Istirahat!
“Ayo ra kita ke kantin,” ajak Rachel menarik tangan Serra.
“Sabar chel, aku mau beresin buku-buku ini dulu,” ujar Serra.
Rachel pun menunggu Serra menyimpan buku-buku yang dipakai saat belajar tadi ke dalam laci meja.
“Ehh.. mau kemana lo? Jangan kabur ya lo. Lo harus ikut kita ke uks dan minta maaf sama Nabilla,” sergah Rachel ketika melihat Aldo berdiri dari bangkunya.
“Mau kantin.. Iya nanti gue nyusul kalian ke uks. Tenang aja gue akan minta maaf, yah walaupun sebenarnya gue gasalah sih,” ucap Aldo.
“Serah lo, intinya lo harus minta maaf,” pungkas Rachel.
“Bawel lo!” Kesal Aldo pergi meninggalkan kelas menuju kantin untuk bertemu teman-temannya.
“Chel ayo ke kantin, aku udah selesai nih.” Serra menggandeng tangan sahabatnya.
Memasuki area kantin, Serra mengeryitkan dahinya begitu melihat perempuan yang duduk di sebelah Arka dengan bergelayut manja.
“Dasar cewe gatel. Masih kelas X aja udah berani cari perhatian Arka. Mentang-mentang berteman sama Liora.” Rachel bersungut-sungut. Ternyata bukan hanya Serra saja yang melihat, sahabatnya pun juga melihatnya.
Hatinya sakit melihat itu. Apalagi cewe itu bukan hanya bergelayut manja, tetapi kadang mencium pipi Arka. Bisa-bisanya suaminya itu hanya diam saja dan tidak menghindar.
Serra terus menatap ke arah Arka sampai cowo itu menyadarinya. Saat Arka menatap balik padanya, Serra malah membalasnya dengan tatapan marah hanya beberapa detik ia memutuskannya dan langsung menarik tangan Rachel untuk segera membeli makanan untuk mereka berdua dan Nabilla yang berada di uks.
“Lepasin tangan lo dari gue,” bentak Arka tanpa sadar pada teman adiknya bernama Sandra.
Cassandra Putri Wijaya, adalah teman Liora sedari kecil. Sandra juga sering bermain ke tempat Liora dan di sambut dengan baik oleh Devita selaku mama Liora. Sandra memang sangat dekat dengan Arka dan Liora. Bahkan setiap kali Sandra berulang tahun Arka tak pernah absen datang dan selalu membawa hadiah untuk Sandra. Sandra menyadari bahwa dirinya mencintai Arka di mulai saat masih SMP. Sandra berani mendekati Arka intens dengan bantuan Liora.
“Abang kenapa bentak aku?” Tanya Sandra tak tahu kesalahan sampai Arka membentaknya.
“Salah lo cium cium pipi gue. Berapa kali sih harus gue bilang. Gue cuman anggap lo itu seperti adik gue sendiri. Gue sayang sama lo sama kayak gue sayang sama Liora.. Jadi cukup jangan berlebihan sama gue..” Arka menegaskan kalimatnya, agar Sandra mengerti dan paham bahwa dirinya tidak mencintai Sandra.
“Abang jahat!” Sandra baranjak dari tempat duduknya dan berlari entah kemana.
“Abang kenapa sih buat Sandra nangis. Ingat bang Sandra teman Liora sedari kecil. Abang juga sangat mengenal Sandra, abang mau Sandra masuk rumah sakit gara-gara asmanya kambuh,” marah Liora. Setelah mengatakan itu pada abangnya, Liora menyusul Sandra dan memastikan keadaan sahabatnya itu.
Arka menggosok rambutnya berantakan. Sandra benar-benar membuatnya pusing. Teman adiknya itu selalu menempel padanya. Bagaiman dia harus menjelaskan pada istrinya, pasti tadi istrinya salah paham.
“Aaarghh,” teriak Arka, membuat orang-orang yang berada di kantin melihat kearahnya.
“Sabar bro, cewe emang gitu. Maunya kita sebagai cowo yang harus minta maaf duluan. Cewe maunya selalu benar,” kata Aldo menepuk bahu temannya.
“Bener banget kata lo Al,” ucap Agung setuju dengan perkataan temannya.
Sedangkan Farel memilih untuk diam. Menurut cowo itu sendiri, Sandra memang sangat keterlaluan bermanja tidak tahu tempatnya.
.
.
Selama perjalanan ke uks. Rachel terus saja mengomentari tentang gadis yang bergelayut manja di lengan Arka tadi.
“Bener-bener deh tuh cewe gatel banget. Pengen banget rasanya mukanya gue garuk biar jadi jelek,” omel Rachel. Tidak dengan Serra hanya diam saja mendengarkan setiap omelan Rachel.
“Pokoknya nanti tuh cewe gatel bakal gue kerjain sampai mampus.”
“Ra... Lo pokoknya harus dukung gue, biar gue bisa jadian sama ayang Arka.” Serra tetap diam tak menyahuti perkataan sahabatnya.
Rachel menyadari bahwa tidak ada sahutan sama sekali dari orang di sampingnya. Rachel menoleh dan ternyata Serra berjalan sambil melamun. Rachel menghentikan langkahnya, tangan memegang lengan Serra.
“Ehh, kenapa malah berhenti chel?” Tanya Serra, baru sadar saat tangan Rachel menyentuh lengannya.
“Tadi gue ngajak lo ngobrol, tapi engga ada sahutan sama sekali. Lo lagi mikiran apa? Sampai jalan kayak orang melamun...”
“A-aku lagi engga mikirin apa-apa kok,” jawabnya terbata-bata.
“Jangan bohong Serra cantik,” desak Rachel agar Serra jujur padanya.
“Benaran Rachel sayang, aku lagi engga mikirin apa-apa. Mending kita cepat-cepat ke uks, nanti keburuan bell masuk bunyi. Malah kita bertiga nanti ga sempat makan,” ujar Serra.
Mereka berdua sengaja membeli makanan dan dibawa ke uks saja. Karena mereka ingin makan bersama-sama.
Sampai di uks mereka berdua melihat Nabilla yang berselonjoran di brangkar uks dengan punggung yang bersandar.
“Ehh, kalian berdua repot banget sih bawain gue makanan segala. Coba biarin gue aja nyusul kalian kesana,” ujar Nabilla tak enak melihat kedua temannya kerepotan membawa makanan.
“Enggak papa Billa, kamu kan sakit. Daripada kamu yang ke kantin, lebih kita yang datangin kamu ke uks,” ucap Serra.
“Bener kata Serra.. Lo kok bisa sakit gini sih, perasaan tadi pagi lo baik-baik. Malah gue rasa happy banget, kenapa sekarang bisa jatuh sakit gini,” tukas Rachel.
“Heh, emang kalau gue sakit harus ditunjukin dulu.. Ya mana gue tahu kalau gue malah sakit,” kesal Nabilla mendengar omongan sahabatnya.
“Itu juga kenapa mata lo sembab, abis nangisin siapa lo?” Tanya Rachel menyadari mata Nabilla sembab.
“G-gue lagi sedih aja. Ya gue sedih sendirian di rumah. Bokap sama nyokap lagi perjalanan bisnis ke luar negeri,” kata Nabilla berbohong tentang kesedihannya.
“Udah dulu ya ngobrolnya. Sekarang kita makan dulu, bentar lagi mau bell masuk,” sanggah Serra menghentikan obrolan keduanya.
Akhirnya mereka menikmati makan siang mereka. Sampai suara ketukan pintu di uks membuat ketiga menoleh.
“Biar aku aja yang buka. Kalian lanjutin makannya.” Serra berdiri, melangkah membukakan pintu untuk orang yang berada di luar. Memang pintu uks di kunci oleh mereka dari dalam, agar ketika ada orang yang ingin masuk biarlah mengetuk dulu dan mereka bisa mengintip sebelum membukanya.
“Aldo..”
“Boleh gue masuk?” Tanya Aldo.
Serra mengangguk dan bergeser ke samping agar Aldo bisa masuk. Saat ia ingin mengikuti Aldo dari belakang, tiba-tiba tangan di tarik dan mulutnya di bekapa.
“Emhh..”
“Hust! Sayang ini aku suami kamu.” Bisik Arka ditelinga Serra.
Mendengar suara Arka. Serra menjadi tenang dan diam saja ketika ditarik oleh Arka menuju bawah tangga.
Setelah Arka melepas bekapan di mulutnya. Serra menarik nafas dalam dan menghembuskannya.
“Sayang aku minta jangan salah paham dengan apa yang kamu lihat tadi. Sumpah aku engga ada hubungan apa-apa sama Sandra,” tutur Arka.
“Oh namanya Sandra! Kalau kamu engga ada apa apa sama cewe tadi, terus kenapa dia peluk kamu dan tadi aku juga liat cewe itu cium kamu. Ganjen banget sih!” Serra marah ketika mengingatnya.
“Aku cuman anggap dia adik, karna Sandra teman Liora sedari kecil dan dia juga akrab dengan ku.”
“Tapi aku ga suka, liat dia nempel banget sama kamu. Mana gelayut manja banget,” jujur Serra mengungkapkan rasa tidak sukanya pada cewe yang dianggap Arka sebagai adik.
“Mulai sekarang aku bakal jaga jarak sama Sandra. Kamu jangan manyun gitu dong sayang, senyum dong,” pinta Arka. Dia juga akan menjaga jarak dari Sandra ataupun perempuan lain yang berusaha mendekatinya.
Serra tersenyum manis pada Arka..
‘Cup’
“Arka!! Emhh.” Arka dengan sigap mencium bibir Serra kembali agar tidak berteriak yang malah membuat mereka ketahuan nantinya.
Serra berusaha melepaskan ciuman mereka.. “Ar-arkahh se-sesakhh..”
Arka melepaskan ciuman saat Serra hampir kehabisan nafas.
“Huhh! Arka nyebelin banget sih.” Kesal Serra.
“Abis aku ga tahan lihat bibir kamu. Anda ini bukan di sekolah kamu udah aku terkam.” Bisik Arka.
Serra merinding mendengar bisikan Arka yang sensual.
“Ga boleh Arka sayang, nanti kamu malah kebablasan lagi. Kamu kan mesum banget.”
“Mesum cuman sama kamu. Kalau kebablasan juga ga masalah. Kita bisa sembunyiin dari papa mama.”
“Enggak mau! Oh ya ka, pulang sekolah aku ijin pulang agak sorean, mau ke cafe diajakin Rachel kesana. Bolehkan?”
“Eemm.. Boleh ga ya.” Arka berkata sambil telunjuk ke bibir. Serra yang mengerti kemauan Arka, langsung mengecup bibir suaminya itu.
Tetapi Arka tak membiarkan Serra melepaskan tautan bibir mereka secepat itu. Arka membawa tangan ke tengkuk leher istrinya untuk menahan agar ciuman mereka semakin dalam. Setelah cukup lama barulah Arka melepaskannya.
“Dasar cari kesempatan dalam kesempitan kamu ya,” omel Serra dua kali dirinya hampir kehabisan nafas di cium oleh suaminya.
“Sapa suruh bibir kamu menggairahkan,” bales Arka.
‘Triinggg!’ Bel masuk berbunyi. Serra yang tadi ingin mengomeli Arka kembali mengurungkan niatnya. Kedua pasangan suami istri itu segera berpisah dan masuk kelas mereka masing-masing. Serra duluan berjalan ke kelas dengan sedikit berlari agar orang-orang sekitar tidak curiga bahwa tadi dia sedang bersama Arka si most wanted sekolah.
***
Bersambung. . .
Jangan lupa tinggalkan jejakt kalian yaitu vote, like, comennt dan gifts agar author semakin semangat updatenya.
Yuk follow ig author : @dianti2609
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
linamaulina18
br dpt tatapan dr Serra aja puraw Sik lepasin td kmn aja sebelum serra melihat
2023-03-31
0
Tiwi Rahayu
hubungan yang rumit...karena harus back street
2023-02-27
0
Yuni
fuhhh ribet banget nihh
2022-07-08
0