EPISODE 16

Daniel merasa lebih baik berkonsentrasi menyetir dalam kondisi seperti ini. Jalanan masih licin karena salju, meski semalam telah dibersihkan. Walau demikian, pikiran Daniel tetap tak mampu menyingkirkan peristiwa semalam ...

Apa yang telah terjadi di antara mereka? Caca yang Daniel kenal selama ini adalah wanita dingin yang sangat cantik dan cerdas. Itulah salah satu alasan mengapa Daniel mempekerjakan Caca. Namun, semalam Caca lebih daripada itu. Sifat dinginnya telah mencair dan mengungkapkan gairah fisik membara seperti yang Daniel rasakan. Dia begitu panas dan responsif, nyaris liar dalam kenikmatannya.

Apakah Caca juga bereaksi seperti itu dalam pelukan Simmington-Browne?

Daniel tak pernah kenal rasa cemburu, sama seperti ia tak pernah kenal rasa posesif. Ia juga tak pernah butuh kedua perasaan itu.

Namun, hanya membayangkan lelaki lain memberi kenikmatan kepada Caca seperti yang telah ia lakukan semalam membuat Daniel dipenuhi kemarahan.

"Mungkin kau tak menyukai jenis kebaikan yang kuberikan?" sergahnya menghina.

Caca menarik napas, merasa yakin bahwa Daniel sengaja mempermalukan dirinya. Apa lagi alasan Daniel hingga memaksa dan mengejeknya, mengingatkan Caca pada peristiwa semalam?

Ingatan yang sudah berusaha ia lupakan dengan susah payah, namun tak berhasil....

Bagaimana mungkin ia dapat melupakan bahwa Daniel telah menciumnya, menyentuhnya, membangkitkan hasratnya?

Yah, mungkin Caca tak akan pernah dapat melupakannya. Tapi, ia tak akan pernah membiarkan Daniel mengetahuinya. "Itu bukan hanya sekadar kemungkinan," jawabnya dingin.

Daniel melemparkan tatapan tajam padanya. "Kau tak tampak begitu yakin soal itu semalam!"

Kali ini Caca benar-benar terkesiap, dan wajahnya kembali memucat.

Daniel menghela napas berat. "Aku tak bisa tidur nyenyak semalam, oke?"

Caca merasa mungkin ini bukan saat yang tepat bagi mereka untuk membicarakan kejadian semalam ia bahkan meragukan saat yang tepat itu akan ada.

Meskipun ia penasaran mengapa Daniel juga tak dapat tidur ....

Namun, saat memperhatikan Daniel,Caca dapat melihat bahwa Daniel memang kurang tidur. Matanya tampak berat, lingkaran hitam muncul di bawah matanya, sementara mulut dan rahangnya terlihat cemberut.

Mungkinkah Daniel juga sama seperti dirinya, terpengaruh oleh pagutan menggebu yang telah mereka lakukan? Oh, ia tahu bahwa Daniel tergoda-bukti fisik itu terasa begitu jelas ketika Daniel menekankan tubuhnya-tapi apakah itu punya arti lebih bagi mereka berdua?

Tidak, tentu saja tidak. Caca dengan cepat menjawab pertanyaannya sendiri. Daniel tipe lelaki yang berprinsip "tiduri" dan "tinggalkan" wanita-wanita itu, dan ia tak pernah melibatkan emosi yang lebih lembut ke dalam hubungan-hubungan itu. Jika Daniel tak dapat tidur semalam, pasti itu karena sofa yang ditempatinya tak nyaman, bukan karena Daniel memikirkan dirinya.

"Mungkin sebaiknya tidak kita bicarakan," saran Daniel praktis.

Mengatakannya jauh lebih mudah, pikir Daniel kesal sementara mereka meneruskan sisa perjalanan menuju rumah Aunt Mae dalam hening. Keheningan yang tak pernah ada dalam kebersamaan mereka yang menyenangkan sebelum peristiwa semalam terjadi.

Tapi apa bedanya dibanding ketika Daniel menyadari segala sesuatu tentang Caca pagi ini? Tentang lembutnya rambut yang tergerai bebas di bahu, wajah ovalnya yang pucat, mata coklatnya yang gelap dan tak terselami. Bagaimana sweater cokelat dan jinsnya melekat pada lekuk lembut tubuhnya. Parfum lembut yang selalu dipakainya.

Aneh. Daniel tak pernah memperhatikan parfum itu sebelumnya, tapi sekarang ia menyadari parfum itulah yang selalu dikaitkannya dengan Caca: ringan, aroma samar bebungaan,sukar untuk dijelaskan. Sama seperti Caca.

Terlepas apakah Daniel menyukainya atau tidak, kejadian semalam telah mengubah sesuatu di antara mereka. Sesuatu yang nyata.

Namun, mengubah menjadi apa, Daniel tak mengerti....

"Aunt Mae tak menggigit," ejek Daniel, meyakinkan Caca yang mengikutinya ke belakang Range Rover untuk mengeluarkan koper mereka dari bagasi mobil.

Caca melemparkan pandangan kesal pada Daniel. Ia yakin wanita tua itu dapat menangkap ketegangan terang-terangan di antara Daniel dan dirinya. Ketegangan yang seharusnya tak pernah ada antara keponakannya dan wanita yang bekerja sebagai asisten pribadinya.

"Lucu sekali," gumam Caca saat mengangkat tasnya dan menjauh.

Tepat saat itu mereka melihat seorang wanita tua yang tampak kuat dengan rambut putih perak yang digelung sederhana. Celemek bermotif bunga-bunga melapisi pakaiannya yang terbuat dari kain wol. Ia keluar dari pondok kecilnya. Mata yang sama hijaunya dengan Daniel terpaku penuh sayang pada keponakannya yang hebat, sementara dia berjalan menyongsong mereka.

Caca berdiri dengan sopan di satu sisi, sementara keindahan alam perdesaannya yang berbukit, sama seperti ia menyukai Aunt Mae. "Apakah menuangkan teh juga termasuk salah satu kegunaan lelaki?" canda Daniel pada bibinya yang tampak lincah dan bersemangat. Di balik pembawaannya yang tegas, Mae memiliki hati selembut sutra.

"Aku percaya kau akan memaafkan keponakanku,

Caca." Aunt Mae merengut tak setuju atas kelakuan Daniel sambil mengempaskan dirinya dengan nyaman di sofa empuk di seberang Caca. "Percayalah, aku tak pernah mendidiknya menjadi tak sopan seperti itu."

Daniel menyeringai tak peduli. "Kuanggap itu sebagai persetujuan."

Caca sangat senang mendengar pembicaraan antara Daniel dan bibinya. Ia sama sekali tak yakin Daniel pernah menang adu argumentasi melawan Mae Harrison.

Meskipun Caca ragu telah melihat sisi lain Daniel yang sebelumnya tak pernah ia duga ada. Sisi periang dan iseng yang menyembunyikan besarnya rasa sayang Daniel terhadap wanita yang telah menerimanya masuk ke rumah dan hatinya ketika dia baru lima belas tahun.

"Jadi, Caca," Mae Harrison membuyarkan perhatian Caca dari Daniel. "Sudah berapa lama kau dan Daniel saling mengenal? Jika tak bertanya padamu, aku takkan pernah tahu," imbuhnya. "Daniel tak pernah memberitahu apa pun padaku soal kehidupan pribadinya."

Caca melemparkan pandangan kaget pada wanita tua itu. "Oh, tapi-"

"Caca bukan bagian dari kehidupan pribadiku Aunt Mae," kata Daniel datar, mengangsurkan cangkir yang telah ia tuangi teh tadi sembari menaikkan alis yang gelap ke arah Caca ketika melihat pipi Caca bersemu merah."Kue?" la menunjukkan ekspresi wajah tak berdosa sambil menyodorkan piring kecil pada Caca dan menawarkan sepiring kue bolu yang pasti dibuat oleh Aunt Mae khusus untuk kedatangan mereka.

Caca tampak bingung ketika mengambil sepotong kue itu. "Kau sepertinya salah paham terhadap posisiku, Miss Harrison."

"Nah, bukankah aku telah memintamu untuk memanggilku Mae saja?" Aunt Daniel mengingatkan lembut sembari melemparkan pandangan penuh tanya pada Daniel.

Daniel dapat dengan mudah menebak alasan kebingungan Aunt Mae, seperti yang sudah ia jelaskan pada Caca, bahwa Caca sama sekali tak sesuai dengan bayangan bibinya atas gambaran Daniel tentang asisten pribadi yang rapi, rajin, dan efisien. Gambaran yang sampai malam tadi ia kira sesuai dengan Caca. Tapi tidak lagi ....

Daniel menyeringai sedikit. "Caca asisten pribadiku, Aunt Mae," imbuhnya cepat, sambil mengambil cangkir dan kue untuk diri sendiri, kemudian duduk di bangku kaki di samping sofa bibinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!