EPISODE 6

"Kau tidak menyebutkan bahwa hanya ada satu tempat tidur," Caca berkeras, pipinya memerah saat menatap tempat tidur itu.

Daniel tidak yakin Caca mengatakannya sambil marah atau dengan emosi lainnya.

"Jim dan Jennie punya satu anak perempuan, karenanya mereka hanya punya satu tempat tidur." Daniel menjatuhkan tas mereka ke lantai berkarpet, mengabaikan sepenuhnya kedipan pilu Caca saat tas - tas itu jatuh berdebam.

Tatapan Caca menuduh. "Kau sudah tahu hanya ada satu tempat tidur? "

Daniel mengangkat bahunya. "Aku sudah menduganya. Berhentilah menjadi orang munafik, Caca." Ia merengut saat Caca terus menatapnya dengan mata membelalak.

Emosi menggelegak yang dipicu Daniel benar - benar sesuatu yang baru bagi Caca, membuatnya semakin gelisah. Meskipun bertunangan dengan David, Caca tidak pernah benar-benar secara fisik tertarik pada lelaki itu seperti halnya ia pada Daniel. la begitu terpikat pada Daniel sampai tubuhnya gemetar hanya karena memikirkan harus tidur sekamar dengan pria itu.

Dari apa yang ditangkap Caca tentang Daniel sejak tahun lalu, Daniel sama sekali tidak tertarik dengan hubungan tetap. Jika salah satu wanita yang keluar masuk tempat tidurnya menunjukkan tanda - tanda mengharapkan komitmen, secara diam - diam Daniel mengeluarkan mereka dari kehidupannya.

Baru kemarin Daniel memberitahu Caca bahwa mereka yang dikeluarkan turut meliputi asisten - asisten pribadi sebelumnya yang menunjukkan ketertarikan untuk menjalin hubungan pribadi dengannya.

"Mungkin kau khawatir tak mampu menahan hasratmu jika tidur sekamar denganku?" Daniel mengejek pelan.

"Tidak," bentak Caca.

"Jadi, tidak ada masalah, kan?" Daniel memotong perkataan Caca dengan tak acuh.

Caca menarik napas tajam. "Pernahkah kau tidur dengan wanita selama kurang lebih dua puluh tahun terakhir ini tanpa berhubungan intim dengannya?"

"Tentu saja aku-" Daniel berhenti menyanggah dan mempertimbangkan pertanyaan itu dengan hati - hati. "Tidak pernah," akhirnya ia mengakui. "Tapi, aku yakin harus ada yang pertama untuk segalanya."

"Benar begitu?"

"Kau tahu, kau benar - benar mulai membuatku kesal, Caca," jawabnya kasar. "Oke, kau memang cantik dan memiliki tubuh fantastis, terlebih jika terbalut denim ketat dan baju hangat hijau ketat-tapi bukan berarti aku akan berusaha bercinta denganmu begitu kita berdua di tempat tidur!"

Pikiran Caca tak keruan. Menurut Daniel, ia cantik dan memiliki tubuh yang fantastis...

Pujian pria itu nyaris membuatnya mengerang keras. Tentu saja hal ini membuat Caca memikirkan denim ketat dan baju hangat hijau yang sedang ia kenakan.

"Yah, omonganmu benar - benar membantu men jernihkan situasi," gumamnya kesal. "Aku akan tidur di kursi."

Daniel mengangkat alis gelapnya. "Kau berusaha membuatku merasa bersalah, Caca?"

"Apakah itu berhasil?"

"Tidak." Daniel meringis.

"Sudah kuduga." Caca mengangguk sedih.

Caca menatapnya penuh selidik, memperhatikan garis kelelahan di samping mata dan mulut pria itu. Bibirnya terpahat indah dan pasti dirancang untuk mendorong wanita tergila - gila ....

Hentikan, Caca, ia langsung memerintah diri sendiri dengan tegas. Membayangkan seperti apa ciuman Daniel, merasakan bibir dan tangannya menjamah tubuh Caca benar - benar tidak membantu situasi ini.

Mengapa hanya dengan menatap Daniel membuatku begitu menyadari tubuh Daniel dan tubuhku sendiri? pikir Caca.

Caca menghela napas. "Sebenarnya akan lebih gampang kalau kau memberitahu pemiliknya bahwa kita bukan pasangan."

Daniel mengangkat bahunya, tidak peduli. "Kalaupun kujelaskan padanya tentang hubungan kerja kita, aku ragu akan ada bedanya. Hanya ada satu kamar di sini. Selain itu, kau wanita cantik, Caca, sementara aku pria berdarah panas," ia menjelaskan dengan sabar. Kerutan Caca tidak mengurangi sedikit pun kecantikannya yang lembut.

Rambutnya sudah mengering, jatuh seperti gelombang sutra di atas bahu, mata cokelatnya gelap dan dalam; pipinya kembali merona, dan bibirnya penuh serta mengundang di atas dagu yang lancip.

Caca cantik. Sangat cantik. Jadi, mengapa hubungan mereka tetap platonis selama setahun terakhir ini?

Karena Daniel tahu, Caca benar - benar asisten pribadi terbaik di belahan bumi barat, dan pergeseran hubungan ke arah fisik pasti membuat hubungan profesional mereka jadi sangat rumit, atau malah berakhir sama sekali.

Selain itu, Caca jelas masih berkabung atas kematian si jahat Simmington-Browne.

Beberapa kali Daniel tergoda untuk menghancurkan ilusi indah Caca tentang mendiang tunangannya. Tapi, ia selalu berhasil menolak godaan tersebut. Lagi pula, tidak ada jaminan Caca akan percaya padanya; tampaknya dia telah menempatkan Simmington-Browne sebagai tumpuan khusus sejak tahun lalu, sampai tak ada pria lainnya dalam hidup wanita itu sejak tunangannya meninggal.

Untungnya, rahasia Simmington-Browne ikut pergi bersama lelaki itu. Daniel memutuskan untuk menyimpan informasi mengenai Simmington-Browne beberapa bulan setelah kematian laki - laki itu. Dan, ia akan terus menyimpannya sendiri.

Kecuali jika Caca mendorongnya untuk bertindak sebaliknya ....

"Seharusnya kau tetap berusaha menjelaskan perihal hubungan kita," tegas Caca keras kepala. "Tapi, sudah terlambat sekarang." Caca meringis.

"Tentu saja," gerutu Daniel tak acuh.

Tatapan Caca dingin. "Sebaiknya kita kembali ke ruang bawah.Makan malam mungkin sudah siap sekarang."

"Aku akan menyusulmu beberapa menit lagi," jawab Daniel letih. "Aku juga perlu membersihkan diri sebelum makan," tambahnya tegas saat Caca berhenti dan menatapnya penuh selidik. "Apa kita juga akan memakai kamar mandi yang sama dengan Jim dan istrinya?"

"Sepertinya begitu," Caca mengangguk. Kamar mandi yang ia gunakan sebelumnya berada di dekat lorong, dan berisi peralatan mandi untuk pria maupun wanita. "Mereka sudah sangat baik menawari kita untuk menggunakan kamar tidur putrinya."

Daniel mengangguk. "Sebaiknya, kau menyampaikannya nanti saat di lantai bawah."

"Memang itu maksudku," sergah Caca, matanya berkilat jengkel mendengar komentar Daniel. "Kaulah yang membuatku kesal, Daniel, bukan Jim dan istrinya."

"Wah,bagus kalau begitu," ujarnya datar.

"Kau benar - benar keterlaluan!" kata Caca dengan tidak sabar.

Daniel mengangkat bahu tidak peduli. "Ya, konon aku memang seperti itu."

Kemudian, Caca teringat sesuatu. Ia akan bertemu Aunt Mae beberapa hari lagi. Tentunya dia tidak akan mengira Caca dan Daniel tidur di kamar yang sama, kan ... ?

"Kuduga Aunt Mae tahu bahwa kita harus tidur di kamar berbeda, kan?" ujar Caca ketus.

"Sangat." Daniel diam - diam menatapnya sambil tertawa. "Bahkan, kau mungkin akan mengejutkan Aunt Mae."

Caca menatapnya was was. "Maksudmu?"

Daniel mengangkat bahunya tak acuh. "Aku yakin dia beranggapan kau berumur lebih tua daripada yang sebenarnya."

Kerutan di mulut Caca semakin dalam. "Dan kenapa dia berpikir seperti itu?"

Daniel menaikkan alis. "Mungkin karena deskripsi 'formal, sangat profesional, dan efisien' terdengar seperti wanita yang lebih tua."

Mata Caca melebar. "Itukah yang kau katakan kepada bibimu tentang aku?"

"Kau tidak setuju bahwa gambaranku pas?"

Ya, memang pas. Hanya saja kedengarannya begitu membosankan, aku Caca sedih. Tanpa emosi dan membosankan, bahkan sangat membosankan. Terdengar seperti wanita yang berumur dua kali usianya!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!