Duka Anak Terabaikan

Duka Anak Terabaikan

1..

Nadira sadika seorang gadis manis yang mempunyai sejuta luka dan duka dalam hidupnya. Semua itu tertutup rapi di balik senyumnya yang indah dan ceria..

Namun dalam menjalani kehidupannya Dira harus melewati banyak luka dan duka .

Luka dan duka itu semua, ia sembunyikan dalam senyumnya hingga semua orang di luar sana jika melihat dira berpikir bahwa dira adalah seorang gadis yang selalu bahagia dan tidak mempunyai masalah hidup apa pun. Tapi kenyataanya senyuman itu hanyalah sebuah topeng,.. yang bisa sewaktu waktu pecah dan memperlihatkan bagaimana duka dan lukanya seorang dira.

Kehidupan Dira berubah derastis saat ibu kandungnya meninggal dunia dan beberapa bulan kemudian Ayahnya yang memutuskan untuk menikah lagi dengan seorang janda beranak satu. Di situlah Dira tidak tau lagi apa itu yang namanya kebahagiaan keluarga....

Tidak ada satupun dari mereka yang menganggap Dira ada di dalam keluarga mereka. Mereka selalu menganggap Dira hanyalah anak tidak berguna, pembawa sial, tetapi itu semua membuat Dira tumbuh menjadi gadis yang kuat dan tangguh.

"Aku mau kasih sayang seperti yang mereka dapatkan dari seorang Ayah...

Dira juga mau bahagia seperti Anak Anak lain....

"Kapan Dira bisa merasakan kebahagian lagi? Apa saat menyusul Bunda, Ayah akan merasakan kehilangan dan menyesal?"

Ayah, Dira mau bahagia. Dira mau di sayang juga sama Ayah. Dira mau jadi sumber kebahagiaan dan alasan Ayah tertawa dan tersenyum. Bunda, Dira kangen. Kenapa bunda pergi nggak ngajak Dira?

"Dira mau kasih sayang seperti yang lain."

"ya Allah, kembalikan kebahagian ku, kembalikan abang ku, kembalikan bunda ku atau kau panggil aku agar aku bisa bersama abang dan bunda ku kembali. Dan tidak lagi merasakan perihnya tamparan ini lagi."

"Aku capek, aku lelah rasanya aku ingin tenang selamanya ya Allah, bolehkah?" Apakah Dira akan merasakan kebahagiaan lagi? Apakah Ayahnya akan menyesal?............

***//**111*****

"Hampir semua anak perempuan di dunia ini bilang kalau Ayah adalah first love di hidupnya. Tapi di kehidupan ku, sosok Ayah adalah patah hati pertama yang aku rasakan." ~

Plak!

Suara tamparan yang sangat keras terdengar begitu menggelegar di rumah besar dan mewah ini.

Seorang gadis yang telah di tampar oleh mama tirinya tersenyum getir, tamparan dan makian sudah menjadi makanan sehari hari untuk gadis bernama lengkap Nadira sadika.

"Dasar anak ga tau diri kamu !"

Dira memegangi pipinya yang perih. Lalu menatap mama tirinya dengan mata sayunya.

"Aku cuma mau di sayang dan dapat perhatian kaya salsa, emang salah mah ?"

salsa adalah saudara tiri Dira. Semenjak Ayahnya menikah lagi Dira tidak pernah mendapatkan kasih sayang lagi dari Ayahnya. Ia seperti orang asing dalam keluarganya sendiri ...

"Jelas salah, karena sampai kapanpun saya tidak akan pernah menyayangi kamu., paham kamu "

"Kenapa ma?"

"Karena kamu bukan anak kandung saya !"

Tidak ada lagi cinta, tidak ada lagi perhatian untuk ku yang ada hanyalah kebencian.

"salsa juga bukan anak kandung Ayah. Tapi Ayah bisa sayang dan perhatian sama salsa, kenapa mama ga bisa juga ke aku?"

Plak!

Lagi lagi tamparan yang ia terima. Entah bagaimana nasib pipinya saat ini.

"Karena kamu menjijikan! Kamu pembunuh yang tidak pantas mendapatkan kasih sayang dari siapapun."

Deg.

Kata kata mamanya membuat Dira tertohok. Mama tirinya tidak tau yang sebenernya terjadi.,tapi kenapa meski kata kata itu yang Dira dari seorang mama Tiri...!

"Aku bukan pembunuh," tangis Dira pecah namun tidak terisak.

Dira berlari memasuki kamar dan menguncinya, Dira menatap dirinya sendiri yang menyedihkan ini di dalam cermin..

"Aku bukan pembunuh mah ,Dira bukan pembunuh ," ucap Dira memegangi kepalanya dan menggeleng..

"Kenapa mama ikut membenci Dira sama seperti Ayah?"

Ini semua salah paham! Kapan semua akan terungkap kapan semuanya akan terbukti kalau Dira tidak salah.

Apa saat Dira menyusul bunda, Ayah akan merasakan penyesalan? Atau sebaliknya. Ayah akan merasa senang jika dirinya tidak berada dalam keluarganya lagi.

Dira kembali mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu....

Dira sedang duduk di ruang tamu sambil asik menonton tv.

"Dira," panggil bundanya bernama Fiona yang hendak menuruni anak tangga.

"Iya bunda ," jawab Dira menghampiri bundanya dan menunggu bundanya di bawah tangga.

Bundanya menuruni satu anak tangga dan memanggil Dira lagi dengan susah payah sambil memegangi dadanya yang sulit untuk bernapas. "D--ii--ir---a."

"Bunda kenapa?" Tanya Dira panik dan mulai menaiki anak tangga namun belum sempat Dira naik, bunda Dira jatuh terguling.

"BUNDA!" teriak Dira..

Dira duduk di samping bundanya yang tidak sadarkan diri. "Bunda! Bunda bangun."

Dira menepuk nepuk pipi bundanya agar bundanya bangun. Namun nihil bundanya tetap tidak bangun. Dira jadi takut kalau bundanya akan pergi meninggalkannya seperti abangnya yang bernama Dirga yang meninggalkannya akibat tabrak lari waktu dirinya masih berumur 8 tahun.Dan ketakutannya benar terjadi.

Dan di situlah Ayah Dira salah paham. Ayahnya mengira Dira lah yang membunuh istrinya dengan mendorongnya dari atas tangga hingga tewas. Tetapi pada kenyatannya tidak seperti itu,bunda Dira meninggal karena serangan jantung dan memang takdirlah yang membuat bunda Dira harus meninggal.

"Pembunuh!"

Dira menggeleng. "Bunda meninggal karena serangan jantung yah, tadi bunda susah bernapas."

"Omong kosong! Istri saya tidak memiliki riwayat penyakit jantung."

"Tapi memang itu kenyataannya, Dira bukan pembunuh yah. ayah harus percaya."

"Saya menyesal punya anak pembunuh seperti kamu!"

"ENGGA DIRA BUKAN PEMBUNUH," Teriak Dira setelah sadar dari lamunannya.

"Kenapa ga ada yang percaya? Tuhan kau tau itu kau lihat kejadian itu bantu Dira tuhan," lirih Dira.

Kamar Dira menjadi saksi bisu hidupnya. Sepi yang selalu menemaninya kala menangis di sepanjang malam, dan angin yang selalu memeluknya erat saat rasa takut menghantuinya. Hampa dan kesunyian lah yang menjadi pelengkapnya.

Apa itu keluarga?

Kasih sayang itu seperti apa?

Bagaimana rasanya diperhatikan?

Dan apa itu yang namanya cinta?

Ribuan pertanyaan yang bersarang di kepala ku. Namun mulut rasanya terkunci saat aku ingin menayakan semua itu pada mama dan Ayah.

Dulu aku gadis kecil yang sangat ceria, yang selalu mengumbar tawa di mana mana. Tetapi sekarang aku seorang gadis remaja yang tak pernah merasakan bahagia.

Aku mau kasih sayang seperti dia! Kenapa mereka tidak bisa berlaku adil kepada ku.

Kapan Ayah bisa tau yang sebenarnya? 

Kapan mama bisa menyayangi ku?

Aku capek, aku lelah. Aku selalu berfikir kapan aku menyusul bunda? Tapi aku tak mau pergi sebelum Ayah tau yang sebenernya.

"Di mana dia seorang pemuda yang selalu menamani ku? Kapan kamu pulang Lek?"

"Aku membutuhkan mu," lirih Dira.

♡♡♡

Tok tok tok...

Pintu kamar Dira berbunyi. Dira berdiri menghapus air matanya asal. Dan mulai sembunyi dalam senyum yang manis agar terlihat baik baik saja dan membuka pintu kamarnya.

"Non makan malam udah siap di bawah, udah ada nyonya, tuan dan non salsa juga di sana."

"Dira ga laper bi."

"Tapi non juga harus makan, bibi bawain makanannya ke kamar ya. Tunggu sebentar," ucap bibi yang pergi ke arah dapur.

Dira duduk di pinggir kasur menunggu bibinya.

"Non ini bibi taruh di meja, di makan ya."

"Makasih ya bi."

"Apa bibi mau suapin?"

"Bibi, Dira udah besar."

Bibi terkekeh dengan jawaban Dira. Dan pamit keluar untuk lanjut membersihkan dapur.

"Andai aja mama atau Ayah yang suapin Dira," batin Dira.

Hanya bibi yang peduli dengan Dira. Hanya bibi yang khwatir sama Dira. Andai mama itu seperti bibi pasti akan bahagia rasanya mempunyai ibu tiri.

Kenapa mama tidak seperti bunda atau pun seperti bibi?

Bunda yang selalu menyayangi Dira dengan kasih sayangnya dan bibi yang selalu menghawatirkan Dira.

"Kapan hari bahagia itu datang, aku selalu menunggunya."

Di dalam kamar Dira mendengar tawa bahagia dari lantai bawah. Dira keluar kamar dan menginitip dari atas. Ternyata itu mama, Ayah dan salsa yang sedang tertawa bahagia dan bergurau jenaka di meja makan.

"Dira juga mau seperti salsa," desis Dira.

"Dira juga mau jadi sumber dari alasan Ayah tertawa."

Dira tidak sanggup melihat pemandangan di bawah sana, ia memutuskan untuk masuk kembali ke dalam kamarnya.

Apa boleh Dira menangis?

Dira menangis di dalam kamar agar nanti jika ia keluar kamar bisa terlihat baik baik saja dengan topeng senyumnya. Meski rasanya sulit tapi ia tidak mau terlihat lemah di depan mama dan Ayahnya, walaupun memang begitu kenyataanya.

Kadang terlihat baik baik saja di depan orang lain itu sangat sulit, apa lagi berpura pura di depan orang tua kita sendiri rasanya sangat menyakitkan......

Haaiii sebelum lanjut k Nexx episode , mohon dukung dengan follow,vote,and Like.....

Dukungan dari teman teman motipasi buat aku

terima kasih..

semoga sehat selalu.

Terpopuler

Comments

Min sua

Min sua

menarik...

2022-11-02

0

Devinta ApriL

Devinta ApriL

menyedihkan sekali kehidupan Dira.. kenapa Dira dijadikan tokoh yang diam.. ditampar sama mamanya gk ngelawan..harusnya dilawan doonk😠😠semoga Dira kuat💪💪

2022-08-21

0

Rand Yani

Rand Yani

masih menyimak ...smga ceritany menarik...

2022-01-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!