EPISODE 2

Caca merasa sangat diremehkan ketika dalam salah satu kunjungan mendadaknya ke Tarrington Park enam bulan yang lalu, Daniel dengan tenang memberitahunya bahwa ia telah mengangkat pengurus rumah tangga untuk the gate bouse. Bukan berarti mereka tidak perlu mempekerjakan sescorang untuk mengurus rumah tersebut; Caca hanya tidak suka merasa berutang budi lagi pada Daniel.

Keseharan ibunya sekarang jauh lebih baik daripada tahun lalu. Skandal kebangkrutan yang terungkap setelah kematian Miles akhirnya mereda schingga mungkinkan pemulihan emosi Marjorie meskipun belum seperti Caca harapkan.

Tapi ibunya dan Mrs. Ferguson hampir sebaya dan sekarang sudah akrab. Artinya, tidak ada lagi yang Caca perlu khawatirkan saat harus meninggalkan Marjorie selama beberapa hari. "Aku tidak marah," katanya, meyakinkan Daniel dengan sikap dingin. "Aku hanya berharap kau merundingkannya dulu denganku. Itu saja."

"Jika kurundingkan, kau pasti menolak. Aku memutuskan untuk tidak mendebat hal ini." Daniel memotong Caca dengan arogansinya seperti biasa. "Aku membuatmu sibuk di sini, lagi pula gate bouse terlalu besar untuk dikelola ibumu sendirian."

"Tidak usah repot-repot menjelaskan, Daniel." desah Caca. "Kita berdua sama-sama tahu, di mata ibuku kau tidak pernah salah."

Daniel mengangkat alisnya. "Yah, harus bagaimana lagi? Wanita-wanita usia tertentu memang menyukaiku."

Bagi Caca, kunjungan Daniel menemui ibunya setiap kali datang ke Tarrington Park benar-benar mengejutkan. Sikapnya terhadap Marjorie selalu hangat dan penuh perhatian. Daniel sendiri menyaksikan perjuangan ibunya membesarkan putra semata wayangnya dulu. Mungkin itu menjelaskan alasan ia memiliki perasaan halus terhadap Marjorie. Apa pun alasannya, Daniel memiliki kasih sayang tulus untuk Marjorie, dan tak sungkan melontarkan pujian.

Mulut Caca berkerut, "Menurut surat kabar, begitulah perempuan pada umumnyal"

"Oh, sudahlah Caca." Daniel cemberut. "Kau tidak bisa menyangkal bahwa kehadiran Mrs. Ferguson benar-benar membantu Marjorie."

"Aku tidak menyangkal apa pun." Caca menatap Daniel lekat-lekat. "Apakah hidup selalu terasa mudah untukmu--jika ada yang tidak beres, kau tinggal merogoh kantong dan memperbaikinya?" Karena dibesarkan di Tarrington Park, dengan limpahan kasih sayang orangtua yang memanjakannya, Caca bahkan tidak bisa membayangkan kehidupan Daniel semasa kecil dan remaja. Di sekeliling pria itu ada banyak kasih sayang, berawal dari ibu kandungnya, kemudian dari Aunt Mae setelah Daniel akhirnya menjadi yatim piatu saat berusia lima belas tahun. Namun, tidak pernah ada uang yang terbuang untuk "memperbaiki" apa pun. Salah satu manfaat dari kekayaan yang dimilikinya sekarang adalah Daniel bisa membeli semua keinginannya; bisa melakukan semua kemauannya kapan saja dia menghendakinya. Dan, biasanya memang demikian...

Caca tidak pernah mengeluhkan jam kerja yang panjang demi membawa perubahan pada Tarrington Park. Akan tetapi, pada kunjungan-kunjungan singkatnya Daniel menyadari kekhawatiran Caca terbadap ibunya yang sering ditinggal sendiri. Bagi Daniel, pemecahan masalah tersebut cukup mudah, yaitu dengan mempekerjakan pengurus rumah tangga. Dan, siapa pun yang melibat reaksi Caca wakou itu akan berpikir bahwa Daniel tengah berusaha pindah ke gate house untuk tinggal bersama Caca!

"Masalahnya tidak selalu tentang uang, Vanessa.” jelasnya datar. "Tapi, sepertinya tidak ada gunanya kujelaskan karena kau akan tetap bertahan dengan pendapatmu."

Pipi Caca semakin merona. "Aku wanita mandiri. Daniel, bukan keras kepala. Ada perbedaan antara keduanya."

Bibirnya menipis. "Apa kau mampu mempekerjakan pengurus rumah tangga?"

"Tentu saja kau tahu jawabanku."

"Jadi, berhentilah mengomel hanya karena aku mampu mempekerjakan pengurus rumah tangga! Inilah waktu yang tepat untuk mempekerjakannya, terutama karena ada perkembangan baru di Skotlandia."

"Daniel, kau tidak benar-benar berharap aku pindah ke Edinburgh untuk mengawasi renovasinya jika kau membeli kastel itu, kan?" Caca tersentak saat ide tersebut terlintas dalam benaknya. Wajahnya tampak ngeri bercampur tidak percaya pada kemungkinan tersebut.

"Tentu saja tidak," goda Daniel. "Mungkin kau harus tinggal di sana selama beberapa minggu, tapi tidak benar-benar pindah ke sana." Daniel melemparkan sorot mata menantang. Caca membalas tatapan pria itu. "Apa itu alasan sebenarnya kau mempekerjakan Mrs. Ferguson?"

Daniel mengatupkan bibirnya. "Apa maksudmu?"

Caca menyeringai, "Kau mempekerjakan Mrs. Ferguson karena tahu bahwa jika Tarrington Park dibuka, kehadiranku tidak lagi dibutuhkan di sini."

"Menurutmu aku begitu?" Suara Daniel terdengar lembut namun menyiratkan ancaman

"Tentu saja!"

"Caca, entah apa yang sudah kulakukan hingga membuatmu menganggap setiap kepurusanku bertujuan untuk menipumu."

"Kenapa kita tidak mulai dengan kenyataan bahwa kau memaksaku bekerja untukmu?"

"Kau bisa mengubahnya dengan mengundurkan diri kapan saja!" Daniel meyakinkannya dengan dingin.

Caca mengerutkan kening. Tatapan mereka terkunci dalam adu keinginan, tuduhan Caca dan tantangan Daniel.

Caca yang pertama mengalihkan tatapan. "Apa kau ingin aku memesan kamar hotel di Edinburgh untuk tiga malam?" tanyanya kaku.

"Kita tidak akan bermalam di hotel satu malam pun, "kata Daniel singkat. "Aku telah mengaturnya sendiri," tambahnya dengan nada menggoda saat Caca mengangkat alisnya penasaran.

Wanita itu mengangkat bahunya. "Aku harus tahu di mana kita tinggal sehingga bisa mengabari ibuku." Daniel mengangguk tiba-tiba, jelas masih kesal akan tuduhan sebelumnya tentang bermuka dua. "Kita akan bermalam di rumah Aunt Mae, dekat Ayr, besok malam. Kemudian, aku sudah memesan--"

“Di tempat bibimu, Aunt Mae..." Caca mengulangi kata-kata Daniel, perutnya seperti tertohok sesuatu.

Daniel mengangkat alisnya angkuh. "Ada masalah? "

Sebenarnya bukan masalah. Lebih tepatnya keberatan. Cukup mudah bagi Caca untuk menjaga jarak dengan Daniel selama kunjungannya ke Tarrington Park, ketika urusan mereka hanyalah bisnis. Bermalam bersama pria itu di rumah salah satu keluarga Daniel akan terasa terlalu intim hingga mengganggu kenyamanan, tepatnya kenyamanan Caca.

Caca menggeleng. "Aku yakin bibimu tidak ingin kehadiran salah sacu karyawanmu mengganggu kunjunganmu."

"Justru sebaliknya," gerutu Daniel mengejek, "Dia berharap untuk bertemu denganmu."

Mata Caca melebar. "Benarkah?"

"Tentu saja," Daniel mengangguk dengan puas. "Dia sangat ingin bertemu dengan perempuan yang berhasil bersabar menghadapiku setahun terakhir ini."

"Maksudmu, sebagai karyawanmu, kan?" tanya Caca parau.

"Tentu saja sebagai karyawanku," goda Daniel, matanya yang indah mengolok-olok. "Asisten pribadiku hanya bertahan sepuluh bulan."

"Aku tidak tahu bahwa…” Caca tak melanjutkan ucapannya. Memang jadwal kerja menuntutnya untuk menyesuaikan dengan jam kerja Daniel yang panjang. Artinya, jam kerja Caca sering mengikuti jam kerja panjang Daniel. Tapi, Caca tidak bisa menyangkal bahwa tahun lalu rasanya benar-benar mengasyikkan hingga berujung pada kepuasan luar biasa saat Tarrington Park akhirnya dibuka sebagai hotel dan pusat konferensi, suatu kesuksesan besar dalam waktu yang singkat.

Daniel mengangkat bahunya. "Aku tidak merasa itu penting!"

"Sebenarnya apa sih yang kaulakukan pada asisten pribadi sebelumnya?" tanya Caca datar.

"Tidak ada sama sekali," jawabnya kasar.

"Ah." Caca mengangguk pelan, perutnya terasa tegang. "Jadi itu masalahnya?"

"Sepertinya begitu." Daniel mengangguk singkat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!