"Aku rapuh, aku hancur, aku lemah, aku tidak sekuat yang kalian semua lihat."
Dengan langkah kaki yang gontai Dira menuju kasurnya, Dira merebahkan tubuhnya di atas kasur sambil memandangi langit langit kamarnya yang berwarna biru muda.
Dira kembali mengingat tamparan yang di berikan oleh Ayahnya kepada dirinya tadi. Kapan Ayahnya bisa kembali baik padanya seperti dulu lagi?
Kadang Dira merasa iri kepada salsa yang notabe adalah anak tiri Ayahnya, tetapi dia lah yang selalu mendapat kasih sayang dan perhatian dari Ayahnya.
Sudut bibir Dira terasa perih, Dira menarik laci yang ada di kamarnya dan mengambil obat merah di sana lalu ia mengobati lukanya itu sendiri.
"Ternyata berpura pura telihat baik baik aja di depan semua orang itu capek ya," gumamnya.
Malam sudah semakin larut, tapi Dira belum juga menutup matanya untuk tidur, lantas ia kembali duduk dan bersandar pada penyangga kasur, ia menyalakan handponenya dan membuka facebook miliknya dan mengetik nama seseorang di sana dalam gambar pencarian.
Dira mengetik nama seseorang yang dulu pernah ada dalam hidupnya. Namun, hasil pencarian itu tidak menghasilkan apa apa.
"Aku udah cari kamu di media sosial Lek, tapi kenapa aku ga pernah ketemu media sosial milik kamu," gumam Dira.
Dira kembali mematikan handponenya dan menaruhnya lagi di atas meja, dan menutup matanya mencoba kembali untuk tidur.
♡♡♡
Pagi ini Dira sudah rapi dengan balutan seragam sekolahnya, ia menuruni satu demi satu anak tangga dan menemukan orang tuanya yang sedang sarapan.
Setelah sarapan selesai Dira bergegas untuk berangkat ke sekolah.
"Dira," panggil mama tiri Dira, Dira memutar balik badannya ada rasa senang di hati Dira saat Diah memanggil namanya.
"Iya ma?" Tanya Dira.
"Sebelum kamu pergi sekolah, cuci dulu semua piring yang ada di meja makan," suruh mama tirinya.
Dira melihat jam tangannya, bisa telat dirinya nanti jam sudah menunjukan pukul 06:15. "Nanti aku telat ma, kan ada bibi."
"Bibi sakit," sahut Ayahnya yang sedang memakai jas kantornya.
salsa menatap sinis Dira sambil mengandeng tangan Ayahnya dengan manja dan berjalan pergi keluar rumah.
Dira menghembuskan napas beratnya, menaruh kembali tas sekolahnya di atas bangku, dan membawa semua piring kotor yang ada dia atas meja ke dapur untuk di cuci.
Setelah selesai mencuci semua piring, Dira bergegas pergi ke sekolah, ia sudah berpikir pasti dirinya akan terlambat hari ini.
Benar saja setelah ia sampai di sekolah gerbangnya sudah di tutup.
"Pak, pak bukain dong," pinta Dira pada pak satpam dari balik gerbang.
"Tumben neng kamu ini telat," ucap pak satpam yang sudah mengenal Dira dan membukakan pintu gerbang.
"Macet pak," jawab Dira.
Dira berlari ke arah lapangan bergabung bersama para murid murid yang juga terlambat sama seperti dirinya.
Dira dan lainnya mendapatkan hukuman untuk bersih bersih. Dira bertugas untuk membersihkan lapangan sekolah. Ia buru buru mengambil sapu di pinggir lapangan dan mulai menyapunya.
"Tumben lo telat," ucap salah satu siswa lelaki berpenampilan tidak rapi yang berdiri di sampingnya. Ia sama seperti Dira mendapat hukuman menyapu di lapangan juga.
"Bukan urusan lo juga," jawab Dira jutek.
Dira adalah tipe cewek yang tidak mudah bergaul. Berbeda dengan Dira yang dulu, Dira yang dulu adalah gadis yang ramah, murah tersenyum dan selalu menyapa orang lain.
Tetapi sekarang Dira adalah gadis yang cuek, masa bodo, tidak mau tau urusan orang lain dan jarang sekali tersenyum jika tidak untuk menutupi luka dan dukanya.
"Ya emang bukan urusan gue, tapi tumben aja gitu seorang Nadira sadika murid berprestasi di sekolah datang terlambat," ucap lelaki itu sambil tetap fokus menyapu.
Dira menyatukan kedua alisnya memberhentikan kegiatan menyapunya dan menatap cowok itu intens.
"Kok lo tau nama gue?" Tanya Dira.
Cowok itu memperlihatkan senyum miringnya pada Dira. "Gue emang tau lo tapi, lo'nya aja yang ga tau gue," ucap cowok itu menjatuhkan sapu yang ia pegang dan pergi meninggalkan Dira. "Lanjutin tuh sendiri."
Dira membuka mulutnya tidak percaya dengan kelakukan cowok yang ia tidak kenal siapa namanya. "Enak aja gue yang lanjutin sendirian, diakan juga lagi di hukum," ucap Dira sabar pada cowok menyebalkan yang ia baru temui tadi.
♡♡♡
"Tumben lo telat?" Tanya kesya setelah Dira menyelesaikan hukumannya dan di perbolehkan masuk ke dalam kelas.
Pertanyaan kesya itu sama persis seperti cowok yang di hukum bersamanya tadi di lapangan.
"Kok sama si kata katanya, jangan jangan cowok tadi itu suruhan lo ya?" Tanya balik Dira, menatap tajam kesya.
kesya yang tidak tau apa apa jadi bingung apa yang di maksud Dira.
"Apa si, cowok yang mana?"
"Yang tadi di lapangan, tadi dia juga nanya sama persis kaya lo, tapi gue ga kenal dia siapa."
kesya jadi berpikir siapa cowok yang di maksud Dira. Bukannya di sekolah ini tidak ada yang mau berteman atau pun sekedar menegur sapa pada Dira selain dirinya. Karena gosip laknat itu.
"Gue ga tau Ra, yang mana si?" Tanya kesya mulai kepo.
Belum sempat Dira menjawab. Percakapan mereka berhenti karena, guru mata pelajaran yang mengajar di kelas mereka sudah datang dan siap untuk mengajar.
♡♡♡
Pada saat jam istirahat tiba tiba koridor sekolah menjadi ramai oleh para siswa siswi yang ingin melihat kedatangan murid baru di sekolah mereka. Sudah biasa seperti ini apa lagi jika murid barunya itu cantik atau ganteng, sudah pasti menjadi pusat perhatian..
Tetapi berbeda dengan Dira yang malas dengan keramain dan suara bising. Dira memutuskan untuk kembali ke kelas tidak jadi untuk pergi ke kantin. Malas sekali rasanya harus berdesak desakan di tengah tengah kerumunan orang lain.
"Gue balik ke kelas ya sya."
kesya yang sudah hafal sekali dengan sikap Dira mengiyakan ucapan Dira.
"Lo mau nitip apa? Gue aja deh yang ke kantin. Sekalian liat murid baru," ucap kesya menyengir seperti kuda.
"Sama aja deh."
Dira berjalan pergi dari keramain, memilih sendiri di dalam kelas menunggu kesya..
Di dalam kelas yang sepi hanya ada dirinya yang duduk di bangku paling belakang. Dira mengambil handponenya dan membuka aplikasi Instagram dan mengetik nama seseorang yang semalam ia ketik di akun Facebooknya.
"Aku berharap kali ini aku nemuin akun media sosial milik kamu Lek," gumam Dira berharap dan mengklik gambar pencarian.
Namun lagi lagi hasil pencariannya kosong, ia tidak menemukannya lagi. Dira melihat layar handponenya dengan wajah sedihnya. Lalu ia mematikan handponenya dan memasukkannya kembali ke dalam sakunya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments