Daniel Harrison mengangkat bahu lebarnya. “Aku tidak akan mempekerjakanmu sebagai asisten pribadi tanpa terlebih dulu bicara dengan atasanmu yang dulu.”
“Masih atasanku saat ini!” koreksi Caca sambil menggeleng – geleng tidak sabar saat menatap tajam Daniel. “Kau sama sekali tidak berhak bertanya pada Gerald.”
“Aku sangat berhak melakukannya,” potong Daniel Harrison dengan tatapan dingin dan keras. “Aku tidak akan mempekerjakan seseorang karena penampilannya. Itu sama seperti membeli mobil hanya karena desainnya yang menarik!”
Mulut Caca mengatup. “Aku tidak yakin itu ejekan atau pujian!”
“Ini fakta,” kata Daniel serak. “Kau bisa saja pekerja yang tidak kompeten dan menjalin hubungan intim dengan Gerald Wickham demi mempertahankan pekerjaan!”
Daniel tidak menyukai kemungkinan tersebut, yang sudah pasti jauh dari gaya dan tingkat sosial kelas atas Vanessa Buttonfield. Seperti diketahui, tiga bulan lalu Vanessa masih bertunangan dengan Simmington – Browne. Meskipun demikian, bisa saja Vanessa berhubungan intim dengan atasannya. Tapi, hanya dari satu pertemuan dengan Gerald Wickham. Daniel yakin perlakuan pria tersebut pada Vanessa layaknya seorang paman memanjakan keponakan favoritnya, bukan sebagai wanita simpanan untuk kesenangan pribadi.
Daniel juga tidak tahu kenapa informasi itu penting baginya. Ia akui, kode etik pribadinya menyangkut karyawan wanita memaksanya untuk tidak terlibat akrab dengan mereka, tetapi ia juga sadar bahwa banyak orang di posisinya yang berpendapat berbeda.
Caca tidak tahu harus mengamuk atau cukup geram saja menghadapi sikap tenang pria ini. Mungkin sebaiknya ia menunjukkan sikap meremehkan untuk situasi ini.
“Sepertinya Gerald telah menjawab rasa ingin tahumu?”
“Sangat,” Daniel Harrison membenarkan.
Caca menatapnya dengan frustasi. “Aku sangat puas dengan pekerjaanku saat ini, Tuan Harrison. Ibukku mendapat tawaran untuk tinggal di pondok di desa. Dan istal sewaan di sini setuju untuk menjaga kudaku. Jadi, Tuan Harrison-“
“Sudah kubilang, aku tidak akan menggunakan gate house, jadi, tempat itu tidak menarik uang sewa.Kudamu juga akan dikandangkan secara gratis. Dan,” lanjutnya sebelum Caca sempat memotong, “apa kau benar – benar yakin, wanita dengan kesehatan mental yang rentan seperti ibumu siap pindah ke desa, padahal keluarganya telah lama dianggap sebagai bangsawan oleh penduduk di sini?”
Caca terpaku. Kecelakaan mobil yang menewaskan ayah serta tunangannya adalah pukulan yang sangat berat pada saat itu. Pada awalnya, ia harus sepenuhnya memikirkan kondisi ibunya, dan itu membantu Caca mengatasi kesedihannya sendiri. Berita yang datang beberapa hari kemudian tentang kebangkrutan perusahaan ayahnya merupakan satu pukulan yang tidak ia duga.
Ibunya tidak dapat mengatasinya dengan baik. Kehilangan suami yang telah mendampinginya selama tiga puluh tahun, kemudian disusul kenyataan bahwa tak lama lagi dia juga akan kehilangan rumahnya, membuat Marjorie mengalami situasi mental yang sangat tidak menentu. Satu pukulan lagi untuk Caca yang menyadarkannya bahwa kemungkinan mental ibunya akan semakin jatuh.
Beberapa minggu terakhir ini merupakan mimpi buruk karena Caca sudah berusaha untuk tetap mengunjungi ibunya pada akhir pekan sambil tetap memenuhi tuntutan pekerjaannya di London sebagai asisten pribadi Gerald selama hari kerja. Caca menyadari tekanan ini mulai memperlihatkan dampaknya setelah tiga bulan, baik secara emosional maupun fisik.
Sebenarnya, ibunya akan jauh lebih bahagia jika Caca kembali tinggal bersamanya di Hampshire, terutama jika mereka diizinkan untuk tinggal di gate house Tarrington Park. Caca juga akan lebih bahagia mengetahui ibunya merasa nyamam. Tapi, bayangan bahwa ia akan menjadi asisten pribadi Daniel Harrison menahan Caca dari menerima tawaran pria itu.
Itulah masalahnya, selain bahwa ia benar – benar tidak suka atau tidak mempercayai Daniel. Ia tidak nyaman berada di dekat – dekat Daniel Harrison. Vanessa tahu, bukan hanya tampilan Daniel menyerupai gunung es, tetapi sifatnya juga demikian.
Caca menatapnya dingin. “Aku tidak yakin sanggup bekerja untuk seseorang yang memanfaatkan kelemahan orang lain untuk mendapatkan keinginannya.”
Daniel tersenyum mencemooh. “Menurutku, tugasmu tidak membuatmu harus menyukaiku!”
“Siapa tahu,” gerutu Caca sinis. “ Bisakah kau ceritakan gambaran pekerjaan tersebut?”
Daniel mengangkat bahu acuh tak acuh. “Sudah jelas sama seperti tugas yang kau kerjakan saat ini. Selain itu, setelah kau mulai bekerja, kita akan menghabiskan sebagian besar waktu di sini agar tahun depan Tarrington Park bisa berubah menjadi salah satu hotel dan pusat konferensi Harrison Holding yang paling bergengsi. Aku harus berkantor di London sesekali, serta meluangkan waktu untuk mengunjungi hotel – hotelku yang lain. Tetapi, aku ingin turun tangan langsung dan mengawasi setiap detail perubahan bangunan.”
“Bukan berarti harus ada banyak perubahan, mengingat bangunan ini juga sudah cocok dengan apa yang ada dalam pikiranku. Aku ingin kau menangani dekorasinya. Biasanya aku menyewa satu tim di London, tapi kau lebih mengenal bangunan ini dibanding siapa pun. Masukanmu akan sangat berguna terutama untuk urusan perabot dan dekorasi kamar yang gayanya melengkapi fasilitas – fasilitas di gedung ini. Kuharap, dengan bantuanmu, Vanessa, Tarrington Park akan menjadi hotel – spa serta pusat konferensi termewah di negara ini.”
Gelombang kegembiraan menerpa Caca ketika Daniel Harrison menjelaskan rencananya untuk rumah yang ia huni sejak kecil. Tentu saja Caca lebih suka jika tidak menjual Tarrington Park sehingga ibunya bisa terus tinggal di sini, tapi setelah beberapa bulan berlalu Caca tahu bahwa itu tidak mungkin. Dengan menjual Tarrington Park, mereka akan mampu melunasi utang – utang ayahnya. Selain itu, meskipun Caca sangat tidak ingin mendapat pembeli seperti Daniel Harrison, pekerjaan yang ditawarkan pria itu memberinya kesempatan untuk melontarkan saran terhadap perubahan dan dekorasi yang akan dilakukan. Ibunya juga akan tetap tinggal di perkebunan, meskipun hanya di gate house yang jauh lebih kecil dari rumah utama.
Kebimbangan Caca dengan mudahnya terbaca. “Akui saja, Vanessa, ide ini menggoda, kan?”olok Daniel.
Mata Caca berkelebat muram. “Idenya mungkin menggoda,” jawabnya berang. “Tapi kenyataan berbeda. Aku benar – benar tidak yakin bisa bekerja untukmu.”
Daniel menyipitkan mata. “Kenapa tidak? Oke, coba kutebak,” sergahnya. “Seseorang berlatar belakang istimewa sepertimu tidak menyukai gagasan harus bekerja untuk orang sepertiku!”
Caca berkedip. “Orang ‘sepertimu’…?”
“Jelas kau sama seperti pembaca koran tabloid lainnya yang tahu tentang latar belakangku,” kata Daniel dengan suara serak.
Selama bertahun – tahun, pers menghadirkan banyak fakta bahwa lima belas tahun lalu Daniel memulai semuanya dari nol, hanya berbekal ketajaman otak dan tekad untuk berhasil. Bahwa, meskipun saat ini seorang multijutawan, ia dibesrkan tanpa ayah di permukiman kumuh Glasglow dan meninggalkan sekolah pada usia enam belas tahun untuk bekerja sebagai buruh bangunan.
Dalam waktu empat tahun ia memiliki perusahaan sendiri, membeli properti yang hampir ambruk dan mengubahnya menjadi hotel yang setiap bangunannya lebih mewah daripada sebelumnya. Sekarang Daniel memiliki puluhan properti di seluruh dunia.
Sepanjang itu pula aksen Glaswegian-nya hilang. Ia belajar memakai jas Armani, seolah memang terlahir dalam balutan jas tersebut dan bergaul dengan luwes di kalangan bangsawan seperti halnya saat berada di antara pegawainya.
Vanessa Buttonfield tampak kebingungan dengan tatapan Daniel yang penuh sangkaan. “Kenapa aku harus mempermasalahkan latar belakang?”
Ya, kenapa? Daniel memaki dirinya sendiri, tersadar bahwa ia baru saja mengungkapkan kelemahannya. Sejauh ini, Vanessa Buttonfield sudah mempunyai cukup alasan untuk tidak menyukai Daniel. Pria ini orang kaya baru yang bermaksud membeli rumah keluarganya dan mengubahnya menjadi bisnis yang menguntungkan. Namun, informasi ini justru membantu Caca memahami bahwa latar belakang mereka begitu berbeda. Wajar tawaran Daniel terasa mustahil.
Bahu Daniel tak lagi kaku meskipun bias amarah masih tertinggal. “Aku ingin mendengar keputusanmu sekarang juga, Vanessa,” jawab Daniel tidak sabar. “Jadi, bagaimana? Segera terima atau tolak pekerjaan ini.”
Caca ingin menolak pekerjaan ini. Setiap jengkal tubuh Caca menyuruhnya menolak pekerjaan ini. Tetapi bayangan tentang perubahan yang dialami ibunya selama tiga bulan terakhir ini, kondisi emosionalnya yang rapuh, terutama kondisi mental, telah cukup memberi Caca waktu berpikir.
Tawaran kerja dari Daniel Harrison akan mengatasi masalah – masalah semacam itu. Selain itu, tidak masuk akal jika dia menolak tawaran itu hanya karena dia merasa tidak nyaman dengan keberadaan Daniel Harrison.
Caca menarik napas dalam – dalam. “Baik, aku akan menerima tawaranmu, Tuan Harrison. Tapi dalam kontrak kerja Gerald disebutkan bahwa aku harus mengajukan ‘pemberitahuan berhenti kerja tiga bulan sebelumnya’,” tambahnya saat mata indah Daniel memancarkan sinar kemenangan.
Daniel Harrison terlihat senang. “Tidak apa – apa, aku bisa memahaminya.”
Caca hanya berharap ia bisa menjalani konsekuensi dari keputusannya ini…
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Lia Anggraini
bener bener ini novel.....aku kemana aja ya sampe gak sadar ada novel sekeren ini... kok baru tau skrg.... 🤨😌
2022-01-02
1
Yenie Yul Rompis
suka😍
2022-01-01
1