"Aku beruntung mengenalmu, tapi dia lebih beruntung memilikimu."
"RA RA TAU GA!" Teriak kesya heboh setelah kembali dari kantin.
"Apa?" Tanya Dira yang sebenernya tidak mau tau. Dira mengambil makanan ringan dan minuman yang kesya taruh di atas mejanya.
"Ih Ra dengerin dulu," ucap kesya mengambil kembali makanan dan minuman yang Dira pegang.
"Makanan gue," lirih Dira. "Apa? Cepetan," ucap Dira memutar bola matanya malas dan menatap wajah kesya serius.
"ANAK BARUNYA GANTENG!"
"Wow," ucap Dira dengan wajah malasnya. Masa bodo mau ganteng mau cantik bukan urusan Dira. Dira juga tidak peduli.
"Mana sini makanan sama minuman gue," ucap Dira mengambil makanan dan minumannya dari kesya.
"Ra Ra dia lewat! Liat deh!" Ucap kesya heboh, namun yang di ajak bicara malah asik memakan makanannya.
kesya memutar kepala Dira dengan tangannya mengarahkan pandangan Dira keluar jendela kelasnya. "Tuh yang itu," tunjuk kesya.
Dira melihat pada cowok yang di tunjuk kesya. Namun, yang terlihat hanya punggung belakangnya saja. Dira menyipitkan matanya memfokuskan pada tubuh belakang cowok itu.
"Dia kok kaya ga asing buat gue ya," batin Dira.
kesya melepaskan tangannya dari kepala Dira, sedangkan Dira masih fokus pada pandangannya.
"Tuh'kan lo terkesima," ledek kesya membuyarkan fokus Dira.
"Biasa aja, gue mau ke toilet."
"Yaudah sana."
Tumben sekali kesya tidak ikut, biasanya ia selalu ikut jika Dira mau ke toilet. Pasti kesya ingin menghayal dan menghalukan murid baru itu. Tidak penting sekali.
♡♡♡
Setelah dari toilet, Dira berdiri di depan mading untuk membaca dan melihat berita, pengumuman yang terpajang di sana. Sudah menjadi kebiasaan Dira untuk harus melihat mading untuk tau ada pengumuman dan berita apa hari ini.
"Berita yang ini menarik juga," gumam Dira.
Dira mengambil handponenya dan memfoto berita yang menurutnya menarik itu. Lalu ia mencari dan membaca berita yang lainnya lagi.
"Ira!" Panggil seseorang dari belakang Dira.
Dira mematung. "Panggilan itu," gumam Dira dan membalikan badannya perlahan untuk melihat siapa yang memanggil nama masa lalunya itu.
Dira menatap tajam sosok lelaki yang sangat ia tunggu kepulangannya. "Alek," ucap Dira tersenyum getir.
"Iya ini gue Ra."
Namun, senyuman Dira itu perlahan berubah menjadi wajah sendu. Dia lah seseorang yang selalu Dira cari namanya dalam media sosial miliknya.
Alek bagaskara, sahabat kecil Dira yang dulu meninggalkannya pada saat Dira berumur 7 tahun. Karena, harus ikut orang tuanya pergi ke luar Negri. Sebelum kepergian Alek keluarga Dira masih lengkap dan utuh, dan saat kepergiannya Alek berjanji tidak akan lama, dan ia juga berjanji ia akan kembali.
Ira dan Ale, adalah panggilan mereka sewaktu kecil, pangilan sayang dalam persahabat kecil mereka dulu.
Ingin rasanya Dira memeluk Alek, namun ia tahan. Masih ada rasa kesal karena Alek yang mengingkari janji.
Dira menggeleng sambil menatap Alek tajam. "Lo ingkar janji."
Ternyata anak baru yang di maksud kesya adalah Alek, kenapa sekarang Dira merasa canggung seperti ini?
"Gue minta maaf Ra, gue juga ga tau orang tua gue bakal stay dalam waktu yang lama di sana. Maaf gue ingkar janji tapi, gue udah menuhin janji gue ke lo yang akan kembali. Dan sekarang gue di sini Ra."
"Lo ga tau Lek, gue selalu cari media sosial lo buat gue cerita, tapi selalu nihil gue ga pernah ketemu, dan lo pikir sepuluh tahun itu waktu yang sebentar buat gue nunggu lo," ucap Dira dengan nada yang lemah.
Dira menunduk. Tidak lagi menatap ALek, ada rasa kecewa di hati Dira.
"Apa lo pernah cari media sosial gue dengan nama Dilek?
"Dilek?" Tanya Dira mengangkat kepalanya.
Alek terkekeh. "Iya Dilek, Dira Alek."
Dira menggelengkan kepalanya tidak percaya. Dari dulu sampai sekarang Alek tidak pernah berubah, selalu saja menyulitkan sesuatu yang sebenarnya mudah.
"Kalau bisa di persulit kenpa harus yang mudah," ucap Alek mendekatkan wajahnya dengan wajah Dira.
"Menyusahkan!" Ucap Dira dengan nada marahnya sambil mendorong tubuh Alek agar menjauh.
Alek tertawa melihat wajah menggemaskan Dira. "Oh ya, kenalin gue murid baru di sini. Nanti pulang sekolah barang gue, gue tunggu di gerbang."
"Udah kenal, makasih tawarannya gue biasa naik angkot."
"Itu dulu, sekarang lo harus terbiasa pulang bareng gue," ucap Alek menjawil hidung Dira dan berlalu pergi meninggalkan Dira.
♡♡♡
Setelah peretemun yang di nanti nantikan oleh Dira dengan Alek Bagaskara sahabat masa kecilnya terwujud tadi, Dira tidak berhenti hentinya tersenyum.
"Lo kenapa si Ra? Abis dari toilet tadi jadi aneh," tanya kesya heran.
"Emmm gapapa, emang lagi pengen senyum aja."
"Ra tau ga, pas lo ke toilet tadi gue udah mikirin ini mateng mateng, kayanya anak baru itu udah buat gue jatuh cinta pada pandangan pertama deh."
Dira membulatkan matanya, tidak lagi tersenyum. Dira menatap kesya tajam.
"Lo suka sama anak baru itu?" Tanya Dira tidak percaya.
"Iya Ra, lo mau'kan bantuin gue buat deket sama dia?" Pinta kesya dengan tatapan memohon.
kesya memang tau semua masalah Dira, tapi satu yang tidak di ketahui jesya yaitu Alek sahabat kecilnya, karena Alek bukanlah masalah bagi Dira, maka dari itu Dira tidak pernah menceritakan tentang Alek pada kesya.
Dira jadi bingung ia harus merasa senang karena kesya merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya dengan sahabatnya sendiri atau ia harus merasa sedih karena kesya jatuh cinta dengan orang yang sama seperti dirinya.
Mungkin Tuhan sudah merencanakan ini semua agar Dira bisa membalas semua kebaikan kesya kepada dirinya dengan cara Dira harus merelakan Alek kepada kesya.
Lagi pula rasa cintanya kepada Alek juga belum terlalu besar dan Dira juga tidak tau rasa yang ia rasakan ini rasa cinta kepada Alek sebagai seorang abang dan sahabat atau yang lebih dari itu.
Dira tersenyum senang. "Pasti dong, cie yang lagi jatuh cinta." Ucap Dira jahil. Sedangan kesya sudah tersipu malu dengan pipi yang memerah.
"Tunggu tunggu, gue harap setelah lo lihat wajahnya anak baru itu lo ga akan jatuh cinta sama seperti gue yang jatuh cinta ke dia, karena gue ga mau Ra suka dan cinta sama orang yang sama dengan sahabat gue sendiri, karena pasti nanti di salah satu dari kita akan ada yang tersakiti," jelas kesya tidak enak hati pada Dira.
Dira tertawa renyah. "Ya engga lah sya. Lagi pula, gue mau fokus untuk kesembuhan abang gue dulu, lo tau sendiri Ayah gue yang udah ga peduli sama penyakit abang gue."
"Iya Ra gue tau kok kalau itu. Makasih ya. Bay The Way kapan kapan gue ikut ya kalau lo mau jenguk abang lo," ucap kesya dan di angguki senang oleh Dira.
"Maaf ya sya gue ga jujur, lagi juga gue ga yakin sama perasaan gue sendiri dan gue juga ga yakin kalau Alek perhatian sama gue karena dia suka sama gue, karena gue dan Alek hanya sebatas sahabat gak lebih," batin Dira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Min sua
abangnya Dira sakit? tapi kok nggak pernah disorot
2022-11-02
0