatakan. Jujur saja gadis merasa sedikit minder datang ke cafe semewah ini.
“Sekarang kita cari tempat duduk, nanti gue ceritain sejarah cafe ini,” ujar Aldo membawa ketiga perempuan dibelakang mengikuti dirinya.
Ketika Aldo akan menaiki anak tangga, suara seseorang menyapanya.
“Pak Aldo, selamat datang di Ariella cafe,” sapa Putra manager ‘Ariella cafe’ orang yang di beri tanggung jawab untuk menjaga cafe ini.
Aldo menghampiri orang yang menyapanya. “Apa kabar bang putra, lama sekali rasanya gue tidak kesini..”
“Kabar saya baik pak Aldo. Terakhir pak Aldo kesini kalau tak salah saat pak Aiden meminta anda menggantikannya meeting dengan klien,” ucap Putra mengingatnya.
“Betul sekali bang.. Tapi ngomong-ngomong bang Putra masih saja memanggil ku pak. Panggil saja Aldo, jangan formal lah bang,” tukas Aldo.
Putra hanya mengangguk, “Teman-teman kamu Al?” Tanyanya melihat ketiga gadis yang bersama dengan Aldo.
“Iya bang! Oh ya bang di atas lagi gaada orang orang kan?” Tanya Aldo, karena cowo itu ingin membawa ketiga perempuan menyantai di lantai atas.
“Masih sepi, hanya saja nanti akan ada orang yang akan meeting di lantai atas. Tetapi kalau kamu mau pakai tempat di lantai atas bisa, asalkan jangan terlalu ribut saat ada orang meeting nantinya. Kalau orang yang memakai tempat ini untuk meeting biasa aja abang ga masalah Al, tapi ini Ceo perusahaan besar. Abang takut citra Ariella cafe rusak..” Jelas Putra panjang, lelaki itu hanya berusaha menjalankan tugas sebaik mungkin menjaga cafe ini.
“Siap bang.. Kita ga bakalan ribut kok,” ucap Aldo.
“Maaf yang abang ngomong gini karena ini tanggung jawab abang untuk menjaga cafe ini selama tuan Aiden belum kembali ke Indonesia.” Putra malah meminta maaf pada Aldo.
“Gue mengerti dan paham bang.” Aldo menepuk bahu lelaki di hadapannya.
Putra tersenyum, “Yasudah kalian langsung ke lantai atas saja. Abang mau melanjutkan pekerjaan yang masih belum selesai.”
Setelah Aldo selesai mengobrol dengan lelaki yang diketahui mereka adalah manager cafe ini. Aldo juga seperti sangat mengenal lelaki tersebut. Sekarang mereka berempat langsung naik ke lantai atas, memilih tempat dekat jendela agar bisa melihat pemandangan di luar.
***
Bersambung. . .
Jangan lupa tinggalkan jejakt kalian yaitu vote, like, comennt dan gifts agar author semakin semangat updatenya.
Yuk follow ig author : @dianti2609
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Yuni
wahhh bkal setu nihh kyakny nanti bkl ada uncle arlezz yaaa
2022-07-08
0
It's me Delovee
Aku udah mampir ya kak.. Semangat terus 💪💪 Salam dari Aira dan Kay😘
2022-04-04
1
Nurak Manies
💪💪💖💖🌷🌷🌷
2022-01-29
0