Setelah keluar dari ruangan kerja Alka sang papa. Arka langsung melangkah menuju ke kamarnya, pria itu sudah tak sabar melakukan hubungan suami istri malam ini.
Seminggu sudah pernikahan mereka, tetapi Arka belum mendapatkan haknya. Bukan karena Serra menolaknya, tetapi gadis itu tengah mendapatkan menstruasi saat acara pernikahan dilaksanakan. Itulah yang membuat acara malam pertama mereka gagal melakukannya.
Malam ini membuat Arka senang, karena menstruasi Serra telah selesai dan gadis itu sudah bersih dari kotoran darah. Arka juga sudah menyiapkan pakaian yang akan di pakai istrinya malam ini. Pria itu sudah menaruhnya di atas tempat tidur mereka. Mungkin saja sekarang Serra telah memakainya.
“Aku bisa membayangkan, istriku pasti sangat sexy.” Batin Arka berjalan cepat.
‘Ceklek’ Suara pintu kamar yang di buka oleh Arka dari luar. Membuat Serra malah menyelimuti dirinya karena malu dengan pakaiannya yang kekurangan bahan.
Arka bingung melihat istrinya yang berselimut hingga sebatas leher. “Sayang kamu kenapa? Sakit,” tanyanya, bergegas mendekati istrinya membawa tangannya ke dahi sang istri.
“Tidak panas yank,” ujar Arka.
Dengan sekali tarikan selimut yang menutupi tubuh Serra terlepas sampai jatuh ke bawah ranjang. Serra menyilangkan tangannya di dadanya saat merasakan selimut tidak menutupi tubuhnya lagi.
“Sexy, kamu cantik sekali sayang,” puji Arka, Serra yang dipadang intens oleh suaminya membuat gadis itu malah merasa malu. Karena ini kali pertama baginya memakai pakaian yang kekurangan bahan.
“Ka, aku malu,” kata Serra dengan semburat merah dipipinya.
“Jangan malu sayang, kitakan sudah halal,” sahut Arka.
Arka perlahan naik ke atas ranjang, pertama kali dilakukannya adalah mencium kening istrinya, turun ke pipi kanan kiri, lalu terakhir di bibir istrinya. Kegiatan mereka terganggu akibat suara ketukan pintu, bahkan di gedor dari luar.
Tokk...tokk..
“Ka sepertinya ada orang diluar,” ujar Serra baru bisa bicara saat Arka melepaskan ciumannya.
“Siapa sih yang ganggu,” kesal Arka tetap beranjak untuk membukakan pintu.
Saat pintu terbuka, berdirilah Devita ibunya Arka. Devita langsung masuk ke kamar Arka dan Serra dan mengambil tempat duduk di tepian ranjang. Serra pun menyelimuti tubuhnya kembali dengan mengambil selimut yang tadi terjatuh akibat tarikan Arka.
“Ma, ada apa?” tanya Arka.
“Duduklah dulu ka, ada yang mama ingin sampaikan sama kalian berdua. Tapi terlebih dulu mama ingin bertanya, apa kalian sudah melakukan hubungan suami istri selama satu minggu pernikahan kalian?” tanya Devita sebelum menyampaikan sesuatu yang sangat penting bagi wanita itu untuk kelangsungan keluarganya.
“Belum ma, Serra masih perawan. Kami baru saja ingin melakukannya,” ucap Arka berkata jujur, membuat Serra memelototi suaminya itu yang bicara sangat vulgar menurutnya.
Devita menatap Serra memastikan jawaban yang dikatakan oleh Arka itu benar, Serra mengangguk yang artinya membenarkan perkataan suaminya.
“Baguslah, jika kalian belum melakukannya,” Devita tersenyum.
“Memangnya kenapa mah?” tanya Arka sedangkan Serra hanya diam saja, gadis itu tidak ingin ikut menimpalinya jadi memilih untuk diam saja.
“Begini Arka, mama tidak ingin kalian berdua sampai kebablasan dan membuat Serra hamil nantinya. Walaupun mama tahu banyak cara untuk mencegahnya, tetapi itu akan membahayakan Serra nantinya. Jadi mama minta untuk kalian berdua agar bisa menahannya sampai kelulusan sekolah nantinya, mama tidak ingin sampai pernikahan kalian diketahui satu sekolahan ataupun orang diluar sana. Jaga rahasia pernikahan kalian baik-baik, jika sampai ada orang yang mengetahui siap-siap saja mendapat hukuman dari papa. Ini keputusan mama dan papa dan demi kebaikan kalian juga," jelas Devita memberitahu panjang lebar. Padahal semua ini bukanlah keputusan suaminya, melainkan dirinya yang meminta suaminya agar menyetujuinya.
“Kami bisa menjaga rahasia pernikahan kami agar tidak diketahui oleh orang lain. Tapi untuk urasan tidak melakukan hubungan suami istri, rasanya aku tidak bisa menahannya mah,” kata Arka menolak permintaan mamanya itu.
“Ini perintah papa mu ka, jadi turuti perintah papa mu atau kamu mau menerima hukuman dari papa mu,” ujar Devita.
“Tapi ma-“
“Ka sudahlah, kita turuti saja perintah papa ya. Sebentar lagi juga kita akan lulus,” ucap Serra akhirnya bersuara, agar suaminya tidak membantah perkataan mama Devita.
“Baiklah aku akan menuruti perintah papa, tapi aku juga mau setelah kami lulus nanti aku minta rumah sendiri. Bagaimana mah?” Tanya Arka, sepertinya pria itu akan mempertimbangkan keinginan istrinya yang ingin pindah rumah sendiri.
“Untuk itu bicaralah nanti dengan papa mu, tapi yang pastinya mama tidak mau kamu pindah dari rumah ini,” tegas Devita, lalu bangkit berdiri melangkah keluar dari dalam kamar anak dan menantunya.
Kini sepeninggal Devita, Arka menatap istrinya seperti ingin melanjutkan kegiatan mereka yang tertunda akibat gangguan mamanya. Tetapi Serra menggeleng, ini demi kebaikan pernikahan mereka berdua.
“Tahan ya ka, ini demi kebaikan pernikahan kita,”
“Iya sayang, tapi aku pengen yank,”
“Sini, aku kelonin aja ya,”
Akhirnya Arka mengangguk dan merapatkan tubuhnya dengan Serra. Serra mengelus kepala suaminya yang menempel di dadanya, gadis itu juga tetap memakai pakaiannya yang sama tidak menggantinya. Jadi memudahkan suaminya mencium dadanya, sebagai ganti karena tak bisa melakukan hubungan suami istri.
🌷🌷🌷🌷
Tiba-tiba Serra terbangun tengah malam saat membuka matanya melihat jarum jam menunjukkan pukul 01:00. Lalu beralih pada suaminya yang tidur menyamping dengan memeluk guling.
Serra merasa tenggorokan kering dan melihat ke meja nakas. Ternyata air dalam gelasnya kosong.
“Huh, rasanya males banget mau turuh,” ucapnya mengeluh dengan suara kecil agar tak menganggu tidur suaminya.
Gadis itupun melangkah keluar dari kamar menuju dapur yang berada dibawah. Hampir sampai didapur Serra menghentikan langkah ketika mendengar suara orang sedang berbicara lewat telpon.
“Aku tidak mau tahu dengan kesibukan mu itu. Pokoknya kau harus datang makan malam besok. Jika kau tidak datang siap saja perusahaan mu ku acak-acak, aku tidak perduli.” Ancam Alka pada orang yang tengah diajak bicara lewat telpon.
Sedangkan Serra masih berdiri ditempatnya, kakinya belum bergerak untuk melangkah ke dapur. Sampai suara bariton papa mertua membuatnya terlonjak kaget dan hampir gelas ditangan terlepas.
“Ehem, kenapa kau berdiri disitu,” dehem Alka.
“Eung, anu pa. Anu Serra kebangun dan haus. Ini mau ke dapur ambil air putih,” ucap Serra gugup sampi bicara tergagap.
“Oh, yasudah ambilah. Papa mau keatas istirahat,” ujar Alka berjalan melewati menantunya dan pergi menuju lantai atas menggunakan lift agar cepat.
“Huh, untung aja papa ngga curiga. Lagian aku ngapain sih pakai berhenti segala dan kepo sama orang ditelpon papa,” dumel Serra mengelus dadanya yang sempat berdebar takut. Menurut Serra papa mertuanya itu berwajah datar serta tegas dalam bicara. Itulah yang membuatnya seakan segan dan takut pada papa mertuanya.
Setelah mengambil air putih, Serra segera naik kembali ke atas dan berbaring diranjang. Entahlah mata gadis itu sangat susah untuk tidur kembali setelah terbangun.
🌷
🌷
🌷
🌷
Bersambung. . .
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaitu vote, like, comennt dan gifts agar author semakin semangat updatenya.
Yuk follow ig author : @dianti2609
Terimakasih ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
kia
aneh mamanya si arka dah sah ,halal kok pake acara GK bolehin MP sih,curiga pasti ada sesuatu,,
2023-05-06
1
linamaulina18
bukannya ortu me'inginkan cpt dpt cucu y
2023-03-31
0
Sagitarius Zodiak Q
mulai tertarik 🤔
2022-10-10
0