PRIA ASING 2

Nara menatap Septian, pria muda yang duduk disebelahnya. Sepertinya, cowok itu beneran kenal sama orang orang yang tadi dia ceritakan. Dari logatnya, jelas bukan orang bali. Tapi kenal dengan orang sini, mungkinkah dia sudah menetap lama di Bali?

"Lo orang mana?" tanya Nara. "Jakarta?" Tebakmya karena dari tadi mereka pakai bahasa lo gue.

"Iya, lo juga?"

Nara mengangguk, "Udah berapa lama disini?"

"Hampir satu tahun. Mencari penghidupan yang lebih layak, walaupun tak berjalan sesuai rencana." Dari ceritanya tampak menyedihkan, tapi wajah pria itu masih mengulum senyum.

"Maksudnya?"

Septian memperhatikan penampilan Nara. "Lo pasti orang kaya? Udah kelihatan dari semua yang lo pakai."

"Don't judge a book by its cover," Nara menyebikkan bibir.

Septian tergelak mendengarnya. "Tapi feeling gue biasanya bener."

"Sotoy."

"Lo pernah gak ngerasain susahnya nyari duit? Lo pernah gak sehari makan sekali hanya karena menghemat buat bayar kos? Lo pernah gak malem malem nangis hanya karena megang tangan nyokap lo yang kasar, kebanyakan kerja nyari duit? Gak pernahkan?" tebaknya. "Jangan merasa jadi orang yang paling menderita. Masih banyak yang lebih menderita daripada lo. Lo cantik, kaya dan.... kelihatannya sih pinter, tapi___"

"Bukan kelihatannya, tapi emang pinter," salak Nara.

"Cantik, kaya, pinter, hanya sedikit gak beruntung aja karena salah milih suami. Tapi percayalah, Tuhan pasti udah nyiapin jodoh terbaik buat lo."

"I hope so. Tapi ngelupain orang yang udah menghuni hati lo selama 8 tahun, itu gak mudah. Ini sangat menyakitkan." Mata Nara kembali berkaca kaca. Dan sedetik kemudian, cairan bening itu kembali lolos dari sudut matanya.

"Emang gak mudah, tapi bukan berarti gak bisa. Hanya butuh waktu."

"Tapi berapa lama?" tanyanya sambil menatap Septian.

"Tergantung cara lo. Kalau lo terus terusan merasa terpuruk, gak bakalan bisa cepat move on. Tapi kalau lo bisa lebih mencintai diri lo sendiri, terus berusaha membuat diri lo bahagia dan tak berkubang dalam kesedihan, bakalan cepet."

Nara menghapus air matanya sambil tertawa sumbang. "Secara teori terdengar mudah, tapi dalam pengaplikasiannya, gue rasa gak semudah itu."

"That's right," sahut Septian cepat. "Gimana kalau malam ini, kita seneng seneng. Ya, anggap aja sebagai salah satu cara untuk melepaskan diri dari derita. Mencintai diri sendiri dengan melakukan hal hal yang menyenangkan."

Nara tampak sama sekali tak berminat dengan ide itu.

Septian berdiri sambil membersihkan celananya yang terkena pasir. Setelah merasa bersih, dia mengulurkan tangannya ke arah Nara. "Lets go!"

Nara masih ragu. Tapi sejurus kemudian, dia tersenyum lalu meraih tangan Septian.

"Kita mau ngapain?"

Septian berfikir sejenak lalu menarik tangan Nara lebih mendekat kearah pantai.

"Sebelum mulai seneng seneng, buang penderitaan dulu." Septian mengamati sekitar untuk mencari sesuatu. Setelah matanya menemukan apa yang dia cari, dia langsung mengambilnya. Beberapa buah batu karang berukuran lumayan besar. "Lemparin batu ini sambil teriak sepuas lo. Ungkapin semua kemarahan lo. Sampai dada lo terasa plong." Septian meraih telapak tangan Nara, meletakkan tiga buah batu karang disana.

"Gimana kalau gue dikira orang gila?" Nara masih terlihat ragu.

"Lebih baik dikira gila. Daripada beneran gila gara gara diceraiin sebelum 24 jam."

Nara langsung terbahak mendengar penuturan Septian. Tapi benar juga, lebih baik dikira gila daripada beneran gila.

"Orang-orang gak akan peduli. Semua pada asyik dengan dunianya masing masing. Orang-orang disini itu kerjaannya nyari kesenengan, bukan ngurusin urusan orang."

Nara memperhatikan sekeliling. Sepertinya benar, semua tampak asyik sendiri. Lagi pula lebih banyak bule daripada warga asli. Mereka pasti lebih cuek.

Nara maju beberapa langkah kedepan. Dia melemparkan batu pertama sambil berteriak sekeras mungkin.

"Abimana, gue benci sama lo. Benci, benci banget."

Kemudian dia kembali melempar batu kedua sambil kembali berteriak. "Aku benci kamu Bi, aku benci."

Tubuh Nara merosot diatas pasir dengan air mata bercucuran. Dadanya sesak, sakit sekali. Dia melepaskan batu ketiga yang berada dalam genggangamannya begitu saja. Tak sanggup lagi untuk melemparnya ke tengah laut.

"Gue benci sama lo Abi. Gue benci. Tapi gue juga cinta sama lo," gumamnya sambil terisak. Seperti kata orang, melupakan itu tak semudah dan tak secepat seperti saat jatuh cinta. Butuh waktu dan usaha keras. Meski hatinya diliputi benci, Nara tak bisa memungkiri jika disudut hatinya, masih ada cinta untuk Abi.

Septian berjalan mendekati Nara. Meraih pundak cewek itu untuk membantunya bangun.

"Cinta sama orang boleh, tapi jangan lupa mencintai diri sendiri." Ujar Septian sambil menyeka air mata Nara lalu memeluknya erat.

"Malam ini, gue kasih free dada sama bahu gue buat, Lo. Nangis sepuasnya, gak bakal gue larang. Tapi mulai besok, gue harap lo udah gak nangis lagi," ujarnya sambil membelai rambut dan punggung Nara.

Setelah merasa Nara lebih tenang, Septian melepaskan pelukannya dan merapikan rambut Nara.

"Siap untuk kesenangan berikutnya?"

Nara mengangguk sambil menyusut hidungnya.

"Let's go!" Septian menautkan jari mereka berdua lalu melangkah menyusuri bibir pantai.

Saat melewati cafe tempatnya bekerja, Septian berhenti sejenak.

"Gue kerja disitu." Dia menunjuk sebuah cafe bertuliskan Bagia caffe. "Bagia itu bahasa Bali, artinya bahagia."

"Waiter?" tebak Nara. Mengingat tadi Septian bilang ingin memperbaiki nasib, jelas dia bukan owner.

"Bukan, tapi barista."

"Keren juga."

Septian tergelak mendengarnya. "Bukan barista dengan jam terbang tinggi yang kemampuannya meracik kopi diatas rata rata. Gue baru barista kelas bawah yang masih terus belajar."

"Apapunlah." Nara tampak tak begitu tertarik.

Akhirnya perjalanan mereka berhenti disebuah cafe out door yang tampak lumayan ramai ditengah malam seperti ini. Tak tampak seperti cafe, tapi ada tulisan cafe. Tempat yang sedikit aneh menurut Nara.

Suara musik terdengar sangat keras. Bukan musik pop, atau rnb dan sejenisnya, melainkan musik dangdut koplo.

Kebanyakan pengunjungnya bule. Mereka berjoget dengan riang gembira laksana di sebuah dance floor club malam. Padahal ini di ruang terbuka, tapi mereka seakan tak ambil pusing.

"Lo biasa minum minuman beralkohol? Mau gue beliin?" tawar Septian.

"Yang kadar alkoholnya rendah aja. Gue gak kuat kalau yang tinggi." Tinggal di London selama 6 tahun, membuat Nara sudah sedikit familiar dengan minuman beralkohol. Hanya untuk menghangatkan badan saat musim dingin, bukan untuk mabuk atau kebutuhan lain.

Tak lama kemudian, Septian datang dengan 2 botol minuman ditangannya. Bukan minuman beralkohol rendah, tapi justru 0 persen alkohol.

"Sory, yang kadar rendah habis. Jadi gue beli yang ini. Gak papa kan?"

"Gak masalah," jawab Nara sambil meraih minuman dari tangan Septian.

"Mau joget?" ajak Septian.

"Malu."

"Ck, malu sama siapa? Tuh lihat semuanya pada goyang, gak ada yang malu. Kita mau seneng seneng, bukan malu malu meong." Septian mengambil botol minuman dari tangan Nara lalu meletakkan diatas meja. Menarik tangan cewek itu untuk berkumpul bersama para bule yang sedang joget dangdutan.

Awalnya terasa sedikit malu, tapi melihat yang lain enjoy, Nara mulai mengikuti alur. Dia mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti irama gendang. Tak ada tatapan aneh yang tertuju padanya, membuat Nara lebih pede dan semangat bergoyang.

Melihat Septian yang berjoget sangat kaku, membuat Nara langsung tertawa terbahak bahak. Dia bukan pencinta musik dangdut, tapi musik ini sudah familiar ditelinganya.

"Gimana, enak gak?" Septian setengah teriak karena musik terlalu kuat.

"Sipp!" sahut Nara sambil tertawa lepas dan menunjukkan dua jempolnya.

Musik yang tadinya ngebit, berganti sedikit slow. Mungkin memberikan waktu untuk sedikit beristirahat. Tapi suasana tiba tiba terasa syahdu. Nara memperhatikan sekeliling, beberapa bule tampak saling berciuman tanpa tedeng aling aling, tanpa malu sama sekali. Justru Nara yang malu melihatnya.

"Mau?" Septian yang memergoki, Nara memperhatikan sepasang bule yang sedang berciuman.

Tapi sebelum Nara menjawab, Septian lebih dulu menarik pinggang dan tengkuk gadis itu. Menyatukan bibir mereka dengan gerakan yang sedikit tergesa gesa di awal, namun perlahan mulai melembut dan mengesankan.

Terpopuler

Comments

Lee yeon seinaa

Lee yeon seinaa

WOY...
astaga...

2023-12-16

0

π!!

π!!

sat sat

2023-08-29

0

Yunia Afida

Yunia Afida

wah menang akeh iki septian,

2023-07-25

0

lihat semua
Episodes
1 TRAGEDI BRIDESMAID
2 FIRASAT
3 IKRAR TALAK
4 PRIA ASING
5 PRIA ASING 2
6 PRIA ASING 3
7 PRIA ASING 4
8 LIFE MUST GO ON
9 ( Bukan) BEST FRIEND FOREVER
10 AJAKAN KE BALI
11 PERASAAN YANG ANEH
12 KEJUTAN TAK TERDUGA
13 TERPAKSA KONON
14 WE MEET AGAIN
15 WE MEET AGAIN 2
16 DIPERSIMPANGAN DILEMA
17 SIAPA LAKI LAKI ITU?
18 GALAU
19 PERCAYA PADAKU
20 YANG DITAKUTKAN TERJADI
21 BAPER
22 DISAMBUT DENGAN BAIK
23 STATUS YANG DIPERTANYAKAN
24 TINGGAL SELANGKAH LAGI
25 SELANGKAH LEBIH MAJU
26 TERLALU TEGANG
27 TREAT LIKE A QUEEN
28 BELUM BERUNTUNG
29 USAHA MENGAMBIL HATI
30 DATING
31 DATING 2
32 THE MOST BEAUTIFUL ADVENTURE
33 MOST WANTED LECTURER
34 ABANG
35 MY MORNING
36 COFFEE SHOP
37 NGEMALL
38 SELALU BERUNTUNG
39 KE RUMAH IPAR
40 NGIDAM
41 TERJEPIT SITUASI
42 CURIGA
43 DIKEJAR BERONDONG
44 SUAMI LUAR BIASA
45 PAPA OH PAPA
46 TEMAN BARU
47 MASA LALU
48 I LOVE YOU
49 SEPUCUK SURAT
50 MANTAN
51 YOU ARE SO BEAUTIFULL
52 TAHLILAN
53 BERDERIT
54 KEDATANGAN MANTAN
55 DIBANDING DIA
56 TAKUT
57 FIRST LOVE
58 BAHAGIA BERSAMAMU
59 AKU BUKAN PELAKOR
60 MENGENANG MASA LALU
61 HEBOH
62 DIA ISTRI SAYA
63 LIHATLAH DAHIKU
64 HEMPASKAN PELAKOR
65 MEMINTA MAAF
66 CANDLE LIGHT DINNER
67 CANDLE LIGHT DINNER 2
68 GOOD LUCK
69 JATUH
70 DIRAWAT
71 DIRAWAT 2
72 BERTEMU LAGI
73 BUNGA TAK BERTUAN
74 TERDENGAR TAK ASING
75 TAK ADA MAAF
76 TAWARAN DARI PAPA
77 SELALU MENDUKUNGMU
78 DIKIRA PACAR
79 ACARA TUJUH BULANAN.
80 JADIAN
81 SALAH SASARAN
82 BERTIGA
83 SINGKAT
84 GALANG DANA
85 GRAND OPENING
86 DEBAT
87 USAHA MEMPERBAIKI
88 NGINEP
89 TAWARAN
90 MELAMAR KERJA
91 TAK PULANG
92 BERBUNTUT PANJANG
93 LEBIH SAKIT DARI YANG DIBAYANGKAN
94 KANGEN
95 AKU DATANG
96 PERIKSA DADAKAN
97 BERUBAH PIKIRAN
98 MODUS
99 LEGA
100 JANGAN PERCAYA DIRI DULU
101 KONTRAKSI
102 PANIK
103 MENJELANG PERSALINAN
104 AKIBAT CANDAAN
105 OEK OEK
106 ADA HATI YANG TERLUKA
107 BABY AY
108 GOSIP OH GOSIP
109 MAKIN MELEBAR URUSANNYA
110 PENGEN NYUSUL PUNYA CUCU
111 BUTUH WAKTU
112 LIVE
113 TAMU TAK DIUNDANG
114 BUKTIKAN
115 BERSYUKUR
116 MULAI KELIHATAN HASILNYA
117 OBROLAN TENGAH MALAM
118 BELAJAR
119 TAK BISA TIDUR
120 WILL U MARRY ME
121 YESSS
122 RESTU
123 WAKTU
124 GAGAL
125 MELEPAS LAJANG
126 RASA YANG INDAH
127 BAHAGIA BERSAMAMU
128 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 128 Episodes

1
TRAGEDI BRIDESMAID
2
FIRASAT
3
IKRAR TALAK
4
PRIA ASING
5
PRIA ASING 2
6
PRIA ASING 3
7
PRIA ASING 4
8
LIFE MUST GO ON
9
( Bukan) BEST FRIEND FOREVER
10
AJAKAN KE BALI
11
PERASAAN YANG ANEH
12
KEJUTAN TAK TERDUGA
13
TERPAKSA KONON
14
WE MEET AGAIN
15
WE MEET AGAIN 2
16
DIPERSIMPANGAN DILEMA
17
SIAPA LAKI LAKI ITU?
18
GALAU
19
PERCAYA PADAKU
20
YANG DITAKUTKAN TERJADI
21
BAPER
22
DISAMBUT DENGAN BAIK
23
STATUS YANG DIPERTANYAKAN
24
TINGGAL SELANGKAH LAGI
25
SELANGKAH LEBIH MAJU
26
TERLALU TEGANG
27
TREAT LIKE A QUEEN
28
BELUM BERUNTUNG
29
USAHA MENGAMBIL HATI
30
DATING
31
DATING 2
32
THE MOST BEAUTIFUL ADVENTURE
33
MOST WANTED LECTURER
34
ABANG
35
MY MORNING
36
COFFEE SHOP
37
NGEMALL
38
SELALU BERUNTUNG
39
KE RUMAH IPAR
40
NGIDAM
41
TERJEPIT SITUASI
42
CURIGA
43
DIKEJAR BERONDONG
44
SUAMI LUAR BIASA
45
PAPA OH PAPA
46
TEMAN BARU
47
MASA LALU
48
I LOVE YOU
49
SEPUCUK SURAT
50
MANTAN
51
YOU ARE SO BEAUTIFULL
52
TAHLILAN
53
BERDERIT
54
KEDATANGAN MANTAN
55
DIBANDING DIA
56
TAKUT
57
FIRST LOVE
58
BAHAGIA BERSAMAMU
59
AKU BUKAN PELAKOR
60
MENGENANG MASA LALU
61
HEBOH
62
DIA ISTRI SAYA
63
LIHATLAH DAHIKU
64
HEMPASKAN PELAKOR
65
MEMINTA MAAF
66
CANDLE LIGHT DINNER
67
CANDLE LIGHT DINNER 2
68
GOOD LUCK
69
JATUH
70
DIRAWAT
71
DIRAWAT 2
72
BERTEMU LAGI
73
BUNGA TAK BERTUAN
74
TERDENGAR TAK ASING
75
TAK ADA MAAF
76
TAWARAN DARI PAPA
77
SELALU MENDUKUNGMU
78
DIKIRA PACAR
79
ACARA TUJUH BULANAN.
80
JADIAN
81
SALAH SASARAN
82
BERTIGA
83
SINGKAT
84
GALANG DANA
85
GRAND OPENING
86
DEBAT
87
USAHA MEMPERBAIKI
88
NGINEP
89
TAWARAN
90
MELAMAR KERJA
91
TAK PULANG
92
BERBUNTUT PANJANG
93
LEBIH SAKIT DARI YANG DIBAYANGKAN
94
KANGEN
95
AKU DATANG
96
PERIKSA DADAKAN
97
BERUBAH PIKIRAN
98
MODUS
99
LEGA
100
JANGAN PERCAYA DIRI DULU
101
KONTRAKSI
102
PANIK
103
MENJELANG PERSALINAN
104
AKIBAT CANDAAN
105
OEK OEK
106
ADA HATI YANG TERLUKA
107
BABY AY
108
GOSIP OH GOSIP
109
MAKIN MELEBAR URUSANNYA
110
PENGEN NYUSUL PUNYA CUCU
111
BUTUH WAKTU
112
LIVE
113
TAMU TAK DIUNDANG
114
BUKTIKAN
115
BERSYUKUR
116
MULAI KELIHATAN HASILNYA
117
OBROLAN TENGAH MALAM
118
BELAJAR
119
TAK BISA TIDUR
120
WILL U MARRY ME
121
YESSS
122
RESTU
123
WAKTU
124
GAGAL
125
MELEPAS LAJANG
126
RASA YANG INDAH
127
BAHAGIA BERSAMAMU
128
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!